Anda di halaman 1dari 20

Asuhan Fisiologi Post partum

dengan perawatan luka perineum


Stase 2
Nama
Lovia Angraini
Masa nifas

Masa nifas adalah masa setelah


seorang ibu melahirkan bayi dan
kemudian memulihkan kesehatan
kembali dengan tahapan-tahapan yang
umumnya memerlukan waktu 6 – 12
minggu
Masa nifas

dimulai setelah 2 jam post partum dan berakhir ketika


alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil, biasanya berlangsung selama 6 minggu atau
42 hari
Your Picture Here
Tahapan Masa Nifas

Masa nifas dibagi dalam 3 tahap,


yaitu :
• Puerperium dini (immediate),
yaitu pemulihan dimana ibu telah
diperbolehkan berdiri dan
berjalan–jalan (waktu 0-24 jam
masa nifas).
• Puerperium intermedial (early
puerperium), yaitu suatu masa
dimana pemulihan dari organ-
organ reproduksi secar
menyeluruh selama kurang lebih
6-8 minggu.
• Remote puerperium (later
puerperium), yaitu proses waktu
yang diperlukan untuk pulih dan
sehat kembali dalam keadaan
yang sempurna secara bertahap
• Involusi uterus
Penurunan tinggi fundus uteri :
Hari ke-1 post partum : 1 jari dibawah pusat
Hari ke-2 post partu : 2 jari dibawah pusat
Hari ke-3 post partum : 3 jari dibawah pusat
Hari ke-4 post partum : 4 jari dibawah pusat
Hari ke-5 post partum : Setengah pusat simfisis
Hari ke-6 post partum : 4 jari diatas simfisis
Hari ke-7 post partum : 3 jari diatas simfisis
Hari ke-8 post partum : 2 jari diatas simfisis
Hari ke-9 post partum : 1 jari diatas simfisis
Hari ke-10 post partum : Tidak teraba
pengeluaran lochea dibagi menjadi beberapa bagian,
• Lochea yaitu :
• Lochea rubra
• Muncul pada hari pertama sampai hari kedua post
partum, warnanya merah mengandung darah dari
plasenta dan serabut dari decidua dan chorion
• Lochea sanguilenta
• Muncul pada hari ke 3-7 pasca persalinan,
berwarna merah kuning, berisi darah lendir
• Lochea serosa
• Muncul pada hari ke 7-14, berwarna kecoklatan
mngandung lebih banyak serum, lebih sedikit darah
juga leukosit dan laserasi plasenta
• Lochea alba
• Muncul sejak 2-6 minggu setelah pasca melahirkan,
warnanya putih kekuningan mengandung leukosit,
selaput lendir, serviks dan serabut jaringan yang
mati
Kebutuhan dasar ibu nifas menurut Marmi (2014) antara lain :

Nutrisi dan cairan

Ambulasi dini (Early ambulatian)

Eliminasi

Kebersihan diri dan perineum

Seksual
Perawatan Luka Perineum

Perawatan perineum adalah upaya memberikan


pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dengan caa
menyehatkan daerah antara kedua paha yang dibatasi
antara lubang dubur dan bagian alat kelamin luar pada
wanita yang habis melahirkan agar terhindar dari infeksi
Tujuan perawatan luka perineum
Adapun tujuan dari perawatan luka perineum menurut
Kumalasari (2015) yaitu sebagai berikut:
1. Menjaga kebersihan daerah kemaluan
2. Mengurangi nyeri dan meningkatkan rasa nyaman
pada ibu
3. Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke
dalam kulit dan membrane mukosa
4. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan
5. Mempercepat penyembuhan dan mencegah
perdarahan
6. Membersihkan luka dari benda asing atau debris
7. Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat
1. Menjaga agar perineum selalu
bersih dan kering
2. Menghindari pemberian obat
tradisional
3. Menghindari pemakaian air panas
Perawatan luka perinium menurut untuk berendam
APN 4. mencuci luka dan perineum dengan
air dan sabun 3-4 kali sehari
5. Kontrol ulang maksimal seminggu
setelah persalinan untuk
pemeriksaan penyembuhan luka
1. Saat mandi
Menurut Feerer (2001), 2. Setelah buang air kecil
waktu perawatan perineum adalah 3. Setelah buang air besar

TINJAUAN ASUHAN KEBIDANAN

SOAP
Tinjauan Kasus
Nama Pengkaji : Lovia Angraini
Tempat Pengkajian : PMB Fitri Andri Lestari,SKM,Str.Keb
Waktu Pengkajian : 28 Oktober 2021 pukul 07.00 WIB.
IDENTITAS

Istri Suami

Nama Klien : Ny. R Nama Klien : Tn. R

Umur : 28 tahun Umur : 27 tahun

Suku Bangsa : Suku Bangsa :


Rejang/Indonesia Rejang/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : S1 Pendidikan : S1

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat Rumah : Sungai Rupat Alamat Rumah : Sungai Rupat


Your Picture Here
subjektif

Ibu mengatakan perut kenceng –


kenceng dan mengeluarkan lendir darah
dari jalan lahir. Ibu mengatakan perutnya
mules dan nyeri pada luka jahitan di
perineum.
OBJEKTIF
  Keadaan Umum : Baik  
  Kesadaran : Composmentis  
c.   Antropometri :  
  BB : 71 kg  
  TB : 158 cm  
  TTV    
  TD : 110/80 mmHg  
  N : 80 x/menit
  RR : 24 x/menit
  S : 36,5◦C

Pemeriksaan Fisik

hasil pemeriksaan fisik dalam keadaan normal


Pemeriksaan Fisik
hasil pemeriksaan fisik dalam keadaan normal

Payudara
Simetris, hiperpigmentasi areola, tidak ada nyeri tekan,
payudara membesar, puting susu menonjol, ASI sudah keluar,
terlihat retakan pada areola.

Abdomen
ANALISA Tidak ada luka bekas operasi, TFU 4 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus baik, Diastastic recti 2,5cm
Ny “R” Usia 28 tahun P1A0 Post Partum 5 hari
dengan luka perineum. Genetalia
Tidak ada oedema, lochea sangunolenta (merah kekuningan),
pengeluaran lochea tidak berbau, anus tidak ada Hemoroid,ada
luka post heating perineum karena episiotomi , keadaan luka
sudah kering dan ada nyeri tekan.
Penatalaksanaan

No Implementasi Evaluasi
1.   Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan Ibu mengerti dengan hasil
1. ibu keadaaan umum baik, kesadaran pemeriksaan
composmentis, tanda-tanda vital dan pemeriksaan
fisik dalam batas normal
2. Menginformasikan keadaan rahim ibu dalam Ibu mengerti dengan
keadaan normal penjelasan
3. Menjelaskan tanda bahaya masa nifas Ibu mengerti dengan
kepada ibu seperti terjadi perdarahan lewat penjelasan
jalan lahir, keluar cairan yang berbau dari
jalan lahir, bengkak diwajah tangan dan kaki,
demam lebih dari 2 hari, payudara bengkak
disertai rasa sakit, agar ibu segera
mengunjungi fasilitas kesehatan agar segera
mendapat penanganan
4. Melakukan konseling pada ibu cara perawatan tali pusat bayi dan cara memandikan bayi Ibu mengerti dengan penjelasan
5. Mengajarkan teknik menyusui kepada ibu yaitu :
- Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola Ibu bersedia melakukannya.
sekitarnya  
- Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara
- Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang satu di depan.
- Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan
kepala bayi).
- Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
- Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah. Jangan
menekan puting susu atau areolanya saja.
- Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflek) dengan cara: Menyentuh pipi
dengan puting susu dan Menyentuh sisi mulut bayi
- Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu
dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi.
- Setelah menyusu pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya ganti menyusui pada
payudara yang lain Cara melepas isapan bayi : Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi
melalui sudut mulut atau Dagu bayi ditekan kebawah.
- Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan (yang dihisap terakhir).
- Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan
areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.
- Menyendawakan bayi
6. Menganjurkan ibu untuk berjemur dengan bayi agar mendapat vitamin D
Ibu bersedia melakukannya.
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup yaitu saat bayi tidur ibu juga ikut istrahat. Apabila ibu tidak Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
cukup istrahat, maka dapat menyebabkan produksi ASI berkurang, memperlambat involusio uteri,
menyebabkan depresi, dan ketidakmampuan merawat bayi sendiri.
lanjutan 8. Menganjurkan ibu untuk terus mengkonsumsi Ibu bersedia melakukannya
makanan bergizi seperti sayuran hijau (bayam,
kangkung, daun singkong, daun kelor) protein (tahu,
tempe, telur, ikan, daging, kacang hijau) buah-buahan
untuk membantu produksi ASI.
9. Menjelaskan pada ibu bahwa rasa mules dan nyeri pada luka Ibu mengerti dengan penjelasan
perineum bekas jahitan yang dialaminya adalah keadaan yang
normal pada ibu nifas. Rasa mules diakibatkan karena kontraksi
uterus yang memproses uterus menjadi normal atau kembali ke
semula seperti sebelum hamil dan nyeri jahitan normal karena
jaringan - jaringan yang telah robek akan membentuk jaringan
kembali.
10 anjurkan ibu untuk menghindari penggunaan obat – obat Ibu mengerti dengan penjelasan
tradisional pada perineumnya, ajarkan ibu tentang teknik
relaksasi, lakukan perawatan luka perineum dengan cara teknik
aseptik yaitu pada daerah genetalia dan sekitarnya dengan cara
membersihkan terlebih dahulu daerah luka kemudian
menggunkan air hangat atau air bersih dan kassa steril,
anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, anjurkan ibu
untuk istirahat yang cukup, beri ibu terapi obat dan anjurkan
untuk meminumnya.Menganjurkan untuk ibu memakan ikan
gabus atau membeli suplemen ekstrak ikan gabus jika tidak ada
ikan gabus dengan bertujuan mempercepat penyembuhan luka
dan jahitan pada perineum
  Menjelaskan kepada ibu cara membersihkan dan perawatan Ibu mengerti dengan penjelasan
luka pada jahitan perineum dengan membasuh luka dengan air dan akan melakukannya
bersih dan di bersihkan dengan kain bersih agar tidak lembab
dan anjurkan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2-3 kali
dalam sehari
11
Melakukan pendokumentasian Dalam bentuk SOAP
Pembahasan

Masalah yang sering muncul dalam kasus ini adalah ibu


merasa nyeri pada luka jahitan di perineum karena
post episiotomi (Suherni, 2008). Kebutuhan yang
diperlukan pada ibu nifas dengan luka post episiotomi
adalah penjelasan tentang rasa nyeri pada perineum
karena luka perineum post episiotomi (Suherni, 2008).

Pada kasus Ny. R P1A0 umur 28 tahun, 5 hari post partum


dengan perawatan luka perineum post episiotomi sehingga
kebutuhan yang diberikan adalah Penjelasan tentang nyeri
perineum dan cara perawatannya, Penjelasan tentang after
pains dan ajarkan teknik relaksasi. Pada kasus ini dapat
disimpulkan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai