Anda di halaman 1dari 30

Preseptor:

dr. Wahyu Indah Dewi Aurora, M.K.M

OTITIS
MEDIA
AKUT

Muhammad Haldian Hakir


G1a218091

FKIK UNIVERSITAS JAMBI


Profesi Dokter
Identitas Pasien
Identitas Pasien
Nama : Ny.T
Umur : 32 tahun
Pekerjaan : IRT
Alamat : Rt 28
Suku : Melayu
Tanggal periksa : 15 september 2020
Latar Belakang Sosial-Ekonomi-Demografi-Lingkungan Keluarga

Status perkawinan : Menikah


Jumlah anak : 3 orang
Status ekonomi : Baik
KB yang diikuti : KB suntik
Suasana Rumah
Pasien mengatakan Rumah permanen (ruang tamu, ruang tengah,
kamar tidur, dapur/ruang makan, kamar mandi, jamban/wc
jongkok) Lantai terbuat dari keramik, dan dinding terbuat dari batu
bata, beratap genteng. Lingkungan sekitar rumah tidak terlalu padat
penduduk

Aspek Perilaku dan Psikologis dalam Keluarga


• Pasien mempunyai 1 orang suami yang bekerja sebagai pegawai
swasta
• Memiliki 3 orang anak laki-laki yang berstatus pelajar SD, SMP dan
SMA
• Dirumah pasien tinggal bersama 1 orang suami, 3 orang anak
• Hubungan pasien dengan anggota keluarga lainnya cukup baik.
Alloanamnesis

KELUHAN RIWAYAT
UTAMA PENYAKIT SEKARANG

• Sejak ±1 minggu yang lalu, pasien mengeluh


Telinga kiri terasa pengap sejak ±3 hari pilek dan batuk tidak berdahak, keluhan
yang lalu. sudah berkurang dengan obat (parasetamol).
• 4 hari yang lalu, pasien mengorek telinga kiri
dengan cotton bud karena gatal.
• Sejak ±3 hari yang lalu, telinga kiri terasa
pengap, keluar cairan warna kuning, tidak
berbau, kental, hilang timbul.
• Keluhan lain: berdenging, nyeri, pen-
dengaran berkurang
Alloanamnesis

RIWAYAT RIWAYAT
PENYAKIT DAHULU PENYAKIT KELUARGA

• Riwayat menderita keluhan serupa (-)


• Riwayat batuk pilek ±1 bulan yang lalu • Keluhan yang sama di keluarga (-)
• Riwayat alergi (-) • Riwayat alergi dalam keluarga (-)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4M6V5
BB : 54 kg
TB : 155 cm
Gizi : 22,47 (normoweight)
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,7˚C
Respirasi : 18 x/menit
Nadi : 72 x/menit, isi dan
tegangan cukup
PEMERIKSAAN FISIK
Mata Kepala
CA (-), SI (-), pupil isokor, Normocephal, rambut tidak
RC (+/+) mudah dicabut

Hidung Telinga
Status lokalis Status lokalis

Leher Mulut
Pembesaran KGB dan Dbn
tiroid (-)
Faring
Tonsil T1/T1 tdk hiperemis Jantung
I: Iktus kordis tidak terlihat
Paru P: Iktus kordis teraba di ICS V linea
I: Bentuk thoraks normal, pergerakan
midclavicula sn
dinding dada simetris
P: Massa (-), krepitasi (-)
P: Batas jantung ki ICS V LMC sn
P: Sonor di semua lapangan paru A: BJ I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
A: Vesikuler (+), rh (-), wh (-)
Abdomen

Ekstremitas superior
I: Kontur cembung, striae (-), venektasi (-)
P: Supel, nyeri tekan epigastrium (-), hepar, lien, Akral hangat, edema (-/-),
ginjal tidak teraba, turgor kembali cepat CRT <2 dtk
P: Timpani (+)
A: BU (+) normal
Ekstremitas inferior
Akral hangat, edema (-/-), CRT <2 dtk

PEMERIKSAAN FISIK
Status Lokalisata
Status Lokalisata
Pemeriksaan Telinga Kanan Telinga Kiri
Telinga
Daun telinga Bentuk dan ukuran dalam Bentuk dan ukuran dalam
batas normal, nyeri tragus (-), batas normal, hematoma (-),
hiperemis (-), hematoma (-) nyeri tragus (-), hiperemis (-)

Liang telinga luar Serumen (-), hiperemis (-), Serumen (+) minimal,
furunkel (-), edema (-), hiperemis (-), furunkel (-),
otorrhoe (-) edema (-), otorrhoe (-)

Membran timpani Retraksi (-), hiperemis (-), Retraksi (-), hiperemis (+),
bulging (-), perforasi sentral (-) eksudat serosa (+), perforasi
sentral (-), bulging (-)
Status Lokalisata
Status Lokalisata
Pemeriksaan Hidung Kanan Hidung Kiri
Hidung
Hidung luar Bentuk (N), inflamasi (-), nyeri Bentuk (N), inflamasi (-), nyeri
tekan (-), deformitas (-) tekan (-), deformitas (-)
Vestibulum nasi Rhinorrhea (+) bening Rhinorrhea (+) bening
Dasar cavum nasi Bentuk (N), mukosa hiperemi (+) Bentuk (N), mukosa hiperemi (+)
Meatus nasi media Mukosa hiperemi (+), konka nasi Mukosa hiperemi (+), konka nasi
media (N) media (N)
Konka nasi inferior Edema (-), mukosa hiperemi (+) Edema (-), mukosa hiperemi (+)
Septum nasi Deviasi (-), benda asing (-), Deviasi (-), benda asing (-),
perdarahan (-) perdarahan (-)
Diagnosis

DIAGNOSIS DIAGNOSIS
KERJA BANDING

• Otitis media akut nonsupuratif


auricula sinistra (H65.192)
OTITIS MEDIA AKUT
auricula sinistra (H66.002) • Otitis media akut alergik auricula
sinistra (H65.112)
Manajemen
Manajemen
P romotif P reventif K uratif R ehabilitatif
• Kontrol ulang 3 hari
Menjelaskan: • Segera berobat bila batuk pilek • Nonfarmakologi
• Menjaga kebersihan telinga dan
• Penyebab, faktor risiko, • Hindari aktivitas yang  Istirahat
hindari mengorek telinga
perjalanan penyakit, menyebabkan air dapat masuk  Minum air putih yang
pengobatan, pence-gahan ke telinga cukup tiap hari,
penyakit • Hindari mengorek telinga konsumsi makanan
• Pentingnya makanan bergizi bergizi tinggi
• Pentingnya kontrol dan terapi
yang adekuat • Farmakologi
• Cara penggunaan obat telinga  Amoksisilin 3x500 mg
yang benar selama 7 hari
 PCT 3x500 mg jika
demam
 Kloramfenikol 3% tts
telinga 3x2 gtt
Resep
Obat Tradisional

• Rebus bawang putih sampai air


mendidih, segera angkat sebelum
bawang putih lunak
• Geprek ringan bawang putih
jangan sampai hancur
• Lekatkan pada telinga luar tepat di
depan pintu kanal yang terinfeksi
• Pasangkan plester atau kassa pada
bawang putih supaya melekat dan
diamkan pada telinga selama
sekitar 10 menit
• Lakukan sehari sekali sampai
keluhan infeksi hilang
Otitis Media Akut
Otitis Media Akut
“ Infeksi akut telinga tengah
dengan gejala dan tanda yang
Etiologi

bersifat cepat dan singkat yang Bakteri Virus


berlangsung selama 3 minggu
atau kurang.


Epidemiologi
Epidemiologi Umur

Prematur dan BBLR

KO
Ras
Faktor genetik

I
RIS
Status sosioekonomi
Lingkungan

R Status imunologi
TO
Infeksi saluran pernapasan atas
K

Disfungsi tuba eustachius


FA
Patogenesis
Patogenesis
19
Diagnosis
Diagnosis
Anamnesis

Pemeriksaan
fisik

Pemeriksaan
penunjang
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Sekitar 80% OMA sembuh dalam 3
PRINSIP hari. Gangguan tidak membaik 
PENGOBATAN antibiotik amoksisilin
STADIUM PERFORASI

• Membuka kembali • Obat cuci telinga H2O2 3% 3-5 hari


tuba eustachius • Antibiotik sampai 3 minggu
• Tetes hidung HCl • Sekret akan hilang dan
efedrin perforasi akan menutup sendiri
• Sumber infeksi lokal dalam 7-10 hari
harus diobati
STADIUM SUPURASI
• Antibiotik bakteri STADIUM RESOLUSI
• Antibiotik
• Membran timpani berangsur
• Rujuk miringotomi bila membran
normal kembali
timpani masih utuh sehingga
• Bila tidak, antibiotik dapat
gejala cepat hilang dan tidak
dilanjutkan sampai 3 minggu
terjadi ruptur
• Bila tetap, mungkin telah
STADIUM HIPEREMIS
terjadi mastoiditis
• Antibiotik, obat tetes hidung,
analgesik
• Hiperemis difus miringotomi
Hubungan diagnosis dengan keadaan
rumah dan lingkungan sekitar
ANALISIS KASUS

Pasien mengatakan Rumah permanen (ruang tamu, ruang tengah, kamar tidur,
dapur/ruang makan, kamar mandi, jamban/wc jongkok) Lantai terbuat dari
keramik, dan dinding terbuat dari batu bata, beratap genteng. Listrik
menggunakan PLN dan sumber pengairan dari PDAM ,Lingkungan sekitar
rumah tidak terlalu padat penduduk
Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara penyakit yang diderita
pasien dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar.
Hubungan diagnosis dengan keadaan
keluarga dan hubungan dalam keluarga
ANALISIS KASUS

Pasien merupakan ibu dari 3 orang anak, tinggal bersama anak dan
suaminya. Hubungan dengan anggota keluarga baik. Dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat hubungan antara diagnosis dengan hubungan dalam
keluarga.
Hubungan diagnosis dengan perilaku
kesehatan dalam keluarga dan lingkungan
ANALISIS KASUS

Pasien biasa mengorek telinga setiap saat terasa gatal menggunakan


cotton bud. Mengorek telinga tidak dianjurkan karena dapat
menimbulkan trauma atau malah mendorong serumen tertumpuk di
depan membran timpani yang dapat menimbulkan suasana mudah
terinfeksi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan kebiasaan.
Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko
atau etiologi penyakit pada pasien
ANALISIS KASUS

• Riwayat ISPA sebelum keluhan sakit telinga timbul, yang ditandai


dengan pilek, dan batuk.
• Biasa mengorek telinga setiap saat terasa gatal menggunakan cotton
bud.
Analisis untuk mengurangi paparan atau
memutus rantai penularan
ANALISIS KASUS

• Hindari kebiasaan mengorek telinga dengan cotton bud.


• Mempraktikkan cuci tangan pakai sabun dan etika batuk dan bersin.
Edukasi yang diberikan pada pasien atau
keluarga
ANALISIS KASUS

• Mengkonsumsi nutrisi yang cukup dan seimbang, tidur malam cukup


±6-7 jam/hari untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit
terutama infeksi saluran nafas atas.
• Apabila menderita demam, batuk, pilek segera berobat agar penyakit
tidak berulang.
• Hindari aktivitas yang dapat menyebabkan masuknya air ke dalam
telinga misalnya berenang dan bila mandi tutup telinga dengan kapas.
• Hindari mengorek telinga baik dengan cotton bud maupun tangan.
30

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai