Organ Oh Alida
Organ Oh Alida
By :
CITRA DEWI
Alkil Halida
Alkil Halida: adalah senyawa-senyawa yang mengandung halogen yang
terikat pada atom karbon jenuh (atom karbon yang
terhibridisasi sp3).
R C X X
X
alkil halida aril halida vinilik halida
2
Alkil Halida / Organohalogen
• Senyawa halogen organik banyak terdapat di
alam, (500 senyawa telah ditemukan dalam
ganggang dan organisme laut lain).
• Juga berkembang pesat untuk penggunaan
dalam industri
Sifat Fisis Alkil Halida
• Senyawa polar
• Atom halogen lebih elektronegatif daripada atom C
• Ikatan C-X menjadi polar; atom C bermuatan parsial
positif (δ+), sedangkan halogen bermuatan parsial
negatif (δ-). Akibatnya atom C berfungsi sebagai
elektrofil pada reaksi polar
• Titik didih lebih tinggi dibandingkan alkana yang setara
• Berupa cairan yang tidak larut air;
• Alkil halida tidak dapat membentuk ikatan hidrogen
dengan molekul air
• Massa jenis lebih besar daripada air.
Sifat Alkil Halida
Kimia Organik I
STRUKTUR ALKIL HALIDA
Ikatan C-X (karbon-halogen) : overlap antara orbital hibrid sp3C dengan orbital
halogen C mempunyai geometri tetrahedral dengan sudut ikatan ±109o.
↓
Halogen lebih elektronegatif dibanding karbon:
Ikatan C – X akan terpolarisasi: elektron ikatan ditarik lebih ke arah halogen
(x) dibanding ke arah karbon (c)
Karbon bermuatan positif parsial dan halogen negatif parsial (-)
C ----X
Karena atom karbon terpolarisasi positif, maka alkil halida adalah suatu elektrofil.
ELEKTROFIL (= suka elektron) : yaitu suatu reagen yang miskin elektron (electron-poor)
dan dapat membentuk ikatan dengan menerima sepasang elektron dari suatu reagen
yang kaya elektron(elektron-rich-reagent).
5-Bromo-2,4-dimetilheptana 2-Bromo-4,5-dimetilheptana
9
- Bila atom halogen yang sama > 1: awalan di-, tri-, tetra-, dst.
1,2-dikloro-3-metilbutana
1-Bromo-3-Chloro-4-metilheksana
10
- Bila rantai utama dapat diberi nomor dari kedua ujungnya:
penomoran dimulai dari ujung terdekat dengan substituen dgn
urutan abjad dahulu.
2-Bromo-5-metilheksana
(bukan 5-metil-2-bromoheksana)
11
Pembuatan Alkil Halida (1)
Dari Alkana
• Mengikuti mekanisme reaksi substitusi radikal
bebas (yang terdiri dari tiga tahapan reaksi :
inisiasi, propagasi, dan terminasi)
• Pembentukan alkil halida tergantung kestabilan
radikal
(3o R. > 2o R. > 1o R. > H3C.)
Pembuatan Alkil Halida (2)
Dari Alkena : Brominasi gugus alilik
1. Dengan pereaksi HX atau X2 (adisi Markovnikov)
14
Aturan Markovnikov:
Pada adisi HX pada alkena tak simetris:
atom H akan terikat pada C dengan substituen alkil lebih sedikit,
atom X akan terikat pada C ikatan rangkap yang mempunyai substituen alkil
lebih banyak.
Mekanisme reaksi
Stabilitas karbokation (ion karbonium): tersier > sekunder > primer > metil
15
Pembuatan Alkil Halida (3)
Dari alkohol
Merupakan metode paling umum dipilih
1. Dengan pereaksi asam halida (HCl, HBr, HI)
• paling mudah terjadi pada alkohol tersier
• pada alkohol primer dan sekunder reaksi lebih lambat dan perlu pemanasan
Pembuatan Alkil Halida (4)
2. Dengan pereaksi tionil klorida (SOCl2)atau PBr3
• terutama untuk alkohol primer dan alkohol sekunder
memberikan hasil tinggi
• tidak bereaksi dengan gugus fungsi lain (eter, karbonil,
aromatis)
• tidak terjadi tata-ulang karbonium
REAKSI-REAKSI ALKIL HALIDA
18
Reaksi Alkil Halida
1. PEMBUATAN REAGEN GRIGNARD :
Antara alkil halida (RX) dan logam Mg, dlm
pelarut eter atau tetrahidrofuran (THF)
menghasilkan suatu alkilmagnesium halida
(RMgX); disebut (Reagen Grignard)
François Auguste
Victor Grignard, -Elektronegativitas Mg < C
Nobel Laureat 1916 -C terpolarisasi negatif
C -- Mg
-bersifat sebagai Nukleofil
19
• Dengan adanya air, pereaksi Grignard tereduksi
menjadi alkana
2. Pembentukan alkil lithium
Dengan mereaksikan logam lithium (Li) dengan alkil halida.
