Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS

MANAJEMEN SYOK HIPOVOLEMIK PADA


OPERASI SECTIO CAESAREA

Andi Ratnasari
4520112020
Pembimbing
dr. Muhammad Rum, Sp.An.,KIC, M.Kes
BAB I
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
■ Nama : Ny.R ■ Berat Badan : 49 kg
■ Usia : 42 th ■ Tinggi badan : 149 cm
■ Jenis Kelamin : P ■ IMT : 22,0
■ Pekerjaan : IRT ■ Agama : Islam
■ No. RM : 271223 ■ Pendidikan : SMA
■ Tanggal dilakukan Anesthesia : 09 Februari 2022

■ Lama anesthesia : ±2 jam 30 menit (13.15-15.45 )

■ Diagnosa pra bedah : G2P1A0 Gravid 38 minggu 5 hari + Mioma Uteri

■ Jenis pembedahan : SSTP + Tubektomi Bilateral + Miomektomi

■ Jenis anesthesia : SAB + Epidural


■ Anesthesia dengan Bunascan Spinal 0,5% Heavy (Bupivacaine HCL) 5mg/mL
■ Maintenance : O2 Nasal Kanul 3 LPM

■ Posisi : Supine

■ Terapi Cairan : Kristaloid : Ringer Lactat 500 mL

Dextrose 5% + Oxytocin 10 IU Koloid :


WidaHES 500 mL

■ Adjuvantia: Asam Traneksamat 250mg/5mL (2 amp)

Methylergometrine Maleat 0,2 mg/mL


Anamnesa Pre-op
■ A (Allergy) :
Alergi Makanan (-), Alergi Obat (-)
■ M (Medication) :
Riwayat pengobatan sebelumnya (-), obat hipertensi (-)
■ P (Past Illness) :
Riwayat Asma (-), Riwayat DM (-), pasien tidak mengetahui secara pasti riwayat tekanan darahnya,
merokok (-), konsumsi alkohol (-), riwayat trauma dan MRS (-), riwayat operasi(-).
■ L (Last Meal) :
Puasa mulai pukul 07.30 (6 jam sebelum operasi)
■ E (Event/Environment):
Pasien G2P1A0 Gravid 38 minggu 5 hari, janin hidup tunggal intrauterine + Mioma
Pemeriksaan Fisik Pre-op
■ Paru : dalam batas normal
Tanda Vital
■ TD : 120/80 mmHg
■ Jantung : dalam batas normal

■ Nadi : 70x/menit ■ Abdomen : dalam batas normal

■ Suhu : 36,5 C ■ Ekstremitas : dalam batas normal


■ Pernapasan : 20x/ menit ■ BB : 49 kg
■ SpO2 : 100% ■ TB : 149 cm
■ Kepala : dalam batas normal ■ IMT : 22,0
Hematologi
■ Darah Lengkap (08/02/2022)
Hemoglobin : 9,7 g/dL (12-14)
■ USG MCV : 67,7 fl (80,0-100,0)
Kesan: Gravid tunggal MCH : 20,6 pg (27,0-34,0)
hidup intrauterine, MCHC : 30,5% (31,0-37,0)
presentasi kepala + Eritrosit : 4,69 juta (4,0-54,0)
Mioma Trombosit: 356.000 u/L (150.000-400.000)
HCT : 31,7% (35,0-49,0)
Leukosit : 11.400 /mm3 (4.000-10.000)
Gran% : 74,2% (50-70)
Lymph% : 19,1% (20-40)
■ Kimia Glukosa (08/02/2022)
Gula Darah Sewaktu : 70 mg/dL(70-140 mg/dL)
Laporan Anestesi Preoperatif

■ Diagnosa pra bedah : Appendecitis perforata


■ Keadaan pra bedah (11 Februari 2022):
TB: 149 cm, BB 49 kg
TD: 120/80 mmHg, nadi 70x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,5o C
Hb: 9,7 gr/dl
■ Pasien puasa pre-operasi

■ Jenis pembedahan : SSTP + Tubektomi Bilateral + Miomektomi


■ Premedikasi : Anbacim 1 gr/ IV (Obgyn)
Ondancetron 4mg (2ml)
Dexamethasone 5mg (1mL)
Durante Operatif

■ Jenis anesthesia : SAB+Epidural ■ Infus :


■ Teknik anesthesia : Intubasi oral ■ Kristaloid : Ringer Lactat 500 mL
■ Lama anesthesia : 13.15 – 15.45 Dextrose 5% +
Oxytocin 10 IU
■ Lama operasi : 13.30 – 15.30
■ Koloid : WidaHES 500 mL
■ Premedikasi :
■ Obat induksi: Bunascan Spinal 0,5% Heavy
Ondancetron 4mg (2ml) (Bupivacaine HCL) 5mg/mL
Dexamethasone 5mg (1mL) ■ Maintenance anesthesi: O2 Nasal Kanul 3 lpm
■ Posisi : Supine ■ Adjuvantia :
Asam Traneksamat 250mg/5mL (2 amp)
Methylergometrine Maleat 0,2 mg/mL
Durante Operatif

Pemberian Cairan
■ Cairan Masuk
Pre operatif : RL 500 mL
Durante Operatif : RL 1500 mL
WidaHES 500 mL

■ Cairan Keluar
Perdarahan : ± 600 mL
Produksi Urin : ± 120 mL
Postoperatif di RR
■ Post Operasi di Recovery Room (RR)
Masuk pukul : 15.45 WITA
Pindah ke ICU pukul : 16.00 WITA

■ Pemeriksaan fisik:
■ B1 (Breathing) :
Airway paten, nafas spontan, RR 25x/menit RH(-),Wh(-), saturasi oksigen 99% dengan O2 nasal
canul 3 lpm.
■ B2 (Blood) :
Akral hangat (CRT <2 dtk), kulit merah, nadi 102x/menit, TD 154/119 mmHg, S1S2 tunggal regular,
murmur (-), T.ax: 36,6 C
■ B3 (Brain) :
GCS E4M6V5, Reflek Cahaya +/+, Reflek kornea +/+, gangguan pendengaran (-), gangguan
penglihatan (-)
Postoperatif di RR

■ B4 (Bladder) :
Kateter (+), Produksi Urin 60 mL/KgBB
■ B5 (Bowel) :
Nafsu makan baik, intake makanan oral, minum 1000 cc/hari, Bising Usus (+)
Normal, mual (-), muntah (-)
■ B6 (Bone) :
Mobilitas normal, turgor kulit baik, anemis (-), ikterik (-), sianosis (-),
dekubitus (-), luka (+) regio abdomen dengan luas 10 cm
Instruksi Post Operasi
■ Obgyn
Drips Oxytocin 20 IU dalam 500 cc RL hingga 24 jam post operasi
Anbacim 1 gr/ 24 jam post operasi
Asam traneksamat 500 mg/8 jam
Ketorolac 30 mg/8 jam
Ranitidine 50 mg/8 jam
Pantau Urin output dalam 24 jam
Balance cairan
Mobilisasi bertahap
■ Anesthesia
Cek Hb
Rencana transfusi PRC
Bupivacaine hydrochloride 10mL (50mg) + fentanyl 1 mL (50mcg) + NaCl (sampai mencapai 40 cc)/ SP
■ Pemeriksaan Laboratorium (di ICU)
■ Darah Lengkap (09-02-2022)
Hemoglobin : 7,8 g/dL (12-14)
MCV : 66,9 fl (80,0-100,0)
MCH : 20,9 pg(27,0-34,0)
MCHC : 31,4% (31,0-37,0)
Eritrosit: 3,72 juta (4,0-54,0)
Trombosit : 301.000 u/L (150.000-400.000)
HCT : 24,8% (35,0-49,0)
Leukosit : 24.900 /mm3 (4.000-10.000)
Gran% : 85,9% (50-70)
Lymph% : 7,5% (20-40)
■ Instruksi Lanjutan:
Berikan PRC 2 bag
■ Darah Lengkap (11-02-2022)
Hemoglobin : 9,4 g/dL (12-14)
MCV : 72,3 fl (80,0-100,0)
MCH : 23,5 pg(27,0-34,0)
MCHC : 32,6% (31,0-37,0)
Eritrosit : 3,99 juta (4,0-54,0)
Trombosit : 200.000 u/L (150.000-400.000)
HCT : 28,8% (35,0-49,0)
Leukosit : 18.300 /mm3 (4.000-10.000)
Gran% : 90,9% (50-70)
Lymph% : 4,7% (20-40)
■ Urine Lengkap (15-01-2022)
Protein : (+)(negative)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Terapi Cairan

■ Terapi cairan ialah tindakan untuk memelihara, mengganti


cairan tubuh dalam batas-batas fisiologis dengan cairan
infus kristaloid (elektrolit) atau koloid (plasma ekspander)
secara intravena

■ Prinsip yang paling penting dari terapi cairan adalah


volume dan komposisi cairan yang diberikan harus
mendekati cairan tubuh yang hilang
Tujuan Terapi Cairan
1. Penatalaksanaan prabedah

Prinsip pemberian cairan prabedah adalah untuk mengganti cairan dan kalori yang dialami
pasien prabedah akibat puasa. Cairan yang digunakan adalah:

a. Untuk mengganti puasa diberikan cairan pemeliharaan


b. Untuk koreksi defisist puasa atau dehidrasi diberikan cairan kristaloid
c. Perdarahan akut diberikan cairan kristaloid dan koloid atau transfusi
2. Penatalaksanaan selama pembedahan

Pada pemberian cairan selama pembedahan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Kekurangan cairan pra bedah


b. Kebutuhan untuk pemeliharaan
c. Bertambahnya insensibel loss karena suhu kamar bedah yang tinggi dan hiperventilasi
d. Terjadinya translokasi cairan pada daerah operasi ke dalam ruang ketiga dan intersisial
e. Terjadinya perdarahan
3. Pasca pembedahan

Pengaruh hormonal yang masih menetap beberapa hari pasca bedah dan mempengaruhi
keseimbangan air dan elektrolit tubuh harus diperhatikandalam menentukan terapi cairan tersebut

Pemberian cairan pasca bedah digunakan tergantung dengan masalah yang dijumpai, bisa
mempergunakan cairan pemeliharaan, cairan pengganti atau cairan nutrisi
B. Syok Hipovolemik

■ Syok hipovolemik merupakan syok yang terjadi akibat volume intravaskular yang tidak adekuat.

Penurunan volume darah dalam sirkulasi menyebabkan penurunan SV (stroke volume) dan CO

(cardiac output). Pada akhirnya perfusi dan oksigenasi ke jaringan pun menurun dan mengganggu

proses metabolisme.

■ Penyebabnya:

1. Hemorrhagic

2. Non-Hemorrhagic
Tanda dan Gejala
Prinsip tatalaksana
■ Penatalaksanaan syok hipovolemik meliputi mengembalikan tanda-tanda vital dan hemodinamik kepada
kondisi dalam batas normal

Prinsip terapi pada syok hipovolemik adalah:


■ Hentikan perdarahan (bila kausa hemoragik)
■ Hemoragik eksterna: tekanan langsung/perban tekan, jahit & operasi bila perlu.
■ Hemoragik interna: operasi sesuai indikasi, bidai dan traksi ringan untuk tulang panjang.

Perbaiki volume pembuluh darah


■ Infus 2 jalur
■ Kateter pendek-besar (ingat untuk crossmatch)
■ RL yang dihangatkan
■ Tetesan cepat / guyur
Algoritma Tatalaksana
Syok Hemoragik
Guidelines for The Clinical Use of Red Cell Transfusions British Journal of Hematology
2002

■ 15% loss (750 ml) : kristaloid, tidak transfusi


■ 15-30% loss (800-1500 ml) : kristaloid, koloid, tidak transfusi
■ 30-40% loss (1500-2000 ml): kristaloid, koloid, kemungkinan transfusi
■ > 40% loss (>2000 ml) : kristaloid, koloid, membutuhkan transfuse

Pertimbangkan transfusi darah apabila:


■ Hemodinamik tidak stabil meski pemberian cairan sudah cukup banyak
■ Hemoglobin < 7 g/dl dan pasien masih berdarah
End point resusitasi cairan:

■ Perfusi kembali hangat, kering, merah

■ BP sekitar 90-100 mmHg

■ (produksi urine 0,5 - 1 ml/kg/jam).


BAB III
PEMBAHASAN
Seorang Pasien perempuan berusia 42 tahun G2P1A0 Gravid 38 minggu 5 hari
masuk dengan pengantar di Rumah Sakit Dr. La Palaloi pada hari selasa, 08 Februari
2022. Berdasarkan anamnesis, pasien mengatakan mengalami pembesaran pada
perut sebelum hamil, dan semakin membesar disertai adanya kehamilan. Setelah
dilakukan pemeriksaan USG didapatkan gravid tunggal hidup dan adanya mioma.
Selanjutnya akan dilakukan operasi pada tanggal 09 Februari 2022.
1. Pre Operasi

■ Evaluasi pre operasi meliputi history taking (AMPLE), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

laboratorium yang berhubungan

Hasil:

■ Pada pasien tidak terdapat riwayat alergi, Riwayat pengobatan sebelumnya (-), obat hipertensi (-)

Riwayat Asma (-), Riwayat DM (-), pasien tidak mengetahui secara pasti riwayat tekanan

darahnya, merokok (-), konsumsi alkohol (-), riwayat trauma dan MRS (-), riwayat operasi (-),

puasa mulai pukul 07.30 (6 jam sebelum operasi), Pasien G 2P1A0 Gravid 38 minggu 5 hari, janin

hidup tunggal intrauterine + Mioma. Namun tidak terdapat keterbatasan dalam beraktivitas
Intake Oral

■ Reflek laring mengalami penurunan selama anestesi. Regurgitasi isi lambung


dan kotoran yang terdapat dalam jalan nafas merupakan resiko utama pada
pasien yang menjalani anestesi.

