Penerbit:
LSIP
(Lembaga Studi Islam Progresif)
2011
MIRAWATI
Penerbit:
LSIP (Lembaga Studi Islam Progresif)
Jl. Alam Indah Villa Inti Persada Blok C6/ No: 36
Pamulang, Tangerang Selatan
Telp/Fax : 021-7497810
ISBN : 978-979-998535-9-2
Cetakan I, Agustus 2011
KATA PENGANTAR
PENGANTAR PENERBIT
A. Huruf Konsonan
=
'
sh
th
s}
d{
h{
t}
kh
z}
dh
gh
B. Huruf Vokal
Vokal Tunggal:
a= ; i= ;
u=
C. Translasi
- Kecuali terjemahan al-Quran dan kecuali dinyatakan sebaliknya,
seluruh terjemahan dalam tesis ini adalah milik penulis.
- Untuk terjemahan al-Quran penulis mengitip Mushaf al-Quran
Terjemahan, Departemen Agama RI, edisi 2006, dengan beberapa
penyesuaian.
D. Singkatan
tp : tanpa penerbit
DAFTAR ISI
ABSTRAK .........................................................................................
SURAT PERNYATAAN ...................................................................
SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................
SURAT PERSETUJUAN TIM PENGUJI .....................................
KATA PENGANTAR ........................................................................
TRANSLITERASI DAN TRANSLASI ..........................................
DAFTAR ISI.......................................................................................
DAFTAR GAMBAR .........................................................................
DAFTAR TABEL .............................................................................
ii
v
vi
vii
viii
x
xi
xiii
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
B. Permasalahan ............................................................................
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................
D. Penelitian Terdahulu yang Relevan ..........................................
E. Metodologi Penelitian ..............................................................
F. Defenisi Konsepsional ..............................................................
G. Sistematika Penulisan ..............................................................
1
5
6
7
11
16
17
DAFTAR GAMBAR
10
21
23
27
67
DAFTAR TABEL
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dasawarsa ini sistem ekonomi dan keuangan Islam mulai
memperlihatkan eksistensinya sebagai alternatif baru dari sistem
ekonomi sosialisme yang dianggap telah berakhir seiring runtuhnya
Negara Uni Sovyet, dan juga sistem kapitalisme yang kerap melahirkan
krisis financial dan moneter yang menyengsarakan umat manusia.
Banyak kalangan yang memiliki optimisme bahwa sistem ekonomi islam
akan terus tumbuh berkembang dan semakin lebih baik pada masa-masa
mendatang. Keadilan, kesejahteraan, dan kedamaian merupakan tujuan
mulia yang ingin diraih oleh sistem ekonomi islam saat ini1.
Sekarang ini merupakan saat yang menentukan bagi umat islam
dapatkah umat Islam mempergunakan sistem ekonomi dunia dengan
suatu yang dapat dikatakan sebagai kekuatan baru meski sampai saat ini
juga kondisi ekonomi dan politiknya masih dipengaruhi oleh Negaranegara maju, sebagian besar masih dibawah garis kemiskinan bahkan
terpuruk sebagai produksi Negara-negara maju sabagai dampak kultural,
politis dan ideologis.
Adanya bank syariah di Indonesia dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan lapisan masyarakat yang meyakini bahwa system operasional
perbankan konvensional tidak sesuai dengan nilai-nilai islam. Sistem
Islam menggunakan sistem bagi hasil(profit and loss sharing)2 dan
melarang adanya fixed return ( penetapan keuntungan yang pasti diawal
aqad), sebagaimana sistem yang berjalan pada bank konvensional dengan
sistem bunga yang diberlakukan pada sistem perbankan konvensional
adalah tergolong riba, yang diiringi fatwa haram atas bunga oleh MUI
tahun 20043.
1
12
13
14
15
16
namun disisi hukum pembiayaan murabahah yang dipraktekan oleh bank syariah tidak
semua ulama memperbolehkannya walupun sebagain besar memperbolehkannya.
17
12
18
19
20
keuntungan dari laba dan bagi hasil investasi dan redistribusi pendapatan
peran sistem perbankan Islam. Kemudian, pada tahun 1990, Erol et al.
melakukan studi tentang konsumen keputusan untuk memilih bank
Islam atau perbankan konvensional. Penelitian ini melaporkan bahwa
konsumen memilih bank Islam karena layanan yang cepat dan efisien,
yang reputasi, dan kerahasiaan perbankan. Di sini, kesimpulan yang
dapat diambil adalah laba yang bermotif (faktor ekonomi) ada dalam
memilih perbankan Islam22.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Naser, Jamal, dan Al-Khatib
pada tahun 1999 menunjukkan bahwa faktor-faktor motivasi konsumen
memilih perbankan syariah adalah reputasi bank, alasan agama, persepsi
bahwa perbankan Islam tidak hanya menawarkan fasilitas yang sama
dengan perbankan konvensional tetapi juga menerapkan prinsip Islam,
dan kemampuan perbankan untuk menjaga kerahasiaan, serta laba. Pada
saat yang sama, faktor-faktor motivasi konsumen untuk memilih baik
bank Islam maupun konvensional untuk melakukan diversifikasi
investasi dan pembatasan cabang perbankan Islam dan pelayanan waktu.
Kesimpulan dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa konsumen
memilih perbankan Islam, karena faktor agama dan laba (faktor
ekonomi)23.
Suatu penelitian yang telah dilakukan di Inggris untuk
mempelajari perilaku pengguna jasa perbankan dalam kelompok muslim,
terutama sikapnya terhadap pemberlakuan bunga memberikan hasil
bahwa dari responden yang tidak pernah meminjam uang, hanya sekitar
23% yang tidak mau meminjam karena menolak adanya pemberlakuan
bunga dalam pinjaman24.
E. Metodologi Penelitian
22
Erol, Cengiz, and Radi El-Bdour, 1989. Attitudes, Behaviour and Patrinage
Factors of Bank Customers Towards Islamic Banks, International Journal Banking
and Marketing, Vol.7 No.6 : 31-37.
23
Kamal, Naser, Jamal, Ahmad, and Khalid Al-Khatib Islamic Banking: A
Study of Customer Satisfaction and Preferences in Jordan, The International Journal
of Banking Marketing for the Financial Services Sector, Vol.17 No.3, 1999, 135-150.
24
Anny Ratnawaty, Bank Syariah: Potensi, Prefensi dan Perilaku Masyarakat
di Wilayah SUMUT (Medan: kerjasama Biro Perbankan Syariah-BI dengan LPIPB,2003), 4.
21
N
n=
25
Keterangan:
n : Ukuran Sampel
N : Ukuran Populasi
142.
26
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 1999), 22.
27
Nur Indrianto dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitan Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2002), 124.
28
Husein Umar, Strategic Management In Action (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2003), 146.
22
1 + N (e)2
Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, cet ke-1 (Bandung: Alfabeta,
2004),104.
30
23
31
24
Tabel 1.1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel
Dimensi
1.Faktor
Pribadi
Teori
Indikator
Stephen P. 1. Pengetahuan
Robbin
2. Kesan
No. item
1,2
3,4,5,6,7,
2.Faktor
lingkungan
Stephen P.
Robbin
3.Faktor
Obyek
lokasi
PERSEPSI
3.pemasaran
PERILAKU
9
10,11,12,
13,14,
15,16,17,
18,19,20
1.Pribadi
Philip
Kotler
Kepribadian
dan konsep diri
1,2
2.Sosial
Ekonomi
Philip
Kotler
Kel. Acuan
(Perbandingan)
3,4,5,6,7
3.Faktor
Psikologi
Philip
Kotler dan
Amstrong
1.Motivasi
8,9,10,11,12,
13,
14,15,16,17,
18,19,20
2.sikap
4. Metode Analisis
Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, pendekatan penelitian ini
adalah kuantitatif dengan model deskriptif analisis. Teknik deskriptif
digunakan untuk menggambarkan data karakteristik responden, dimensidimensi yang mempengaruhi persepsi serta dimensi-dimensi yang
mempengaruhi perilaku. Metode ini dimulai dengan memberikan scoring
dan kode. Selanjutnya data-data tersebut dianalisa secara obyektif dengan
menggunakan teknik sebagai berikut:
25
26
1.
2.
3.
4.
5.
Keterangan:
Zjk = skor standar dari personil k pada variabel j
ij = faktor loading dari variabel j pada faktor k
Fik = skor faktor dari personil k pada faktor 1 dalam bentuk
skor standar
sj = faktor loading dari variabel j pada faktor yang spesifik
Ssk = skor faktor dari personil k pada faktor yang spesifik.
F. Defenisi Konsepsional
27
28
29
30
BAB II
WAWASAN PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARKAT
TERHADAP BANK MUAMALAT INDONESIA
PEKANBARU
31
44
32
Rangsangan
sensasi
Lingkungan
Seleksi
Input
Proses
Pengorganisasian
PERSEPSI
Pengalaman
Interpretasi
Proses
Belajar
33
Objek/Target:
Pelaku persepsi:
Hal Baru
Situasi:
Sikap
Gerakan
Waktu
Motif
Bunyi
Keadaan/Tempat Kerja
Kepentingan
50
Ukuran
Keadaan
Sosial
Stephen
P. Robbins, Organizational
Behavior, 9th Edition
(New Jersey:
Pengalaman
Latar Belakang
Prentice-Hall International, 2001), 124.
Pengharapan
Kedekatan
34
PERSEPSI
35
E.B. Green, Measurment of human behavior (New York: P.S. The Odessey
PRess, 1971)
54
Djamaluddin Ancok, Teknik Penyusunan Skala Pengukuran (Yogyakarta:
Pusat Penelitian Kependudukan UGM, 1987)
36
55
37
38
Sosial
Kel. Acuan
Keluarga
Peran dan
status
Pribadi
Umur dan tahap
daur hidup
Pekerjaan
Situasi ekonomi
Gaya hidup
Kepribadian dan
konsep diri
Psikologi
Motivasi
Persepsi
Pengetahuan
Keyakinan
dan sikap
PEMBELI / NASABAH
Gambar 2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Sumber: Philip Kotler dan Gery Amstrong, Principles of Marketing (1997)
E.B, Green, Measurment of human behavior (New York: P.S. The Odessey
Press, 1971)
39
40
Khursyid Ahmad, Islamic Finance And Banking, Plan Field (The lslamic
Society of North America,1999) 21.
64
Fies
UMY,
Sejarah
Bank
Syariah
(2009),
hhtp://fiesumy.blogspot.com/2009/01/sejarah-bank-syariah.html
65
Moch. Yazid Afandi, Aspek Legal Perbankan Syariah di Indonesia, (2011)
http://www.ibnussite.com/aspek-legal-perbankan-syariah-di-indonesia.html
41
Veithzal Rivai, Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sistem Bank Islam Bukan
Hanya Solusi Menghadapi Krisis, Namun Solusi Dalam Menghadapi Berbagai
Persoalan Perbankan dan Ekonomi Global (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 105.
67
Ali
Rahma, Outlook Ekonomi
Syariah 2011, (2011)
http://blogekonomisyariah.wordpress.com/2011/01/01/outlook-ekonomi-syariah-2011/
42
43
44
Dari fungsi tersebut maka produk bank syariah akan terdiri dari 72:
Tabel 2.1 : Dasar Prisip Produk Perbankan Syariah dalam Praktek
PRODUK/JASA
Penghimpunan Dana
1. Giro
2. Tabungan Syariah
3. Deposito
Penyaluran Dana
1. Pembiayaan mudharabah
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan salam
Pembiayaan Ististhna
Pembiayaan Ijarah
Pembiayaan Qardh
Pembiayaan Multijasa
PRINSIP SYARIAH
1. Wadiah
2. Mudharabah
1. Wadiah
2. Mudharabah
Mudharabah
1. Mudharabah
2. Mudharabah Muthlaqah
3. Mudharabah Muqayyadah
Musyarakah
Murabahah
Salam
Istishna
Ijarah
Qardh
1. Ijarah
2. Kafalah
Pelayanan
1. Letter of Credit (L/C) 1. Wakalah bil Ujroh
impor syariah
2. Kafalah
2. Bank Garansi Syariah
Kafalah
3. Penukaran Valuta Asing Sharf
(Sharf)
Sumber: Bank Indonesia, Kodifikasi Produk Perbankan Syariah73
Seperti telah disebutkan di atas, bank syariah adalah lembaga
keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di sektor
riil melalui aktivitas investasi atau jual beli, serta memberikan pelayanan
jasa simpanan perbankan bagi para nasabah. Mekanisme kerja bank
syariah adalah sebagai berikut. Bank syariah melakukan kegiatan
72
45
47
yang ada. Untuk mengambil peran yang aktif di masa depan, maka isuisu pokok yang harus diperhatikan adalah mampu mengukur penerimaan
banknya ditengah masyarakat (brand equity), mengukur keefektifan
pemasaran yang diterapkan, proses produk baru yang lebih baik, serta
memperkirakan kepuasan konsumen76.
Di Bahrain penelitian dilakukan oleh Metawa dan Almossawi
pada tahun 1998, dengan menggunakan 300 orang nasabah. menemukan
bukti bahwa keputusan konsumen dalam memilih bank syariah
didorong oleh faktor agama, di mana konsumen mereka menekankan
kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah. Selanjutnya, keputusan juga
termotivasi oleh faktor faktor keuntungan, keluarga dan teman-teman,
dan sebuah lokasi bank. Faktor-faktor tersebut selanjutnya dikaitkan
dengan karekteristik responden seperti umur, pendapatan dan
pendidikan.Secara umum, nasabah puas dengan pelayanan bank syariah.
Dua hal utama yang menjadi kriteria pemilihan bank syariah adalah
kesetiaan (adherence) terhadap prinsip-prinsip syariah, dan tingkat jasa
yang diperoleh (rate of return). Lama berhubungan dengan bank
memiliki kaitan dengan pemahaman terhadap jasa-jasa dan produk yang
disediakan oleh perbankan tersebut. Almossawi mengidentifikasi lima
atribut penting yang dipertimbangkan nasabah dalam memilih bank77:
1. Lokasi ATM yang mudah dijangkau
2. Ketersediaan ATM beberapa lokasi
3. Reputasi bank
4. Layanan ATM 24 jam
5. Ketersediaan tempat parkir yang memadai
Pada tahun1989, Cengis Erol dan Radi el-Bdour melakukan
penelitian di Jordania, yaitu dikota Irbid, Zarka, dan Amman. Responden
terdiri dari golongan kelas menengah professional. Jumlah sampel adalah
237 orang dari nasabah bank konvensional dan 197 orang dari nasabah
bank syariah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor agama bukan
menjadi pertimbangan motivasi dalam memilih layanan jasa perbankan.
Responden terlihat lebih termotivasi dengan keuntungan yang akan
76
48
49
81
50
Di Malaysia penelitian dilakukan oleh Haron dan kawankawannya pada tahun 1994 melakukan penelitian yang menyatakan
bahwa secara umum sikap masyarakat terhadap bank syariah relatif
sama. Meskipun demikian, ditemukan perbedaan yang cukup menarik,
responden muslim menginginkan pelayanan cepat dan efisien dalam
memilih bank, sementara responden non muslim lebih mengutamakan
keakraban secara personal dengan staf bank,diatas pelayanan yang
diberikan dan reputasi oleh suatu bank. Dalam hal pengenalan dalam
perbankan syariah, 100 persen responden mengetahui eksistensi bank
syariah yang diperolehnya dari surat kabar, majalah , TV, radio dan
keluarga. Sebalinya, 57 persen responden non muslim yang mengetahui
keberadaan bank syariah. Mereka hanya mengandalkan pengetahuan
tersebut dari majalah dan Koran, namun tidak dari anggota keluarga.
Suatu temuan yang menarik adalah bahwa 32 persen responden non
muslim merasa yakin bahwa bank syariah hanya khusus untuk orang
muslim saja85.
Saiful Azhar dan Mohd Afandi Abu Bakar dalam jurnalnya yang
berjudul Performance of Islam and Mainstream Banks in Malaysia
mengatakan bahwa tren dalam bank syariah yang beroperasi di Malaysia
dalam aplikasi pembiayaan (al- Mura>bah}ah dan Ijarah wa iqtina),
sekarang ini terdapat lebih dari 90 persen di asset bank syariah tersebut.
Dalam pembiayaan, bank syariah akan membeli barang tersebut dengan
tunai dan dengan cicilan(kredit). Dalam cara ini, tidak ada pinjaman yang
diberikan senjak nasabah membuat kesepakatan dengan pihak bank untuk
membeli barang tersebut.pihak bank berasumsi bahwa nasabah akan
membeli dan membayar sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat
atas dasar kepercayaan, ini terkait terhadap pandangan masyarakat
terhadap bank syariah yang mempunyai akhlak yang sesuai dengan
norma-norma agama islam serta hukum-hukum islam yang
mengaturnya86.
85
51
52
53
54
55
56
islami dan bank yang menerapkan sistem bagi hasil. Namun, sebagian
kecil responden memiliki kesan bahwa bank islam adalah bank khusus
orang islam. Hal ini dikarenakan istilah penamaan produknya
menggunakan istilah islam bahasa arab.
Dari segi pengetahuan masyarakat terhadap bank syariah
diperoleh bahwa umunya sebagaian besar responden menyatakan pernah
mendengar bank syariah. Namun pengetahuan itu belum bersifat
menyeluruh dan masih bersifat parsial dalam memahami bank syariah.
Sumber informasi yang paling banyak mereka terima adalah melalui
kontak individual, surat kabar, televise dan informasi langsung dari
bank. Kesemua media informasi tersebut memiliki peranan penting untuk
mensosialisasikan perbankan syariah.
Temuan dari perilaku responden menunjukan bahwa hampir
seluruh nasabah bank syariah akan terus menajadi nasabah bank syariah.
Variabel utama yang menjadi pengaruh terhadap keputusan itu adalah
jenis pekerjaan, lokasi/aksesibilitas, dan terkait dengan prinsip bank
syariah. Terdapat faktor utama yang mempengaruhi masyarakat dalam
memanfaatkan jasa perbankan syariah antara lain tingkat pendidikan,
lokasi/ aksesibilitas, dan kesesuaian dengan syariah agama. Sedangkan
variabel utama dalam yang berpengaruh nyata terhadap rencana
masyarakat (non nasabah bank syariah) untuk mengadosi produk jasa
bank syariah adalah pendidikan agama, hadiah atau bonus pada bank
konvensional dan kenyamanan pelayanan.
Perilaku seluruh responden terlihat bahwa variabel yang sangat
dekat dengan obyek syariah adalah orang yang lambat menerima
perubahan atau sesuatu yang baru dan meidentifikasikan diri sebagai
sosok yang islami. Sedangkan obyek yang dekat dengan syariah
konvensional adalah orang yang terbuka terhadap informasi, memiliki
tipe panutan atau pelopor dan cepat dalam mengambil keputusan.
Sementara kualifikasi responden dengan pendidikan tinggi,yang dekat
dengan obyek syariah adalah obyek yang lambat dalam menerima
perubahan atau sesuatu yang baru.
57
58
59
61
62
63
64
65
BAB III
WAJAH PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK SYARIAH
A. Pembiayaan Murabahah
Murabahah dalam kitab Lisan al-Arab berasal dari kata alriba>h} artinya beruntung atau memberikan keuntungan97. Murabahah
berarti suatu akad jual beli barang dimana penjual menyebutkan harga
beli barang kepada pembeli kemudian ia mensyaratkan laba atau
keuntungan (margin) dalam jumlah tertentu yang disepakati oleh kedua
belah pihak98. Para ahli hukum Islam mendefinisikan bai almura>bah}ah sebagai berikut :
1. Abd ar-Rahman al-Jaziri mendefinisikan bai al-mura>bah}ah
sebagai menjual barang dengan harga pokok beserta keuntungan
dengan syarat-syarat tertentu99.
2. Menurut Wahbah az-Zuhaili adalah jual-beli dengan harga
pertama (pokok) beserta tambahan keuntungan100.
3. Ibn Rushd filosof dan ahli hukum Maliki mendefinisikannya
sebagai jual-beli di mana penjual menjelaskan kepada pembeli
harga pokok barang yang dibelinya dan meminta suatu margin
keuntungan kepada pembeli101.
4. Ibn Qudamah (ahli hukum Hambali) mengatakan bahwa arti jualbeli murabahah adalah jual-beli dengan harga pokok ditambah
margin keuntungan.
Mura>bah}ah sebuah akad dalam bentuk akad jual beli yang
telah dikaji dan dibahas oleh para ulama dalam fiqh muamalah terbilang
sangat banyak jumlahnya dan bisa mencapai puluhan. Namun demikian,
dari sekian banyak kajian dan bahasan tersebut, Cuma ada tiga jenis jual
97
Ibnu Manz}ur, Lisa>n al-'Arab Juz III (Ttp: Dr al-Ma'rif), tt), 1553
Sayyid Sa>biq, Fiqh al-Sunnah (Beirut: Dr el Fikr, 1992), Vol. 12 h. 83.
Lihat pula Ibnu Rusyd, Bida>yah al-Mujtahid, (Semarang: Toha Putra, tt) juz II, h. 161.
Lihat pula Taqyuddin Abi Bakar, Kifa>yat al-Akhya>r fi Halli Gha>yat al-Ikhtis}a>r
Juz II, (Bandung: Syirkah al-Ma'rif, t.t.), h. 239 Lihat pula Muhammad Rawis Qal'ahji
dan Hamid Shadq Qaniby, Mu'jam Lugha>t al-Fuqaha>, (Beirut: Da>r al-Nafa>is,
1985), Cet I, hlm. 219: Lihat pula: al-Jurja>ni, Kita>b al-Ta'ri>fa>t (Beirut: Dar alKitab al 'Arabiy,1996), Cet III,. 266;
99
Abd ar-Rahman al-Jaziri, al-Fiqh ala al-Mazahibh al-Arbaah (Beirut :
Dar al-Fikr al-Ilmiyyah, 1990), jld. II, h. 250.
100
Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh (Damaskus : Dar alFikr, 1989), jld. IV, h. 703.
101
Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Ibn Rusyd al-Qurtubi, Bidayat alMujtahid wa Nihayat al-Muqtas}id (Beirut : Dar al-Fikr, t.t.), juz II, h. 161.
98
66
beli yang telah dikembangkan secara terus menerus sebagai dasar utama
dalam pembiayaan modal kerja dan investasi dalam produk perbankan
syariah, yaitu akad baimurbahah, bai al- salam, dan bai alIstishna102.
Mura>bah}ah adalah salah satu bentuk jual-beli yang bersifat
amanah. Bentuk jual-beli ini berlandaskan pada hadits Rasulullah SAW
dari Shuhaib ar Rumy 103. Al Mura>bah}ah adalah kontrak jual-beli
atas barang tertentu. Pada transaksi jual-beli tersebut penjual harus
menyebutkan dengan jelas barang yang diperjualbelikan dan tidak
termasuk barang haram. Demikian juga, harga pembelian dan
keuntungan yang diambil dan cara pembayarannya harus disebutkan
dengan jelas. Yang dimaksud dengan keuntungan adalah selisih harga
jual dari harga yang pertama dalam kesepakatan bersama atau yang
disepakati104.
Dalam teknis perbankan, mura>bah}ah adalah akad jual-beli
antara bank selaku penyedia barang (penjual) dengan nasabah yang
memesan untuk membeli barang. Bank memperoleh keuntungan dari
jual-beli yang disepakati bersama. Rukun dan syarat mura>bah}ah
adalah sama dengan rukun dan syarat dalam fiqih, sedangkan syaratsyarat lain seperti barang, harga dan cara pembayaran adalah sesuai
dengan kebijakan bank yang bersangkutan. Harga jual bank adalah harga
beli dari pemasok ditambah keuntungan yang disepakati bersama. Jadi
nasabah mengetahui keuntungan yang diambil oleh bank.
Selama akad belum berakhir maka harga jual-beli tidak boleh
berubah. Apabila terjadi perubahan maka akad tersebut menjadi batal.
Cara pembayaran dan jangka waktunya disepakati bersama, bisa secara
lumpsum ataupun secara angsuran. Melalui akad mura>bahah, nasabah
dapat memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh dan memiliki barang
yang dibutuhkan tanpa harus menyediakan uang tunai lebih dulu. Dengan
kata lain nasabah telah memperoleh pembiayaan dari bank untuk
pengadaan barang tersebut.
102
67
68
69
112
Ahmad Ibnu Qudmah, Syamsudin Abu al-Farj bin Abdurahman bin Syaikh
al-Imam al A>lim al-A>mil al-Za>hid Abu Umar Muhammad (W. 682H), Al-Sharh}
al-Kabir.Jilid II (Riyad: Jamiah al- Imam Muhammad bin Suud al-Islamiyah, Tt), 161.
113
Muhammad ibn Idris al-Syafii (w. 204H.), al-Umm (Kairo: Maktabah
Kuliyyat al-Azhariyah, 1961M). Pembahasan lebih lanjut tentang konsep ini, Sami
Hasan Hamoud, Tathwiiral-A'mal al-Mashrafiyyah bima> Yattafiqu al-Syariah alIsla>miyyah (Amman: Matbaatu al-Syarq wa Maktabatuha,1982)
114
Fayadh Abd al-Munim Hasanain, Bay al-Muurabahah fi al-Masharif alIslamiyah (Kairo: Al-Mahad al-Alami li al-Fikri al-Islami, 1996), 19.
115
Al-Kassani, Badai al-Shanai (Beirut: Dar al-Kitab al-Araby, cet.2, 1982)
juz 5, 222.
70
berijma tentang jual beli terbagi dua yaitu musawamah (jual beli tawar
menawar) dan murabahah116.
Jual beli dan riba sungguh berbeda substansi. Jual beli adalah
transaksi yang menguntungkan kedua belah pihak, sedangkan riba
merugikan s;ah satu pihak. Keuntungan yang pertama diperoleh melalui
kerja manusia. Jual beli menurut aktivitas manusia, sedangkan riba
tergantung kepada kepandaian mengelola, kondisi dan situasi pasar pun
ikut menentukan, sedangkan riba menjamin keuntungan bagi yang
meminjamkan, dan tidak menanggung kerugian. Riba tidak
membutuhkan kepandaian, dan kondisi pasarpun tidak terlalu
menentukan.
Sebenarnya persoalan riba telah dibicarakan al-Quran sebelum
ayat ini. Kata riba ditemukan dalam empat surah al-Quran, yaitu alBaqarah, AliImran, an-Nisa>, dan ar-Ru>m. Tiga surah pertama turun di
Madinah setelah Nabi berhijrah dari Mekah, sedangkan ar-Ru>m turun di
Mekkah. Ini berarti ayat pertama yang berbica tentang riba adalah ayat
39 surah tersebut yang menyatakan , Suatu riba(Kelebihan) yang kamu
berikan agar ia menambah kelebihan pada harta manusia, maka riba itu
tidak bertambah disisi Allah sedangkan ayat terakhir tentang riba
adalah ayat-ayat yang terdapat dalam surah al-Baqarah, dimulai dari ayat
275 ini. Bahkan ayat ini dinilai sebagai ayat hukum terakhir, atau ayat
terakhir yang diterima Rasulullah saw. Umar ibn Khattab berkata, bahwa
Rasulullah saw. Wafat sebelum sempat menafsirkan maknanya yakni
keseluruhan117.
b. Syarat akad murabahah
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi kedua belah pihak
dalam melakukan transaksi pembiayaan murabahah118:
1. Penjual memberitahu harga jual kepada nasabah.
2. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.
3. Kontrak harus bebas dari riba.
4. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas
barang sesudah pembelian.
116
71
119
72
121
Dari ubadah bin Tsamitl: Rasulullah bersabda: Emas bertukar denga emas
(harus sama), biji dan logamnya, perak dan perak (harus sama) biji dan logamnya,
gandum dengan gandum (harus sama ukurannya) satu mud dengan satu mud, korma
dengan korma (harus sama takarannya), satu mud dengan satu mud, garam dengan
garam (harus sama ukurannya) satu mud dengan satu mud, barang siapa yang
menambah atau meminta tamabahan maka ia telah mekakukan riba, dan tidak apa jual
beli emas dengan perak atau perak dengan emas dengan dilebihkan asal tunai dengan
tunai, adapun bila diberikan tenggang waktu maka tidak boleh HR. Abu Daud. Lihat
Ibn Atsur: Tafsir Attahreer wan Tanweer, h 3/87-89. Dan dalam riwayat Abi Saeed
Al-Khudriy disebutkan jenis enam yaitu jelai (sejenis gandum)
122
Wiroso, Jual Beli Murabahah (Yogjakarta: UII Press, 2005) 38.
73
74
75
126
76
MURABAHAH
5
NASABAH
BANK
SUPPLIER
3
4
128
77
78
Muhammad Syafii Antonio dkk, Apa dan Bagaimana Bank Islam, 25, Lihat
pula Wahab Zuhaili, Al-Mumalah al-Mliyah al-Mus}irah: Buht} wa Fatwa wa
Hulul (Damaskus : Dr al-Fikr, 2002) 609.
130
Himpunan Peraturan Perundang-Undangan, Undang-Undang Perbankan
Syariah Dan Surat Berharga Syariah Negara (Bandung: Fokusmedia, 2008) 42-43.
131
M. Umer Chapra, Sistem Moneter Islam (Jakarta: Gema Insani Press,
2000),. xxvii
132
Lihat, Bank Indonesia , Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah
Indonesia, 8.
79
lihat lampiran, Hasil wawncara dengan staff marketing PT. Bank Muamalat
Indonesia Tbk. Cabang Pekanbaru, pada tanggal 6 maret 2011, 30.
134
Lihat lampiran, Hasil wawncara dengan staff marketing PT. Bank
Muamalat Indonesia Tbk. Cabang Pekanbaru, pada tanggal 6 maret 2011, 30.
135
Lihat lampiran, Hasil wawncara dengan staff marketing PT. Bank
Muamalat Indonesia Tbk. Cabang Pekanbaru, pada tanggal 6 maret 2011, 30.
80
Cash flow adalah sejumlah kas yang dihasilkan serta digunakan selama satu
periode tertentu serta dihitung dengan menambah biaya-biaya non kas seperti depresiasi
dengan laba setelah pajak, Cash flowdapat digunakan sebagai suatu indikasi untuk
menilai kekuatan keuangan, Lihat Frista Artamanda Widodo,Kamus Istilah Ekonomi,
67,lihat pula Sujana Ismaya, Kamus Perbankan, 56.
81
82
Bank
Bank
untuk
Bank
141
83
84
lain. Dalam kondisi yang seperti ini, banyak kritikus yang melontarkan
pernyataan bahwa eksistensi murabahah di perbankan syariah saat ini
adalah sama dengan riba. Dalam kaitannya dengan ini, pembelaan bagi
keabsahan praktik murabahah adalah145:
1. Dalam murabahah, yang dilakukan adalah menetapkan harga
barang yang diajukan oleh nasabah berdasarkan harga dasar
pembelian ditambah margin keuntungan yang diketahui bersama
asal-usulnya, sedangkan pinjaman dalam bank konvensional
adalah dalam bentuk pinjaman yang terikat jaminan
pengembalian dengan kelebihan. Kedua bentuk akad berbeda
secara mendasar.
2. Dalam murabahah selalu ada objek yang diperjual-belikan,
sedangkan dalam pinjaman konvensional tidak. Dana yang
diberikan pada pinjaman konvensional
tidak diatur
penggunaannya, sedangkan pada akad murabahah harus sesuai
dengan perjanjian diawal, yaitu untuk pembelian barang yang
diajukan. Sehingga dasarnya adalah ada uang ada barang, yang
dapat menyeimbangkan proporsi uang di masyarakat dengan
produksi barang/komoditas.
3. Dalam pinjaman konvensional, bank konvensional hanya
menghadapi resiko kredit dimana bank akan mengalami kerugian
jika nasabah tidak dapat mengembalikan uang pinjaman beserta
bunganya. Sedangkan pada murabahah, bank syariah menghadapi
resiko harga sejak pembelian barang dari distributor sampai
barang tersebut diterima oleh nasabah. Oleh karena itu pula, dasar
berpijak kedua akad ini jelas berbeda dan tidak bisa disamakan.
D. Ketentuan Umum Murabahah
Ada beberapa ketentuan umum yang diajukan Bank Muamalat
Indonesia cabang Pekanbaru kepada calon nasabah pembiayan yaitu 146:
a. Jaminan.
Pada dasarnya jaminan bukanlah satu rukun atau syarat yang
mutlak dipenuhinya dalam pembiayaan murabahah di Bank Muamalat
145
85
147
87
88
89
152
Artinya: Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Maka
kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga
perempuan. jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya
Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha Mengenal.(QS. An-Nisaa:35)
90
BAB IV
EVALUASI PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT
TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH
A. Karakteristik Responden Secara Keseluruhan
Karakteristik responden dapat dilihat melalui penyebaran
kuesioner yang telah disebarkan sebelumnya, yaitu kepada nasabah Bank
Muamalat Indonesia cabang Pekanbaru yang menjadi nasabah
pembiayaan pembiayaan murabahah. Dari 1.154 nasabah hanya di ambil
92156 orang saja sebagai sampel penelitian dengan cara pengambilan
sampelnya menggunakan rumus slovin157.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa dari 92 responden
terdapat 69.6% atau sebanyak 64 responden berjenis kelamin laki-laki,
sedangkan selebihnya sebanyak 30.4% atau sebanyak 28 responden
adalah berjenis kelamin perempuan. Dapat disimpulkan bahwa penelitian
ini sebagian besar didominasi oleh laki-laki. Terkait dengan pembiayaan
murabahah yang mereka butuhkan kebanyakan untuk modal usaha,
seperti jenis pembiayaan produktif158.
Ini sangat berkaitan dengan firman Allah dalam surah An-Nisa
ayat 34159 yang menyatakan bahwa seorang laki-laki adalah pemimpin
156
Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena
Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain
(wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.
sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri
ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah memelihara (mereka). wanitawanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah
91
92
93
94
95
diajukan nanti konsisten dan stabil dari waktu ke waktu. Hal ini
dilakukan agar tidak terdapat pertanyaan yang sama ataupun kurang
dipahami oleh responden dari seluruh item pertanyaan yang diajukan.
Sehingga butir-butir pertanyaan tersebut benar-benar bisa digunakan apa
yang diukur dan menunjukkan keandalan suatu alat ukur.
Suatu angket dikatakan valid (sah) jika pertanyaan pada suatu
angket mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh angket
tersebut. Jika korelasi antara masing-masing indikator variabel terhadap
total skor konstruk atau variabel menunjukkan hasil yang signifikan, dari
tabel validitas menyatakan indikator adalah valid170.
Ini dibuktikan dengan perhitungan r tabel pada penelitian ini
terdapat n = 92-2 =90, dengan tingkat signifikan 5%, maka akan didapat
hasilnya 0,205171. Nilai r (nilai cored item-total coralation) untuk setiap
item pertanyaan adalah positif dan mempunyai nilai lebih besar dari r
tabel (0.205)172, maka semua butir item pertanyaan tersebut valid untuk
mengukur validitas faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dalam
penelitian ini.
Sedangkan untuk mengukur reliabilitasnya menunjukkan Alpha
yang bertanda positif sebesar 0,848173, dan lebih besar dari r tabel
(0,205), maka semua item pertanyaan tersebut reliable untuk mengukur
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dalam penelitian ini.
2. Analisis Mean, Median , Modus (Mode)
Hasil jawaban respon untuk median semuanya menunjukkan nilai
4 yang berarti setuju atau tidak setuju untuk pertanyaan terbalik. Untuk
modusnya sendiri nilai 4 ada 16 faktor yang berarti setuju atau tidak
setuju untuk pertanyaan terbalik, sedangkan sisanya nilai 3 sebanyak 4
faktor yang berarti netra atau ragu-ragu Sedangkan untuk nilai meannya
ada 15 faktor yang mempunyai nilai rata-rata antara 3,5 sampai 4. Untuk
nilai rata-rata 4 sampai 4,5 ada 5 faktor174. Hal ini mengindikasi bahwa
mayoritas faktor- faktor yang disebutkan dalam penelitian ini mempunyai
pengaruh penting terhadap pembiayaan murabahah.
170
Lihat, tabel pada lampiran uji Validitas dan Reabilitas Faktor Persepsi, 150.
Lihat, r tabel untuk melihat perbadingan pada uji validitas dan realibilitas
pada lampiran, 152.
172
Lihat, tabel pada lampiran Item-Total Statistics, 151.
173
Lihat , tabel pada lampiran Reliability Statistics, 150.
174
Lihat, tabel pada lampiran Mean, Median, Mode (modus) faktor Persepsi,
153.
171
96
Lihat, tabel pada lampiran Mean, Median, Mode (modus) faktor Persepsi,
176
Lihat, tabel pada lampiran Mean, Median, Mode (modus) faktor Persepsi,
153.
153.
177
97
Lihat, tabel pada lampiran Mean, Median, Mode (modus) faktor Persepsi,
181
Lihat, tabel pada lampiran Mean, Median, Mode (modus) faktor Persepsi,
153.
153.
182
98
Lihat, tabel pada lampiran Mean, Median, Mode (modus) faktor Persepsi,
153.
186
99
Lihat, tabel pada lampiran Mean, Median, Mode (modus) faktor Persepsi,
191
Lihat, tabel pada lampiran Mean, Median, Mode (modus) faktor Persepsi,
192
Lihat, tabel pada lampiran Mean, Median, Mode (modus) faktor Persepsi,
193
Lihat, tabel pada lampiran Mean, Median, Mode (modus) faktor Persepsi,
153.
153.
153.
153.
100
153.
195
101
Lihat, Mustaq Ahmad, Etika Bisnis dalam Islam (Jakarta: Pustaka AlKausar, 2003), 35.
197
Lihat, tabel pada lampiran Mean, Median, Mode (modus) faktor Persepsi,
153.
198
Lihat, Husma Fadillah Nasution, Analisis Pengaruh Promosi dan
Komunikasi Terhadap Keputusan Nasabah untuk Menabung di Bank Syariah Mandiri
cabang Tebing Tinggi (Tesis, Universitas Sumatera Utara Medan, 2008), 22.
199
Lihat, tabel pada lampiranMean, Median, Mode (modus) faktor Persepsi ,
153.
200
Lihat, Edy Ramdan, Pengaruh Minimnya Sosialisasi Perbankan Syariah
terhadap Minat Masyarkat Memilih Bank Syariah (Tesis, UIN Sunan Gunung Jati
Bandung, 2009), 5.
102
tetap saa kurang optimal. Karena tidak didukung oleh SDM atau aspekaspek lainnya yang menyebabkan masyarakatpun begitu kurang
pengetahuannya terhadap Bank Muamalat.
Pertanyaan terakhir untuk variabel persepsi adalah Bank
Muamalat mempunyai banyak kendala dalam mensosialisasikan
pembiayaan murabahah. Responden kebanyakan menjawab dengan kode
4 atau setuju201.
Untuk memuluskan proses sosialisasi perbankan syariah di tanah
air perlu kiranya melakukan berbagai pendekatan yang bersifat sosiokultural, sosio-politik dan akademis. Terhadap para kiyai atau ulama
yang masih meragukan hukum haramnya bunga bank perlu dilakukan
pendekatan konstruktif untuk mencari titik temu kesamaan pandangan
dan status hukum. Pendekatan yang ditempuh tersebut tidak
menghasilkan kesamaan pandangan, dan hal ini mungkin sekali terjadi,
maka agenda sosialisasi perbankan syariah tetap jalan dan jangan sampai
pihak yang tidak sepakat lantas merendahkan upaya luhur ini dengan
suuddhon bahwa mereka ini tidak mengenal spirit islam atau mengecap
mereka sebagai islam simbolis, Islam tekstualis atau Islam skriptualis dan
lain sebagainya202.
3. Analisis Faktor Utama yang Mempengaruhi Persepsi
Masyarakat terhadap Pembiyaan Murabahah
Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat tentang faktor apa
saja yang dominan mempengaruhi persepsi masyarakat maka akan
digunakan analisis faktor. Tujuannya adalah untuk mencari cara
menyingkat informasi yang terdapat dalam beberapa variabel asal
menjadi serangkaian variabel yang lebih kecil (faktor) dengan
meminimalkan kehilangan informasi203.
Dengan menggunakan analisis faktor ini maka tabel yang pertama
muncul adalah KMO and Barletts Test204 pada tabel tersebut, terlihat
201
153.
202
103
104
tersebut adalah factor loading, atau besar korelasi antara suatu variabel
dengan keempat faktor sebagaimana berikut:
Variabel faktor pembiayaan murabahah berlandaskan moral dan
saling percaya, aksestabilitas pembiayaan murabahah cepat dan mudah,
pembiayaan murabahah popular di masyarakat, karyawannya sangat
professional dan dapat dipercaya, biaya administrasinya murah, sikap
karywan ramah, simpati, dan murah senyum, sosialisasi dan promosi
pembiayaan murabahah telah mencapai seluruh lapisan masyarakat,
promosi pembiayaan murabahah diketahui lewat hubungan personal dan
kerabat, prospek perkembangan pembiayaan murabahah sangat baik,
informasi pembiayaan murabahah diketahui lewat media cetak dan
televisi, karena ke sepuluh variabel tersebut mempunyai korelasi yang
kuat pada komponen faktor 1. Variabel pertama merupakan faktor
pribadi, variabel ke dua merupakan faktor lingkungan, variabel ke tiga
sampai kesepuluh merupakan faktor obyek. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi persepsi
masyarakat terhadap pembiayaan murabahah adalah sebagai berikut:
Pertama, faktor pembiayaan murabahah berlandaskan moral dan
saling percaya menepati urutan pertama, meskipun bukan merupakan
faktor paling dominan pada komponen faktor pertama ini. jika
peningkatan pelayanan tidak dilakukan secara terus menerus, maka bank
tersebut lambat laun akan ditinggalkan oleh nasabahnya, Salah satu cara
yang dilakukan bank untuk menarik untuk menjaga dan meningkatkan
kepercayaan
masyarakat
adalah
dengan
menyediakan
dan
mengembangkan pelayanan keuangan yang inovatif, berkualitas dan
melebihi harapan masyarakat yang dinamik dengan hasil terbaik.
Kemudian membina jejaring kerjasama saling menguntungkan yang
dilandasi rasa saling percaya. Serta kepercayaan masyarakat sangat
bergantung dari kinerja karyawannya yang sangat ramah dalam melayani.
Cepat tanggap dalam merespon yang memberikan kesan moral para
karyawan kepada nasabah sangat baik.
Kedua, faktor aksestabilitas pembiayaan murabahah cepat dan
mudah, kemudahan masyarakat dalam mengakses pembiayaan
murabahah di bank syariah adalah salah satu faktor penting yang
menjadikan nasabah memilih bank syariah. faktor loading yang
menunjukkan aksestabilitas masyarakat kebank syariah menunjukkan
sangat besar dan berpengaruh besar pula terhadap persepsi masyarakat208.
208
105
Mudharabah adalah akad kerja sama antara dua pihk utnuk suatu usaha, di
mana pihak pertama (Shahibul ma>l) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak
kedua (mudha>rib) bertindak sebgai pengelola, dan keuntungan usahah di bgai antara
mereka sesuai dengan kesepakatan diantara mereka yang bertransaksi, lihat, az-Zuhaily
Wahab, al-fiqh al-Isla>mi Wa Adillatuhu (Damaskus: Darul Fikr, 1997), 3924.
210
Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memebrikan kontribusi dana dengan
ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan. Lihat, az-Zuhaily Wahab, al-fiqh al-Isla>mi Wa Adillatuhu (Damaskus:
Darul Fikr, 1997), 3876.
211
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menciptakan suatu harga
berdasarkan harga beli ditambah dengan keuntungan (profit margin) sesuai kesepakatan
antara kedua belah pihak yang bertransaksi. Lihat, az-Zuhaily Wahab, al-fiqh alIsla>mi Wa Adillatuhu (Damaskus: Darul Fikr, 1997), 3765.
106
107
108
109
110
111
112
114.
113
dapat dipercaya. Dengan tiga variabel faktor yang paling dominan dan
berpengaruh signifikan terhadap faktor komponen yang ke empat.
Pertama, variabel faktor pembiayaan murabahah menekankan
pola kemitraan. Bank syariah disini memposisikan dirinya sebagai mitra
kerja atau usaha karena bank syariah mempunyai landasan moral yang
lebih baik dari bank konvensional dalam memberikan pembiayaan pada
nasabah. Di bank syariah, ketika ada masalah yang terjadi pada
pembayaran pembiayaan, mereka pertama sekali akan berpikiran positif
dahulu dan akan menawarkan win - win solution. Sebagaimana Muslim
meriwayatkan dari Abu Qatadah, Rasulullah swa bersabda, Barang
siapa yang senang untuk dibebaskan dari kesulitan kelak pada hari
kiamat. Hendaklah bersikap toleran kepada orang yang berutang
kepadanya atau membebaskannya dari hutangnya227.
Kedua, pembiayaan murabahah lebih stabil berpeluang dan
menjanjikan. kalau dilihat dari pengambilan keuntungan pembiayaan
murabahah di bandingkan kredit sistem bunga, pembiayaan murabahah
lebih stabil karena persentase pengambilan keuntungannya berdasarkan
keuntungan yang didapat oleh nasabah sendangkan pada kredit sistem
bunga persentase pengambilan keuntungan bungannya berdasarkan
besarnya pinjaman nasabah.
Stabilnya pembiayaan murabahah di Bank Muamalat Indonesia
dapat dilihat dari pengambilan keuntungan pihak bank dalam
bertransaksi ini, stabilnya pembiayaan murabahah sangat dirasakan
masyarakat, karena mayoritas yang menggunakan pembiayaan
murabahah adalah dengan jenis pembiayaan produktif. Hal ini sangat
mendukung masyarakat dalam menentukan pengelolaan usaha mereka.
Ketiga, Bank Muamalat mempunyai banyak kendala
mensosialisasikan pembiayaan murabahah, kendala-kendala yang
dirasakan oleh pihak bank dalam mensosialisasikan pembiayaan murabah
adalah sosialisasi sistem syariah. karena banyak masyarakat yang belum
paham benar dengan sistem syariah. mereka masih beranggapan bahwa
sistem syariah sama saja dengan sistem konvensional seperti disertasi
yang telah dijadikan buku karangan Abdullah Saeed yang berjudul
Islamic Banking and Interest dimana kesimpulan penelitiannya
menyatakan bahwa yang membedakan Bank syariah dan Bank
Konvensional hanya pada label-label produknya saja.
227
114
115
butir item pertanyaan tersebut valid untuk mengukur validitas faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku dalam penelitian ini.
Sedangkan untuk mengukur reliabilitasnya menunjukkan Alpha
yang bertanda positif sebesar 0,857230, dan lebih besar dari r tabel
(0,205),
maka semua item pertanyaan tersebut reliable untuk
mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dalam penelitian
ini.
2. Analisis Mean, Median, Modus (Mode)
Hasil jawaban respon menunjukkan semua median menunjukkan
kode 4 yang berarti setuju atau tidak setuju untuk pertanyaan terbalik.
Modus sendiri terdiri dari 16 yang mempunyai kode 4 yang berarti setuju
dan 4 sisanya yang mempunyai kode 3 yang berarti netral atau ragu-ragu
ataupun tidak tahu. Sedangkan untuk nilai meannya ada 15 faktor yang
mempunyai nilai rata-rata antara 3,5 sampai 4. Untuk nilai rata-rata 4
sampai 4,5 ada 5 faktor231. Hal ini mengindikasi bahwa mayoritas faktorfaktor yang disebutkan dalam penelitian ini mempunyai pengaruh
penting terhadap pembiayaan murabahah.
Pertanyaan pertama pada variabel perilaku adalah Memilih
Pembiayaan Murabahah di Bank Muamalat karena agama melarang riba.
Ada kode 4 untuk modus dalam pertanyaan ini. Yang berarti bahwa
responden setuju akan pernyataan tersebut.
Bank Muamalat Indonesia adalah bank syariah yang berlandaskan
akan ajaran Islam yang berakar pada Al-Quran dan Hadist nabi. Seperti
firman Allah swt dalam surah Al-Baqarah ayat 275 yang
menyatakan bahwa orang yang mengambil riba sama dengan orang yang
kerasukan syetan232.
230
231
162.
Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata
116
117
Lihat, lampiran pada tabel Mean, Median, Mode (modus) faktor Perilaku,
162.
237
118
239
119
Persaingan usaha antar bank yang semakin tajam dewasa ini telah
mendorong munculnya berbagai jenis produk dan sistem usaha dalam
berbagai keunggulan yang kompetitif. Dalam situasi seperti ini bank
konvensional akan menghadapi persaingan baru dengan pertumbuhan
lembaga keuangan dengan sistem syariah243.
Sementara, yang berpendapat ragu-ragu cukup menempati jumlah
suara yang banyak pula. memandang prospek bank syariah yang kurang
jelas. Alasan mereka bisa jadi karena dipengaruhi oleh, perjalanan dan
pengalaman yang masih tergolong hijau. Di sisi lain bahwa
keberadaan bank konvensional telah mengakar di tengah-tengah
masyarakat pada umumnya.
Pertanyaan kedelapan pada variabel perilaku adalah salah satu
motivasi menggunakan pembiayaan murabahah di Bank Muamalat
cabang Pekanbaru karena tidak menggunakan sistem bunga. Mayoritas
responden menjawab dengan kode 4 yang berarti setuju244.
Perbedaan pendapat terhadap bunga bank masih terus berlanjut
baik dikalangan ulama maupun masyarakat Islam di Indonesia.
Perdebatan masih terjadi di kalangan ulama dan ahli agama. Sebagian
ulama berkeyakinan bahwa bunga bank termasuk dalam kategori riba
sehingga haram hukumnya. Sebagaian lagi berpendapat bahwa dalam
kondisi terpaksa dimana belum ada lembaga keuangan alternatif masih
diperbolehkan, namun ada juga yang berpendapat selama tidak
memberatkan, dan pada sisi lain nilai riil uang juga mengalami
penurunan akibat inflasi, masih diperbolehkan. Jika pada tingkat ulama
memiliki perbedaam pendapat, maka dikalangan masyarakat dapat
dipastikan
juga lebih banyak pendapat terhadap bunga bank,
implementasinya dalam sistem perbankan konvensional dan juga
pendapat terhadap sistem perbankan syariah (yang menerapkan sistem
bagi hasil)245.
Pertanyaan kesembilan pada variabel perilaku adalah memilih
pembiayaan murabahah di Bank Muamalat ada kejelasan akad atau
transaksinya. Kebanyakan responden menjawab dengan kode 4 yaitu
setuju akan pernyatanyaan tersebut246.
243
120
246
Lihat, lampiran pada tabel Mean, Median, Mode (modus) faktor Perilaku,
247
162.
248
162.
249
121
250
Lihat, lampiran pada tabel Mean, Median, Mode (modus) faktor Perilaku,
162.
251
122
Lihat, lampiran pada tabel Mean, Median, Mode (modus) faktor Perilaku,
162.
256
123
124
125
266
126
Semua variabel yang akan diteliti dimasukkan ke analisis faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap pembiayaan
murabahah. Dengan total varians masing-masing, maka total varians
adalah 20 x 1 = 20. Varians faktor 1 tersebut adalah 4,974 / 20 x 100% =
24,869%, faktor yang ke dua adalah 4,338 / 20 x 100% = 21,689%,
faktor yang ke tiga adalah 3,668 /20 x 100% = 18,342%, faktor yang ke
empat adalah 3,380 / 20 x 100% = 16, 898, dan faktor yang terakhir
adalah 1,126 / 20 x 100% = 5, 632 %, selanjutnya dapat dilihat pada tabel
Total Variance Explained 270.
Total jumlah keseluruhan varians dari lima faktor sebesar
87,429% yang menggandung arti bahwa dari seluruh faktor yang nanti
terbentuk, memberikan penjelasan sebesar 87,429%. Nilai eagen values
menunjukkan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam
menghitung varians ke lima variabel yang dianalisis. Susunan eigen
values selalu diurutkan dari yang terbesar sampai yang terkecil, dengan
kriteria bahwa angka eigen values di bawah angka 1 tidak digunakan
dalam menghitung faktor yang terbentuk, yang mempunyai nilai eigen
values di atas angka 1, sedangkan untuk faktor yang ke 6 angka eigen
values sudah dibawah angka 1271.Setelah diketahui bahwa 5 faktor
adalah jumlah yang paling optimal, maka tabel Rotated Component
Matrix menunjukkan distribusi ke 20 faktor variabel tersebut pada 5
faktor yang terbentuk. Angka yang ada pada tabel tersebut adalah factor
loading, atau besar korelasi antara suatu variabel dengan lima faktor
sebagai berikut:
Variabel faktor pembiayaan murabahah ada kejelasan akad atau
transaksi, memilih pembiayaan murabahah karena dukungan keluarga
dan kerabat, pembiayaan murabahah berbeda secara prinsip, memilih
pembiayaan dikarenakan bunga tinggi dan hadiah, dan proses
pembiayaan murabahah tidak berbelit-belit. Menjadi variabel faktor yang
memiliki korelasi kuat pada komponen faktor 1272. Dengan demikian
lima atribut tersebut memiliki pengaruh signifikan dalam mempengaruhi
perilaku masyarakat.
Pertama, pembiayaan murabahah berbeda secara prinsip,
pembiayaan murabahah sangat berbeda secara prinsip. Seperti yang telah
dijelaskan diatas bahwa pembiayaan murabahah adalah akad dimana
270
127
128
pembebanan biaya tidak langsung yang dibayarkan kepada pihak ketiga dan pekerjaan
itu harus dilakukan oleh pihak ketiga. Bila pekerjaan itu harus dilakukan oleh penjual,
mazhab maliki tidak membolehkan pembebanannya. Mazhab yang empat sepakat tidak
membolehkan pembebanan biaya tidak langsung bila tidak menambahkan nilai barang
atau tidak berkatan dengan hal-hal yang berguna. Lihat Adiwarman A. Karim, Bank
Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, 113.
276
Keluarga adalah lingkungan paling utama diman manusia mengalami
kedekatan dan kebersamaan yang sangat intensif, lingkungan tempat individu menjalani
proses sosialisasi berbagai nilai dasar kemanusiaan. Kelompok ini merupakan
lingkungan dimana seseorang mulai belajar memasuki dunia luar yang lebih luas. Maka,
perilaku setiap individu banyak dipengaruhi oleh lingkungan keluarga maupun
lingkungan pergaulan dimana individu tersebut berada. Antonius Atosokhi Gea, dkk.,
Character Building, Relasi dengan Sesama, (Jakarta: PT. Elex Media komputindo,
2002), 7.
129
hadiah yang diberikan oleh pihak bank. Ini dikarenakan oleh loyalitas
nasabah, atau kepentingan lainnya.
Dan yang terakhir, proses pembiayaan murabahah tidak berbelitbelit. Sebagaimana pedagang, Bank Muamalat Indonesia dalam kegiatan
pembiayaan jual beli murabahah juga menentukan margin yang wajar
dari kegiatan jual beli, apalagi Bank Muamalat Indonesia memberikan
kemudahan kepada nasabah berupa pelunasan barang secara cicilan.
Bank Muamalat Indonesia bukanlah lembaga non profit sehingga tetap
membutuhkan keuntungan dari usaha jual beli yang dilakukannya untuk
membiayai operasional usaha.
Pembiayaan murabahah ini memiliki perbedaan signifikan dengan
kredit sistem bunga bank konvensional. Perbedaan terbesar adalah pada
prinsip kepastian harga jual barang oleh bank (harga perolehan nasabah).
Harga perolehan nasabah tidak akan berubah selama proses pembiayaan
sehingga cicilan nasabah tidak akan terpengaruh oleh naik turunnya suku
bunga bank. Kondisi ini sangat terasa menguntungkan nasabah bank
syariah terutama ketika masa krisis moneter di tahun 1997. Saat itu suku
bunga pada bank konvensional melonjak tinggi karena bank umum
berusaha menghindari negative spread (selisih suku bunga pinjaman
dengan suku bunga dana yang negatif) akibat tingginya cost of fund dana
pada masa-masa minimnya likuiditas bank. Cicilan nasabah bank syariah
tidak terpengaruh oleh kondisi ini, kebalikannya nasabah bank
konvensional babak belur dengan cicilan yang tiba-tiba melonjak
tinggi277.
Satu hal yang menarik dari pembiayaan murabahah adalah
mampu menghindari terjadinya penyimpangan pada proses pembiayaan
sehingga semua pihak yang terlibat mendapatkan keuntungan. Dalam
fungsi sebagai pedagang, Bank Syariah akan selalu berusaha
mendapatkan barang dengan kualitas terbaik karena terkait dengan
kredibilitas bank. Pada akhirnya nasabah akan mendapatkan barang
dengan kualitas yang dijamin pula oleh kredibilitas bank syariah/lembaga
pembiayaan syariah.
Proses pembiayaan di Bank Syariah sekilas terlihat lebih ruwet.
Pada pelaksanaannya sesungguhnya nasabah tidak perlu harus ikut ruwet
dan repot karena proses tersebut dapat disiapkan oleh pihak Bank Syariah
bersama pihak terkait dalam pembiayaan. Setelah nasabah mengajukan
pembiayaan, Bank Syariah akan melakukan verifikasi terhadap nasabah
dan arus keuangannya. Jika pembiayaan dapat disetujui, maka Bank
277
130
131
279
132
dengan melakukan survei berkala. Mereka mengirim daftar pertanyaan atau menelpon
masyarakat yang terakhir sebagai sampel acak dan menanyakan apakah mereka amat
puas, biasa saja, kurang pusa, atau amat sangat puas dengan berbagai aspek kinerja
perusahaan. Mereka juga meminta pendapat pembeli tentang kinerja para pesaing
mereka.
Selain mengumpulakan informasi tentang kepuasan masyarakat, juga berguna
untuk mengajukan pertanyaan tambahahn untuk mengukur keinginan masyarakat untuk
menggunakan kembali jasa yang mereka berikan, hal ini biasanya tinggi jika kepuasan
masyarakat tinggi. Juga kepada orang lain. Nilai positif tinggi dari informasi pelanggan
menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan kepuasaan pelanggan yang tinggi. Lebih
mendalam lihat, Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Kontrol (Jakarta: Prenhallindo, 2003), 38.
281
Lihat, lampiran pada tabel Factor Component 3, 167.
282
Lihat, Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan.
133
134
135
136
Dan kitab suci Al-Quran tentang riba, dalam surat Ali Imaran ayat ke 130
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepda Allah supaya kamu mendapatkan
keberuntungan. Lihat, Mohamad Hidayat, The Sharia Economic, 36.
Dan lihat juga dalam surat ar-Ruum ayat ke 39, surat an- Nisaa ayat ke 160161, surat al-Baqarah ayat 278. Lihat, Mohamad Hidayat, The Sharia Economic, 66-69.
287
Imam Nawawi, Ringkasan Riyadhush Shalihin, (Bandung: Irsyad Baitus
Salam, 2006), 432. Lihat juga, Al-Quran ayat 275.
288
Motivasi adalah berbagai bentuk faktor yang menyebabkan, menyalurkan,
dan mempertahankan tingkah laku individu. Asumsi asumsi yang bisa dipakai dalam
motivasi yaitu (1) motivasi biasanya diasumsikan sebagai hal yang baik, (2) motivasi
adalah satu dari beberapa faktor yang menentukan praktek kerja seseorang, (3) pasokan
motimasi kurang banyak dan perlu menggantinya secara periodic, (4) motivasi
merupakan peralatan yang dapat dipakai oleh sebuah perusahaan untuk mengatut
137
hubungan dengan masyarakat. Lihat James A.F. Stoner, Manajemen (Jakarta: PT.
Bhuana Ilmu Populer, 1996), 134.
289
Philip Kolter, Manajemen Pemasaran, Benyamin Molan (ed.), Cet. III,
(ttp.: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2008, 7), 224.
290
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam, Cet. III, (Jakarta:PT
RajaGrafindo Persada,2007), 62.
138
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian, faktor utama yang
mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap pembiayaan murabahah di
Bank Muamalat Indonesia cabang Pekanbaru, dapat disimpulkan bahwa
faktor pribadi hanya ditunjukkan oleh pembiayaan murabahah
berlandaskan moral dan saling percaya. Faktor lingkungan juga hanya
ditunjukkan oleh aksesibilitas pembiayaan murabahah cepat dan mudah.
Masyarkat banyak memilih faktor obyek dalam mempengaruhi persepsi
mereka terhadap pembiayaan murabahah diantaranya adalah pembiayaan
murabahah popular di masyarakat, karyawan sangat professional dan
dapat dipercaya, biaya administrasinya murah, sikap karyawan ramah,
simpati, dan murah senyum, sosialisasi dan promosi pembiayaan
murabahah telah mencapai seluruh lapisan masyarakat, promosi
pembiayaan murabahah diketahui lewat hubungan personal dan kerabat,
prosepek perkembangan pembiayaan murabahah sangat baik, informasi
pembiayaan diketahui lewat media cetak dan televise.
Faktor utama yang mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap
pembiayaan murabahah di Bank Muamalat Indonesia cabang Pekanbaru
yaitu, hanya dua faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat secara
signifikan yaitu, faktor sosial ekonomi dan faktor psikologi. Untuk
faktor sosial ekonomi hanya ditunjukkan oleh pembiayaan murabahah
berbeda secara prinsip, sedangkan untuk faktor psikologi diantaranya
ditunjukkan oleh adanya kejelasan akad pada pembiayaan murabahah,
memilih pembiayaan murabahah karena dukungan keluarga dan kerabat,
memilih pembiayaan murabahah dikarenakan margin dan hadiah, dan
yang terakhir adalah proses pembiayaan murabahah yang tidak berbelitbelit.
Pemenuhan faktor-faktor ini, akan dapat mengakselerasikan
tingkat pertumbuhan nasabah pembiayaan, tidak hanya dari nasabah yang
syariah loyalist, akan tetapi juga dari kalangan rasionalis, dan mereka
yang tidak terlalu mempermasalahkan hukum bunga bank sama dengan
riba dari sudut pandang agama maupun kalangan non Muslim. Sehingga
bank syariah tidak hanya menjadi sebuah bank alternatif, tetapi bisa
memposisikan dirinya menjadi sebuah bank yang profitable, serta sejajar
nilai jualnya dengan bank konvensional.
Hasil ini juga sejalan dengan teori yang telah digunakan bahwa
persepsi seseorang dipengaruhi oleh faktor pribadi, lingkungan dan
obyek yang dikemukakan oleh Stephen P. Robbins. Faktor yang
139
mempengaruhi perilaku juga sejalan dengan teori dari Philip Kotler yang
menyatakan faktor sosial ekonomi dan psikologi, dapat mempengaruhi
perilaku seseorang terhadap sesuatu hal.
B. Rekomendasi
Diketahui bahwa kelemahan-kelemahan masyarakat dalam
mempersepsikan pembiayaan murabahah di Bank Muamalat Indonesia di
Pekanbaru terdapat beberapa faktor yang menyatakan pembiayaan
murabahah lebih berpeluang dan menjanjikan, serta faktor pembiayaan
murabahah menekankan pola kemitraan. Kurangnya persepsi masyarakat
terhadap pembiayaan murabahah akan faktor-faktor tadi, menjadikan
beban yang sangat besar bagi Bank Muamalat Indonesia cabang
Pekanbaru untuk lebih memfokuskan sosialisasi yang baik dan yang
mendidik tentunya bagi masyarakat, agar brand image Bank Muamalat
Indonesia semakin baik lagi di masyarakat.
Perilaku masyarakat terhadap pembiayaan murabahah di Bank
Muamalat Indonesia cabang pekanbaru mempunyai kelemahankelemahan di beberapa faktor yaitu diantaranya faktor pembiayaan
murabahah tidak menggunakan sistem bunga dan memilih pembiayaan
murabahah karena keinginan sendiri. Kurangnya kesadaran seseorang
akan tanggung jawab terhadap hukum-hukum yang telah di tetap kan
oleh syariah, membuat motivasi pada diri sendiri untuk melaksanakan
perintah tersebut dianggap sebagai wacana saja oleh MUI yang telah
mengeluarkan fatwa haram bunga bank. Ini yang akan menjadi fokus
utama Bank Muamalat Indonesia sebagai pelaku keuangan syariah untuk
memberikan edukasi yang lebih baik lagi kapada masyarakat bagaimana
sebenarnya hukum syariah tentang muamalah itu dijalankan dengan baik
tentunya.
140
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Adhim,. Studi Komparatif Akad Mudlarabah dan Muarabahah
Bank Islam dengan Pembiayaan Sistem Bunga Bank
Konvensional dalam Perspektif ke-Adil-an Disertasi, UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2008.
Abi Bakar, Taqyuddin, Kifa>yat al-Akhya>r fi Halli Gha>yat alIkhtis}a>r Juz II, Bandung: Syirkah al-Ma'rif, t.t.
Abidin, Muhammad Amin Ibnu Hashiyah Ra>dd al-Mukhta>r Ala alDurar al-Mukhta>r: Syarh Tanwiir al-Absha>r f Fiqh Madzhab
Imam Abu Hanifah al-Numan Beirut: Dr al-Fkr, 1992.
Afandi, Moch. Yazid, Aspek Legal Perbankan Syariah di Indonesia,
(2011) http://www.ibnussite.com/aspek-legal-perbankan-syariahdi-indonesia.html
Agustianto, Menyoroti Minimnya Sosialisasi Perbankan Syariah, (2010),
http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content
&view=article&id=1191:menyoroti-minimnya-sosialisasiperbankan-syariah&catid=8:kajian-ekonomi&Itemid=60
Ahmad, Khursyid, Islamic Finance And Banking, Plan Field , The
lslamic Society of North America,1999.
Ahmad, Nurafifah &S. Haron, Perception of Malaysia Corporate
Customers Toward Islamic Banking Product & Services,
International Journal of Islamic Financial Services. Vol 3. No.4,
edisi Januari- Maret 2002, dari www.islamic-finance.net/journal.
Alauddin, Zatari, Al-Mas}a>rif Al-Islamiyyah Wa Ma>dha> Yajibu An
Yurafa Anha>, Damaskus: Dar Ghar Hira, 2006.
Almossawi, M. Bank Selection Criteria Employed by College Student
in Bahrain: an Emperical Analysis, The International Journal of
Bank Marketing, Vol. 19 No.3.
Ali, Manzoor Islamic Banking and Finance in Theory and Practice
(paper), leatures on Islamic Economics, papers and proceeding of
an international seminar on tesching islamics for university
teachers, Jeddah, Saudi Arabia: islamics research and training
institute Islamic development bank, 1992.
Ancok, Djamaluddin, Teknik Penyusunan Skala Pengukuran,
Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan UGM, 1987.
Antonio, M. SyafiI, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, Jakarta:
Tazkia Institute, 1999.
Atosokhi, Antonius Gea., Relasi dengan Sesama, Jakarta: PT. Elex
Media komputindo, 2002.
141
142
143
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/0DF09BE2-9FDE-49F088AC-248B7B0856DD/13436/ringaksan-eks-kalsel-pdf
Kerjasama Direktorat Perbankan Syariah-Bank Indonesia dengan Institut
Pertanian Bogor, Potensi,Prefensi, dan Perilaku Masyarakat
Terhadap
Bank
Syariah,(2004)
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/0DF09BE2-9FDE-49F088AC-248B7B0856DD/13436/ringaksan-eks-sumsel-pdf
Kompas, Pangsa Perbankan Syariah 2011 diprediksi 20 persen, Senin 7
Maret 2005.
Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Kontrol, Jakarta: Prenhallindo, 2003.
--------, Gary Amstrong, Principles of Marketing, Jakarta: Prenhallindo,
1997.
Kuliah Ekonomi dan Keuangan Islam, Murabahah & Aplikasinya dalam
Bank Syariah, (2010), http://www.badilag.net/index-murabahah&-aplikasi-dalam-bank-syariah
Kusmiyati, Asmi Nur Siwi, Risiko Akad dalam Pembiayaan Murabahah
pada
BMT
di
Yogyakarta,
2007,http://journal.uii.ac.id/index.php/JEI/article/viewFile/1045/9
70
Kaynak, E. American ConsumersAttitudes Towards Commercial
Banks, Bank Marketing, Vol.23, No.1, 2005.
Laporan penelitian Bank Indonesia, Potesi, Preferensi,dan Perilaku
Masyarakat terhadap Bank Syariah di Wilayah Sumatra Utara,
Jakarta:2003.
Lewis, B.R. Studen Account A Porofitable segmen? Bank Marketing,
Vol. 16 no.3, 1982.
Mannan, A. Ekonomi lslam Teori dan Praktek , Jogyakarta: Seri
Ekonomi lslam, Dana Bakti Wakaf, Prima Yasa, 1997.
Ibnu Manz}ur, Lisa>n al-'Arab Juz III, Ttp: Dr al-Ma'rif), tt.
Metawa, S,A. & Almossawi, M. Banking behavior of Islamic bank
customers: Perspectives and implications, Bank Marketing Vol.
16, No. 7, 1998.
Michael R., Solomon, Consumer Behavior: Buying, Having, and Being.
3th edition, New Jersey: Prentice-Hall International, 1996.
Muhammad Ahmad Ibnu Qudmah, Syamsudin Abu al-Farj bin
Abdurahman bin Syaikh al-Imam al A>lim al-A>mil al-Za>hid
Abu Umar (W. 682H), Al-Sharh} al-Kabir.Jilid II, Riyad:
Jamiah al- Imam Muhammad bin Suud al-Islamiyah, Tt.
MUI,
Tentang
Dewan
Syariah
Nasional
(2009)
http://www.mui.or.id/index.php?option=com_content&view=artic
145
le&id=55:tentang-dewan-syariah-nasional&catid=39:dewansyariah-nasional&Itemid=58
Muliriwan, Analisis Persepsi Masyarakat tentang produk perbankan
konvensional dan pengaruhnya terhadap pencapaian segmen
pasar
perbankan
syariah
20
Agustus
2010
hppt://mul1rawan.wordpress.com/category/analisispersepsimasya
rakattentangprodukperbankan
Musselman, Vernon A. dan John H. Jackson, Pengantar Ekonomi
Perusahaan, Jakarta: Erlangga,1994.
Nasution, Husma Fadillah, Analisis Pengaruh Promosi dan Komunikasi
Terhadap Keputusan Nasabah untuk Menabung di Bank Syariah
Mandiri cabang Tebing Tinggi , Tesis, Universitas Sumatera
Utara Medan, 2008.
Nasution, Chairuddin Syah,
Manajemen Kredit Syariah Bank
Muamalat,(2003),
http://www.docstoc.com/docs/17726639/MANAJEMENKREDIT-SYARIAH
Nawawi, imam, Ringkasan Riyadhush Shalihin, Bandung: Irsyad Baitus
Salam, 2006.
Philip, Gerrard, and J. Barton Cunningham, 1997. Islamic Banking: A
Study in Singapore, International Journal of Bank Marketing,
Vol.15 No.6.
Purwasutjito, M.N, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia Buku
Kedelapan Perwasitan, Kepailitan, dan Penundaan Pembayaran,
Jakarta:PT. Djambatan, 1992.
Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES), Perbankan Syariah,
PKES publishing, Jakarta, 2008.
Putri, Srinatalia, Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah pada Bank
Syariah (studi di BNI Syariah Malang) (2004).
http://studen_research.umm.ac.id/index.php/department-ofsyariah/article/view/6649
Qal'ahji, Muhammad Rawis dan Hamid Shadq Qaniby, Mu'jam
Lugha>t al-Fuqaha>,, Beirut: Da>r al-Nafa>is, 1985.
al-Qurtubi, Muhammad bin Ahmad bin Rusydi, Bidayah al-Mujtahid wa
Nihayah al-Muqtashid, Jeddah : Al-Haramain, t.t.
Ratnawaty, Anny, Bank Syariah: Potensi, Prefensi dan Perilaku
Masyarakat di Wilayah SUMUT, Medan: kerjasama Biro
Perbankan Syariah-BI dengan LP-IPB,2003.
Rahman, Muh Fadhail, Hubungan Persepsi Civitas Akademika terhadap
Perilaku Untuk Menjadi Nasabah Pada Perbankan Syariah
(2005), Tesis UIN Syariaf Hidayatullah Jakarta.
146
147
148
INDEKS
INDEKS TOKOH
abd ar-Rahman al-Jazari 56
Abu Said al-Khudri 28, 61
Abu Qatadah 105
Adiwarman A Karim 2, 52, 53, 63, 64
Aisyah r.a. 83
Al-Ghazali 130
Almossawi, M 9, 29, 36
Antonio, Muhammad SyafiI 102
At-Turmizi 87
Azhar,Saiful 31
Bakar, Mohd Afandi Abu 31
Bilson Simamora 20
Chaplin.J.P 20
Cengis Erol 10, 29, 37,
Coyle,T. 7, 30
David loudon 17
Djamaluddin Ancok 24
Gerrard,Cunningham 32, 40,
Gery amstrong 27
Gibson, Ivancenich, Donnely 25
Green E.B. 21, 24, 27
Haron. S 31, 39,
Husein umar 11
Ibn rushd 56, 61
Ibnu Abidin 59
Ibnu Majah 28
Imam bukhari 84 , 11
Imam muslim 113
Imam Nawawi 2
149
Imam syafiI 60
Kaynak, E 9, 31
Kotler, Philip 13, 14, 17, 25, 27, 132
Lewis B.R. 7, 30, 39,
Metawa 9, 29, 36,
Moutinho 28, 36
Mohd afandi abu bakar 40,
Naser 28
Purwasutjito M.N 77
Rasulullah Saw. 26, 28, 32, 46, 57, 61, 65, 73, 76, 79, 86, 87, 91, 92,
99, 105, 113, 129,
Radi el-Bdour 10, 29
Revers 9
Rhenald kasali 83
Rita damayanti 21
Robbin, P. Stephen 10, 18, 22, 23, 132
Shuhaib ar Rumy r.a 46
Saiful azhar 40
Wahbah az-Zuhaili 56
INDEKS TEMPAT
Amerika 18, 24
Amman 29, 37,
Arab Saudi 24
Asahan 52
Bahrain 7, 8, 24,29, 36,
Bandung 42, 43
Banglades 23
Bangka Belitung 46
Banjarmasin 41
Banjar Baru 41
Banjar 41
Bantul 44
Barito Kuala 41
Bekasi 51,
150
151
Loughborogh 30
London 24
Luxemburg 24
Malang 7
Malaysia 8, 14, 23, 31, 39,
Mandailing Natal 52
Medan 52
Melbourne 24
Mesir 23, 24, 28, 29,
Musi Banyuasin 46
Musi Rawas 46
Muara Enim 46
Ogan Komering Ilir 46
Ogan Komering Ulu 46
Pakistan 23
Palembang 46
Pangkal Pinang 46
Pekalongan 43, 44
Pekanbaru 2, 3, 5, 6, 11, 48, 71,73, 74, 75, 76, 78, 79, 80, 82, 84, 85,
86, 88, 90, 91, 92, 93, 94, 97, 100, 106, 131, 132
Rembang 43, 44
Semarang 43,
Singapura 14, 18, 32,
Sudan 23
Sukabumi 51, 52
Sumatera Barat 7
Sumatra utara 43
Sumatra selatan 38
Surakarta 43, 44
Swiss 24
Tapanuli Selatan 52
Tanjung Balai 52
Tangerang 48, 51, 52
Tanah Laut 41
Tapin 33
152
al-Wakalah 27
Wholly-owned subsidiary 24
Win-win solution 66, 105
155
GLOSARI
Applicable
Bai al-Salam
Al-Kafalah
Mengintroduksikan
Musyarakah
Mudharabah
157
Negative Spread
Offering Letter
Personal Selling
Problem Sloving
Al-Wakalah
Wholly-Owned Subsidiary
Win win Solution
BIOGRAFI
158
159