Contoh:
h
exa
ne
C
H C
3 H2CHC
2 H2Br +2L
i C
H3CH
2CH
2CH
2Li +L
iBr
1-bro
m ob
u ta
ne B
uty
llith
ium=B
uLi
h
exa
ne
C
l +2L
i L
i +L
iCl
c
hlo
rob
enz
ene p
hen
yllith
ium
21
REAKSI SUBSTITUSI NUKLEOFILIK dan REAKSI ELIMINASI
Ciri reaksi:
- serangan nukleofil dari arah ‘belakang’
- reaksi berjalan satu step, tanpa intermediate
- Terjadi inversi konfigurasi (Inversi Walden)
22
Subtitusi Nukleofilik
Reaksi Umum :
R X Y- R Y X-
Mekanisme
SN1 SN2
Gugus Pergi (Leaving groups)
Reaksi R X + Y R Y + X K>1
umum : stronger
Basa kuat weaker
Basa
base base
lemah
Contoh :
Br + NaF F + NaBr
SBkuat
Basa WB
Basa
lemah
acetone
+ NaI + NaBr (s)
Br I
WB SB
Mekanisme reaksi:
Transistion state: tingkat transisi berenergi tinggi (tidak stabil dan tidak
dapat diisolasi), melalui terbentuknya secara parsial ikatan C-Nu dan
putusnya ikatan C-X.
25
DIAGRAM ENERGI REAKSI SN2
26
Laju reaksi kimia ditentukan oleh ∆G, yaitu perbedaan energi antara reaktan
dan tingkat transisi.
27
HAL–HAL YANG BERPENGARUH PADA REAKSI SN2 :
1.Hambatan sterik
2.Reaktivitas nukleofil
3.Reaktivitas ‘Leaving group’(= gugus pergi)
4.Solven
1. Hambatan sterik
30
3. REAKTIVITAS ‘LEAVING GROUP’
Basa yang lemah (anion yang diturunkan dari asam yang kuat merupakan
‘Leaving group’ yang kuat.
31
4. EFEK SOLVEN
• Reaksi SN2 berjalan lambat dalam solven protik (hidroksilik), seperti H2O,
R-OH (alkohol), dsb.
• Protik solven menurunkan reaktivitas kebanyakan nukleofil melalui ikatan
hidrogen (hidrogen bonding), yang akan menstabilkan nukleofil ( sehingga
E ↓ → dan ∆G ↑) kurang reaktif.
32
Sebaliknya, solven aprotik (nonhidroksilik) yang polar akan meningkatkan
efektivitas nukleofil, dan reaksi SN2 akan berjalan lebih cepat.
33
__ aprotik solven
---- protik solven
REAKSI SN1
•Unimolekuler, hanya satu molekul yang terlibat dalam step (tahap) penentu
laju. |
•Reaksi SN1 mengikuti kinetika reaksi orde pertama, laju reaksi = K [RX]
•Dalam reaksi SN1, ‘Leaving group’ secara spontan terdisosiasi menghasilkan
karbokation (ion karbonium), diikuti serangan yang cepat dari nukleofil (reaksi 2
step)
•Terjadi rasemisasi konfigurasi pada atom karbon
Intermediet (=zat antara = zantara) adalah suatu molekul stabil, dapat diisolasi
yang terbentuk pada proses reaksi.
A+B→C→D+E C = intermediet.
35
Mekanisme reaksi SN1
36
HAL-HAL YANG BERPENGARUH PADA REAKSI SN1
1. Substrat
Semakin stabil intemediet karbonation, semakin cepat reaksi SN1.
Urutan stabilitas karbokation tersier, sekunder, primer dan karbonium metil adalah :
38
2. Leaving group(gugus pergi)
Reaksi SN1 sering dilakukan dibawah kondisi asam, dan air netral akan
dilepas sebagai leaving group. Pada kasus ini, alkohol akan terprotonasi
dan melepaskan air untuk membentuk ion karbonium.
39
3. NUKLEOFIL
Berbeda dengan reaksi SN2 dalam reaksi SN1, nukleofil tidak memainkan
peranan utama. Mengapa??
Mis: pada reaksi t-butil alkhol → t-butil klorida, laju reaksinya sama,
apakah X nya Cl, Br atau I.
4. SOLVENT
40
Anion (nukleofil) yang tersolvasi Solvasi karbokation oleh air
__ aprotik solven
---- protik solven
Pada reaksi SN1, reaksi berjalan baik pada polar protik soven, karena tingkat
energi transition-state lebih diturunkan dibanding energi ground-state dari
nukleofil.
42
Eliminasi
Reaksi Umum :
H X
C C + B C C + BH + X
basa kuat
alkil halida produk
(alkena)
Mekanisme
E1 E2
2 macam reaksi yang mungkin terjadi bila suatu nukleofil (basa Lewis) menyerang
alkil halida :
45
REAKSI E1 (= Reaksi Eliminasi Unimolekuler)
Reaksi E1 mengikuti kinetika orde kedua karena baik nukleofil (basa) dan alkil
halida terlibat dalam tahap penentu laju.
Laju reaksi = K [ RX ]
46
Mekanisme reaksi E1
47
TERIMA KASIH
&
Selamat belajar ^^