Anda di halaman 1dari 13

TEORI BELAJAR

KONTEMPORER
Anggota Kelompok 9
1. Exy Kanduwi (200611635696)
2. Fajar Setya Nugraha (200611635803)
3. Fikri Fahda (200711640159)
4. Wildan Al Gifari Ahmad (200611635677)
TEORI BELAJAR KONTEMPORER

Teori belajar kontemporer adalah teori yang belajar yang


bersumber dari teori konstruktivisme. Karena pembelajaran
merupakan aktivitas belajar mengajar antara guru dengan
siswa, dalam teori konstruktivime ini menjadikan peran guru
hanya sebagai fasilitator dalam pembelajaran, karena siswa
dituntut untuk berperan aktif dalam mengelola informasi yang
diperoleh.
Macam-macam Teori Belajar Kontemporer

1 2 3 4 5 6

Operant Information Cognitive Social Attribution


Condition of Development Learning dari dari Weiner
Conditioning Processing
Learning dari dari Piaget Albert
dari B.F dari Donald A.
Robert Gagne Bandura
Skinner Norman
A.  Karakteristik Teori Operant
Conditioning dari B.F Skinner
Berkembangnya teori Operant Conditioning berasal
dari Classical Conditioning dari Pavlov. Inti dari teori
ini adalah bahwa setiap perilaku berwujud karena ada
stimulus yang hasilnya berupa respon atau yang biasa
dikenal S-R (Stimulus Respon).
Contohnya saat bayi merasa lapar maka dia hanya bisa
menangis. Jadi Stimulus dari contoh diatas adalah rasa
lapar dan respon dari stimulus tersebut adalah
menangis. Oleh karena itu teori operant conditioning
ini akan  terjadi bila stimulus diperkuat oleh respon.
Stimulus bisa berupa reward atau punishment
Prinsip yang melandasi teori 
perilaku menurut Skinner

1. Prinsip Konsekuensi

Setiap perilaku memiliki konsekuensinya. Konsekuensi yang timbul dari


adanya perilaku bisa secara langsung maupun tidak langsung.  Dalam hal
prinsip konsekuensi secara langsung  dibagi menjadi dua bagian yaitu
prinsip yang menyenangkan atau biasa disebut dengan Reinforcement dan
prinsip yang tidak menyenangkan disebut dengan punishment.

2. Prinsip kesegeraan konsekuensi

Konsekuensi yang muncul dengan segera saat telah melakukan sesuatu,


maka hasilnya akan lebih mempengaruhi perilaku dari pada konsekuensi
yang datang terlambat. Selain diberikan dengan segera, konsekuensi juga
hendaknya konsisten dan bersifat positif.
Prinsip yang melandasi teori  perilaku menurut Skinner

1. Prinsip Konsekuensi

a. Reinforcement
Seperti yang telah dikemukakan oleh Thorndike dengan Law of b. Punisment/hukuman
effect, maka Skinner dalam teori Reinforcement tidak hanya berupa
hadiah atau reward saja, melainkan suatu respon harus langsung Hukuman merupakan contoh konsekuensi yang tidak
didahului oleh suatu stimulus disebut Contingency. Skinner memperkuat perilaku. Hukuman diberikan dengan tujuan
membuktikan bahwa dengan adanya reward maka hubungan S-R akan untuk menghindari konsekuensi yang tidak diinginkan.
menjadi lebih kuat. Reward yang diberikan tidak hanya dalam bentuk Ketika hukuman diberikan sebaiknya diberikan penguatan
barang saja, tetapi bisa dalam hal yang tidak berwujud seperti pujian terlebih dahulu, namun jika penguatan tidak berhasil
mengubah perilaku, maka berikan hukuman yang sifatnya
dan perasaan puas.
mendidik bukan berupa kemarahan dan kekerasan.
Reinforcement dikelompokkan menjadi dua macam
yaitu reinforcement intrinsik dan ekstrinsik. 
Reinforcement intrinsik datang dari diri sendiri, bisa berupa perasaan
puas dengan prestasi belajar yang telah dicapai.
Sedangkan reinforcement ekstrinsik datang dari luar, bisa berupa pujian,
hadiah, dll.
Prinsip yang melandasi teori  perilaku menurut Skinner

2. Prinsip Kesegeraan Konsekuensi

■ Konsekuensi yang muncul dengan segera saat telah melakukan


sesuatu, maka hasilnya akan lebih mempengaruhi perilaku dari pada
konsekuensi yang datang terlambat. Selain diberikan dengan segera,
konsekuensi juga hendaknya konsisten dan bersifat positif.
■ Jadi dapat disimpulkan bahwa teori operant conditioning yaitu teori
yang berusaha untuk mengkondisikan siswa untuk merespon stimulus
dan responnya berupa keinginan untuk belajar.
B. Karakteritik Teori Condition of Laerning
dari Robert Gagne

Dasar teori ini yaitu bahwa belajar tidak bisa berdiri sendiri
hanya untuk menyampaikan materi pembelajaran, tapi perlu Berikut adalah lima kategori
didukung oleh faktor lingkungan atau kondisi. Dalam teori ini pembelajaran
menyatakan bahwa ada beberapa jenis atau tingkat Informasi Verbal
pembelajaran. Pentingnya klasifikasi tersebut adalah bahwa Keterampilan Intelektual
setiap jenis yang berbeda membutuhkan berbagi jenis
instruksi. Strategi Kognitif