■ Pada pasien dewasa umumnya puasa 6-8 jam, anak kecil 4-6 jam dan pada bayi
3-4 jam. Pada pasien dilakukan puasa selama 6 jam sebelum dilakukan operasi.
Premedikasi
Premedikasi ialah pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anestesi dengan tujuan untuk
melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari anesthesia diantaranya:
■ Meredakan kecemasan dan ketakutan
■ Memperlancar induksi anesthesia
■ Mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus
■ Meminimalkan jumlah obat anestetik
■ Mengurangi mual muntah pasca bedah
■ Menciptakan amnesia
■ Mengurangi isi cairan lambung
■ Mengurangi reflek yang membahayakan
Pada pasien ini diberikan obat premedikasi dan medikasi berupa:

■ inj. Ondansetron 4mg/2ml. Ondansetron ialah suatu antagonis 5-HT3 yang sangat selektif
yang dapat menekan mual dan muntah dan juga diberikan

■ Dexamethasone 5mg/mL untuk mengurangi terjadinya inflamasi.

■ Oksitosin 10 IU dilanjutkan 20 IU drip yang bertujuan untuk meningkatkan kontraksi


uterus pasca melahirkan,

■ Asam traneksamat yang merupakan obat golongan antifibrinolitik

■ Methylergometrine yang bekerja dengan cara merangsang otot Rahim untuk berkontraksi
lebih kuat, sehingga mengurangi perdarahan
■ Terapi Cairan

Terapi cairan preoperatif termasuk penggantian defisit cairan sebelumnya, kebutuhan


maintenance dan luka operasi seperti pendarahan.

Kebutuhan Maintenance Normal (Morgan,


2006)
■ Terapi cairan intravena dapat terdiri dari infus kristaloid, koloid, atau kombinasi
keduanya.

■ Cairan kristaloid adalah cairan dengan ion low molecular weight (garam) dengan
atau tanpa glukosa, sedangkan cairan koloid juga mengandung zat-zat high
molecular weight seperti protein atau glukosa polimer besar.

■ Cairan koloid menjaga tekanan onkotik koloid plasma dan untuk sebagian besar
intravaskular, sedangkan cairan kristaloid cepat menyeimbangkan dengan dan
mendistribusikan seluruh ruang cairan ekstraseluler.
■ Pada saat operasi berlangsung, hemodinamik pasien mengalami fluktuasi akibat
adanya perdarahan, sehingga pasien diberikan terapi cairan berupa kristalodi dan
juga koloid.

■ Pada operasi pasien mengalami kehilangan darah ±600 mL. dengan EBV pasien
±3.675 mL dan MABL 184 mL.

■ Kehilangan darah durante operasi biasanya digantikan dengan cairan kristaloid


sebanyak 3-4 kali jumlah volume darah yang hilang dan koloid sebanyak jumlah
darah yang hilang.
4. Post Operasi

■ Pada post operasi, pasien dipindahkan ke ICU dan dilakukan pemantauan lebih
lanjut.

■ Pada pasien dilakukan pemeriksaan darah lengkap yang mana menunjukkan hasil
penurunan kadar Hb dengan nilai 7,8 g/dL.

■ Pasien diberikan transfusi PRC sebanyak 2 bag untuk meningkatkan kadar Hb.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan

■ Pasien adalah perempuan berusia 42 tahun G2P1A0 Gravid 38 minggu 5 hari


disertai adanya mioma dan dilakukan operasi pada tanggal 09 Februari 2022.
Tindakan Anestesi yang dilakukan berupa anestesi regional SAB+Epidural.

■ Evaluasi pre operasi pasien dalam batas normal, hanya pada pemeriksaan
penunjang berupa USG yang menunjukkan adanya Mioma. sehingga pasien
dilakukan operasi sectio caesarea dengan tindakan anestesi SAB+Epidural
■ Selama durante operasi, pasien mengalami perdarahan berlebihan sehingga
menunjukkan tanda-tanda syok hipovolemik dan diberikan terapi cairan sesuai
dengan tatalaksana syok hipovolemik selama operasi berlangsung.

■ Evaluasi post operatif dilakukan, dimana pasien dipindahkan ke ruang ICU.


Dilakukan pemeriksaan berupa darah lengkap dan ditemukan adanya penurunan
kadar Hb sehingga perlu diberikan komponen darah pada pasien. Setelah diberikan
komponen darah, kadar Hb pasien mengalami peningkatan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai