Anda di halaman 1dari 84

Sediaan Solida

Oleh:
Erfan Tri P., S.Farm., Apt.
Keunggulan
 Takaran dosis lebih tepat
 Mampu menghilangkan rasa yang tidak enak
 Lebih stabil dan memiliki waktu kadaluwarsa yang lebih lama
 Lebih praktis
 Biaya transportasi serta resiko lebih rendah
Kelemahan
 Susah ditelan
 Tidak dapat digunakan pada pasien yang tidak sadar
 Perlu waktu lama untuk absorpsi
Pembuatan Sediaan Solida
• Tahap pengembangan sifat-sifat fisika kimia suatu bahan
obat sebelum diproduksi
• Tahap investigasi sifat fisika, kimia, biologi suatu BA, baik
Praformulasi individu atau setelah dikombinasikan

• Tahapan untuk memperoleh sediaan yang memenuhi


kriteria:
• Aman
• Efektif
Formulasi • Akseptabel (ketersediaan farmasetik & hayati)
Macam-macam Sediaan Solida

Sediaan
Solida

Tablet Kapsul Pil Granul Serbuk Suppositoria


Bahan Tambahan
Sediaan Tablet
Oleh:
Erfan Tri P., S. Farm., Apt.
Komposisi Sediaan Tablet
Filler

Disintegrant

Bahan Aktif Lubricant


Tablet
Bahan
Gildant
Tambahan

Anti-
adheren

Colouring

Flavouring
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari Bahan Aktif untuk memformulasi
sediaan solida, antara lain:

Absorpsi

Stabilitas

Sifat fisika kimia

Dosis
Bahan Pengisi (Filler)
Tujuan Kriteria

Menambah massa Tidak bereaksi dengan bahan lain

Tidak punya aktivitas fisiologis dan


Memperbaiki kompresibilitas
farmakologis

Memperbaiki sifat alir Stabil secara fisika dan kimia

Tidak berpengaruh pada disolusi dan BA


Macam Filler (Kelarutan)
• Laktosa
• Sukrosa
• Dekstrosa
• Manitol
Larut Air • Sorbitol

• Ca Sulfat (CaSO4)
• Ca Karbonat (CaCO3)
• Amilum
Tidak Larut • MC
Air
Macam Filler (Material Penyusun)
Anorgani
Organik
k
Kalsium fosfat
Karbohidrat
(CaPO4)

Karbohidrat yang
CaCO3
dimodifikasi
Binder

Tujuan Penambahan Binder


Penentu Keseragaman Ukuran
Kekerasan
Mudah tidaknya granul dikempa
menjadi tablet
Macam Binder (Asalnya)

Polimer sintetik
Alam Golongan Gula
(Semisintetik)
• Akasia • HPMC • Sukrosa
• Tragakan • CMC Na • Larutan Gula
• Gelatin • PVP
• Amilum • PEG
• Gum
• Pektin
Tahapan pada saat penambahan cairan
pengikat pada saat granulasi

Funikular Kapiler Droplet


Pendular
Ruang antar Kenaikan Semua ruang Penutupan
partikel diisi tegangan terisi zat partikel oleh
sebagian oleh permukaan 3x pengikat tetesan cairan
zat pengikat pendular
dan
membentuk
jembatan cair
antara partikel
Disintegrant
Mekanisme pengembangan
(swelling)

Porositas dan Gaya


kapilaritas
Teori tentang hancurnya
Bahan pengisi
tablet

Deformasi

Bahan pengikat
Partikel yang
terdisintegrasi/ gaya tolak
antar partikel
Bahan Pelicin

Surfaktan
Penambahan Disintegran
Intragranular

Ekstragranular
Macam Disintegrant
 Amilum (Pati)
 Mikrokristalin Selulosa (MCC)
Bahan pelicin (lubricant), pelincir (glidan),
dan anti lekat (anti adherent)

Lubrikan Larut Lubrikan Tidak


Glidan Anti-adherent
Air Larut Air
• Magnesium • Garam • Ca silikat • Sebagaian
Lauril Sulfat kalsium, • Koloidal silikon besar lubrikan
• PEG 400, magnesium, dioksid • Amilum
6000, dan dan zink dari • Magnesium • Talk
8000 asam asetat carbonat
• Na benzoat • Gliseril (MgCO3)
• Na lauril sulfat monostearat • Magnesium
• Sukrosa • Gliseril trisilikat
monolaurat palmitostearat • Amilum
• Parafin • Talk
• Asam Stearat
• Talk
Metode Pembuatan
Tablet
Oleh:
Erfan Tri P., S.Farm., Apt.
Cetak Langung (Direct Compression)
Cetak Langsung

Tanpa proses granulasi

Memerlukan BA dan BT dengan kriteria khusus

Sifat alir baik

Kompaktibilitas baik

Distribusi ukuran partikel yang baik

Densitas ruahan yang tinggi

Reprodusibel dalam produksi tinggi


Cetak Langsung

Keuntungan Kelemahan
•Haga bahan yang mahal
•Tahap produksi yang paling singkat
•Membutuhkan alat, ruangan,
•BA dan BT harus memiliki
waktu, dan SDM yang lebih sedikit ukuran partikel yang mirip
•Mampu meningkatkan disintegrasi •Kesulitan dalam
•Mengurangi kontak dengan panas pendistribusian BA berdosis
dan lembab (granulasi basah) dan kecil serta sulit untuk BA
mengurangi tekanan tinggi
(granulasi kering) berdosis tinggi dengan
kompresibiltas yang buruk
Tahapan Cetak Langsung

Peni Pen Ko
mba cam mpr
nga pura
n n
esi
Bah Bah tabl
an an et
Hubungan antara metode pembuatan
dengan sifat alir dan kompresibilitas bahan
Kompresibilitas

Tinggi

Sifat Alir

Tinggi

Cetak langsung

Rendah

Granulasi Kering

Granulasi
Rendah

Sifat Alir
Basah
Tinggi

Rendah
Granulasi
Tujuan Granulasi

Mencegah segregasi

Memperbaiki sifat alir

Meningkatkan densitas ruahan

Memperbaiki kompresibilitas serbuk

Mengontrol kecepatan pelepasan obat

Memperbaiki penampilan produk


Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
granul

Besar kecilnya ukuran BA dan BT

Tipe binder

Jumlah binder

Efektivitas serta frekuensi pengadukan

Kecepatan pengeringan
Granulasi Basah

Granulasi Basah

Sukar Tahan Sifat Kompr


larut terhadap
dalam panas dan alir esibilita
air lembab buruk s buruk
Granulasi basah

Kerugian
Keuntungan • Memerlukan alat dalam jumlah
• Mencegah segregasi banyak
• Memperbaiki sifat alir • Memerlukan ruang produksi yang
• Memperbaiki kompaktibilitas luas
• Meningkatkan disolusi • Prosedur kerja kompleks
• Mempertahankan distribusi obat • Penggunaan energi besar
dan zat warna merata • SDM banyak
• Dapat digunakan untuk obat • Memungkinkan terjadinya
kehilangan pada material selama
dengan dosis kecil
proses berlangsung
Tahap Granulasi Basah

Penc Pemb Peng


ampu asaha ayak Penc
ran n Peng Peng an ampu
ayak ering
BA Penyi camp an granu Peni ran
Peni deng uran an l mban granu
apan kasar granu Kom
mban an laruta serbu deng kerin gan l presi
gan filler k l g granu kerin
baha dan n deng an lemb deng l g table
binde ayak ab t
n seba r an an an kerin deng
gian laruta (50- ayak g an
disint n mesh an lubrik
6-12 55ºC)
egran binde mesh an
t r 14-20
Granulasi kering
Pembuatan granul pada metode ini dengan menggunakan alat:
 Heavy-duty tabletting machine massa tablet dikempa dengan
tekanan besar menjadi slug (bongkahan kompak)
 Roller compaction massa tablet dikempa dengan tekanan besar menjadi
lempengan
Slug atau lempengan yang terbentuk kemudian dihancurkan dan diayak
sehingga akan diperoleh suatu granul.
Granulasi kering

Keuntungan
Butuh peralatan yang sedikit

Sesuai untuk bahan yang sensitif


terhadap panas dan lembab

Mempercepat waktu hancur tablet


Tahapan Granulasi Kering

Peni
mba
nga Pencampuran
bahan
Kompresi bahan
menjadi slug atau
Penghancuran slug
atau lempengan
Pencampuran
granul dengan
bahan pelicin dan
Kompresi tablet

n
lempengan menjadi granul
penghancur

bah
an
Pengujian Massa
Penyusun Tablet
Oleh:
Erfan Tri P., S. Farm., Apt.
Sifat Alir

Keseragaman
Keseragaman
Pengujian pengisian Keseragaman
kandungan
sifat alir ruang bobot
zat aktif
cetakan
Sifat dasar serbuk yang berpengaruh pada
sifat alir
Ukuran partikel •Serbuk yang halus, sifat alir lebih buruk

Distribusi ukuran partikel •Monosize, sifat alir lebih baik dibanadingkan dengan polysize

Bentuk partikel •Bentuk bulat, sifat alir lebih baik daripada yang berbentuk tidak beraturan

Tekstur permukaan partikel •Tekstur yang halus dan licin, sifat alirnya lebih baik

Sisa energi permukaan •Menyebabkan friksi, adhesi, dan kohesi yang dapat berpengaruh pada sifat alir

Luas permukaan •Serbuk dengan partikel sangat kecil serta bentuk tidak beraturan menyebabkan luas permukaan besar dan serbuk tidak mudah mengalir

Densitas •Densitas menentukan besar kecilnya pengaruh gaya gravitasi

Kandungan lembap •Granul yang terlalu lembap akan menghambat sifat alir granul
Pengukuran sifat alir granul

Pengukura
n •Metode corong
Langsung
Pengukura
•Sudut Diam
n Tidak •% tap (indeks pemampatan)
Langsung
Metode Corong
 Serbuk dikatakan memiliki sifat alir yang baik jika 100 gram serbuk yang
diuji memiliki waktu alir ≤ 10 detik
Sudut Diam (angle of repose)
4 macam metode pengukuran sudut diam

Fixed funnel

Fixed-bed cone

Tilting box

Revolving cylinder
Perhitungan Sudut Diam
 Nilai sudut diama yang diperoleh dari metode fixed funnel, fixed-bed cone,
dan tilting box disebut sebagai static angle of repose
 Nilai sudut diama yang diperoleh dari metode revolving cylinder disebut
sebagai kinetic angle of repose

Tg α =
% tap (indeks pemampatan)
 Indeks pemampatan =

 Indeks Carr =

Sifat Alir Sudut Diam (α,º) Indeks Carr (%)


Sangat baik 25-30 <10
Baik 31-35 11-15
Cukup 36-40 16-20
Agak buruk 41-45 21-25
Buruk 45-55 26-31
Sangat buruk 56-65 32-37
Sangat sangat buruk >66 >38
Kompaktibilitas dan Kompresibilitas
Susut Pengeringan (Lost On Drying (LOD))
dan Kadar Air
 LOD merupakan pengukuran terhadap bobot yang hilang selama
pemanasan pada suhu dan waktu tertentu.
 Bobot yang hilang dapat berupa air yang terkandung dalam sampel atau
komponen lain dalam formula yang dapat menguap
 Kadar air (moisture content (MC)) merupakan pengukuran terhadap
kandungan air yang terdapat dalam sampel.

% MC=

 Tingginya nilai kadar air akan berakibat pada susah


mengalirnya serbuk yang terbentuk karena terjadi
peningkatan jembatan cair yang terbentuk.
Uji Mutu Tablet
Oleh: Erfan Tri P., S. Farm., Apt
Uji Mutu Tablet
Uji Mutu Tablet

Compendial standard

Uji Keseragaman Bobot

Uji Keseragaman Ukuran

Uji Waktu Hancur

Uji Disolusi

Non-compendial standard

Uji Kekerasan

Uji Kerapuhan
Keseragaman bobot tablet
 FI III (Uji Keseragaman Bobot Tablet)
 Ditimbang 20 tablet dan dihitung bobit rata-ratanya
 Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang
menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang
ditetapkan pada kolom “A” dan tidak boleh ada satu tablet pun yang
bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga dalam
kolom “B”.
 Jika perlu dapat diulang dengan 10 tablet dan tidak boleh ada satu
tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-
rata yang ditetapkan dalam kolom “A” maupun kolom “B”.
 Unites State Pharmacopoiea (USP) (Uji Keseragaman Bobot)
 Berlaku tablet yang tidak bersalut
 Tablet dengan kandungan BA ≥ 50 mg (Perbandingan kadar BA dalam
tablet 50% atau lebih dari bobot tablet)
 20 tablet ditimbang satu per satu, dihitung bobot rata-ratanya dan
dilanjutkan dengan melihat besar penyimpangannya terhadap bobot
rata-rata
 Persyaratan tidak boleh lebih dari 2 tablet yang bobotnya
menyimpang (dibandingkan bobot rata-rata) dari persentase yang
tercantum
Bobot rata-rata (mg) Persen perbedaan
<130 10
130-324 7,5
>324 5
 Berdasarkan FI IV Keseragaman Sediaan

Keragaman bobot

Pada produk kapsul lunak berisi cairan, atau produk yang mengandung zat aktif 50 mg atau lebih yang
merupakan 50% atau lebih, dari bobot, satuan sediaan

Keseragaman bobot bukan merupakan indikasi yang cukup dari keseragaman kandungan jika zat
aktif merupakan bagian kecil dari tablet atau jika tablet bersalut gula.

Keseragaman kandungan

Keseragaman dari zat aktif lain, jika ada dalam jumlah lebih kecil
Keseragaman Ukuran
 Syarat:
4/3T≤D≤3T
Uji Waktu Hancur
 Tablet Tidak Bersalut 15 menit (FI III)
 Tablet Bersalut (Bukan enterik) 30 menit (FI IV)
 Tablet Bersalut (Enterik) 60 menit (FI IV)
 Pada akhir batas waktu seperti yang tertera dalam monografi, angkat
keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna.
Bila 1 tablet atau 2 tablet tidaka hancur sempurna, ulangi pengujian
dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus
hancur sempurna.
Uji Disolusi
 Uji disolusi (in vitro) dilakukan untuk mengukur jumlah zat aktif yang
terdisolusi dalam media cair yang diketahui volumenya pada suatu waktu
tertentu dan alat tertentu
Perhitungan
Kriteria Penerimaan

Lepas Segera
Uji Kekerasan
 Persyaratan tablet oral: 4-8 kg

kg=
Uji Kerapuhan
 % Kerapuhan ≤ 1%

% kerapuhan=
Tablet Salut
Oleh:
Erfan Tri P., S. Farm., Apt.
Macam-macam Tablet Salut
Tablet Salut

Sugar coating

Film coating

Enteric coating
Salut Gula
Tujuan:
 Proses penyalutan dengan gula disebut sebagai drageifikasi
 Tujuan proses ini adalah menghasilkan drage
Tahapan dalam Salut Gula

Subcoating
• Menghalangi
penetrasi air
• Menutup • Mengkilaplan
kedalam core dan
permukaan sisi permukaan tablet
memperkeras
permukaan tablet tablet sehingga
berbentuk
elips/bundar
Sealing Polishing
Bahan dalam Proses Salut Gula

Subcoating

• HPMC • R/ Pulvis gummi • Sera alba


• HPC arabicum • Sera flava
• Gelatin
• Gula
• Air
Sealing Polishing
Salut Lapisan Tipis
Salut Lapisan Tipis

