NY. S
DI PUSKESMAS PANUNGGANGAN BARAT
KOTA TANGERANG – BANTEN
TAHUN 2021
OLEH :
ARINA URFANI
NIM : 2007022007
DEFINISI BBL
PERUBAHAN FISIOLOGI BBL
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
PELAYANAN KESEHATAN NEONATUS
Tinjauan Kasus :
IDENTITAS
Nama Klien: Ny. S
Umur : 28 Tahun
Pekerjaan : IRT
Asal/Suku: JAWA
Agama: Islam Nama Calon Suami : Tn.
Alamat: Panbar 02/06 W
Pendidikan Klien : SMA Umur : 35 Tahun
Pekerjaan suami : karyawan
Pendidikan Klien
: SMA
Data subyektif :
QUICK CEK
Tidak mau minum atau memuntahkan semua : tidak
Kejang : tidak
Bergerak hanya jika dirangsang : tidak
Napas cepat ( ≥ 60 kali / menit ) : tidak
Napas lambat ( < 30 kali / menit ) : tidak
Tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat : tidak
Merintih : tidak
Teraba demam (suhu ketiak > 37,50C) : tidak
Teraba dingin (suhu ketiak < 360C) : tidak
Nanah yang banyak di mata : tidak
Diare : tidak
Tampak kuning pada telapak tangan dan kaki :tidak
Perdarahan : tidak
Riw. Kehamilan Sekarang: Trimester 1,2,3 tidak ada keluhan, imunisasi
lengkap, riw. Penyakit kehamilan tidak ada, riw. Komplikasi kehamilan
tidak ada.
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu (BB: 3100 gram, PB: 49 cm, lingkar kepala: 33
cm, lingkar dada: 32 cm, suhu: 360C, pernafasan: 46 x/m, HR: 136 x/m, Lila 10 cm, serta
bayi sudah BAK
2. Melakukan pemberian salep mata tetrasiklin 1% dikelopak mata bawah bayi Memberikan
injeksi Vit K dengan dosis 0,5 ml di paha sebelah kiri antero lateral secara intramuscular
untuk mencegah perdarahan pada otak bayi baru lahir akibat defisiensi Vit K
3. Merawat (membungkus) tali pusat menggunakan kasa steril kering tanpa memberikan
apapun, seperti alkohol dan betadine
4. Memberikan ibu KIE tentang ASI eksklusif, yaitu memberikan ASI saja selama 6 bulan
tanpa makanan tambahan karena ASI adalah makanan utama bagi bayi yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan perkembangannya
5. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu seperti tidak mau minum atau
memuntahkan semua, kejang, bergerak hanya jika dirangsang, nafas cepat(>60x/m), nafas
lambat (<30x/m), tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat, merintih, teraba demam
( suhu aksila >37,50C), teraba dingin (suhu aksila <360C), nanah yang banyak dimata, pusar
kemerahan meluas kedinding perut, diare, tampak kuning pada telapak tangan dan kaki (ibu
mengerti)
6. Memberitahu ibu untuk dilakukan Imunisasi HB 0 satu jam setelah pemberian Vitamin K
pada pukul 14.00 WIB
7. Melakukan rawat gabung (rooming in)
Pembahasan :
Pada kasus bayi Ny. S, 28 tahun, bayi lahir aterm pada usia kehamilan 38
minggu, lahir normal dan langung menangis kuat, berat badan 3100 gram
dengan panjang badan 49 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar perut 32 dan dada
32 cm, bunyi jantung pada usia 1 jam sekitar 136 x/menit, kulitnya tampak
kemerahan dan tidak tampak kelainan, labia mayora telah menutupi labia
minora. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Saifuddin (2010)
dan Dewi (2010), ciri-ciri bayi normal adalah sebagai berikut, lahir aterm antara
37-42 minggu, berat badan 2500-4000 gram, panjang badan 48-52 cm, lingkar
kepala 30-33 cm, bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit,
kemudian menurun sampai 120-160 x/menit, kulit tampak kemerahan dan licin
karena jaringan subcutan terbentuk dan diliputi verniks caseosa, rambut lanugo
tidak terlihat rambut tampak sempurna, kuku agak panjang dan lemas, testis
sudah turun pada anak laki-laki dan genitalia labia mayora telah menutupi labia
minora pada anak perempuan, bayi lahir langsung menangis kuat, refleks bayi
seperti rooting, sucking, morro, graff sudah terbentuk dengan baik, eliminasi
dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, nilai APGAR 7-10.
Pada By. Ny. S dilakukan asuhan bayi baru lahir meliputi
penilaian awal segera setelah lahir, pemotongan dan perawatan
tali pusat dengan kasa kering steril, pencegahan kehilangan
panas dengan cara menyelimuti bayi dengan kain kering dan
bersih, dan menutup kepala bayi dengan topi. Setelah bayi
berusia 1 jam dilakukan perawatan mata dengan pemberian
salep mata chloramphenicol 1 % untuk mencegah infeksi mata,
memberikan suntikan Neo K (0,5 ml) di paha sebelah kiri untuk
mencegah perdarahan otak, dan suntikan imunisasi hepatitis B
yang pertama di paha sebelah kanan pada usia bayi 1 hari. Hal
ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh JNPK-KR
(2012)
Kesimpulan :
1. Data subjektif dan objektif yang diperoleh dari By
“S” dapat dikaji dengan fokus dan akurat. Tidak terdapat
kesenjangan antara data yang diperoleh dengan teori.
2. Analisa yang ditegakkan berdasarkan data subjektif
yang lengkap serta data objektif yang akurat.
3. Asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan
manajemen kebidanan pada by ny.S tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek.
4. Penatalaksanaan tindakan asuhan kebidanan yang
dilakukan pada kasus By.Ny S sesuai dengan penanganan
Bayi baru lahir normal
TERIMA KASIH…