Anda di halaman 1dari 38

PENATALAKSANAN GAWAT

DARURAT ANAK DG KEJANG


LILIK EKO S
PICU RS KARIADI SEMARANG
Kejang merupakan malfungsi singkat
pada system listrik otak yang terjadi
akibat cetusan atau pelepasan muatan
neuron kortikal

(Whaley & Wong’s, 2009)


01 02
Kejang parsial Kejang Umum
kejang yang kejang yang berhubunga
berhubungan dengan dengan keterlibata kedu
Klasifikasi keterlibatan
hemisfer serebri
satu hemisfer serebri

kejang
03
Kejang tak terklasifikasi
Kejang ini digunakan untuk
mengklasifikasikan bentuk kejang yang tidak
dapat dimasukkan dalam bentuk kejang
umum maupun kejang parsial.
Kejang Umum

Kejang
Kejang tonik mioklonik
klonik Kejang tonik

Kejang Kejang
terjadi pada neonatus
atonik absens
dan anak hingga usia 1
tahun
Kejang Umum

Absence : Tjd gangguan kewaspadaan dan respon, <


15 menit.
Mioklonik : Kedutan involunter pd otot scr
mendadak, < 5 detik
Tonik klonik : Hilang kesadaran, kaku pd seluruh
tubuh,< 1 menit,sianosis, tjd henti nafas,letargi,
bingung
Kejang atonik : hilangnya tonus otot secara
mendadak,kepala menunduk/tiba2 jatuh, terjadi
singkat tanpa peringatan.
Status epileptikus : Kejang tonik klonik
berulang,anak tak sadar, resiko tjd depresi nafas.
Kejang non konvulsif - absence
Kejang tonik - klonik
Kejang mioklonik
Ciri2 kejang
 Terjadi secara tiba2
 Kesadaran terganggu
 Gerakan ekstremitas sinkron
 Sering terjadi sianosis
 Terjadi gerakan abnormal mata
 Waktunya cepat
FAKTOR PENYEBAB
KEJANG

Kejang dapat disebabkan oleh


berbagai keadaan yaitu, epilepsi,
kejang demam, hipoglikemia,
hipoksia, hipotensi, tumor otak,
meningitis, ketidakseimbangan
elektrolit, dan overdosis obat.
Manajemen kejang
 Stabilisasi ABC
A : Airway
B :Breathing
C : Circulation
 Identifikasi faktor penyebab/pencetus kejang
 Menghentikan aktifitas kejang dan cegah
timbulnya kejang ulang
18
MANAJEMEN TERAPI KEJANG
WAKTU PENATALAKSANAAN
MENIT O AIRWAY, BREATHING,OKSIGENASI, CIRCULATION
ADA AKSES INJEKSI DIASEPAM o,2 –o,5 mg/kgBB/IV ( maks 10 mg ) atau
IV Lorazepam o,1 mg/kgBB /IV ( maks 4 mg )
TAK ADA BUCCAL/NASAL MIDAZOLAM o,2 –o,3 mg/kgBB ( maks 10
AKSES IV mg ) atau
MIDAZOLAM o,2 mg/kgBB / IM ( maks 5 mg )
DIASEPAM o,5 mg/kg/ rektal ( maks 1o mg )

MENIT 5 ULANGI BENZODIAEPIN 1 KALI


MENIT IO INJEKSI FENITOIN 20 mg/kgBB/IV ( maks 1ooo mg ) diencerkan
NaCL o,9 % 5o ml ( masuk selama 20 menit )
Kejang Demam
 Kejang yg terjadi pada suhu rektal lebih dari 38
derajat.
 Usia > 1 bulan s.d 5 tahun
Klasifikasi kejang demam
 Kejang demam sederhana : terjadi kejang
umum, < 15 menit, tak berulang dalam 24
jam
 Kejang demam kompleks : terjadi > 15 menit,

dapat berulang dalam waktu 24 jam


 Kejang demam plus : Kejang demam < 1 bln

atau > 5 tahun.


