Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL


PADA TN.S (23 TAHUN) DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN ANSIETAN
DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN
NARKOTIKA KELAS II A BANDUNG

Kelompok 1
LATAR BELAKANG
Masalah psikososial dapat diartikan sebagai masalah kejiwaan
dan kemasyarakatan, sebagai akibat terjadinya perubahan
sosial atau gejolak sosial dalam Masyarakat. Gejolak sosial ini
bermula dari permasalahan internal yaitu individu, seperti
perasaan cemas dan khawatir berlebihan. Perasaan cemas,
khawatir berlebihan, takut dan stress adalah mekanisme
pertahanan diri baik yang di lakukan secara sadar ataupun
tidak. Tetapi, perasaan cemas yang dialami terus-menerus
dapat mempengaruhi pada ketidakberdayaan serta munculnya
perasaan harga diri rendah.

Berdasarkan hasil pengkajian dengan narapidana yang berada di lapas narkotika


kelas II A Bandung, sebagian besar mengalami harga diri rendah karena merasa
malu akan kondisi saat ini serta mencemaskan kondisi yang akan terjadi
kedepannya.
KECEMASAN

Kondisi psikologis seseorang yang penuh dengan


rasa takut dan khawatir, dimana perasaan takut
dan khawatir akan sesuatu hal yang belum pasti
akan terjadi. Kecemasan berasal dari bahasa
Latin (anxius) dan dari bahasa Jerman (anst),
yaitu suatu kata yang digunakan untuk
menggambarkan efek negatif dan rangsangan
fisiologis (Muyasaroh et al. 2020).
TINGKAT KECEMASAN

Panik

Kecemasan berat

Kecemasan sedang

Kecemasan ringan
FAKTOR Penyebab Kecemasan

Emosi yang
lingkungan Sebab-sebab
ditekan
fisik
DERAJAT KECEMASAN
Diukur dengan alat ukur kecemasan yang disebutHARS (Hamilton Anxiety Rating
Scale). . Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor antara 0 sampai
dengan 4. Dengan keterangan jumlah skor keseluruhan sebagai berikut:

Kecemasan ringan Kecemasan sedang


Skor <6 Skor 15-27

1 2 3 4

Kecemasan ringan Kecemasan berat


Skor 7-15 Skor >27.
DAMPAK KECEMASAN

Simtom Suasana Hati Simtom Kognitif Simtom Motor


MEKANISME KOPING KECEMASAN

Kemampuan individu menanggulangi kecemasan secara


konstruksi merupakan faktor utama yang membuat klien
berperilaku patologis atau tidak. Bila individu sedang
mengalami kecemasan ia mencoba menetralisasi, mengingkari
atau meniadakan kecemasan dengan mengembangkan pola
koping. Pada kecemasan ringan, mekanisme koping yang
biasanya digunakan adalah menangis, tidur, makan, tertawa,
berkhayal, memaki, merokok, olahraga, mengurangi kontak
mata dengan orang lain, membatasi diri pada orang lain
HARGA DIRI RENDAH

Harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan tidak


berharga tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan
akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan
diri. Harga diri rendah merupakan perasaan over negatif
terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri dan gagal
mencapai tujuan yang di ekspresikan secara langsung maupun
secara tidak langsung melalui tingkat kecemasan yang sedang
sampai berat
ETIOLOGI HDR

Predisposisi
Kegagalan yang berulang,
mengatami pengucilan dan
aniaya fisik, penolakan
keluarga dan kehilangan
orang tersayang.

