1. Aliran klasik Mazhab klasik muncul pada abad ke-18 yang dipelopori oleh Cesare Beccaria, aliran ini timbul di Inggris paada abad pertengahan ke-19. Alaran ini, dengan Doktrin of free will-nya, mendasarkan pada filsafat hedonistis yang memandang bahwa manusia mempunyai kebebasan memilih perbuatan yang dapat memberikan kebahagian dan menghindari perbuatan-perbuatan yang akan memberikan penderitaan. • Dalam kajian konteks tersebut sehingga dapat dipahami, cirri-ciri atau landasan kriminologi klasik dapat dijelaskan sebagai berikut : • 1) Manusia dilahirkan dengan kehendak bebas (free will) untuk menentukan pilhannya sendiri. • 2) Manusia memiliki hak asasi di antaranya hak untuk hidup, kebebasan serta memiliki kekayaan. • 3) Pemerintah Negara dibentuk untuk melindungi hak-hak tersebut dan muncul sebagai hasil perjanjian sosial antara yang diperintah dan yang memerintah. • 4) Setiap warga Negara hanya menyerahkan sebagian hak asasinya kepada Negara sepanjang diperlukan oleh Negara untuk mengatur masyarakat dan demi kepentingan sebagian terbesar dari masyarakat. • 5) Kejahatan merupakan pelanggaran terhadap perjanjian sosial, oleh karena itu kejahatan merupakan kejahatan moral. • 6) Hukuman hanya dibenarkan selama hukuman itu ditujukan untuk untuk memlihara perjanjian sosial. Oleh karena itu tujuan hukuman adalah untuk mencegah kejahatan di kemudian hari. • 7) Setiap orang dianggap sama di depan hukum, oleh karena itu seharusnya setiap orang diperlakukan sama. • Aliran Kartografik (the cartographic school) Ketidak puasan para akhli kriminologi terhadap aliran klasik, maka aliran Kartografis mulai muncul dan berkembang di Prancis, Inggris dan Jerman (1830- 1880). Ajaran ini hampir sama dengan ajaran Ekologis. Konsep dari ajaran ini adalah distribusi kejahatan dalam daerah-daerah tertentu, baik secara geografis maupun secara sosialis. Dianggap kejahatan ini merupakan suatu ekspresi dari kondisi-kondisi sosial , para penganut ajaran ini adalah Quetelet, Guerry. Mazhab ini tidak hanya meneliti jumlah kriminalitas secara umum, juga studi kasus tentang juvenile delinquency serta mengenai kejahatan professional yang saat ini cukup menonjol. • Aliran Positif (The Positive School) Penolakan terhadap mazhab sosialis dilancarkan oleh kaum-kaum tipologik, yakni mereka yang menganggap bahwa kejahatan bukan dihasilkan dari pengaruh ekonomi, namun kejahatan dihasilkan dari pengaruh perilaku manusia itu sendiri, penolakan terhadap Aliaran Klasik ini, disebut aliran Positive School pada abad ke-19. Aliran Positif muncul ketidak puasan dari jawaban-jawaban aliran klasik, aliran yang berusaha menjelaskan mengapa seseorang bisa bertindak jahat. Aliran ini bertolak pada pandangan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh faktor-faktor di luar kontrolnya, baik yang merupakan faktor biologik maupun cultural. Ini berarti manusia bukan mahluk yang bebas untuk berbuat menurut dorongan keinginan, tetapi dibatasi oleh perangkat biologiknya dan situasi kulturalnya. Secara singkat aliran ini berpegang pada keyakinan bahwa kehidupan seseorang dikuasai oleh hukum sebab-akibat (causa-effect relationship) • Aliran positif mempunyai landasan berpikir sebagai berikut : 1) Kehidupan manusia dikuasai oleh hukum sebab akibat 2) Masalah- masalah sosial seperti kejahatan, dapat diatasi dengan melakukan studi secara sistematis mengenai tingkah laku manusia. 3) Tingkah laku criminal adalah hasil dari kondisi abnormalitas yang mungkin saja abnormalitas ini terletak pada individu atau juga pada lingkungannya. 4) Tanda-tanda abnormalitas tersebut dapat dibandingkan dengan tanda-tanda yang normal. 5) Abnormalitas ini dapat diperbaiki, maka penjahat pun dapat diperbaiki. 6) Treatment telah menguntungkan bagi penyembuhan penjahat, sehingga tujuan dari sanksi bukanlah menghukum melainkan memperlakukan atau membina pelaku kejahatan.