Oleh:
Lori Lorenza
Intan Oktavia
Misel Nur Fajri
Rafika Ridha
Pengertian
• Anemia adalah merupakan kondisi medis yang terjadi
ketika jumlah sel darah merah dalam tubuh lebih rendah
dari jumlah normal.
• Sel darah merah adalah sel darah yang beranggung
jawab untuk mengirimkan oksigen dari paru-paru ke
seluruh tubuh. Ketika sel darah merah dalam tubuh sedikit
dan mengalami gangguan,maka tubuh tidak dapat
menerima oksigen dengan cukup.
• Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana jumlah sel
darah merah, kuantitas/kadar Hemoglobin, dan volume pada sel
darah merah (hematokrit) kurang dari keadaan normal.
• Anemia merupakan kondisi medis yang terjadi ketika jumlah sel darah merah
dalam tubuh lebih rendah dari jumlah normal. Sel darah merah adalah sel
darah yang bertanggung jawab untuk mengirimkan oksigen dari paru-paru ke
seluruh tubuh. Ketika sel darah merah dalam tubuh sedikit dan mengalami
gangguan, maka tubuh tidak dapat menerima oksigen dengan cukup.
• Sel darah merah memiliki kandungan protein ber-zat besi yang disebut hemoglobin,
hemoglobin berfungsi untuk mengikat dan menyalurkan oksigen untuk sel-sel tubuh.
• Pada kondisi anemia jumlah sel darah merah dan hemoglobin berkurang sehingga
oksigen tidak tersuplai dengan baik dan penderita mengeluh lemas dan pucat.
WHO,2011. Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anemia and assessment of severity, pp. 1-6.
Manifestasi Klinis Anemia
Gejala klinis tergantung penyebab anemia, dan individu
1. Anemia akut: Gejala kardiorespiratori seperti takikardi,
kepala terasa ringan, dan sesak napas.
2. Anemia kronis : Rasa lelah, letih, vertigo, pusing, sensitif
terhadap dingin, pucat.
3. Anemia hipokromik Rasa tak enak di lidah, penurunan
aliran saliva, pagophagia (compulsive eating of ice).
4. Anemia megaloblastik : Kulit pucat, ikterus, atropi mukosa
gastrik.
(Dipiro, et al., 2008).
Anemia berdasarkan Morfologi
• Klasifikasi Anemia Menurut morfologi Mikro dan Makro menunjukkan ukuran
sel darah merah sedangkan kromik menunjukkan warnanya.
• Ada tiga klasifikasi besar yaitu :
• Anemia Mikrositik Hipokrom adalah ukuran sel-sel darah merah kecil
mengandung Hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal ( Mean
Corpuscular Volume / MCV maupun Mean Corpuscular Hemoglobin
Concentration / MCHC kurang ).
• Anemia Makrositik normokrom adalah ukuran sel-sel darah merah lebih besar
dari normal tetapi konsentrasi hemoglobin normal ( MCV Meningkat, MCHC
normal)
• Anemia Normositik Normokrom adalah ukuran dan bentuk sel-sel darah
merah normal serta mengandung hemoglobin dalam jumlah yang normal
( MCV dan MCHC) normal atau rendah .
Jenis Anemia
• Berdasarkan permasalah asupan nutrisi:
• Anemia pernisiosa : Salah satupenebabnya karena
kekurangan vitamin B12. Terjadi karena kondisi autoimun
yang mencegah tubuh menyerap vitamin B12
• Anemia Defisiensi Besi : Terjadi ketika tubuh tidak
memiliki cukup zat besi untuk membuat hemolobin.
Hemoglobin adalah zat dalam sel darah merah yang
memungkinkan membawa oksigen keseluruh tubuh.
• Anemia megaloblastik : Terjadi karena defesiensi vitamin
yang terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan cukup
vitamin B12 dan/atau vitamin B9 (folat).
• Berdasarkan adanya kerusakan genetik
• Anemia sel sabit :Bentuk sel darah merah seperti sel
sabit yang kaku dan lengket sehingga dapat menghalangi
aliran darah.
• Anemia Fanconi : Adanya kelainan darah yang langka.
• Anemia Diamond –Blackfan : Kelainan bawaan ini
membuat sumsum tulan tidak memproduksi sel darah
merah dengan baik.
Gejala dan Penyebab
Gejala Anemia
• Selalu merasa mudah marah
• Sakit Kepala
• Mengalami masalah sulit berkonsentrasi atau berpikir
• Sembelit
Apabila penyakit berkembang semakin parah :
• Warna biru hingga putih pada mata
• Kuku menjadi rapuh
• Muncul keinginan untuk makan es batu,tanah, atau hal-
hal lain yang bukan makanan (kondisi ini dikenal dengan
“pica”).
• Pusing ketika berdiri
• Warna kulit pucat
• Sesak napas
• Lidah terasa sakit
Penyebab Anemia
• Konsumsi obat-obatan tertentu
• Adanya eliminasi yang terjadi lebih awal dari biasanya
pada sel darah merah akibat masalah kekebalan tubuh.
• Memiliki riwayat penyakit kronis,seperti
kanker,ginjal,rheumatoid arthritis,atau kolitis ulserativa
• Terjadi bentuk abnormal sel darah merah,seperti
thalasemia atau bentuk sel sabit yang bersifat turunan.
• Sedang hamil
• Memiliki masalah kesehatan dengan sumsum
tulang,seperti limfoma,leukimia,myelodysplasia dan
multiple myeloma.
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) tanda dan gejala
dari anemia adalah:
Manifestasi klinis yang sering muncul :
• Pusing
• Mudah berkunang – kunang
• Lesu
• Rasa mengantuk
• Susah berkonsentrasi
• Cepat lelah
• Prestasi kerja fisik atau pikiran menurun
Patofisiologi
• Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan
sumsum tulang dapat terjadi akibat kekurangan
nutrisi,pajanan toksik,invasi tumor, atau kebanyakan
akibat penyebab yang tidak diketahui sel darah merah
dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis
(destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah
dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai
dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat
beberapa faktor diluar sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah.
Anemia dapat terjadi karena :
■ Kehilangan darah berlebih Terjadi pendarahan karena luka perifer atau
karena penyakit misalnya gastric ulcer dan hemorrhoid.
■ Pendarahan kronis : Pendarahan vagina , Peptic ulcer , Parasit intestinal ,
Aspirin dan AINS lain
■ Destruksi berlebihan sel darah merah : Antibodi sel darah merah , Obat-
obatan , Sequestrasi berlebihan pada limpa
■ Faktor intrakorpuskular: Hereditas, Kelainan sintesis Hb
■ Produksi eritrosit kurang
– Defisiensi nutrien (Fe, B12, asam folat, protein)
– Defisiensi eritroblas : Anemia aplastik , Antagonis asam folat ,
Eritroblastopenia terisolasi, antibodi
– Kondisi infiltrasi sumsum tulang : Limfoma, Leukemia , Mielofibrosis ,
Karsinoma
– Abnormalitas endokrin :Hipotiroid, Insufisiensi adrenal, Insufisiensi
Pituitary
– Penyakit ginjal kronis
– Penyakit inflamasi kronis : Granulomatous disease, Collagen vascular
disease
– Penyakit hati
Penatalaksanaan Anemia
• Tujuan utama dari terapi anemia adalah untuk identifikasi
dan perawatan karena penyebab kehilangan
darah,destruksi sel darah atau penurunan produksi sel
darah merah pada pasien yang hipovolemik:
• Pemberian tambahan oksigen,pemberian cairan intravena
• Resusitasi pemberian cairan kristaloid dengan normal
• Transfusi komponen darah sesuai indikasi
Terapi Tumbuhan Alam(Fitoterapi)
• 1. Buah Bit
• Buah Bit (Beta Vulgaris) adalah salah satu buah yang
kaya akan folat yang ampuh untuk mencegah penyakit
jantung dan anemia.
• Buah bit ini mengandung serat, baik yang mudah larut
maupun sulit larut, serat yang tidak mudah larut
membantu memperlancar kerja usus, sedangkan serat
yang mudah larut kadar gula dan kolesterol darah tetap
stabil.
• Bahan-bahan
• 1 buah bit ukuran sedang
• 1 ruas jahe
• Sari kurma
• Air matang 1 gelas
• Cara membuat :
• Kupas buah bit dan 1 ruas jahe
• Lalu cuci bersih
• Kemudian potong buah bit kecil-kecil agar cepat halus
• Masukkan buah bit jahe ke blender dan beri air setengah gelas
• Jika sudah halus masukkan sisa air tadi kemudian blender lagi
• Siapkan saringan halus untuk memisahkan ampas dan air lalu beri 1
sdm sari kurma lalu aduk
• Jika mau dikonsumsi dengan ampas juga boleh.sesuai selera
• Jus buah bit siap diminum.
• Manfaat
• Kandungan betasianin pada buah bit bermanfaat sebagai
anti kanker, karena zat tersebut dapat menghancurkan sel
tumor dan kanker.
• Buah bit juga bermanfaat untuk mencegah penyakit
stroke, menurunkan kolesterol, mencegah penyakit
jantung, memperkuat daya tahan tubuh, mengeluarkan
racun dari dalam tubuh , mengobati infeksi dan
radang,sebagai penghasil energi bagi tubuh serta
meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Kandungan
• Kegunaan buah bit menurut Hembing (2008) antara lain adalah :
• Asam folat 34%,fungsi: menumbuhkan dan menggantikan sel-sel
yang rusak.
• Kalium 14,8 %,Fungsi : memperlancar keseimbangan cairan di dalam
tubuh,
• Serat 13,6 %
• Vitamin C 10,2 %,fungsi :menumbuhkan jaringan dan menormalkan
saluran darah,
• Magnesium 9,8 % fungsi: menjaga fungsi otot dan syaraf,
• Triptofan 1,4 %
• Zat besi 7,4 % ,fungsi :metabolisme energi dan sistem kekebalan
tubuh,
• Tembaga 6,5 % fungsi: membentuk sel darah merah
• Fosfor 6,5 %,fungsi:memperkuat tulang
• Caumarin yang berfungsi untuk mencegah tumor dan
• Betasianin sebagai pencegah kanker
Daun Kelor
* Kelor (Moringa oleifera lam) mengandung senyawa alami
yang lebih banyak dan beragam dibandingkan jenis
tanaman lainnya. Menurut hasil penelitian, daun kelor
mengandung vitamin A, vitamin B,vitamin
C,kalsium,kalium,besi dan protein dalam jumlah sangat
tinggi yang mudah dicerna oleh tubuh manusia.
Tingginya kandungan zat besi (Fe) pada daun kelor kering
ataupun dalam bentuk tepung daun kelor yaitu setara
dengan 25 kali lebih tinggi daripada bayam dapat dijadikan
alternatif penanggulangan anemia.
• Pukis Bangga (Bayam dan Mangga)
• Pembuatan pukis “bangga” sebagai cemilan sehat ini
terdiri dari bayam,yang merupakan sayuran yang banyak
mengandung Fe (zat besi) yang kemudian dikombinsikan
dengan mangga yang mana termasuk buah-buahan yang
kaya akan vitamin C sehingga dapat meningkatkan
penyerapan besi oleh tubuh secara maksimal.
• Maka dapat diperkirakan dalam setiap satu porsi pukis
“bangga” terkandung 375 gr tepung terigu , 100 gr bayam
dan 750 gr mangga, dimana dalam satu resep dihasilkan
30 pukis “bangga”, dengan perhitungan perkiraan setiap
pukis mengandung , Fe 3,3 gr dari bayam serta Vitamin C
= 25 gr yang diperoleh dari mangga. Berdasarkan hasil
perhitungan untuk mengantisipasi kekurangan zat besi
tersebut paling tidak dibutuhkan 2-3 pukis perhari.
Formula jamu anti anemia
• Formula jamu merupakan infusa yang terdiri dari 5 gram
daun bayam merah ( Amarantbus tricolor L),10 gram
herba tapak liman ( Elephantopus scaber L) dan 15 gram
rimpang temulawak ( curcuma xanthorrhiza).
• Daun bayam merah ( Amaranthus tricolor L) , dengan
kemampuan bayam merah sebagai antioksidan.
• Hasil penelitian Ali et al., 2009, menunjukkan aktivitas
antioksidan bayam merah berada diperingkat tertinggi
dibandingkan sayuran daun lainnya, dengan nilai 14,3 %.
Dengan demikian bayam merah dapat dimanfaatkan
sebagai sumber suplemen non-heme untuk pencegahan
dan terapi anemia
Pencegahan Anemia
• Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung zat
besi dan bahan makanan hewani dan nabati
• Menghindari konsumsi zat penghambat penyerapan zat
besi (teh &kopi)
• Menambah pemasukan zat besi dalam tubuh dengan
minum tablet tambahan darah (TTD)
• Meningkatkan konsumsi sayur/buah yang mengandung
vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi.
Terapi Anemia
1. Absorpsi
• Absorpsi fe melalui saluran cerna terutama berlangsung
di duodenum dan jejenum proksimal; makin ke distal
absorpsinya makin berkurang
• diabsorpsi dalam bentuk ion ferrous (Fe2+)
• dioksidasi di selmukosa menjadi bentuk ferric (Fe3+)
• fosfat, antisida, teh mengurangi absorpsi
• kobal, inosin, Vit C, HCl, etionen meningkatkan absorpsi
3. Eliminasi
Jumlah fe yang dieksresi setiap hari sedikit sekali,
biasanya sekitar 0,5-1 mg sehari.
sel epitel kulit
saluran cerna yang terkelupas
keringat
urin
feses
menstruasi
Indikasi Fe
• Sediaan fe hanya diindikasikan untuk pencegahan
• Pengobatan anemia defisiansi fe penggunakan
diluar indikasi ini, cenderung menyebabkan penyakit
penimbunan besi dan keracunan besi.
Preparat Tablet Elemen Dosis
Dosis Fe besi tiap
tablet
lazim
untuk
dewasa
(∑tablet/hr
)
• Obat yang dapat diberikan berupa suplemen zat besi (Fe) untuk
memulihkan kekurangan sel darah merah.
• Selain zat besi, vitamin B12 dan asam folat sering diberikan untuk
pengobatan anemia pernisiosa/ megaloblatik.
• Jalan terakhir jika anemia sudah mencapai stadium akut dan
parah adalah dengan transfusi darah
Terapi Non Farmakologi
Terapi non farmakologi untuk membantu
penyembuhan, yaitu dengan cara sebagai
berikut:
a) Mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi seperti sayuran,
daging, ikan dan unggas.
b) Dapat digunakan suplemen multi-
vitamin yang mengandung vitamin
B12 dan asam folat sebagai terapi
profilaksis maupun memperbaiki
defisiensi vitamin B12 ataupun asam
folat.
c) Pada pasien dengan anemia kritis dapat
dilakukan transfusi sel darah merah
(Wells et al., 2006).
TERAPI NON FARMAKOLOGI
MEMBANTU MENGATASI ANEMIA
Bit
buah bit adalah salah satu sumber zat besi,
magnesium, kalsium, vitamin A, dan folat terbesar.
Zat besi bekerja membantu meningkatkan jumlah
produksi hemoglobin dalam darah. Hemoglobin
berperan mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Oleh karena itu, mengkonsumsi buah bit secara
teratur dapat menjadi obat alami penambah darah.
Sebuah penelitian menemukan bahwa memberi jus
bit pada remaja putri di pagi hari selama 20 hari
menunjukkan peningkatan kadar hemoglobin yang
signifikan.
Anda bisa membuat jus bit dengan ditambahkan air
lemon. Itu menambahkan dosis ekstra vitamin C.
BUAH TIN
ARA (FICUS CARICA L.)
buah tin juga merupakan sumber zat besi yang baik. Selain itu,
mengandung magnesium, vitamin A, dan folat.
Merendam buah tin membantu mereka dicerna dengan cepat.
Buah tin dapat di konsumsi secara langsung sebagai obat alami
penambah darah.
juga bisa membuatnya menjadi jus yang dicampurkan dengan
jeruk nipis.
Cuci bersih buah bit dan jeruk nipis.
Kupas buah bit dan ditambahkan air jeruk nipis. Lalu, blender
hingga halus. Setelah itu, bisa diminum.
Namun, mengkonsumsi buah tin yang berlebihan dapat
menyebabkan masalah pencernaan.
Jika sedang hamil, konsultasikan dengan dokter sebelum
mengkonsumsi buah tin.
PISANG
3. Pisang
makan pisang dapat menjadi cara yang memberikan efek
penambah darah.
Buah yang umum di negara tropis ini mengandung zat besi,
kalium, vitamin C, dan folat.
Pisang memberi tubuh nutrisi penting yang dibutuhkan
untuk menghasilkan sel darah merah yang sehat dan
meningkatkan kadar hemoglobin.
Namun, karena pisang tinggi kalori dan kalium,
mengkonsumsi terlalu banyak pisang dapat menyebabkan
penambahan berat badan dan hiperkalemia.
KURMA
Sayuran hijau adalah sumber alami vitamin B12, asam folat, dan nutrisi
penting lainnya, yang baik untuk menjadi obat alami anemia.
sayuran hijau lainnya juga memiliki manfaat yang sama dengan bayam
untuk mengatasi anemia.
Contohnya, kale, bayam, lobak, sawi, arugula, brokoli, dan lobak Swiss.
Asam folat adalah bentuk vitamin B kompleks yang larut dalam air
dan berfungsi untuk memproduksi DNA hingga membentuk sel darah
merah.