Presipitasi
kehilangan bagian tubuh,
perubahan
penampilan/bentuk tubuh,
kegagalan atau produktifitas
yang menurun
PATOLOGIS HDR

Harga diri rendah bisa diakibatkan oleh rendahnya cita-cita


seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tantangan
dalam mencapai tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan
upaya yang rendah. Selanjutnya hal ini menyebabkan
penampilan seseorang yang tidak optimal. Dalam tinjauan life
span history klien, penyebab terjadinya harga diri rendah
adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian
atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja
keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan
tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di
sekolah, pekerjaan, atau pergaulan. Harga diri rendah muncul
saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih
dari kemampuannya.
RENTANG RESPON HDR

Respon Adaptif Respon maladaptif

Aktualisasi diri Konsep diri positif Harga diri rendah Keracunan identitas Diversonalisasi
.
PENGKAJI
AN
Identitas
Tn. S / laki -laki / 23 tahun / SD / Agama Islam/ status marital bercerai

Alasan Masuk
Klien masuk lapas sejak tanggal 10 November 2023, sebelumnya klien di
grebeg saat sedang menjalankan aksi kriminal nya yaitu sebagai
penjual /perantara prostitusi online di salah-satu kosan di daerah
bandung pada tanggal 28 juli 2023 di bawa ke polsek cilenyi dan
kemudian di pindahkan dan menjalani hukuman di polres soreang dengan
perkara pasal UU RI no 21 2007 PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA
PERDAGANGAN ORANG atau prostitusi online. Pasien mengatakan
menjalani aksinya sejak tahun 2018 karena keterbatasan ekonomi.
Keluhan Utama
Klien mengatakan saat ini ia sedang merasakan
khawatir karena belum sidang, klien
mengatakan gelisah menunggu persidangan
khawatir hasil vonisnya mendapatkan hukuman
berat dan dalam waktu yang lama, selain itu juga
klien mengatakan merasa cemas dan khawatir
dengan kehidupannya setelah keluar dari lapas,
takut tidak dapat diterima baik oleh
masyarakat serta dikucilkan
Persepsi keluarga terhadap masalahnya

Klien mengatakan keluarga sesekali menengok dan


memberikan dukungan, memberikan semangat di
LAPAS untuk mempertanggungjawabkan perbuatan
yang sudah klien lakukan

Harapan klien sehubungan dengan masalah


Klien mengatakan ia berharap hasil vonis tidak lama dan saat keluar dari
LAPAS bisa menjadi orang yang lebih baik dan di terima di Masyarakat
dengan baik tanpa memandang kasusnya, pasien mengatakan kapok tidak
akan mengulang kembali jalan yang salah . klien akan memulai jalan
kehidupan baru dengan pribadi yang jauh lebih baik , sehat baik jasmani
maupun rohani serta klien ingin memulai dengan usaha kecil-kecilan
Konsep Gambaran Diri
Diri Bagian tubuh yang disukai oleh klien adalah seluruh badanya dan tidak ada bagian tubuh yang klien tidak suka

Identitas Diri
Klien mengatakan menyadari jika ia adalah seorang laki-laki dan merasa puas menjadi laki-laki

Peran Diri
Klien mengatakan orang tuanya sudah lama bercerai, semua anaknya ikut bersama bapak , saat ini dirumah ia memiliki peran sebagai
tulang punggung keluarga karena bapaknya sudah tua dan hanya bekerja sebagai satpam dengan gajih kecil hanya cukup untuk biaya
kontrakan rumah, klien juga mengatakan memikirkan keluarganya di rumah dan karena tidak ada yang membantu
pemasukan uang untuk kebutuhan hidup selama klien di lapas, selain itu juga klien berperan sebagai bapak dari anaknya

Ideal Diri
Klien mengatakan ingin segera melaksanakan sidang vonis agar klien mengetahui berapa lama ia akan berada di lapas ini serta
ingin segera pulang untuk berkumpul kembali bersama keluarganya dirumah dan klien mengatakan tidak akan mengulang
kesalahan nya lagi dan akan berubah menjadi orang yang lebih baik lagi dan bisa melanjutkan hidup kedepanya

Harga Diri
Klien mengatakan merasa malu oleh keluarga, teman serta tetangga atas perbuatan yang telah dilakukan karena keluarga juga
mendapatkan imbas dari perbuatnya dan klien mengatakan dirinya menambah beban masalah keluarga
Hubungan
Sosial
Klien mengatakan orang yang paling berarti saat ini adalah ayah dan adik-adiknya