Salut film konvensional

Salut film untuk modifikasi pelepasan

Salut enterik
Ciri-ciri Tablet Salut Film Tablet Salut Gula
Penampilan Mempertahankan Tablet dibentuk bulat
bentuk asli tablet dengan penyalutan
berulang
Peningkatan bobot 2-3% 20-50%
tablet
Logo atau garis bagi Memungkinkan untuk Tidak memungkinkan
diberi logo atau garis untuk garis bagi, logo
bagi hanya dapat diperoleh
dengan pencetakan
tulisan
Pelatihan operator Mudah Perlu diperhitungkan
Tahapan proses Satu tahap Banyak tahap
Fungsi penyalutan Dapat untuk pelepasan Tidak untuk pelepasan
terkontrol terkontrol
•Metilselulosa
Polimer Salut Lapis •Etilselulosa
•Hidroksipropil selulosa (HPC)
Tipis •HPMC
•CMC Na

Polimer Salut •Shellac


•Selulosa asetat ftalat (CAP)
Enterik •Polivinil asetat ftalat (PVAP)
•Hidroksipropil metilselulosa ftalat (HPMCP)
Teknik penyalutan

Penuangan
Tablet pecah
Tablet lengket

Hasil tidak baik


Platicizer
 Bahan pelentur atau pemlastis (platicizer) merupakan bahan untuk
memperbaiki sifat lapisan tipis penyalut
 Contoh platicizer
 Golongan Poli-ol : gliserin, propilen glikol, PEG (PEG 200-PEG 600)
 Golongan ester-ester organik: ester ftalat, dibutil sebacete, ester-
ester sitrat (trietil, asetil tributil)
 Golongan minyak-minyak/ gliserida: ol. ricini, monogliserid
terasetilasi
Tablet Khusus
Oleh:
Erfan Tri P., S. Farm., Apt.
Tablet Eferfesen
 Dibuat dengan mencampurkan asam-asam organik dengan basa
 Asam yang digunakan: Asam sitrat atau asam tartrat
 Basa yang digunakan: Natrium bikarbonat
Tablet Isap (lozenges)
 Sediaan pada yang mengandung satu atau lebih bahan obat, sebagai
bahan dasar beraroma serta manis yang dapat membuat tablet melarut
serta hancur secara perlahan di mulut.
 Sediaan untuk memberikan efek lokal di mulut serta kerongkongan
 Pada formula tidak mengandung disintegran
 Kekerasan 7-14 kgf (lebih besar dari tablet biasa)
 Dirancang tidak hancur, tapi melarut atau terkikis secara perlahan dalam
waktu 30 menit atau kurang.
Tablet kunyah (chewable tablet)
 Tablet yang harus dikunyah dimulut sebelum ditelan atau bukan
dimaksudkan untuk ditelan secara utuh.
 Tujuan penggunaan memberikan suatu regimen pengobatan yang mudah
digunakan untuk anak-anak dan orang tua.
 Bahan pengisi yang umum digunakan adalah manitol, sorbitol, dan
sukrosa.
Tablet bukal dan tablet sublingual
 Kedua sediaan merupakan regimen yang penghantaran BA melalui
mukosa oral.
 Mukosa bukal terdapat pada pipi bagian dalam
 Formulasi bukal diletakkan didalam mulut diantara bagian atas gingiva
dan pipi
 Untuk pengobatan lokal dan sistemik
 Daerah bukal kurang permeabel jika dibandingkan dengan sublingual,
tetapi pada area ini banyak memiliki pembuluh darah sehingga absorbsi
lebih cepat ke sistem vena dibandingkan mukosa oral.
 Tablet sublingual merupakan sediaan yang diletakkan dibawah lidah
(mendapatkan efek yang lebih cepat)
Tablet lepas lambat

Tablet lepas lambat

Aksi berulang (repeat action)

Lepas lambat (sustained release)

Aksi diperlama (prolonged action)


Tablet aksi berulang (Repeat action tablet)
 Terdiri dari dua bagian:
1. Dosis yang dilepaskan secara cepat (immediate release)
2. Dosis yang baru dilepaskan setelah beberapa waktu
 Pelepasan obat dikontrol oleh suatu “time barrier” atau suatu “enteric
coating”
Tablet lepas lambat (Sustained release tablet)
 Memiliki dua macam dosis:
1. “initial dose”
2. “maintained dose” yang memiliki pelepasan lambat
Tablet aksi diperlama (Prolonged action
tablet)
 Hampir mirip dengan sustained release tapi tidak memiliki dosis muatan
untuk mendapatkan kadar terapi pada awal pemberian.
 Pelepasan obat terjadi lambat sehingga memberikan cadangan obat
secara terus menerus
Permasalahan dalam
Pembuatan Tablet
Oleh:
Erfan Tri P., S. Farm., Apt
capping

Proses
laminasi
pentabletan
Retak pada tablet
(cracking)
Permasalah dalam
pembuatan tablet

Pecahnya tablet
(chipping)

Eksipien picking

binding

Lebih dari satu


mottling
faktor
Kaping (capping)

 Lapisan atas atau bawah tablet membuka secara horizontal


 Penyebab: terjebak atau terkurungnya udara pada saat tabletasi ketika
dikeluarkan dari die
Laminasi (Lamination)
 Tablet pecah berlapis-lapis secara horizontal
 Penyebab: udara yang terperangkap pada ruang die saat pengempaan
Pecahnya Tablet (Chipping)

 Kejadian dimana terjadinya pecah pada tepi tablet, baik setelah


dikeluarkan dari cetakan, selama penanganan (penyalutan).
 Penyebab: pengaturan mesin yang tidak baik atau adanya pada saat
keluarnya tablet dari alat pencetak
Retak pada Tablet (Cracking)
 Tablet yang mengalami retakan kecil, baik diatas, bawah maupun dinding
samping
 Penyebab: proses tabletasi yang terlalu cepat
Perlekatan pada dinding die (sticking)
 Melekatnya material yang dikempa pada dinding die
 Yang melekat lapisan tipis filming
 Yang melekat berupa lekatan yang tebal sticking
 Penyebab: granul yang lembab atau lubrikasi yang kurang baik
Perlekatan pada permukaan punch atas
(Picking)
 Tablet yang permukaannya hilang karena material yang dikempa melekat
pada permukaan punch atas
 Penyebab: Granul lembab, lubrikasi kurang, terlalu banyak bahan
pengikat
Perlekatan tablet pada dinding ruang cetak
(binding)
 Melekatnya material tablet dengan dinding ruang cetak pada saat
pengeluaran tablet
 Penyebab: material sangat lembab, kurangnya lubikan, die yang kurang
bersih
Bintik pada tablet (Mottling)
 Adanya distribusi warna yang tidak merata pada permukaan tablet,
berbintik terang atau gelap
 Penyebab: warna bahan aktif yang berbeda dengan bahan tambahan
Contoh Soal
Seorang Tenaga Teknis Kefarmasian di bagian produksi sedang melakukan
evaluasi granul dalam pembuatan tablet ekstrak daun sambung nyawa
sebagai kendidat antidiabetes. Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan granul
tersebut memiliki nilai % tap yang rendah. Formula granul tersebut antara
lain:
Daun sambung nyawa 344,8 mg
PVP 2 mg
Starch 1500 7,5 mg
Talcum 1 mg
Mg Stearat 0,25 mg
Mikrokristalin selulosa PH 102 ad 500 mg
Apakah bahan tambahan yang perlu ditambahkan untuk memperbaiki
granul tersebut?
Contoh Soal
Seorang Tenaga Teknis Kefarmasian dibagian produksi sedang melakukan
produksi tablet CTM dengan menggunakan metode granulasi basah dengan
disintegran yang ditambahkan secara intragranular. Berat tablet CTM yang
diproduksi adalah 200 mg. Pada saat proses pembuatan diperoleh granul
dengan berat 186 mg. Formula tablet tersebut adalah
Klorfeniramin maleat 0,4 mg
Getah kulit pisang Goroho 15%
Amilum manihot 5%
Talcum 1%
Mg Stearat 1%
Mikrokristalin selulosa PH 102 ad 100%
Berapakah jumlah talcum yang ditambahkan?

Anda mungkin juga menyukai