Kelompok 8
DOSEN PENGAJAR :
Juwita Yanti pakpahan,S.Kep,M.Hkes
CONTENTS
1 PENGERTIAN TYHPOID
pasien, tergantung umur pasien. Karier tifoid dilakukan untuk mengetahui keberhasilan
bersifat kronis dalam hal sekresi Salmonella pengobatan. Hal-hal yang menjadi prioritas
typhi di feses Hampir 100.000 penduduk untuk dimonitor adalah tanda-tanda vital
Indonesia terjangkit penyakit tifus tiap (suhu, nadi, nafas. tekanan darah),
tahunnya.
UPAYA PECEGAHAN
SECARA MANDIRI
U P A Y A P E N C E G A H A N
T h e NM eA wN D I
S E C A R A R I
C o r o n a v i r
u s
01
02 03
Vaksinasi, yang dianjurkan oleh
Cuci tangan dengan air dan Hindari makanan mentah
pemerintah Indonesia tapi tidak
sabun, terutama ketika Anda karena bakteri penyebab
diwajibkan. Vaksin ini bisa
akan menyiapkan makanan
dapat diberikan secara oral tifus mungkin saja tersisa di
atau setelah buang air
maupun suntikan pada anak di produk_x0002_produk
atas usia dua tahun tersebut.
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI DEMAM
THYPOID
FA K TO R P E N G A R U H T H Y P O I D
T h e N e w
C o r o n a v i r
u spopulation is generally
The
susceptible
01 02 03
Diet Tidur
Olahraga
Merupakan faktor terbesar dalam Salah satu dasar kehidupan sehat
gaya hidup dan memiliki adalah tidur. Tidur tidak bisa olahraga teratur bisa
hubungan langsung dan positif terlepas dari kehidupan. Gangguan meningkatkan kekebalan tubuh
dengan kesehatan. Pola makan tidur memiliki beberapa dan efek dopamine yaitu
yang buruk dan konsekuensinya konsekuensi sosial, psikologis,
kebahagiaan yang juga
seperti obesitas adalah masalah ekonomis dan sehat. Gaya hidup
kesehatan umum di masyarakat dapat berpengaruh pada tidur dan mendukung kesehatan mental
perkotaan. Gaya hidup tidak sehat tidur memiliki pengaruh yang jelas
dapat diukur dengan BMI pada kesehatan mental dan fisik
FA K T O R P E N G A R U H
THYPOID
T h e N e w
C o r o n a v i r
u s
Kebiasaan Seksual
Hubungan seks yang normal diperlukan dalam kehidupan yang sehat.
04
Disfungsi hubungan seks adalah masalah sebagian besar masyarakat
dan memiliki efek signifikan pada kesehatan mental dan fisik.
Berdasarkan Permenkes Nomor 1144/ MENKES/PER/VIII/2010 tentang Struktur Organisasi Kementerian Kesehatan, program
pengendalian tifoid di tingkat kementerian merupakan tanggung jawab Ditjen PP dan PL, Kementerian Kesehatan RI, sedangkan
pelaksana program adalah dinas Kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/ kota, dan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes)
seperti puskesmas dan rumah sakit di seluruh Indonesia.Tujuan pengendalian tifoid di Indonesia, yaitu: 1) Meningkatkan upaya
pencegahan tifoid terutama pada kelompok masyarakat berisiko tinggi; 2) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat
tentang tifoid; serta 3) Menurunkan angka kesakitan dan kematian.Untuk penanganan penderita tifoid antara lain mengacu pada
Kepmenkes Nomor 365/MENKES/SK/V/2006 tentang Pedoman Pengendalian Demam Tifoid dan Buku Pedoman Pengobatan di
Puskesmas. Hasil kajian menunjukkan bahwa kegiatan pengendalian tifoid belum dapat dilaksanakan secara optimal, karena berbagai
permasalahan dalam program pengendalian tifoid di Indonesia, antara lain keterbatasan anggaran yang tersedia di Ditjen PP dan PL
dan belum semua kabupaten/ kota menyediakan anggaran khusus untuk pengendalian tifoid.
UPAYA PEMERINTAH