Sebelum masuk lapas klien tidak aktif mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat

Klien mengatatakan tidak mengalami kesulitan dalam mengenal atau berkomunikasi dengan orang-orang yang berada dilapas
dan mampu beradaptasi dengan orang-orang yang baru ia kenali

Sosial Budaya
Klien tinggal dilingkungan dengan mayoritas beragama islam dan suku sunda. Klien mengatakan
sumber penghasilan berasal dari klien dan bapaknya. Klien mengatakan keuangan tidak cukup
untuk kehidupan sehari-hari, untuk adik-adikanya serta untuk anaknya, Klien mengatakan mampu
berkomunikasi dengan lingkungan sekitar rumahnya namun pasien tidak dekat dengan Masyarakat
sekitar pasien hanya berinteraksi seperlunya

Gaya Hidup
Klien mengatakan gaya hidup sehari-hari sederhana

Mekanisme koping
Klien mengatakan apabila klien sedang ada masalah khususnya ekonomi klien hanya memendam sendiri
masalah tersebut. Klien merasa jika menceritakan masalahnya kepada keluarga hanya akan menjadi
beban
ANALISA
DATA
01
Data-Data Etiologi Masalah
DS : Stressor : masuk penjara Ansietas
- Klien mengatakan saat ini ia sedang merasakan ↓
khawatir karena belum sidang dan gelisah menunggu Rasa bersalah dan rasa takut
persidangan khawatir hasil vonisnya mendapatkan

hukuman berat dan dalam waktu yang lama
- klien mengatakan bingung dengan kehidupannya Isyarat di kirim ke otak , dan
setelah keluar dari lapas, takut tidak dapat diterima baik mengirimkan ke hipotalamus
oleh masyarakat serta dikucilkan. ↓
- Pasien mengatakan khawatir kepada keluarga di rumah
Menstimulus system saraf otonom dan
karena selama klien di lapas tidak ada yang membantu
endokrin
mencari penghasilan tambahan untuk biaya sehari- hari
- Klien mengatakan silit memulai tidur , lama tidur 4-5 jam ↓
Khawatir menunggu hasil vonis sert,
DO : bingung dengan kehidupan setelah
keluar dari lapas, takut tidak di terima
- TD : 130/80 N : S : 36,3 oC R : 24x/menit masyaratakt dan di kucilkan
- Klien terlihat tegang dan gelisah

- Kontak mata klien kurang
Ansietas
- Berbicara pelan
02
Data-Data Etiologi Masalah
DS : Stressor : masuk penjara Harga diri rendah
↓ situasional
- Klien mengatakan merasa malu oleh keluarga,
teman serta tetangga atas perbuatan yang Respon maladadaptif : Pengungkapan
telah dilakukan karena keluarga juga rasa bersalah
mendapatkan imbas dari perbuatnya

- Klien mengatakan dirinya menambah beban
masalah keluarga Pengungakapan rasa malu

DO :
Mengejek dan mengkiritik diri sendiri
- Kontak mata kurang
- Klien lebih banyak menunduk ↓
- Mengejek dan mengkiritik diri
Harga diri rendah
Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas

2. Harga diri rendah situasional


Rencana
Asuhan
Keperawatan
01 Dx: Ansietas

Perencanaan
Tindakan
Tujuan Strategi pelaksanaan
keperawatan
Pasien mampu: 1. Mendiskusikan SP1: asesmen ansietas dan latihan relaksasi:
ansietas: 1. Bina hubungan saling percaya
1. Mengenal penyebab, • Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien sesuai nama
ansietas proses terjadi, panggilan yang disukai
2. Mengatasi tanda dan • Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian ansietas agar proses penyembuhan
ansietas gejala, akibat lebih cepat
melalui tehnik 2. Buat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan pengendalian ansietas
2. Melatih teknik 3. Bantu pasien mengenal ansietas
relaksasi
relaksasi fisik, • Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
3. Memperagakan pengendalian • Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
dan pikiran & • Bantu klien menyadari perilaku akibat ansietas
menggunakan emosi 4. Latih relaksasi tarik nafas dalam
tehnik relaksasi • Tarik napas dalam
untuk • Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot
mengatasi
ansietas SP2: evaluasi asesmen ansietas, manfaat teknik relaksasi dan latihan hipnotis diri
sendiri (latihan 5 jari) dan kegiatan spiritual
1. Pertahankan rasa percaya pasien
2. Mengucapkan salam dan memberi motivasi
3. Asesmen ulang ansietas dan kemampuan melakukan teknik relaksasi
4. Membuat kontrak ulang: latihan pengendalian ansietas
5. Latihan hipnotis diri sendiri (lima jari) dan kegiatan spiritual (seft)
02 Dx: Harga diri rendah situasional

Perencanaan
Tindakan
Tujuan Strategi pelaksanaan
keperawatan
Klien mampu • Mendiskusikan SP1: Asesmen harga diri rendah dan latihan melakukan kegiatan positif:
harga diri 1. Bina hubungan saling percaya
• meningkatkan • Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien sesuai nama panggilan
kesadaran tentang rendah :
penyebab, proses yang disukai
hubungan positif • Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian ansietas agar proses penyembuhan lebih
antara harga diri terjadinya
cepat
dan pemecahan masalah, tanda 2. Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan pengendalian ansietas
masalah yang efektif dan gejala dan 3. Bantu pasien mengenal harga diri rendah:
akibat • Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.
• melakukan • Membantu pasien
keterampilan positif • Bantu pasien mengenal penyebab harga diri rendah
untuk meningkatkan
mengembangkan • Bantu klien menyadari perilaku akibat harga diri rendah
harga diri pola pikir positif • Bantu pasien dalam menggambarkan dengan jelas keadaan evaluasi diri yang positif yang
• Membantu terdahulu
• melakukan mengembangkan 4. Bantu pasien mengidentifikasi strategi pemecahan yang lalu, kekuatan, keterbatasan serta potensi
pemecahan kembali harga diri yang dimiliki
masalah dan positif melalui 5. Jelaskan pada pasien hubungan antara harga diri dan kemampuan pemecahan masalah yang
melakukan umpan efektif
melalui kegiatan 6. Diskusikan aspek positif dan kemampuan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan
balik yang efektif
positif 7. Latih satu kemampuan positif yang dimiliki
• menyadari 8. Latih satu kemampuan positif
hubungan yang 9. Tekankan bahwa kegiatan melakukan kemampuan positif berguna untuk menumbuhkan harga diri
positif antara harga positif
diri dan kesehatan
fisik
02 Dx: Harga diri rendah situasional Lanjutan ….

Perencanaan
Tindakan
Tujuan Strategi pelaksanaan
keperawatan
SP 2 Pasien : Evaluasi assesmen harga diri rendah, manfaat latihan melakukan
kemampuan positif 1, melatih kemampuan positif 2
1. Pertahankan rasa percaya pasien
• Mengucapkan salam dan memberi motivasi
• Asesmen ulang harga diri rendah dan kemampuan melakukan kegiatan positif
2. Membuat kontrak ulang: cara mengatasi harga diri rendah
3. Latih satu kemampuan positif ke 2
4. Evaluasi efektifitas melakukan kegiatan positif untuk meningkatkan harga diri
5. Tekankan kembali bahwa kegiatan melakukan kemampuan positif berguna untuk
menumbuhkan harga diri
Implementasi
Keperawatan
4 /12/23
Dx 1 4 /12/23 jam 09:00 SP1: assessment ansietas dan latihan relaksasi:
Implementasi Evaluasi
1. Membina hubungan saling percaya S:
• Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien sesuai nama panggilan yang • Klien mengatakan saat ini ia sedang merasakan
disukai cemas mengenai vonisnya dan memikirkan
R / : klien menjawab salam, klien merespon dengan baik kedatangan perawat keluarganya yang berada dirumah bingung
• Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian ansietas agar proses penyembuhan lebih cepat dengan kehidupannya setelah keluar dari lapas,
R/ : klien mengetahui tujuan pengendalian ansietas dan klien mengatakan ingin cemas nya berkurang takut tidak dapat diterima baik oleh masyarakat
serta dikucilkan, dan membayangkan hal-hal
2. Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan pengendalian ansietas negative lainya
R / : Klien bersedia untuk pertemuan berikutnya • Klien mengatakan setelah melakukan Teknik nafas
dalam serta mengerut dan mengendurkan otot-
3. Membantu pasien mengenal ansietas: otot badannya dan pikirannya sedikit membantu
• membantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya. menajdi rileks
• membantu pasien mengenal penyebab ansietas O:
• membantu klien menyadari perilaku akibat ansietas • Klien kooperatif dan dapat mengungkapkan
R/ : Klien mengatakan saat ini ia sedang gelisah menunggu persidangan khawatir hasil vonisnya penyebab juga efek ansietas
mendapatkan hukuman berat dan dalam waktu yang lama, bingung dengan kehidupannya setelah • Klien dapat mengikuti teknik relaksasi yang
keluar dari lapas, takut tidak dapat diterima baik oleh masyarakat serta dikucilkan, dan diajarkan
membayangkan hal-hal negative lainya yang mungkin terjadi hingga terkadang sakit kepala. • Klien tampak lebih rileks
A:
4. Melatih teknik relaksasi: Tarik napas dalam & Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot • Klien mampu mengatasi ansietas melalui tehnik
R/: Klien dapat melakukan teknik relaksasi yang diajarkan, pasien tampak lebih rileks , pasien relaksasi
mengatakan kecemasan berkurang dan sedikit lebih tenang • Klien mampu memperagakan dan menggunakan
tehnik relaksasi untuk mengatasi ansietas
P : Lanjutkan SP 2
Dx 2 4 /12/23 jam 09:00 SP1: Asesmen harga diri rendah dan latihan melakukan kegiatan positif:

Implementasi
1. Membina hubungan saling percaya: Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien sesuai nama
panggilan yang disukai
R/ : klien menjawab salam dan merespon kedatangan perawat dengan baik

2. Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian ansietas agar proses penyembuhan lebih cepat
R/ : klien mengetahui maksud dan tujuan kedatangan perawat

3. Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan melakukan kegiatan positif
R/ : klien setuju dengan kontrak yang di ajukan perawat

4. Membantu pasien mengenal harga diri rendah: Membantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
R/ : klien merasa malu merasa malu oleh keluarga, teman serta tetangga atas perbuatan yang telah dilakukan

5. Membantu pasien mengenal penyebab harga diri rendah


R/ : Khususnya merasa sangat bersalah pada keluarga karena ikut mendapatkan imbas perbuatanya

6. Membantu klien menyadari perilaku akibat harga diri rendah


R/ : klien paham kerugian harga diri rendah

7. Membantu pasien dalam menggambarkan dengan jelas keadaan evaluasi diri yang positif yang terdahulu
R/ : klien mampu menggambarkan dengan jelas keadaan evaluasi diri yang positif yang terdahulu
Dx 2 4 /12/23 jam 09:00 SP1: Asesmen harga diri rendah dan latihan melakukan kegiatan positif:

Lanjutan ….
Implementasi Evaluasi
S:
8. Membantu pasien mengidentifikasi strategi pemecahan
• Klien mengatakan merasa malu dan merasa bersalah
yang lalu, kekuatan, keterbatasan serta potensi yang karena perbuatanya yang berimbas kepada keluarganya
juga.
dimiliki
• Klien mengatakan akan mencoba melatih aspek positif
9. Menjelaskan pada pasien hubungan antara harga diri dan yang ia miliki,
• Klien mengatakan kemampuan positif yang dimilikinya
kemampuan pemecahan masalah yang efektif
ialah berolahraga dan senang memasak.
10. Mendiskusikan aspek positif dan kemampuan diri sendiri, O:
• Klien tampak tenang
keluarga, dan lingkungan, menekankan bahwa kegiatan
• Klien tampak kooperatif
melakukan kemampuan positif berguna untuk menumbuhkan A:
• Klien mampu meningkatkan kesadaran tentang hubungan
harga diri positif
positif antara harga diri dan pemecahan masalah yang
11. Melatih satu kemampuan positif yang dimiliki efektif
• Klien mampu melakukan keterampilan positif untuk
12. Melatih satu kemampuan positif
meningkatkan harga diri
R/ : klien mengetahui kemampuan pofitif yang dimiliki
P: Lanjutkan intervensi SP 2
Implementasi
Keperawatan
5/12/23
SP2: evaluasi asesmen ansietas, manfaat teknik relaksasi dan
Dx 1 5/12/23 jam 09:00 kegiatan spiritual

Implementasi Evaluasi
1. Mempertahankan rasa percaya pasien: Mengucapkan salam dan memberi S :
motivasi • Klien mengatakan jika merasa khawatir
R/ : klien menjawab salam dan merespon kedatangan perawat dengan baik berlebihan akan melakukan tehik relaksasi
• Klien memahami tujuan dan cara melakukan
2. Melakukan assesment ulang ansietas dan kemampuan melakukan teknik SEFT dan klien mengatakan tehnik seft lebih
relaksasi menengkan jiwa nya nya dan membuat rileks
R/ : klien mengatakan jika kekhawatiranya muncul ia melakukan Teknik O:
relaksasi • Klien membaca asmaul husna sebelum
melakukan SEFT
3. Membuat kontrak ulang: latihan pengendalian ansietas • Klien memahami cara melakukan SEFT
R /: Klien bersedia berbincang-bincang kembali dan setuju melakukan latihan A :
• Klien memahami Teknik untuk mengatasi
4. Melakukan kegitan pengendalian ansietas: kegiatan spiritual kecemasan (Teknik relaksasi dan SEFT)
R /: klien membaca asmaul husna sebelum melakukan SEFT P:
Memantau klien dalam mengatasi kecemasan nya
5. Mengajarkan SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique)
R /: Klien memahami tujuan dan cara melakukan SEFT dan klien mengatakan
tehnik seft lebih menengkan jiwa nya nya dan membuat rileks
SP 2 Pasien : Evaluasi assesmen harga diri rendah, manfaat latihan
Dx 2 5/12/23 jam 09:00 melakukan kemampuan positif 1, melatih kemampuan positif 2

Implementasi Evaluasi
1. Mempertahankan rasa percaya pasien: Mengucapkan salam dan memberi S :
motivasi • klien mengatakan pagi tadi melakukan kegiatan
R /: klien menjawab salam positif dengan berolahraga
• Klien mengatakan jika sudah putusan ingin
2. Mengasesmen ulang harga diri rendah dan kemampuan melakukan mendaftar bimker di bagian dapur karena hobi
kegiatan positif memasak
R /: klien mengatakan pagi tadi melakukan kegiatan positif dengan • klien mengerti manfaat melakukan aktifitas
berolahraga positif untuk meningkatkan harga diri
O:
3. Melatih satu kemampuan positif ke 2 Klien kooperatif
R /: Klien mengatakan jika sudah putusan ingin mendaftar bimker di bagian A:
dapur karena hobi memasak • Klien melakukan keterampilan positif untuk
meningkatkan harga diri
4. Mengevaluasi efektifitas melakukan kegiatan positif untuk meningkatkan • Klien menyadari hubungan yang positif antara
harga diri dan menekankan kembali bahwa kegiatan melakukan kemampuan harga diri dan kesehatan fisik
positif berguna untuk menumbuhkan harga diri
R /: klien mengerti manfaat melakukan aktifitas positif untuk meningkatkan P:
harga diri Memantau klien dalam melatih aspek positif untuk
meningkatkan harga diri
PEMBAHASAN
Pengkajian
Hasil anamnesa ditemukan klien dengan keluhan utama yaitu klien mengatakan
khawatir dan gelisah menunggu persidangan dan khawatir dengan hasil vonisnya
mendapat hukuman berat dan dalam waktu yang lama selain itu juga klien mengatakan
merasa cemas dan khawatir dengan kehidupan setelah keluar dari lapas takut tidak
diterima baik oleh Masyarakat serta dikucilkan.

Pada pengkajian di atas di temukan data tanda dan gejala subjektif dan objektif mayor
yaitu merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang di hadapi, tampak
gelisah , tampak tegang dan sulit tidur. Selain itu dalam pengkajian ini ditemukan hal sama
seperti di tanda dan gejala subjektif dan objektif mayor : Mengkritik diri sendiri,
perasaan tidak mampu, pandangan hidup yang pesimis, penurunan produktivitas, malu
terhadap diri sendiri, serta kontak mata kurang . (SDKI, 2018)
Diagnosa Keperawatan yang di angkat:
Ansietas & Harga Diri Rendah.

Dalam kasus diketahui bahwa klien merasa gelisah dan khawatir tentang vonisnya
khawatir mendapat hukuman berat dan lama. Tanda dan gejala mayor dan minor tersebut
sesuai dengan diagnose pada buku SDKI.
Diagnosa keperawatan kedua juga sesuai, karena data dalam buku SDKI valid dengan
data-data yang terdapat dalam kasus yaitu karena klien merasa malu oleh keluarga
teman serta tetangga atas perbuatan yang telah dilakukan karena keluarga juga
mendapat imbas dari perbuatan yang dilakukan. Dengan akibat dari kondisi yang
dihadapi, tampak banyak menunduk sering mengejek dan mengkritik diri sendiri.
Intervensi keperawatan

Ansietas HDR

SEFT (Spiritual Emotional


Relaksasi nafas dalam Melatih aspek positif
Freedom Teqnique)

Terapi SEFT digunakan untuk Manfaat relaksasi nafas dalam Aspek positif yang diterapkan
mempelancar aliran energi yang dapat dirasakan oleh klien yaitu menyusun kegiatan
dalam tubuh dengan cara setelah melakukan teknik terjadwal untuk pasien yang
mengetuk pada 18 titik pada relaksasi nafas dalam adalah bisa dilakukan sehari-hari.
jalur meridian yang ada di dapat menghilangkan nyeri,
tubuh, sehingga dapat ketenteraman hati, dan
membantu diri merasa lebih berkurangnya rasa cemas
tenang, lebih rileks, dan lebih (Nasuha et al., 2016)
berpikir positif.
Implementasi keperawatan

Implementasi yang diberikan kepada klien yaitu terapi SEFT dan relaksasi
tarik napas dalam yang bertujuan untuk mengurangi kecemasan dan menggali
aspek positif dan harapan positif pada klien. Terapi ini dilakukan selama 1x
pertemuan. Terapi SEFT ini dilakukan sesuai dengan SOP.
Evaluasi dari kasus ini didapatkan hasil bahwa klien memerlukan intervensi
lanjutan dalam memamntau ansietas harga diri rendah pada klien.
Pengkajian
 Khawatir akan vonis/hukuman yang akan Diagnosa Keperawatan
diberikan
 Takut tidak dapat diterima baik oleh  Ansietas
Masyarakat Ketika keluar dari lapas.  Harga Diri Rendah Situasional.
 Merasa malu oleh keluarga,
teman serta tetangga atas
perbuatan yang telah dilakukan

KESIMPULAN
Intervensi keperawatan Implementasi keperawatan

 Hari pertama: SP1 dan latihan


 Monitor tanda-tanda ansietas relaksasi.
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Teknik relaksasi tarik napas dalam
 Terapi SEFT  Hari kedua: terapi SEFT, relaksasi napas
 Melatih aspek positif yang dimiliki dalam dan menggali aspek positif serta
harapan positif pada klien.
TERIMAKASIH!

Anda mungkin juga menyukai