Sikap

Keterampilan Motorik

Dari kelima kategori pembelajaran diatas, komponen utamanya yaitu


berupa kondisi internal dan eksternal yang berbeda diperlukan untuk
setiap jenis belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa teori Conditioning of learning
yaitu suatu kondisi atau lingkungan yang dikondisikan untuk
menstimulu suatu kegiatan pembelajaran.
Karakteristik teori Information
Processing dari Donald A. Norman
Teori ini bisa dianalogikan seperti kinerja otak manusia. Setiap informasi yang diperoleh
kemudian diolah oleh otak (disebut proses) dan  hasil belajar merupakan output dari proses
informasi. Pada saat otak menerima semua informasi, tentu setiap manusia memiliki kapaitas
memori yang berbeda-beda. Untuk itu, adakalanya saat kita menambah informai baru, secara
otomatis jika memori kita penuh itu bisa terhapus, maka dari itu bisa timbul lupa.
Lupa adalah suatu kondisi ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah
dipelajari atau dialami.

Berikut ada 2 teori yang membahas tentang peristiwa lupa:

a.    Teori Atropi, ciri dari teori ini adalah pada lama interval. Bahwa lupa bisa muncul pada
saat hal yang ingin diingat sudah lama tidak ditimbulkan lagi.
b.    Teori Interferensi, ciri dari teori ini adalah pada isi interval. Bahwa lupa bisa muncul
pada saat kita menambah kembali macam-macam informasi sehingga saling bercampur
aduk dengan informasi sebelumnya dan saling mengganggu sehingga menimbulkan
kelupaan.
 
Karakteritik Cognitive Development dari Piaget
Teori ini, yang disebut sebagai teori perkembangan kognitif (cognitive-
developmental theory) yang berfokus pada bagaimana proses berpikir mengalami
perubahan, secara kualitatif, seiring dengan usia dan pengalaman. Anak-anak
berperan aktif mencari tahu informasi dan sering mencoba hal-hal baru. Dalam
proses untuk mengerjakan hal ini, pemikiran anak-anak secara bertahap menjadi
lebih abstrak dan sistematis.

a.    Tahap Sensorimotor (dari lahir Sampai Usia 2 tahun)


Menurut piaget perilaku pada usia bayi baru lahir merupakan tanggapan yang refleks, seperti
menghisap jari. Namun pad bulan kedua, bayi mulai menunjukkan perilaku yang mereka
ulang terus menerus, dan disebut tahap sensorimotor. Piaget mengatakan bahwa pada sebagian
besar tahun pertama perilakunya bersifat spontan dan tidak terencana.

b.    Tahap Praoperasional (Umur 2 sampai umur 6 atau 7)


Pada tahap ini anak bisa menggambarkan benda dan simbol utama pad a tahap ini adalah
bahasa. Kosakata yang meningkat memberikan skema yang baru yang berfungsi sebagai
simbol yang memungkinkan anak-anak untuk berpikir tentang objek dan peristiwa di waktu
yang berbeda dan di tempat yang jauh. Selain itu, bahasa memungkinkan anak-anak untuk
mengkomunikasikan pikiran mereka dan menerima informasi dari orang lain.
e.    Tahap Operasi Konkrit (Usia 6 atau 7 Sampai Usia 11 atau 12)
Pada tahap ini, anak mulai berpikir logis yang memungkinkan mereka untuk
mengintegrasikan berbagai kualitas dan perspektif suatu obyek atau kejadian.
Misalnya, anak-anak sekarang menyadari bahwa sudut pandang dan perasaan
mereka sendiri belum tentu dimiliki oleh orang lain dan mungkin
mencerminkan pendapat pribadi. Mereka dapat menerapkan operasi logis
mereka hanya untuk hal yang bersifat konkrit, objek dan peristiwa yang dapat
diamati – itulah sebabnya disebut operasi konkret

d.    Tahap Operasi Formal (umur 11 atau 12 sampai masa dewasa)


Pada sekitar pubertas, anak memasuki tahap operasi formal. Pada titik ini,
mereka menjadi mampu berpikir dan membuat penalaran tentang hal-hal yang
memiliki dasar dalam realitas fisik, konsep-konsep abstrak, ide hipotetis,
pernyataan yang bertentangan dengan fakta, dan sebagainya. Misalnya, mereka
menjadi mampu melihat makna yang mendasari peribahasa seperti Bagai
kacang lupa kulitnya atau habis manis sepah dibuang. Selain itu mereka
menjadi lebih mampu memahami konsep-konsep abstrak matematika, ilmu
pengetahuan, dan ilmu-ilmu sosial: angka negatif, infinity, momentum, quark,
republik, hak asasi manusia, dan sebagainya.
E. Karakteritik Social Learning dari Albert Bandura
  

Teori ini menjelakan bahwa perilaku seseorang merupakan hasil dari


modelling/peniruan. Jadi perilaku seseorang itu bisa dipengeruhi oleh lingkungan
dan kemampuan kognitifnya, sehingga menghasilkan suatu kepribadian.
Teori kognitif sosial bandura manyatakan bahwa perilaku, lingkungan dan faktor
manusia/kognitif semua penting dalam memahami kepribadian.

  F.   Karakteristik teori attribution dari Weiner


Dalam teori ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekslporasi
semua kemampuannya. Sehingga ruang gerak siswa dalam mencari dan mengolah
informasi tidak dibatasi. Teori atribusi ini cocok untuk diterapkan dalam kurikulum 2013
karena memacu anak untuk bisa mengeksplorasi semua kemampuannya.
 
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai