Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH ARSITEKTUR 2

CANDI DIENG

FADILA DIANTI KHADIJAH SUSANTO.


023200003
Candi Dieng merupakan kumpulan candi yang terletak di
kaki pegunungan Dieng, Wonosobo, Jawa tengah.
Kawasan Candi Dieng menempati dataran pada ketinggian
2000 m di atas permukaan laut, memanjang arah utara-
selatan sekitar 1900 m dengan lebar sepanjang 800 m.

Gambar pegunungan dieng.


Kumpulan candi Hindu beraliran Syiwa yang
diperkirakan dibangun antara akhir abad ke-8
sampai awal abad ke-9 ini diduga merupakan
candi tertua di Jawa.

Luas keseluruhan kompleks Candi


Dieng mencapai sekitar 1.8 x 0.8 km2.
Candi-candi di kawasan Candi Dieng
terbagi dalam 3 kelompok dan 1 candi
yang berdiri sendiri yang dinamakan
berdasarkan nama tokoh dalam cerita
wayang yang diadopsi dari Kitab
Mahabarata. Ketiga kelompok candi
tersebut adalah Kelompok Arjuna,
Kelompok Gatutkaca, Kelompok
Dwarawati dan satu candi yang berdiri
sendiri adalah Candi Bima.
para ahli memperkirakan bahwa kumpulan candi
ini dibangun atas perintah raja-raja dari Wangsa
Sanjaya. Di kawasan Dieng ini ditemukan
sebuah prasasti berangka tahun 808 M, yang
merupakan prasasti tertua bertuliskan huruf
Jawa kuno, yang masih masih ada hingga saat
ini. Sebuah Arca Syiwa yang ditemukan di
kawasan ini sekarang tersimpan di Museum
Nasional di Jakarta.

Pembangunan Candi Dieng diperkirakan berlangsung


dalam dua tahap. Tahap pertama yang berlangsung
antara akhir abad ke-7 sampai dengan perempat
pertama abad ke-8
KELOMPOK-KELOMPOK CANDI DIENG
A. CANDI ARJUNA
Kelompok Arjuna terletak di
tengah kawasan Candi Dieng, terdiri atas
4 candi yang berderet memanjang arah
utara-selatan. Candi Arjuna berada di
ujung selatan.
Candi ini mirip dengan candi-candi di
komples Gedong Sanga. Berdenah
dasar persegi dengan luas sekitar
ukuran sekitar 4 m2. Tubuh candi
berdiri diatas batur setinggi sekitar 1
m.
Di sisi barat terdapat tangga menuju
pintu masuk ke ruangan kecil dalam
tubuh candi. Pintu candi dilengkapi
dengan semacam bilik penampil yang
menjorok keluar sekitar 1 m dari tubuh
candi. Di atas ambang pintu dihiasi
dengan pahatan Kalamakara.
KELOMPOK-KELOMPOK CANDI DIENG
B. CANDI GATUTKACA
Candi Gatutkaca. Batur candi setinggi
sekitar 1 m dibuat bersusun dua dengan
denah dasar berbentuk bujur sangkar. Di
pertengahan sisi selatan, timur dan utara
terdapat bagian yang menjorok keluar,
membentuk relung seperti bilik penampil.
Pintu masuk terletak di sisi barat dan,
dilengkapi dengan bilik penampil. Anak
tangga di batur terlindung dalam dalam bilik
penampil.
Sepintas Candi Gatutkaca juga
terlihat seperti bangunan bertingkat,
karena bentuk atapnya dibuat sama
dengan bentuk tubuh candi. Puncak
atap sudah hancur, sehingga tidak
terlihat lagi bentuk aslinya.
Di keempat sisi atap juga terdapat
relung kecil seperti tempat menaruh
arca. Sekitar setengah meter di luar
kaki candi terdapat batu yang
disusun berkeliling memagari kaki
candi.

Di halaman Kompleks Candi Gatutkaca terdapat


tumpukan batu reruntuhan keempat candi lain
yang belum dapat disusun kembali.
KELOMPOK-KELOMPOK CANDI DIENG

C. CANDI DWARAWATI
Candi Dwarawati. Bentuk Candi
Dwarawati mirip dengan Candi
Gatutkaca, yaitu berdenah dasar
segi empat dengan penampil di
keempat sisinya. Tubuh candi
berdiri di atas batur setinggi
sekitar 50 cm. Tangga dan pintu
masuk, yang terletak di sisi
barat, saat ini dalam keadaan
polos tanpa pahatan.
Pada pertengahan dinding tubuh Candi Dwarawati, di sisi
utara, timur dan selatan terdapat semacam bilik penampil
yang menjorok keluar membentuk relung tempat
meletakkan arca.

Bagian atas relung melengkung dan meruncing pada


puncaknya. Ambang relung dihiasi pahatan bermotif
bunga yang sederhana. Demikian juga sisi atas dinding
bilik penampil. Ketiga relung pada dinding tubuh candi
tersebut saat ini dalam keadaan kosong tanpa arca.
KELOMPOK-KELOMPOK CANDI DIENG
D. CANDI BIMA

Candi Bima terletak


menyendiri di atas bukit.
Candi ini merupakan
bangunan terbesar di
antara kumpulan Candi
Dieng.
Penampil di bagian depan menjorok
sekitar 1,5 m, berfungsi sebagai bilik
penampil menuju ruang utama dalam
tubuh candi. Penampil di ketiga sisi
lainnya membentuk relung tempat
meletakkan arca.
Bentuk atap candi terdiri atas 5
tingkat, masing-masing tingkat
mengikuti lekuk bentuk tubuhnya,
makin ke atas makin mengecil.
Setiap tingkat dihiasi dengan pelipit
padma ganda dan relung kudu. Kudu
ialah arca setengah badan yang
nampak se olah-olah sedang
menjenguk ke luar. Hiasan semacam
ini terdapat juga di Candi Kalasan.
Puncak atap sudah hancur sehingga
tidak diketahui bentuk aslinya.

Anda mungkin juga menyukai