? ? ? ?
i a n ?
? er
g
t Apa
a
e n
p si p prin saja
Ap prin ikan s
pend ip di
d i d ? idik
pen klusif inkl an
usif
in ?
Prinsippendidikan
inklusif
1. Pendidikan
Prinsip pendidikan
inklusif membuka
inklusif adalah
kesempatan bagi
prinsip dasar semua jenis siswa
pertama yaitu
semua anak 2. pendidikan
mendapatkan inklusif
kesempatan yang menghindari
sama untuk semua aspek
bersekolah tanpa negatif dari
pelabelan.
memandang
perbedaan latar 3. pendidikan
belakang hidupnya. inklusif selalu
melakukan check
and balances
Landasan pendidikan
inklusif
Landasan
Landasan Landasan
filosofis Yuridis
Pedagogis
Landasan Empiris
Landasan yuridis
Landasan filosofi dalam pelaksanaan
pertama pendidikan inklusif
penerapan berkaitan dengan
Didalam pasal 3 undang-undang nomor hierarki yang
pendidikan
20 tahun 2003, sudah disebutkan dimulai dari
inklusif bahwa tujuan pendidikan nasional undang-undang,
diindonesia adalah berkembangnya potensi peserta peraturan
adalah pancasila didik agar menjadi manusia yang pemerintah,
yang merupakan bertakwa dan beriman kepada Tuhan peraturan menteri,
falsafah bangsa, YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kebijakan direktur,
dasar negara cakap, kreatif mandiri, dan menjadi hingga peraturan
warga yang demokratis dan sekolah.
bertanggung jawab.
Progress asesmen
Spesifik asesmen
Final asesmen
Follow up asesmen
Jenis Asesmen
FORMAL INFORMAL
Langkah-langkah melakukan asesmen
• meliputi keputusan untuk menentukan proses kemajuan siswa
yang dianggap cukup berbeda dengan teman lain sehingga patut
Screening diberikan pengubahan pengajaran
Alat asesmen berupa SVR, Sellen Cart, Ishihara test, serta Snellen Chart Electronic
Orientasi dan mobilitas berupa bola bunyi, tongkat elektronik, tongkat lipat, tokat panjang, dan
pelindung kepala
Alat bantu pelajaran atau akademik berupa globe timbul, peta timbul, abacus, gelas rasa,
penggaris braille, blokies, puzzle ball, papan baca, model anatomi mata, meteran braille, puzzle
buah-buahan, puzzle binatang, kompas braille, talking watch, botol aroma, bentuk geometri,
color sorting box, braille kit, reglets dan stylush, mesin tik biasa, mesin tik braille, komputer
dan printer braille, kompas bicara, dan kamus bicara
Alat bantu visual berupa magnifier lens set, CCTV, view scan, televisi, serta mikroskop
Alat bantu auditif berupa tape recorder double deck, alat musik pukul, serta alat musik tiup
Alat latihan fisik berupa catur tunanetra, bridge tunanetra, sepak bola dengan bola bunyi, papan
keseimbangan, power raider, dan static bicycle
Prasarana khusus sekolah inklusif bagi peserta didik tunanetra berupa ruang asesmen, ruang
konsultasi, ruang orientasi mobilitas, ruang remedial teaching, belajar menulis braille, ruang
latihan mendengar, ruang latihan fisik, ruang keterampilan, ruang penyimpanan alat, dan
lapangan bola
Tunarungu
Alat asesmen berupa scan test, bunyi-bunyian, garputala, audiometer dan blanko
audiogram, mobile sound proof, serta sound level meter
Alat bantu dengar berupa model saku, model belakang telinga, serta model kacamata,
sedangkan agar membantu pendengaran pada proses pembelajaran digunakan hearing group
dan loop induction system
Latihan bina komunikasi persepsi bunyi dan irama berupa speech and sound simulation, spatel,
cermin, dan alat bantu meniup, alat music perkusi, sikat getar, meja latihan wicara, lampu
akses, dan TV/VCD
Alat bantu belajar atau akademik berupa anatomi telinga, meniatur benda, finger alphabet,
model telinga, torso setengah badan, puzzle buah-buahan, puzzle binatang, puzzle konstruksi,
silinder, model geometri, kartu kalimat, kartu kata, menara setiga, menara gelang, menara segi
empat, atlas, globe, peta dinding
Alat latihan fisik berupa bola dan net voli, bola sepak, meja pingpong, raket, net bulu tangkis
dan shuttle cock, power raider, serta static bicycle
Prasarana khusus sekolah inklusi bagi peserta didik tunarungu berupa ruang asesmen, ruang
konsultasi, ruang latihan wicara, ruang bina persepsi bunyi dan irama, ruang remedial teaching,
ruang latihan fisik, ruang olahraga, serta ruang penyimpanan barang
Tunagrahita
Alat asesmen berupa Tes Inteligensi WISC-R, Tes Intelegensi StandFord Binet, dan
Cognitive Abilly Test
Latihan sensori visual berupa gradasi kubus; gradasi balok 1 dan 2; silinder 1, 2, 3; menara
gelang 1, 2, 3;kotak silinder; multi indera; puzzle binatang; puzzle konstruksi; puzzle bola; boks
sortir warna; geometri tiga dimensi; papan geometri; kota geometri; konsentrasi mekanis;
Frommenstockboxmit; Frommenstockbock; Shceiben-Stepel Puzzle; Formstec-Steple Puzzle;
Fadeldreiecke; Schmettering Puzzle; puzzle set; Streckspiel; Geo-Streckbrett; serta
Rogenbungentorte
Latihan sensosi perabaan berupa keeping 1, 2, 3; alas raba; Fub and Hand; Puzzle
Pubtastplatten; Tactila; Balance Labirinth Spirale; serta Balance Labirinth Maander
Alat sensori pengecap dan perasa berupa gelas rasa, botal aroma, Tactile Perception, serta
Aesthesiometer
Latihan bina diri berupa berpakaian1, 2, 3; Dressing Frame Set; serta sikat dan pasta gigi
Alat yang digunakan untuk memahami konsep dan simbol bilangan berupa keeping pecahan;
balok bilangan1 dan 2; geometri tiga dimensi; abacus; papan bilangan, tiang bilangan, serta
kotak bilangan
Alat yang digunakan untuk melatih perceptual motor
Prasarana khusus sekolah inklusif bagi peserta didik tungrahita berupa ruang asesmen, ruang
konsultasi, ruang latihan sensori, ruang latihan bina diri, ruang remedial teaching, ruang latihan
perseptual motor, ruang keterampilan, ruang penyimpanan barang, dan lapangan olahraga
Tunadaksa
Alat asesmen berupa finger goniometer, flexometer, plastic goniometer, reflex hammer,
posture evalution set, TPD Arsthesiometer, Gound Rhytem Tibre Instrument, Cabinet
Geometric Insert, Color Sporting Box, dan Tactile Board Set
Alat latihan fisik
Alat bina diri berupa swivel utensil, dressing frame set, lacing shoes, serta deluxe mobile
commade
Alat orthotic dan prostetic
Alat bantu belajar atau akademik berupa torso seluruh badan, kartu abjad, kartu kalimat, kartu
kata, geometri sharpe, menara gelang,menara segitiga, menara segi empat, menara rasa, botol
aroma, abacus dan washer, papan pasak, serta kotak bilangan.
Prasarana khusus sekolah inklusif bagi peseta didik tunadaksa berupaasesmen, konsultasi,
ruang latihan fisik, ruang bina diri, lapangan olahraga, ruang keterampilan, remedial teaching,
dan ruangan penyimpan alat.
Tunalaras
Alat asesmen berupa Adaptive Behavior Inventory for Childen dan AADM Adaptive
Behavior Scale
Alat terapi perilaku berupa duck wall, step dan count, bola sepak bertali, puppenhause,
rollingboxer, samsak, sarung tinju, hoopla, sand pits, animal matching games, organ, tambur
dengan stick dan tripod, rebana, Flute, torso, constructive puzzle, animal puzzle, fruits puzzle,
basket mini, dan konsetrasi mekanis
Alat terapi fisik berupa matras, straight-type staircase, bola sepak, bola dan net voli, meja
pingpong, power raider, strickleitter, trecketsando, serta rope lader
Prasarana khusus sekolah inklusif bagi peserta didik tunalaras beruapa ruang asesmen, ruang
konsultasi, ruang terapi perilaku, ruang terapi bermain, ruang terapi fisik, ruang remedial
teaching, ruang penyimpanan barang, serta lapangan olahraga
Anak Berbakat
Alat asesmen berupa tes intelgensi WISC-R, Tes Intelegensi Stanford Binet, Cognitive
Ability Test, dan Differential Aptitute Test
Alat bantu berupa ajar atau akademik berupa sumber belajar yng mencakup buku paket, buku
pelengkap, buku referensi, buku bacaan, majalah, Koran, internet, model, lembar kerja, kaset
video, VCD, museum, perputaskaan, CD Rom, serta media pembelajaran yang mencakup radio,
cassette recorder, TV, OHP, wireless, slide projector, LD/VCD/DVD player, chart, computer,
dan lain sebagainya
Prasarana khusus sekolah inklusif bagi peserta didik berbakat berupa ruang asesmen
Anak yang mengalami kesulitan belajar
Alat asesmen berupa instrumen ungkap butir kelainan dan tes intelegensi WISC
Alat bantu ajar atau akademik sesuai jenis kelainan
Prasrana khusus sekolah inklusif bagi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar berupa
ruang asesmen dan ruang remedial
Aksebilitas di Sekolah Inklusif
Keberadaan atau ketersediaan aksesibilitas fisik dan
non fisik di sekolah harus diinformasikan kepada Anak
Berkebutuhan Khusus
aksesibilitas
fisik adalah kemudahan setiap anak
untuk masuk dan keluar dalam satu lingkungan,
Menurut pasal 27 ayat (2) UU No.28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
menyebutkan bahwa : “kemudahan ke,
dari dan di dalam bangunan gedung
sebagaimana dimaksudkan ayat (1)
meliputi terseduanyan fasilitas dan
aksesibilitas yang mudah, aman, dan
nyaman termasuk bagian penyandang
cacat dan lanjut usia”
penyenggaran aksebilitas di sekolah dan lingkungannya dengan
mengadopsi dari Toolkit LIRP UNESCO (2007) dan Arbaiter-Samariter-
Bund (ASB) Indonesia Aksesibilitas Fisik, sebagai berikut
Jalan menuju sekolah, halaman sekolah, pembangun ramp dan
jalur pemandu
Pintu ruang kelas
Jendela
Koridor kelas
Ruang kelas
Perpustakaan
Laboratorium
Ruang konseling
Arena olahraga
Area bermain dan taman sekolah
Toilet
Tangga
Penyeberangan jalan menuju sekolah
Tanda-tanda khusus sekolah dan lingkungan sekitarnya
SISTEM DUKUNGAN DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pasal 31 UUD 1945
BAB IV Pasal 5 Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Peraturan Pemerintah Nasional Nomor 70
Tahun 2009 tentang pendidikan inklusi
Dalam menjalankan perannya sebagai Pusat Sumber, SLB
diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan sekolah dan
siswa dengan latar belakang yang berbeda-beda. Fokus
pengembangan Sekolah Luar Biasa sebagai Pusat Sumber
yang secara umum memiliki beberapa peran diantaranya
sebagai berikut:
Pusat informasi dan konsultasi pendidikan anak
berkebutuhan khusus
Pusat pendidikan dan latihan
Pusat asesmen
Pusat pengembangan dan penyaluran
keterampilan/workshop
Pusat pengembangan media pembelajaran
Pusat advokasi ALB/ABK/orang tua
PENILAIAN DALAM KENAIKAN KELAS
DAN PELAPORAN
Setiap kegiatan belajar mengajar harus memiliki tujuan yang perlu
dinilai dengan berbagai cara
Penilaian harus menjabarkan hasil belajar, yaitu memberikan
gambaran mengenai keberhasilan siswa dalam mengembangkan
serangkaian keterampilan (psikomotor), pengetahuan (kognitif),
dan perilaku (afektif) selama pembelajaran
Dalam seting pendidikan inklusif penilaian hasil belajar secara
sistematis dan berkelanjutan bertujuan untuk menilai hasil belajar
siswa di sekolah, mempertanggung jawabkan penyelenggaraan
pendidikan kepada masyarakat, dan mengetahui mutu pendidikan
pada sekolah
Penilaian (Assessment) dapat dilakukan sebelum pembelajaran
dimulai untuk mendapatkan data tentang baseline setiap anak
sebelum pembelajaran dilakukan oleh guru
Adapun fungsi dari penilaian
(Assessment) meliputi Screening &
Indentification (penyaringan dan
penjaringan), Child’s Educational Need
sexploration (eksplorasi kebutuhan belajar
anak) dan Intructional Planning
(perencanaan pembelajaran) serta
Evaluation (penilaian hasil).
Penilaianbagi peserta didik berkebutuhan khusus
sangat beragam. Jenis dan model yang akan
dipakai disesuaikan dengan kompetensi dan
indikator hasil belajar yang ingin dicapai, tipe
materi pembelajaran, dan tujuan penilaian itu
sendiri
Ada dua jenis penilaian yaitu tes dan non-tes
Penilaian bukan menghakimi siswa, tetapi untuk
mengetahui perkembangan pengalaman belajar
siswa
Siswa, orang tua, dan sekolah memperoleh
manfaat dari kegiatan penilaian untuk
mendiagnosis kesulitan belajar, umpan balik
pembelajaran, dan/atau untuk
menentukan prestasi siswa.
Penyelenggaraan pendidikan inklusif seharusnya perlu memiliki
standar penilaian pendidikan dengan kriteria sebagai berikut :
Guru dapat menginformasikan rancangan dan kriteria penilaian peserta didik kebutuhan khusus kepada orang tua pada semester
yang berjalan.
Guru melakukan penilaian pembelajaran peserta didik kebutuhan khusus tidak di sertai gangguan intelektual menggunakan
standar penilaian umum.
Guru melakukan penilaian pembelajaran peserta didik berkebutuhan khusus disertai gangguan intelektual (IQ di bawah rata-rata)
menggunakan standar penilaian khusus atau sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Guru mengadaptasi prosedur atau media penilaian peserta didik berkebutuhan khusus.
Sekolah menentukan kriteria ketuntaan minimal (KKM) bagi peserta didik brkebutuhan khusus sama dengan peserta didik lainnya
pada seluruh mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan peserta didik, karakteristik mata pelajaran, serta
kondisi sekolah.
Sekoah mengukur ketercapaian KKM peserta didik berkebutuhan khusus yang menggunakan kurikulum dibawah standar
berdasarkan kemajuan dari masing-masing peserta didik yang bukan berdasarkan rata-rata kelas.
Sekolah menentukan peserta didikberkebutuhan khusus yang menggunakan kurikulum dibawah standar tidak mengenal tinggal
kelas.
Sekolah melaporkan hasil penilaian setiap akhir semester kepada orangtua peserta didik dalam bentuk buku laporan hasil belajar
peserta didik.
Sekolah melaporkan hasil belajar peserta didik yang menggunakan kurikulum tidak standar atau dibawah standar dilengkapi
dengan deskripsi atau narasi.
Sekolah menyerahkan ijazah pada setiap peserta didik termasuk peserta didik berkebutuhan khusus yang tidak mengikuti ujian
nasional tidak perlu di nyatakan lulus dan diberikan Surat Tanda Tamat Belajar dari satuan pendidikan bersangkutan.
Sekolah menyelenggarakan ujian sekolah seluruh mata pelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus yang menggunakan
kurikulum dibawah standar.
Sekolah menetukan kelulusan peserta didik berkebutuhan khusus dengan menggunakan kurikulum standar sesuai kriteria
kelulusan.
Sekolah tidak mengikutsertakan peserta didik berkebutuhan khusus dengan menggunakan kurikulum dibawah standar dalam ujian
Sistem Kenaikan Kelas di Sekolah Inklusi