Anda di halaman 1dari 2

1.

Hadits Shahih Shahih merupakan kalimat musytaq dari kalimat shahha yashihhu suhhan wa sihhatan artiya sembuh, sehat, selamat dari cacat, benar.1[7] Sedangkan secara istilah yaitu :

" Apa yang sanadnya bersambung dengan periwayatan yang adil, dhobit ( memiliki hafalan yang kuat) dari awal sampai akhir sanad dengan tanpa syadz dan tidak pula cacat".2[8]

Dalam definisi tersebut dikatakan bahwa hadits dikataka shahih jika memiliki syarat-syarat3[9] yaitu sebagai berikut: 1) Sanadnya bersambung, maksudya adalah setiap rawi dari suatu riwayat hadits berajar atau bertemu langsung dari mulai awal sanad sampai akhir. 2) Rawinya adil, maksudnya adalah setiap rawi dari suatu riwayat hadits disifati sebagai muslim, baligh, berakal (sehat), bukan orang fasiq dan bukan pula Makhrumul Muruah. 3) Rawinya dhobit, maksudnya adalah setiap rawi dari suatu periwayatan hadits itu memiliki hafalan yang kuat, baik dalam hafalan berupa penalaran dan tulisan. 4) Tidak Syadz, maksudnya adalah suatu hadits yang tsiqat menyelisihi hadits yang lebih tsiqat dariya. 5) Tidak ada 'Illat (cacat), maksudnya adalah suatu hadits yang samar yang meyebutkan cacat terhadap keshahihan hadits tersebut bersamaan secara dzohir itu bebas dari cacat. Adapun contoh hadits yang shahih adalah sebagai berikut;

. ) "(

" Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin yusuf ia berkata: telah mengkhabarkan kepada kami malik dari ibnu syihab dari Muhammad bin jubair bin math'ami dari ayahnya ia berkata: aku pernah mendengar rasulullah saw membaca dalam shalat maghrib surat at-thur" (HR. Bukhari, Kitab Adzan). Analisis terhadap hadits tersebut:

Anda mungkin juga menyukai