KELOMPOK TIGA
BUAH
CONTOH
Definisi Sayur
S AY U R
GENETIK
C A H AYA
EKSTERNAL
SUHU
FAKTOR EKSTERNAL
TA N A H
Tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan optimal
bila kondisi tanah tempat hidupnya sesuai dengan
kebutuhan nutrisi dan unsur hara.
FASE HIDUP
SAYURAN DAN
BUAH-BUAHAN
SEGAR
https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/sayur-buah-segar-
atau-beku-yang-sehat/
Kematangan Fisiologis Komoditas Pada Berbagai Tk.
Kematangan Komersial
FASE HIDUP UTAMA
• Pertumbuhan
• Maturasi
• Senesensi
• f A S E P E RT U M B U H A N 2 . FA S E M AT U R A S I
3. fASE senesensi
Suhu
Ketersediaan
Substrat
Ketersediaan
Oksigen
Sumber gambar:
https://id.lovepik.com/
Laju Respirasi Sayuran dibedakan atas,
(Wisaniyasa, 2007)
Laju respirasi tinggi, umumnya terjadi pada jaringan muda yg aktif tumbuh.
Laju respirasi sedang, umumnya terjadi antara lain pada sayuran daun.
Contoh: kubis.
Sumber gambar:
https:https://id.pngtree.com/
Laju Respirasi Buah
(Wisaniyasa, 2007)
K L M A T E R I K N O N K L I M A T E R I
K
Sumber gambar:
https:https://id.pngtree.com/
Kurva menunjukan tiap periode
perkembangan, Laju respirasi buah
non-klimaterik cenderung menurun di
awal perkembangan sel dan cenderung
konstan pada periode perkembangan
berikutnya. Sementara buah Klimaterik
mengalami kenaikan laju respirasi pada
periode pematangan. Dan laju respirasi
klimaterik lebih tinggi daripada laju
respirasi non-klimaterik.
(Wisaniyasa, 2007)
K L M A T E R I K N O N K L M A T E R I
K
Apel (Malus sylvestris)
Apricot (Prunus armeniaca)
Cherri (Prunus avium)
Apokat (Persea americana)
K L M A T E R I K
Pantastico (1986) Kata klimakterik dikemukakan oleh Kidd dan West (1925) yang melakukan
percobaan dengan menggunakan buah apel varietas Bramly Seedling pada suhu 54 oF. Diamatinya
bahwa produksi CO2 lambat dan agak konstan dalam waktu tertentu, tetapi kemudian dengan tiba-tiba
meningkat sampai pada suatu puncak (klimak) dan kegiatan meningkat tersebut disebut klimakterik.
Sumber gambar:
https:https://id.pngtree.com/
Laju Respirasi
(Wisaniyasa, 2007)
N O N K L M A T E R I
K
Non-klimakterik didefinisikan sebagai kelompok buah-buahan yang selama proses
pematangan tidak terjadi lonjakan drastis kecepatan respirasi, sehingga karena tidak
terjadi percepatan kecepatan respirasi maka memungkinkan daya simpan produk lebih
lama.
Sumber gambar:
https:https://id.pngtree.com/
Berdasarkan pola produksi gas CO2, buah-buahan diklasifikasikan
menjadi tiga pola pernafasan
(Wisaniyasa, 2007)
Gradual Decrease Type, yaitu jenis yang menurun secara perlahan, dimana kecepatan respirasi menurun secara perlahan selama proses pematangan. Contoh : jeruk.
Temporary Rise Type, yaitu jenis yang meningkat secara temporer, dimana kecepatan respirasi meningkat secara temporer dan pematangan penuh akan terjadi setelah puncak respirasi tercapai. Contoh :
Late Peak Type, yaitu jenis yang mencapai puncak pernafasan terlambat,dimana kecepatan maksimum respirasi terjadi mulai dari keadaan matang penuh sampai saat sangat matang (over ripe). Contoh : stroberi
Sumber gambar:
https:https://id.pngtree.com/
BIOKIMIA RESPIRASI BUAH DAN SAYUR
Buah dan sayuran dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan laju respirasinya, yaitu klimaterik dan non-klimaterik.
Buah dan sayur klimaterik adalah buah yang memiliki kenaikan laju respirasi ke tingkat yang paling tinggi sebelum pemasakan, sehingga buah cepat
mengalami kerusakan atau pembusukan. Buah dan sayur non-klimaterik adalah buah yang tidak mengalami kenaikan atau perubahan laju respirasi. Proses
pematangan buah non-klimaterik terjadi saat buah masih berada pada pohonnya, sedangkan buah klimaterik akan cepat matang setelah buah dipanen.
Penelitian Mengenai Laju Respirasi Buah
K L M A T E R I K N O N K L I M A T E R I
K
Sumber gambar:
https:https://id.pngtree.com/
kelompok 3 agrin I 2021
Respirasi Quotient (RQ)
Perbandingan antara volu me CO2 yang diproduksi dengan volume O2 yang diperlukan pada oksidasi.
• B ila RQ antara 0,70 - 1,0 menandakan bahwa yang dioksidasi adalah campuran.
• Bila RQ lebih besar dari satu menunjukan bahwa substrat yang digunakan untuk respirasi
adalah asam-asam organik.
K L M A T E R I K
Produksi CO2 pada buah klimaterik (pisang)
penelitian Nurjanah (2002) , pada sampel buah pisang (klimaterik), hasil percobaan menunjukkan selama proses pemasakan pr oduksi gas CO2 cenderung meningkat dan mencapai titik puncak tertentu, kemudian menurun setelah proses pemasakan tersebut selesai.
Produksi CO2 tertinggi pada hari pertama terjadi akibat dari adanya kerusakan mekanis. Pisang dipotong sehingga menyebabkan
kerusakan mekanis dan kerusakan ini merupakan salah satu faktor yang dapat mempercepat produksi CO2 (Kays, 1991)
N O N K L M A T E R I
K
Produksi CO2 pada buah nonklimaterik (jeruk)
Pada penelitian laju respirasi yang dilakukan oleh Nurjanah (2002), pada sampel buah jeruk (non klimaterik), menunjukan bahwa Produksi CO2 pada buah non-klimaterik cenderung turun secara perlahan-lahan tanpa perubahan yang berarti kecuali adanya perubahan dari faktor
lingkungan.
TRANSPIRASI BUAH DAN SAYUR
transpirasi adalah hilangnya air dari organ tumbuhan, air tersebut menguap keluar
dari dinding sel. proses transpirasi harus diminimalisir untuk produk yang
dikonsumsi dalam kondisi segar karena jika transpirasi terus terjadi maka produk
akan layu, berkurang beratnya dan penampilannya tidak menarik. Hal tersebut
bisa terjadi karena berkurangnya kandungan air di dalam produk.
Perubahan-perubahan pada buah
dan sayur
P E R U B A H A N P I G M E N ( WA R N A )
P E R U B A H A N K A R B O H I D R AT
PERUBAHAN RASA
https://mimbaruntan.com/perkembangan-biokimia-pada-buah-dan-sayur/
- Antosianin (pembentuk warna merah, biru, ungu). Faktor pembentuknya yaitu konsentrasi pigmen, pH,
dan pigmen yang lain.
- Antoxatin (kuning dan putih), terdapat pada kentang dan bawang.
- Tanin (tidak berwarna), banyak terdapat pada buah apel, salak, dan pisang.
2. PERUBAHAN KARBOHIDRAT
c. Pektin
Dalam buah terdapat dalam zat pektat yang mudah terhodrolisis, akan mempengaruhi kekerasan (tekstur)
pada buah.
3. Perubahan Asam Organik
Berkurangnya derajat keasaman, dan bertambahnya kandungan gula (menciptakan rasa asam menjadi manis)
Rasio kadar asam dan gula menjadi indeks tingkat kematangan buah
Sumber gambar:
https://www.persagibandung.org/2
018/08/sayuran-dan-buah-lokal-
lebih-sehat
(Wisaniyasa, 2007)
1 Faktor-faktor prapanen
2 Cara pemanenan dan penanganan
(Wisaniyasa, 2007)
P E N Y I M PA N A N B AWA H
Sumber gambar:
TA N A H https://id.lovepik.com/
• Konstruksi khusus tidak diperlukan asal dilengkapi
dengan peralatan yang diperlukan untuk komoditi
tersebut.
• Mudah ditangani selama di dalam penyimpanan.
• Mempermudah sortasi menurut ukuran,
penyimpanan, dan pengemasan komoditi
(Wisaniyasa, 2007)
P E N Y I M PA N A N D A L A M
Sumber gambar:
GUDANG https://id.lovepik.com/
Penyimpanan dengan udara terkendali
(Wisaniyasa, 2007)
Peningkatan CO2 sebagai akibat respirasi dapat diturunkan konsentrasinya dengan NaOH.
Kadar CO2 yang terlalu tinggi dapat pula diturunkan dengan air. Cara ini lebih murah dan
kurang berbahaya daripada menggunakan NaO
Pembakaran metana dan propana akan menghasilkan CO2, O2, dan N2. Pembakaran ini akan
mengurangi pencemaran oleh CO (karbon monoksida). Udara terkendali konvensional
menggunakan air dan kapur tohor untuk mempertahankan kandungan CO2.
Penyimpanan dengan udara terkendali
(Wisaniyasa, 2007)
Udara terkendali dari luar dihasilkan oleh pembangkit Tectrol (Total Environment Control =
Pengendalian lingkungan menyeluruh). Tectrol mempunyai kelebihan daripada udara yang
dihasiklkan oleh komoditi, yaitu :
Pendinginan Pendahuluan
1 ( precooling ) ruangan
Sumber gambar:
3 Pengaturan Suhu
https://www.persagibandung.org/2
018/08/sayuran-dan-buah-lokal-
lebih-sehat
Daftar Pustaka
Canva.com
Darmawan. (2015). Pengaruh Berbagai Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Kakao (online) https://ppnp.e-
journal.id/agro/article/download/19/5 diakses pada 8 september 2021
Fennema, O. R. 1985. Food Chemistry 3rd Edition. Marcel Dekker Inc. New York [Online] Diakses dari
https://edisciplinas.usp.br/pluginfile.php/4937824/mod_folder/content/0/Fennema%E2%80%99s%20Food%20Chemistry-CRC%20Press
%20%282008%29%20-%204th%20Edition.pdfforcedownload=1 8 September 2021
Iskandar, David. (2011). Respirasi. [online]. Diakses dari http://blog.uad.ac.id/davidiskandar/2011/12/15/respirasi/Pada 8 September 2021
Kays, S. 1991. Postharvest Phisiology of Perishable Plant Product. AVI Book. New York. 532 p. [Online] Diakses dari
http://www.fao.org/3/cb2207en/CB2207EN.pdf Pada 8 September 2021
Muchtadi, Tien. Jenis dan Varietas Hortikultura [online] di http://repository.ut.ac.id/4603/1/PANG4226-M1.pdf pada 5 September 2021
Daftar Pustaka
Pantastico, E.R.B. 1986. Fisiologi Pasca Panen. Terjemahan. Penerbit Universsitas Gajah Mada. Yogyakarta. Connecticut. [Online] Diakses dari
https://agris.fao.org/agris-search/search.do?recordID=US8051295Wisaniyasa, W. Sudjatha Ni. (2017)Fisiologi an Teknologi Pascapanen (Buah
Dan Sayuran). Bali: Udayana University Press. [Online] Diakses dari
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/5a94de099035226762337819ae48a270.pdf. Pada 8 September 2021
Ryall, A. L. and Lipton, W. J. 1972. Handling, Transportation and Storage of Fruits andVegetables, Vol. I: Vegetables and Melons. AVI Pub.,
Westport, Connecticut. [Online] Diakses dari https://agris.fao.org/agris-search/search.do?recordID=US8051295
Pada 8 September 2021
Wills, Rhh., Lee. T.H, Graham., D, Mcglasso,W.B. & Hall. E.G, 1981. Postharvest. Kensington Australia: New South Wales University Press
Limited
Pada 8 September 2021