Anda di halaman 1dari 14

Penalaran

Kelompok 1
1. Bagas Eko S.W. (1912321022)
2. Brenda Hilzavena (1912321026)
3. Dwi Wahyu N. (1912321034)
4. Eka Ayuningsih (1912321019)
5. Joanico Da Costa (1912321029)
Teori Sebagai
Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk
membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap
suatu pernyataan atau asersi (assertion). Pernyataan yang dimaksud
dapat berupa teori tentang suatu fenomena.
Unsur dan Struktur Penalaran
1 2 3
Keyakinan Argumen adalah
Asersi adalah adalah tingkat serangkaian
pernyataan kebersediaan asersi beserta
(biasanya untuk keterkaitan
positif) yang menerima artikulasi dan
menegaskan bahwa suatu iferensi atau
pernyataan penyimpulan
bahwa seseatu atau teori
(misal teori) yang digunakan
(penjelasan) untuk
adalah benar. mengenai suatu mendukung
penonema atau suatu
gejala (alam keyakinan
dan sosial)
adalah benar.
Lanjutannya

Contoh Asersi
Contoh
 Partisipasi mempengaruhi kinerja
Argumen
 Statemen aliran kas bermamfaat
bagi investor dan kreditor

 Argumen Deduktif
Dalam sektor publik, anggaran
merupakan alat pengendalian dan
 pengawasan yang paling handal.  Argumen Induktif
Contoh
Keyakina
n
 Keadabenaran
 Bukan Pendapat
 Bertingkat
Penalaran Induktif
Dalam Akuntansi

Penalaran induktif dalam


akuntansi biasanya digunakan
untuk menghasilkan  pernyataan-
pernyataan umum yang menjadi
menjadi penjelasan penjelasan
(teori) terhadap terhadap gejala
akuntansi tertentu.
Kecohan

Kecohan berdasarkan dari maksud untuk


berargumen, dibagi menjadi dua yaitu strategem
dan reasoning fallacy (salah nalar).
1. Strategem
2. Salah nalar (reasoning fallacy)
Aspek Manusia
Dalam Penalaran
Manusia tidak selalu rasional dan
bersedia berargumen, sementara itu
tidak semua asersi dapat ditentukan
kebenarannya secara obyektif dan
tuntas
Berikut ini aspek manusia yang menjadi penghalang penalaran dan
pengembangan ilmu:

a) Penjelasan sederhana
b) Kepentingan mengalahkan nalar
c) Sindroma tes klinis
d) Mentalitas joko tingkir
e) Persistensi

Lanjutannya
Studi Kasus
Laporan Keuangan Untuk UMKM Berbasis
SAK ETAP

Sejak beroperasi, UKM ini belum mempunyai laporan


keuangan. Pemilik hanya melakukan pencatatan mengenai
transaksi pembelian bahan baku, pembayaran gaji
karyawan,pembayaran beban listrik, air dan telepon serta
penjualan. Pencatatan dilakukan berdasaran jenis transaksi
bukan berdasarkan transaksi harian. Kesulitan itu
menyangkut aktivitas dan penilaian atas hasil yang dicapai
oleh setiap usaha. Apalagi kalau harus dilakukan
pengukuran dan penilaian atas aktivitas yang terjadi dalam
kegiatan usaha. Pencatatan dilakukan hanya dengan
menghitung selisih antara uang masuk dengan uang yang
keluar, tanpa melihat pengeluaran uang itu untuk atau dari
alokasi kegiatan usaha ataupun non usaha. Seringkali
dalam skala usaha kecil menengah hasil usaha dikatakan
bagus jika pendapatan sekarang lebih tinggi dibanding
dengan pendapatan sebelumnya. Padahal indikator dari
keberhasilan tidak hanya diukur dari pendapatan saja,
diperlukan pengukuran dan pengelompokan atas transaksi
atau kegiatan yang terjadi serta pengikhtisaran transaksi-
transaksi tersebut.
Studi Kasus Semakin berkembangnya usaha, menuntut UKM
untuk berhubungan dengan pihak eksternal
perusahaan. Misalnya untuk meningkatkan
pendanaan UKM akan berhubungan dengan pihak
bank/ lembaga keuangan lainnya. Pihak bank/
lembaga keuangan tersebut biasanya akan
mensyaratkan laporan keuangan untuk menilai
kelayakan kredit dari UKM. Demikian juga ketika
UKM akan mengikuti lelang pengadaan barang
maupun jasa yang diadakan oleh pihak rekanan,
pihak rekanan biasanya akan meminta laporan
keuangan sebagai syarat kelengkapan administratif.
Dengan demikian semakin berkembangnya
usaha,menuntut UKM untuk menyediakan laporan
keuangannya dengan baik sesuai standar yang
berlaku. kendala-kendala yang dihadapi UKM dalam
menyusun laporan keuangan berbasis SAK ETAP
serta untuk merancang sistem akuntansi sederhana
yang dapat membantu dan memudahkan para
pemilik UKM dalam membuat laporan keuangan
berbasis SAK ETAP.
.
Studi Kasus
Pencatatan yang dilakukan sampai saat ini sejak UKM ini
beroperasi, usaha ini belum mempunyai laporan keuangan.
Pemilik hanya melakukan pencatatan secara sederhana dan
manual mengenai: (1) Catatan transaksi pembelian bahan
baku, yaitu pencatatan seluruh transaksi yang meliputi
pembelian barang-barang bahan baku pokok dan bahan-
bahan tambahan. Pemilik mencacatat transaksi pembelian
saat terjadinya transaksi, karena hal ini memudahkan
pencatatan bagi pemilik sehingga tidak ada transaksi
pembelian yang terlewatkan. (2) Catatan pembayaran gaji
karyawan, yaitu pencatatan seluruh transaksi yang
meliputi pembayaran gaji. Karena penggajian dilakukan
mingguan, maka priode pencatatan beban gaji adalah
mingguan. (3) Catatan penjualan, yaitu pencatatan seluruh
transaksi jual yang terjadi. Berguna untuk mempermudah
pengelola dalam mengetahui laba atau rugi yang
dihasilkan..
Studi Kasus
Untuk mengatasi kendala-kendala dalam penyusunan
laporan keuangan diharapkanUKM untuk: (1) Disiplin
menyediakan waktu untuk mencatatkan setiap transaksi
dalam jurnal; (2) Mendokumentasikan bukti-bukti
transaksi dengan rapi agar pada saat pencatatan tidak ada
bukti transaksi yang hilang atau terselip; (3) Menyediakan
sarana prasarana yang mendukung dalam penyusunan
laporan keuangan, dalam hal ini komputer dengan aplikasi
pendukungnya. Untuk mendapatkan laporan keuangan
yang lebih akurat dengan menggunakan perangkat lunak
Microsoft Excel maka: (a) Pencatatan transaksi dalam
jurnal dilakukan rutin, agar tidak ada transaksi yang
terlewatkan; (b) Saat menggunakan aplikasi Microsoft
Excel perlu diperhatikan pos-pos yang harus diisikan
secara manual, yaitu saldo pada neraca awal pada awal
tahun, PPh pada laporan laba rugi dan perhitungan
depresiasi aset tetap pada akhir tahun; (c) Kartu utang
piutang perlu diisi dengan lengkap meskipun berjangka
pendek karena berfungsi sebagai alat kontrol keuangan;
dan (d) Kartu persediaan perlu diisikan dengan lengkap.

.
SESI
TANYA
JAWAB
Thankyou

Anda mungkin juga menyukai