Tatalaksana Kejang demam
• Saat kejang, lakukan penghentian kejang
• Mengatasi demam
• Pada saat demam beri Fenobarbital,
Karbamizepin, fenitoin untuk cegah kejang.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LINI PERTAMA LINI KEDUA
DARAH LENGKAP DAN LUMBAL PUNGSI MRI
( BILA DEMAM )
ELEKTROLIT EEG
GULA DARAH SEWAKTU
PENGERTIAN DEHIDRASI

 Suatu kondisi yang dihasilkan dari kehilangan air tubuh


yang berlebihan ( WHO, 2016 )
Distribusi cairan tubuh pada
anak
Secara umum 60-
80% Water dan 40%
Tissue
Cairan diluar cell
(Extracelluler fluid)

Cairan di dalam cell


(Intracelluler fluid)
Distribusi
cairan tubuh
Extracellular Fluid
terdiri dari :

Interstitial fluid

Intravascular Fluid
(Plasma)
DERAJAT DEHIDRASI
• TIDAK ADA TANDA DEHIDRASI SEDANG ATAU BERAT
TIDAK DEHIDRASI

• MATA CEKUNG
• IRITABEL, GELISAH
DEHIDRASI
RINGAN/SEDANG • RASA HAUS

• LETARGI
• MATA CEKUNG
• TIDAK BISA MINUM
DEHIDRASI BERAT • TURGOR KULIT KURANG
Tujuan Terapi Cairan
Mempertahankan status hidrasi dan perfusi
jaringan yang adekuat serta keseimbangan
elektrolit
Terapi cairan
RESUSITASI
• Ditujukan untuk menggantikan kehilangan
akut cairan tubuh, yang dapat menyebabkan
syok. Terapi ini ditujukan pula untuk
ekspansi cepat dari cairan intravaskuler dan
memperbaiki perfusi jaringan.
RUMATAN
• Cairan rumatan adalah cairan dan elektrolit
yang dibutuhkan dalam 24 jam dengan
memperhitungkan cairan yang keluar baik
dalam bentuk uap air saat bernapas,
keringat, dan urine
REHIDRASI
Cairan resusitasi
Mengisi volume intravaskuler yang
hilang

• RESUSITASI CAIRAN DILAKUKAN


DENGAN BOLUS KRISTALOID SEBANYAK
20 HINGGA 60 ML/KG DALAM 10
MENIT . PEMBERIAN CAIRAN KOLOID
JUGA PERLU DIPERTIMBANGKAN. indikator keberhasilan:
 Perbaikan tanda vital anak dan
diuresis
WARNING: evaluasi ada tidaknya
kelebihan cairan (fluid overload):
ditemukan ronkhi atau perabaan
pada liver membesar
Cairan resusitasi

Penggunaan Penggunaan Dextrose 5%


penggunaannya
cairan normal cairan ringer untuk resusitasi
salin laktat dhindari karena
bisa sebabkan
hiperosmolaritas
, hiperglikemi.
Kebutuhan Cairan Rumatan
Holliday-Segar
Berat Badan Jumlah cairan
< 10 kg 100 ml/ kgbb/ Hari

10-20 kg 1000 ml + 50 ml/kgBB/ Hari (setiap


kg, diatas 10kg)

1500 ml + 20 ml/kgBB/Hari ( setiap


> 20 kg kg diatas 20 kg)
Iv line

Akses Vena Perifer


• osmolaritas
pembuluh darah
perifer 275-300
mlOsm
Akses Vena Central
• Mampu untuk akses
diatas 900 mlOsm
PEMILIHAN AKSES VASKULER UNTUK RESUSITASI CAIRAN

Akses IO bila dalam 90 detik IV tidak terpasang


Passive Leg Raising/ PLR

1. Posisikan badan 45◦ dari bed


2. Datarkan badan, angkat
tungkai bawah 45◦
3. Nilai efek PLR
4. Lakukan monitoring
hemodinamik kontinyu.
5. Reassessment
Pada anak :
Hanya bisa dilakukan pada
usia > 5 tahun
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai