PENDAHULUAN
Sering timbul kekuatiran jika anak kita terlambat bicara atau bertingkah laku tidak lazim ,
apakah anak menderita autisme. Kata autisme saat ini sering kali diperbincangkan , angka
kejadian di seluruh dunia terus meningkat. Banyak penyandang autisme terutama yang ringan
masih tidak terdeteksi dan bahkan sering mendapatkan diagnosa yang salah , atau bahkan terjadi
overdiagnosis . hal tersebut tentu saja sangat merugikan anak
Memiliki anak yg menderita autis memang berat. Anak penderita autis seperti seorang
yang kerasukan setan. Selain tidak mampu bersosialisasi, penderita tidak dapat mengendalikan
emosinya. Kadang tertawa terbahak, kadang marah tak terkendali. Dia sendiri tidak mampu
mengendalikan dirinya sendiri dan memiliki gerakan-gerakan aneh yang selalu diulang-ulang.
Selain itu dia punya ritual sendiri yg harus dilakukannya pada saat-saat atau kondisi tertentu
Faktor genetik dianggap sebagai satu-satunya penyebab autisme sehingga penderitanya
dianggap tidak bisa disembuhkan namun bukti-bukti yang sekarang muncul menunjukkan ada
peluang untuk penyembuhan karena gangguan itu tidak hanya dipengaruhi oleh faktor genetik
melainkan juga dipengaruhi faktor lingkungan.
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AUTIS
Autis adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya
gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi
sosial. Autism dapat terjadi pada semua kelompok masyarakat kaya miskin, di desa dikota,
berpendidikan maupun tidak serta pada semua kelompok etnis dan budaya di dunia. Sekalipun
demikian anak-anak di negara maju pada umumnya memiliki kesempatan terdiagnosis lebih awal
sehingga memungkinkan tatalaksana yang lebih dini dengan hasil yang lebih baik. Angka
kejadian autis tampaknya meningkat pesat dalam beberapa tahun terahkir ini. Peningkatan ini
terutama karena meningkatnya penyampaian informasi yang disampaikan berbagai media cetak
maupun elektronik terutama internet. Sehingga baik kalangan medis maupun awam mengetahui
perkembangan tehnolgi kesehatan yang berkaitan dengan hal tersebut. Sehingga masalah
penyimpangan perilaku pada anak khususnya autis ini menjadi persoalan yang aktual dan
menarik yang ingin diketahui oleh masyarakat baik dari kalangan akademisi maupun masyarakat
umumnya.
Penyebab autis belum diketahui secara pasti. Beberapa ahli menyebutkan autis merupakan
kelainan genetik yang mengakibatkan gangguan fungsional susunan saraf pusat yang disertai
gangguan kerusakan pada saluran cerna. Keadaan itu dapat disebabkan dan dipicu oleh berbagai
hal di antaranya gangguan dan infeksi sejak dalam kehamilan, pengaruh reaksi simpang
makanan, dan berbagai pemicu lainnya.
B. TANDA DAN GEJALA AUTISME
1. Gangguan dalam komunikasi verbal maupun nonverbal
Kemampuan berbahasa mengalami keterlambatan atau sama sekali tidak dapat berbicara.
Menggunakan kata kata tanpa menghubungkannya dengan arti yang lazim digunakan.
Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat berkomunikasi dalam
waktu singkat.
Tidak mengerti atau tidak menggunakan kata-kata dalam konteks yang sesuai.
Ekolalia (meniru atau membeo), menirukan kata, kalimat atau lagu tanpa tahu artinya.
Mimik datar
Bila menginginkan sesuatu, menarik tangan tangan orang yang terdekat dan berharap orang
tersebut melakukan sesuatu untuknya
Bermain sangat monoton dan aneh misalnya menderetkan sabun menjadi satu deretan yang
panjang, memutar bola pada mainan mobil dan mengamati dengan seksama dalam jangka waktu
lama.
Ada kelekatan dengan benda tertentu seperti kertas, gambar, kartu atau guling, terus dipegang
dibawa kemana saja dia pergi.
Tidak menyukai boneka, tetapi lebih menyukai benda yang kurang menarik seperti botol, gelang
karet, baterai atau benda lainnya
Tidak spontan / reflek dan tidak dapat berimajinasi dalam bermain. Tidak dapat meniru tindakan
temannya dan tidak dapat memulai permainan yang bersifat pura pura.
Sering memperhatikan jari-jarinya sendiri, kipas angin yang berputar atau angin yang bergerak.
Perilaku yang ritualistik sering terjadi sulit mengubah rutinitas sehari hari, misalnya bila
bermain harus melakukan urut-urutan tertentu, bila bepergian harus melalui rute yang sama.
4. Gangguan perilaku
Sering dianggap sebagai anak yang senang kerapian harus menempatkan barang tertentu pada
tempatnya
Anak dapat terlihat hiperaktif misalnya bila masuk dalam rumah yang baru pertama kali ia
datang, ia akan membuka semua pintu, berjalan kesana kemari, berlari-lari tak tentu arah.
Mengulang suatu gerakan tertentu (menggerakkan tangannya seperti burung terbang). Ia juga
sering menyakiti diri sendiri seperti memukul kepala atau membenturkan kepala di dinding
Dapat menjadi sangat hiperaktif atau sangat pasif (pendiam), duduk diam bengong dengan tatap
mata kosong. Marah tanpa alasan yang masuk akal. Amat sangat menaruh perhatian pada satu
benda, ide, aktifitas ataupun orang. Tidak dapat menunjukkan akal sehatnya. Dapat sangat agresif
ke orang lain atau dirinya sendiri.
Sering mengamuk tak terkendali (temper tantrum), terutama bila tidak mendapatkan sesuatu
yang diinginkan
Sensitif terhadap cahaya, pendengaran, sentuhan, penciuman dan rasa (lidah) dari mulai ringan
sampai berat.
Tidak menyukai rabaan atau pelukan, Bila digendong sering merosot atau melepaskan diri dari
pelukan.
C. RESIKO AUTIS
1. PERIODE KEHAMILAN
Beberapa keadaan ibu dan bayi dalam kandungan yang harus lebih diwaspadai dapat
berkembang jadi autism adalah :
Peradarahan selama kehamilan. Perdarahan selama kehamilan paling sering disebabkan karena
placental complications, diantaranya placenta previa, abruptio placentae, vasa previa,
circumvallate placenta, and rupture of the marginal sinus. Kondisi tersebut mengakibatkan
gangguan transportasi oksigen dan nutrisi ke bayi yang mengakibatkan gangguan pada otak
janin. Perdarahan awal kehamilan juga berhubungan dengan kelahiran prematur dan bayi lahir
berat rendah. Prematur dan berat bayi lahir rendah juga merupakan resiko tinggi terjadinya
autism
Obat-obatan yang diminum selama kehamilan terutama trimester pertama. Peneliti di Swedia
melaporkan pemberian obat Thaliodomide pada awal kehamilan dapat mengganggu
pembentukan sistem susunan saraf pusat yang mengakibatkan autism
Adanya Fetal Atopi atau Maternal Atopi, yaitu kondisi alergi pada janin yang diakibatkan
masuknya bahan penyebab alergi melalui ibu. Menurut pengamatan penulis, hal ini dapat dilihat
adanya Gerakan bayi gerakan refluks oesefagial (hiccupps/cegukan) yang berlebihan sejak dalam
kandungan terutama terjadi malam hari.
Infeksi saluran kencing, Panas tinggi dan Depresi. Wilkerson dkk telah melakukan penelitian
terhadap riwayat ibu hamil pada 183 anak autism dibandingkan 209 tanpa autism. Ditemukan
kejadian infeksi saluran kencing, panas tinggi dan depresi pada ibu tampak jumlahnya bermakna
pada kelompok ibu dengan anak autism.
2. PERIODE PERSALINAN
Persalinan adalah periode yang paling menentukan dalam kehidupan bayi selanjutnya.
Beberapa komplikasi yang timbul selama periode ini sangat menentukan kondisi bayi yang akan
dilahirkan. Bila terjadi gangguan dalam persalinan maka yang paling berbahaya adalah hambatan
aliran darah dan oksigen ke seluruh organ tubuh bayi termasuk otak. Organ otak adalah organ
yang paling sensitif dan peka terhadap gangguan ini, kalau otak terganggu maka sangat
mempengaruhi kualitas hidup anak baik dalam perkembangan dan perilaku anak nantinya
Gangguan persalinan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya autism adalah :
Lamanya persalinan
Prematuritas
Alergi makanan
Gangguan pencernaan : sering muntah, kolik, sulit buang air besar, sering buang air besar
klinis. Diagnosis yang paling baik adalah dengan cara seksama mengamati perlilaku anak dalam
berkomunikasi, bertingkah laku dan tingkat perkembangannya. Banyak tanda dan gejala perilaku
seperti autis yang disebabkan oleh adanya gangguan selain autis. Pemeriksaan klinis dan
penunjang lainnya mungkin diperlukan untuk memastikan kemungkinan adanya penyebab lain
tersebut. Para klinisi sering menggunakan pedoman DSM IV.Gangguan Autism didiagnosis
berdasarkan DSM-IV.
Karena dengan menggunakan diagnosis klinis maka subyektifitasnya sangat besar. Terutama
anak yang mengalami gangguan perilaku ringan yang masuk Grey Area lebih sulit
mendiagnosisnya. keadaan seperti ini bila seseorang ingin mengetahui assessment penyakit anak
pada dokter akan mendapatkan hasil yang berbeda. Dengan pemeriksaan anak yang sama dan
dokter yang berbeda seringkali menerima diagnosis yang berbeda pula, Berbagai diagnosis yang
diterimanya adalah Autis ringan, bukan Autis, PDDNOS, MSDD, Hiperaktif, ADHD atau
berbagai diagnosis lainnya. Banyak kasus anak seperti ini saat didiagnosis bermacam-mavcam
oleh dokter ternyata saat besarnya sehat seperti anak biasa. Sebaliknya banyak anak dengan
keterlambatanm bicara yang dianggap biasa pada usia di bawah 2 tahun tetapi karena
keterlambatan diagnosis ternyata pengidap Autis dan terlambat dalam penanganannya.
D. DETEKSI AUTIS SEJAK LAHIR HINGGA 5 USIA TAHUN
USIA
0-6
BULAN
USIA
6 - 12
BULAN
Tidak babbling
USIA
1- 2
TAHUN
USIA
2-3
TAHUN
Tidak babbling
USIA
4-5
TAHUN
E. MENANGGULANGI AUTIS
Tidak ada obat untuk autisme, tetapi dokter, terapis, dan guru khusus dapat membantu anakanak dengan autisme, menyesuaikan dengan banyak kesulitan. Sedari dini mulai pengobatan
untuk autisme, lebih baik.
Tiap anak-anak berbeda dalam membutuhkan jenis bantuan, tetapi belajar bagaimana
berkomunikasi selalu merupakan langkah penting pertama. Bahasa bisa sulit bagi anak-anak
dengan autisme untuk belajar.Kebanyakan anak autis memahami kata-kata yang lebih baik
dengan melihat, jadi terapis mengajar mereka cara untuk berkomunikasi dengan menunjuk atau
menggunakan gambar atau bahasa isyarat. Itu membuat belajar hal-hal lain lebih mudah, dan
akhirnya, banyak anak dengan autis belajar bicara.
Terapis juga membantu anak belajar keterampilan sosial, seperti cara menyapa orang,
menunggu giliran, dan ikuti petunjuk. Beberapa anak membutuhkan bantuan khusus dengan
keterampilan hidup (seperti menggosok gigi atau membuat tempat tidur). Lainnya lagi
mengalami kesulitan duduk diam atau mengendalikan emosi mereka dan membutuhkan terapi
untuk membantu mereka mengendalikan perilaku mereka. Beberapa anak mengambil obat untuk
membantu suasana hati mereka dan perilaku, tetapi tidak ada obat yang akan membuat autisme
anak itu pergi.
Tiap anak-anak berbeda dalam membutuhkan jenis bantuan, tetapi belajar bagaimana
berkomunikasi selalu merupakan langkah penting pertama. Bahasa bisa sulit bagi anak-anak
dengan autisme untuk belajar.Kebanyakan anak autis memahami kata-kata yang lebih baik
dengan melihat, jadi terapis mengajar mereka cara untuk berkomunikasi dengan menunjuk atau
menggunakan gambar atau bahasa isyarat. Itu membuat belajar hal-hal lain lebih mudah, dan
akhirnya, banyak anak dengan autis belajar bicara
PENUTUP
Penyebab autis belum diketahui secara pasti. Beberapa ahli menyebutkan autis merupakan
kelainan genetik yang mengakibatkan gangguan fungsional susunan saraf pusat yang disertai
gangguan kerusakan pada saluran cerna. Keadaan itu dapat disebabkan dan dipicu oleh berbagai
hal di antaranya gangguan dan infeksi sejak dalam kehamilan, pengaruh reaksi simpang
makanan, dan berbagai pemicu lainnya
Beberapa anak dengan autisme ringan akan tumbuh dan bisa hidup sendiri. Mereka yang
memiliki masalah yang lebih serius akan selalu memerlukan beberapa jenis bantuan. Tapi semua
anak-anak dengan autis memiliki masa depan cerah ketika mereka memiliki dukungan dan
pemahaman dari dokter, guru, pengasuh, orang tua, saudara, saudara, dan teman-teman.
DAFTAR PUSTAKA
dr Widodo Judarwanto SpA ( http://childrenclinic.wordpress.com
http://childrenautismclinic.wordpress.com/ )
Abdi Susanto Autisme, Bisa Disembuhkan
Emanuel Setio Dewo Anak Autis
www.suaramedia. cek gejala Autisme bayi usia 1 tahun, peluang sembuh lebih besar com
vjvas@tm.net.my
ABSTRAK
Kajian kes ini bertujuan untuk menjawab tiga persoalan kajian iaitu a)
apakah kemahiran asas sosial yang te
lah oleh kanak-kanak autisme. b)
apakah kemahiran-kemahiran asas sosial
yang belum dikuasai oleh
kanak-kanak autisme, dan c) apakah
faktor-faktor yang membolehkan
kanak-kanak autisme berupaya
menguasai dan tidak menguasai
kemahiran asas sosial mengiku
t pandangan guru. Tiga kanak-kanak
autisme di Sekolah Kebangsaan Bukit Padang, Kota Kinabalu, Sabah,
dipilih sebagai subjek dan tiga
orang guru yang mengajar subjeksubjek ini ditemubual. Kajian ini be
rfokus kepada lima kemahiran asas
sosial sahaja. Kaedah pemerha
tian dan temubual dengan instrument
senarai semak dan soalan ter
buka digunakan. Dapatan kajian
menunjukkan kelima-lima kemahiran asas
sosial dikuasai oleh subjek
tetapi belum menguasai beberapa
sub kemahiran. Dapatan temubual
menunjukkan faktor guru, persekitaran, rakan sebaya, dan kaedah
mengajar membolehkan penguas
aan kemahiran-kemahiran asas
sosial. Sebaliknya faktor kekurangan pendedahan mengenai autisme
dan kaedah mengajar yang khusus, pertukaran guru dan kekurangan
pengetahuan ibu bapa mengenai autisme menghalang penguasaan
kemahiran asas sosial.
PENGENALAN
Kemahiran sosial amat penting dalam kehi
dupan manusia dan dipelajari sejak kecil.
Kemahiran asas sosial yang perlu dikuasa
i oleh kanak-kanak ialah kemahiran:
menarik perhatian orang lain, berkongsi
dan memberi, meminta dan bertanya,
memberi idea dan memuji atau memberi
penghargaan. Malangnya terdapat kanakkanak yang tidak dapat mempelajari untuk be
rinteraksi secara positif dengan rakan
sebaya mereka.(Simpson et al. 1991;
Sewell 1998). Kanak-kanak ini tidak dapat
mempelajari kemahiran-kemahiran sosial
dengan sendiri dan juga dikenali sebagai
akdemik. Aktiviti kumpulan digunakan untuk mengajar konsep asas dan masa main
digunakan untuk mengajar kemahiran sosial
. Kumpulan kecil digunakan untuk
menggalakkan interaksi kanak-kanak auti
sme dengan rakan sebaya yang normal.
Kaedah-kaedah yang digunakan ialah skill
streaming, rakan sebaya dan bantuan
kumpulan.
Dapatan kajian Ball (1996) menunjukkan baha
wa tujuh daripada lapan kanak-kanak
autisme menunjukkan peningkatan dalam as
pek kontek mata, kemahiran bermain
secara selari dan simbolik, ikut giliran da
n respon-respon secara lisan dan bukan lisan.
Ball (1996) mendapati, penggunaan rakan se
baya sebagai model dalam mengajar
kemahiran sosial memberikan kesan yang
tinggi dalam mengekalkan integrasi kanakkanak di dalam bilik darjah.
Dougen (1994) mengkaji penggunaan teknik pe
ngajaran secara incidental untuk
mengajar cara bertanya yang sesuai denga
n menggunakan rakan sebaya kurang upaya.
Dapatan menunjukkan bahawa pengajaran deng
an teknik ini sang
at efektif dalam
meningkatkan kemahiran bertanya dengan cara yang sesuai. Teknik ini juga
menghasilkan peningkatan dalam generalisas
i. Penggunaan teknik ini bukan sahaja
meningkatkan cara bertanya yang sesuai
malah tahap vokalisasi subjek turut
meningkat dan dikekalkan tanpa latihan. Pe
ningkatan dalam interaksi juga berlaku
disebabkan oleh pengukuhan positif yang diperolehi bagi setiap cubaan yang betul.
Kajian ONeill dan Baker (2001) melihat poten
si kesan generalisasi daripada latihan
komunikasi berfungsi dan peranan kemungkinan tingkah laku bermasalah dan
bersesuaian untuk mencapai
tahap komunikasi berfungsi.
Dua sampel kanak-kanak
autisme kategori teruk dan ketidakupayaan
intelek kategori teruk digunakan. Kedua
subjek ini tidak mempunyai
tingkah laku komunikatif berf
ungsi dan mengikut arahan
lisan langkah demi langkah serta penyegeraan secara lisan dan fizikal. Dapatan kajian
ini menunjukkan bahawa wujud pengurangan
dalam tingkah laku negatif dan berlaku
kerap dipamerkan dan kemahiran sosial yang mana yang kurang dipamerkan atau
tidak dipamerkan. Kekerapan dalam mempam
erkan kemahiran-kemahiran asas sosial
ini akan menentukan kemahiran yang sudah
dikuasai dan yang belum dikuasai oleh
subjek A, B dan C.
Analisis temubual
Data yang dikumpul melalui temubual dian
alisis dengan menggunakan sistem koding
dengan menginterpretasikan transkrip unt
uk menentukan tema (Miles dan Huberman
1994). Setiap kod yang disediakan diberi defi
nisi operasi dari perspektif kajian
pengkaji. Perbandingan secara berterusan gunakan untuk menganalisa data (Gay
1996). Pekali persetujuan Kohen-Kappa
digunakan untuk menentukan nilai
persetujuan penilai terhadap definisi opera
si pengkaji. Seterus
nya, pengkaji membuat
pentafsiran data secara de
skriptif dan penerangan. Data temubual akan dibandingkan
dengan data pemerhatian.
6
DAPATAN DAN PERBINCANGAN
Kemahiran-Kemahiran Asas Sosial Yang Telah Dan Belum Dikuasai
Dapatan kajian ini diperolehi melalu
i pemerhatian dengan menggunakan senarai
semak (Lampiran A). Alpha kebolehpercay
aan antara pemerhati yang diperolehi
untuk subjek pertama ialah 0.94 (Ah Me
ng), 0.95 (Tan) dan 0.95 (Mark).
Kemahiran menarik perhatian orang lain
Kemahiran ini telah dikuasai oleh ketigatiga subjek. Namun begitu Tan lebih
menguasai dan menggunakan kemahiran ini be
rbanding dengan Ah Meng dan Mark.
Sub kemahiran yang melibatkan
lisan selain daripada memanggil nama dikuasai oleh
Ah Meng berbanding dengan Tan dan Mark
walaupun hanya dua kali. Dapatan ini
juga selari dengan kenyataan guru baha
wa Ah Meng boleh berinteraksi yang
memerlukan kemahiran menarik perhatian.
Kemahiran Berkongsi Dan Memberi
Ketiga-tiga subjek telah menguasai kemahiran ini. Namun begitu Tan lebih
menguasai kemahiran ini berbanding dengan Ah Meng dan Mark kerana telah
mempamerkan kesemua sub kemahiran. Ah Meng dan Mark tidak memperlihatkan
kemahiran lisan seperti nah dan ambillah
http://www.feat.org/autism/language.htm
Dougen, F. (1994). Using incidental teaching by peers.
http://www.feat.org/autism/language.htm