METODE ELEMEN HINGGA - 9 - Beam Equation Development - 1
METODE ELEMEN HINGGA - 9 - Beam Equation Development - 1
Pertemuan 9:
Pengembangan Persamaan Balok
Rahmat Riza, S.T., M.Sc.M.E.
1
Kekakuan Balok
•• Balok merupakan suatu panjang yang bagian dari struktur ramping yang
secara umum menderita beban melintang yang menghasilkan efek bending
yang signifikan sebagai lawan terhadap puntiran atau efek aksial.
• Deformasi bending tersebut diukur sebagai geseran melintang dan putaran.
derajat kebebasan dipertimbangkan per node area geseran melintang dan
putaran (sebagai kebalikan terhadap hanya geseran aksial untuk elemen
batang)
2
rr/uii/2/1415
Kekakuan Balok
Gbr. 9.1: Elemen balok dengan geseran nodal positif, rotasi, gaya dan moment
3
rr/uii/2/1415
Gbr. 9.2: Konvensi tanda teori balok untuk gaya geser dan momen bending
Kekakuan Balok
••
Konvensi tanda yang digunakan pada balok:
1. Momen bernilai positif pada arah berlawanan arah jarum jam.
2. Rotasi bernilai positif pada arah berlawanan arah jarum jam.
3. Gaya bernilai positif pada arah -positif.
5. Geseran bernilai positif pada arah -positif.
• atau efek aksial.
4
rr/uii/2/1415
Matriks Kekakuan Balok Berdasarkan Teori Balok Euler-
Bernouli
••
Persamaan differensial sifat balok linier-elastic dasar :
disebut persamaan balok Euler-Bernoulli (diturunkan oleh Euler&Bernoulli)
Berdasarkan bagian permukaan bidang datar tegak-lurus terhadap sumbu
pusat memanjang dari batang sebelum bending terjadi dan tetap bidang
datar.
Tegak-lurus terhadap sumbu memanjang setelah bending terjadi.
5
rr/uii/2/1415
Matriks Kekakuan Balok Berdasarkan Teori Balok Euler-
Bernouli
(9-2)
(9-3)
8
rr/uii/2/1415
Matriks Kekakuan Balok Berdasarkan Teori Balok Euler-
Bernouli
•
juga, kelengkungan dari balok dihubungkan dengan momen oleh:
(9-4)
(9-5)
(9-6)
9
rr/uii/2/1415
Matriks Kekakuan Balok Berdasarkan Teori Balok Euler-
Bernouli
• Penyelesaian pers. (9-6) dan mensubstitusikan hasilnya ke pers. (9-2) dan (9-
3), maka:
(9-7)
• Untuk EI konstan dan gaya nodal dan momen-momen saja, pers. (9-6)
menjadi:
(9-8)
10
rr/uii/2/1415
Penurunan Matriks Kekakuan Balok Berdasarkan Teori
Balok Euler-Bernouli
•
Pemilihan Jenis Elemen
• Perwakilan balok dengan node dilabeli pada setiap ujung dan secara umum
dilabeli dengan nomor elemen (Gbr. 9-1).
(9-9)
• Fungsi geseran pangkat tiga lengkap pers. (9-9) sesuai karena semuanya ada
empat derajat kebebasan (geseran melintang dan rotasi kecil pada setiap
node).
• Fungsi pangkat 3 juga memenuhi persamaan differensial balok dasar.
• Fungsi pangkat 3 juga memenuhi kondisi geseran dan kontinuitas slope pada
node yang dibagi oleh 2 elemen
11
rr/uii/2/1415
Penurunan Matriks Kekakuan Balok Berdasarkan Teori
Balok Euler-Bernouli
•
Pemilihan Fungsi Geseran
• Penggunaan procedur yang sama dengan penurunan matriks kekakuan untuk
elemen pegas, bisa dinyatakan sebagai fungsi dari derajat kebebasan nodal ,
, dan sbb:
(9-10)
12
rr/uii/2/1415
Penurunan Matriks Kekakuan Balok Berdasarkan Teori
Balok Euler-Bernouli
•
Pemilihan Fungsi Geseran
• Penyelesain pers. (9-10) untuk melalui sehubungan dengan derajat
kebebasan nodal dan substitusi ke pers. (9-9), maka:
(9-11)
(9-13)
13
rr/uii/2/1415
Penurunan Matriks Kekakuan Balok Berdasarkan Teori
Balok Euler-Bernouli
•
Pemilihan Fungsi Geseran
dimana: (9-14)
dan
(9-15)
(9-16)
(9-17)
dimana diambil dari teori balok dasar untuk asumsi dasar bahwa bagian
penampang balok (seperti bagian penampang ABCD) yang melibatkan 2
dimensi (planar) sebelum deformasi bending tetap melibatkan 2 dimensi
setelah deformasi, secara umum, berputar melalui sudut kecil ).
15
rr/uii/2/1415
Penurunan Matriks Kekakuan Balok Berdasarkan Teori
Balok Euler-Bernouli
Definisi hubungan Regangan/Geseran dan Tegangan/Regangan
• Penggunaan pers. (9-17) pada pers. (9-16), maka:
(9-18)
• Dari teori dasar balok, momen bending dan gaya geser di hubungkan ke
fungsi geseran melintang. Karena hubungan tersebut pada derivasi matriks
kekakuan elemen balok, maka:
(9-19)
16
rr/uii/2/1415
Penurunan Matriks Kekakuan Balok Berdasarkan Teori
Balok Euler-Bernouli
Definisi hubungan Regangan/Geseran dan Tegangan/Regangan
Gbr. 9-5: Segmen balok (a) sebelum deformasi; (b) setelah deformasi; 17
rr/uii/2/1415
Penurunan Matriks Kekakuan Balok Berdasarkan Teori
Balok Euler-Bernouli
Penurunan Matriks Kekakuan Elemen dan Persamaan
• Penurunan matriks kekakuan elemen dan persamaan-persamaan
menggunakan pendekatan kesetimbangan langsung.
• Penghubungan nodal dan konvensi tanda teori balok untuk gaya geser dan
momen bending (Gbr. 9-1 dan 9-2) sehubungan dengan pers. (9-11) dan (9-
19) didapatkan:
(9-20)
18
rr/uii/2/1415
Penurunan Matriks Kekakuan Balok Berdasarkan Teori
Balok Euler-Bernouli
Penurunan Matriks Kekakuan Elemen dan Persamaan
dimana tanda minus pada persamaan kedua dan ketiga dari pers. (9-20)
merupakan hasil dari nodal yang berlawanan dan konvensi momen bending
positif teori balok pada node 1 dan nodal yang berlawanan dan konvensi
gaya geser positif teori balok pada node 2 seperti yang terlihat pada
perbandingan Gbr. 9-1 dan 9-2.
• Penurunan matriks kekakuan elemen dan persamaan-persamaan
menggunakan pendekatan kesetimbangan langsung.
• Penghubungan nodal dan konvensi tanda teori balok untuk gaya geser dan
momen bending (Gbr. 9-1 dan 9-2). Pers. (9-20) menghubungkan gaya nodal
ke geseran nodal.
• Pers. (9-20) dibentuk dalam matriks sbb:
(9-21)
19
rr/uii/2/1415
Penurunan Matriks Kekakuan Balok Berdasarkan Teori
Balok Euler-Bernouli
•
Penurunan Matriks Kekakuan Elemen dan Persamaan
dimana matriks kekakuannya adalah sbb:
(9-22)
20
rr/uii/2/1415
Penurunan Matriks Kekakuan Balok Berdasarkan Teori
Balok Euler-Bernouli
•
Penurunan Matriks Kekakuan Elemen dan Persamaan
• Bagaimanapun, untuk balok pendek dan dalam, deformasi geser melintang
bisa signifikan dan bisa mempunyai orde yang sama dari kontribusi besaran
terhadap deformasi total dari balok.
Hal ini dilihat dari ekspresi untuk bending dan gaya geser yang
berkontribusi terhadap defleksi balok, dimana kontribusi balok merupakan
orde sedangkan kontribusi gaya geser hanya dalam orde
• Aturan umum untuk balok dengan penampang persegi adalah bahwa untuk
panjang yang paling tidak 8x dalam, defleksi gaya geser lebih kecil 5% dari
defleksi bending.
21
rr/uii/2/1415
Penurunan Matriks Kekakuan Balok Berdasarkan Teori
Balok Timoshenko
••
Teori balok ini memasukkan deformasi gaya melintang pada penurunan
matriks kekakuan balok.
• Bagian balok dari differensiasi panjang dengan bagian penampang
diasumsikan tetap bidang datar namun tidak lagi tegak lurus terhadap garis
sumbu netral (sumbu ) karena pengikut-sertaan gaya geser yang merupakan
hasil dari bagian rotasi yang diindikasikan oleh .
• Defleksi total dari balok pada titik sekarang terdiri dari 2 bagian, 1 disebabkan
oleh bending dan yang lain oleh gaya geser. Karena itu, slope dari kurva
terdefleksi pada titik adalah sbb:
(9-23)
Gbr. 9-6: Elemen dari balok Timoshenko yang menunjukkan deformasi gaya
geser. Bagian penampang tidak lagi tegak lurus terhadap garis sumbu netral.
23
rr/uii/2/1415
Penurunan Matriks Kekakuan Balok Berdasarkan Teori
Balok Timoshenko
24
rr/uii/2/1415
Penurunan Matriks Kekakuan Balok Berdasarkan Teori
Balok Timoshenko
•
• Hubungan antara momen bending dan deformasi bending (pelengkungan)
adalah sbb:
(9-24)
• Hubungan antara gaya geser dan deformasi geser (rotasi karena geseran)
(regangan geser) adalah:
(9-25)
• Diferensiasi pada dan mewakilkan regangan geser dari balok sbb:
(9-26)
• Pertimbangan elemen yang terdiferensial pada Gbr. 9-3c dan pers. (9-2) dan
(9-3) didapat dari penjumlahan gaya melintang dan kemudian penjumlahan
momen bending.
25
rr/uii/2/1415
Penurunan Matriks Kekakuan Balok Berdasarkan Teori
Balok Timoshenko
•
• Substitusi pers. (9-25) untuk V dan pers. (9-24) untuk M ke pers. (9-2) dan
(9-3) seiring dengan dari pers. (9-23) untuk mendapatkan 2 persamaan
differensial yang dibangun sbb:
(9-27)
(9-28)
26
rr/uii/2/1415
Penurunan Matriks Kekakuan Balok Berdasarkan Teori
Balok Timoshenko
•
• Pada penggunaan fungsi geseran pangkat 3 untuk , hubungan slope
diberikan oleh pers. (9-23) dan regangan geser oleh pers.(9-29), bersamaan
dengan hubungan momen bending-kemiringan pada pers. (9-24) dan
hubungan gaya geser-regangan geser pada pers. (9-2), pada hubungan
momen bending-gaya geser oleh pers. (9-3), maka didapat:
(9-27)
dimana:
area geser
bervariasi terhadap bentuk bagian penampang.
- berbentuk persegi = 5/6
- berbentuk bulat solid = 0,9
- penampang wide flange / flensa (pinggiran luar yang
menonjol seperti pada pipa) yang lebar
setebal jaring kedalaman penuh dari wide flange
- bagian penampang dinding tipis 27
rr/uii/2/1415
2(ketebalan dinding kedalaman bagian penampang)
Penurunan Matriks Kekakuan Balok Berdasarkan Teori
Balok Timoshenko
•
• Penggunaan pers. (9-9), (9-20), (9-26) dan (9-27) mengizinkan diungkapkan
sebagai polynomial pada sbb:
(9-28)
• Penggunaan pers. (9-9) dan (9-28), maka koefisien s/d bisa diungkapkan
dalam hal geseran nodal dan dan rotasi dan dari balok pada ujung dan
sebagaimana mendapatkan pers. (9-11) yang mengabaikan deformasi
geseran.
• Ungkapan untuk s/d adalah sbb:
(9-29)
28
rr/uii/2/1415
Penurunan Matriks Kekakuan Balok Berdasarkan Teori
Balok Timoshenko
•
• Dengan substitusi nilai akan mendapatkan:
(9-30)
29
rr/uii/2/1415
Penurunan Matriks Kekakuan Balok Berdasarkan Teori
Balok Timoshenko
(9-31)
dimana tanda minus padan persamaan kedua dan ketiga dari pers. (9-31)
merupakan hasil dari nodal berlawanan dan konvensi momen positif teori
balok pada node 1 dan nodal berlawanan dan konvensi gaya geser positif teori
balok pada node 2 sebagaimana dibandingkan pada Gbr. (9-2). 30
rr/uii/2/1415
Penurunan Matriks Kekakuan Balok Berdasarkan Teori
Balok Timoshenko
•
• Pers. (9-31) dibentuk dalam matriks sbb:
(9-32)
dimana matriks kekakuan yang memasukkan deformasi bending dan gaya
geser diberikan sbb:
(9-33)
31
rr/uii/2/1415
Penurunan Matriks Kekakuan Balok Berdasarkan Teori
Balok Timoshenko
•
• Nilai pada pers. (9-33) mewakili komponen geser melintang yang jika diset
merupakan bentuk pers. (9-21) untuk matriks kekakuan yang
mengabaikan deformasi geser melintang.
• Untuk memudahkan melihat efek dari faktor koreksi geser, komponen koreksi
geser yang non-dimensional didefinisikan sebagai:
=
• Penulisan-ulang matriks kekakuannya adalah sbb:
(9-34)
32
rr/uii/2/1415
Perakitan Matriks Kekakuan Balok
33
rr/uii/2/1415
Gbr. 9-8: Balok dengan engsel tetap dibebani gaya dan momen
Perakitan Matriks Kekakuan Balok
Penyelesaian:
•
• Asumsi pertama:
- Balok dideskrit menjadi 2 elemen dengan node 1-3.
node ditengah karena gaya dan momen berada ditempat tersebut.
- Beban diasumsikan diterapkan hanya pada node.
• Penggunaan pers. (9-22) akan bisa mendapatkan matriks-matriks kekakuan
global untuk 2 elemen sbb:
(9-35)
34
rr/uii/2/1415
Perakitan Matriks Kekakuan Balok
Penyelesaian:
•
dan
(9-36)
(9-37)
(9-39)
37
rr/uii/2/1415
Analisis Balok dengan Metode Kekakuan Langsung
Contoh:
• Dengan menggunakan metode kekakuan langsung (direct stiffness),
selesaikan masalah balok yang ditumpu oleh cantilever yang dibebani beban
P pada ujung seperti pada Gbr. 9-9. Balok diasumsikan mempunyai EI
konstan dan panjang 2L. Sistem ditumpu oleh tumpuan rol pada bagian
tengah dan diperkuat pada bagian kanannya.
Gbr. 9-9: Balok dengan engsel tetap dibebani gaya dan momen
38
rr/uii/2/1415
Analisis Balok dengan Metode Kekakuan Langsung
Penyelesaian:
•
• Balok sudah didiskrit dan sumbu koordinat global sudah ditentukan seperti
yang ditunjukkan Gbr. Geseran nodal dan rotasi, reaksi-reaksi dan gaya geser
lengkap dan diagram momen bending akan ditentukan dalam analisis ini.
• Penggunaan pers. (9-22) untuk setiap elemen, bersamaan dengan
superposisi, matriks kekakuan diperoleh dengan metode yang sama sebagai
mana didiskusikan pada bagian sebelumnya untuk mendapatkan matriks
kekakua pada pers. (9-37). Nilai adalah sbb:
(9-40)
39
rr/uii/2/1415
Analisis Balok dengan Metode Kekakuan Langsung
Penyelesaian:
•
• Persamaan yang dibangun untuk balok diberikan sbb:
(9-41)
(9-44)
(9-45)
dimana tanda positif mengindikasikan rotasi berlawanan arah jarum jam pada
node 1 dan 2.
• Gaya nodal global didapat dengan memasukkan geseran nodal global dan
rotasi yang diketahui (pers. (9-43) dan (9-45)) ke pers. (9-41). Hasilnya
diberikan pers. (9-46).
41
rr/uii/2/1415
Analisis Balok dengan Metode Kekakuan Langsung
Penyelesaian:
(9-46)
• Perkalian matriks-matriks pada sisi kana dari pers. (9-46) akan menghasilkan
gaya dan momen nodal global sbb:
(9-47)
42
rr/uii/2/1415
Analisis Balok dengan Metode Kekakuan Langsung
Penyelesaian:
•
• Hasil dari Pers. (9-47) bisa diinterprestasikan sebagai berikut:
- Nilai gaya yang diterapkan pada node 1
- Nilai , , dan reaksi dari tumpuan sebagaimana dirasakan oleh
balok
- Momen dan adalah nol tidak ada momen yang diaplikasikan atau
reaksi momen yang ada pada balok di node 1 atau node 2.
• Hal yang penting secara umum untuk menentukan gaya nodal lokal yang
dihubungkan pada setiap elemen dari struktur yang besar untuk melakukan
analisis tegangan dari keseluruhan struktur.
• Dengan pertimbangan gaya pada elemen 1, dengan menggunakan pers. (9-
44) dan (9-45) pada , maka didapat:
43
rr/uii/2/1415
Analisis Balok dengan Metode Kekakuan Langsung
Penyelesaian:
•
(9-48)
dimana karena sumbu koordinat lokal dari elemen seca bersamaan dengan
sumbu global dari keseluruhan balok, maka didapat hubungan = dan =.
Pers. (9-48) menghasilkan:
(9-49)
• Diagram benda bebas dari elemen 1 (diberikan oleh Gbr. ) seharusnya
membantu memahami hasil dari pers. (9-49).
• Gambar menunjukkan gaya melintang nodal dari negatif P pada node 1 dan
positif P dan negatif momen PL di node 2. Nilai-nilai ini konsisten dengan hasil
44
rr/uii/2/1415 yang diberikan pers. (9-49)..
Analisis Balok dengan Metode Kekakuan Langsung
Penyelesaian:
• Verifikasi dapat dilakukan dengan menuliskan persamaan yang sama dengan
pers. (9-48).
• Diagram benda bebas dari elemen 1 (diberikan oleh Gbr. ) seharusnya
membantu memahami hasil dari pers. (9-49).
• Gambar menunjukkan gaya melintang nodal dari negatif P pada node 1 dan
positif P dan negatif momen PL di node 2. Nilai2 ini konsisten dengan hasil
yang diberikan pers. (9-49)..
45
rr/uii/2/1415
Analisis Balok dengan Metode Kekakuan Langsung
Penyelesaian:
Gbr. 9 :
46
rr/uii/2/1415
Analisis Balok dengan Metode Kekakuan Langsung
Penyelesaian:
Gbr. 9 :
47
rr/uii/2/1415