Anda di halaman 1dari 109

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Allah SWT,


atas berkat dan rahmat Nya kami

dapat menyelesaikan

penyusunan panduan praktik asuhan keperawatan komunitas.


Penyusunan panduan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
keperawatan

komunitas

Mahasiswa

Tingkat

III

Reguler

ini

terlaksana dengan baik berkat bantuan, bimbingan serta saran


dari

berbagai

pihak.

Oleh

karena

itulah

penulis

ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada Yang Terhormat :


1. Drs. H. Lamri, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur
2. Joko Sapto Pramono, S.Kp., MPHM, Selaku Pembantu Direktur I
Politeknik

Kesehatan

Kementerian

Kesehatan

Kalimantan

Timur.
3. Ismansyah, S.Kp., M.Kep, Selaku Ketua Jurusan Keperawatan .
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur
4. Ns. Wiyadi, S.Kep., M.SC, Selaku Ketua Program Studi D III
Keperawatan

Jurusan

Keperawatan.

Politeknik

Kesehatan

Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur


5. Bapak/Ibu Dosen pengampu kelompok keilmuan keperawatan
komunitas/ pembimbing Praktik Keperawatan Komunitas
6. Clinical Instruktur Puskesmas Bengkuring Samarinda
7. Berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT membalas dan selalu melimpahkan rahmat

serta hidayah-Nya atas bantuan dan dukungan yang telah


diberikan kepada penulis.
Buku Panduan ini tentunya belum sempurna, Penulis
sangat menyadari bahwa masih banyak keterbatasan ilmu
pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang penulis miliki,
karena kesempurnaan hanyalah milik Allah Azza wajalla. Maka
dari itu, dengan ikhlas penulis mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak demi kebaikan kita bersama dimasa yang akan
datang.
Akhirnya semoga buku panduan ini

dapat diterima dan

bermamfaat bagi mahasiswa dan kita semua.


Samarinda, 4 Mei 2015
Tim
Penyusun

ii

KERANGKA ACUAN
I.

Pendahuluan
Orientasi kebijakan pembangunan kesehatan di Indonesia
telah

mengalami

pergeseran

menuju

paradigma

sehat.

Paradigma sehat merupakan upaya kesehatan yang lebih


mengutamakan tindakan promotif, preventif dengan tidak
mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Hal ini
merupakan koreksi pada kebijakan pembangunan kesehatan
dimasa lalu sekaligus merupakan peluang dan tantangan bagi
tenaga keperawatan untuk lebih meningkatkan keilmuan dan
profesionalitas di bidang keperawatan kesehatan masyarakat
dalam rangka

mencapai

Millennium Development Goals

(MDGs, 2015).
Keperawatan adalah salah satu bagian integral dari
pelayanan kesehatan di Indonesia, memiliki konstribusi yang
nyata

dalam

pembangunan

kesehatan

terutama

dalam

mendukung kebijakan pemerintah mencapai MDGs 2015.


Keperawatan kesehatan komunitas merupakan

perpaduan

antara praktik keperawatan dan praktek kesehatan komunitas


yang dilakukan secara menyeluruh dan tidak terbatas pada
sekelompok umur atau diagnosa tertentu serta dilaksanakan
secara berkelanjutan. Pemberi layanan asuhan keperawatan
komunitas

membutuhkan

mengkaji

dan

keterampilan

mengembangkan

masyarakat.

tambahan

kebutuhan

dalam

kesehatan

Dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah tersebut


maka Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kaltim sebagai salah satu institusi pendidikan kesehatan
khususnya keperawatan memiliki tanggung jawab dalam
rangka mempersiapkan tenaga kesehatan/ keperawatan yang
berkualitas dimasa depan melalui penyelenggaraan praktik
keperawatan kesehatan komunitas sehingga Visi Indonesia
Sehat

dapat

tercapai

dengan

baik.

Kegiatan

itu

juga

merupakan perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu


Bidang pengabdian kepada masyarakat.
Dipilihnya Kampung Bayur Kelurahan Sempaja Utara
Kecamatan Samarinda Utara berdasarkan hasil studi awal dan
informasi yang diperoleh dari lurah Sempaja Utara dan
Pimpinan dan Penanggung Jawab Keperawatan Puskesmas
Bengkuring bahwa Kampung tersebut memenuhi kriteria
untuk

dijadikan

lokasi

Praktik

Kerja

Lapangan

(PKL)

mahasiswa, baik dari aspek jumlah penduduk, distribusi, luas


wilayah, sarana kesehatan yang ada, permasalah kesehatan,
maupun akses dari Samarinda ke lokasi.
II. Tujuan
A.

Tujuan Umum

Memberikan

kesempatan

kepada

mahasiswa

untuk

menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam


tatanan

nyata

di

komunitas

dalam

bentuk

asuhan

keperawatan komunitas.
B.

Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Keperawatan


Komunitas di daerah binaan diharapkan mahasiswa dapat :
a. Mengkaji data kesehatan masyarakat

b. Menegakkan diagnosa keperawatan komunitas


c. Melakukan perencanaan keperawatan komunitas.
d. Melaksanakan

rencana

tindakan

keperawatan

komunitas
e. Melakukan evaluasi dan monitoring terhadap asuhan
keperawatan komunitas yang telah diberikan.

III.

TAHAPAN KEGIATAN
A.

Tahap persiapan

a. Studi Kelayakan dan Penjajakan


Pada tahap ini dilakukan survey awal oleh Tim teknis panitia penyelenggara kegiatan praktik
kerja lapangan keperawatan kesehatan komunitas untuk mendapatkan data awal baik data
wilayah (geograf), data kependudukan (demograf), data sosial ekonomi, data kesehatan
masyarakat dan pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat. Disamping itu juga dilakukan
identifikasi terhadap tenaga dan kesiapan pembimbing lapangan serta hal-hal yang
menunjang.
Dengan data awal tersebut merupakan dasar untuk menentukan layak/tidaknya daerah
tersebut digunakan tempat praktik.

b. Perizinan
Perizinan

sangat

penting

untuk

mendapatkan

rekomendasi dari pihak yang berwenang agar kegiatan


praktik

kerja

lapangan

keperawatan

kesehatan

komunitas dapat berjalan dengan lancar dan baik serta


mendapatkan dukungan dari semua pihak. Perijinan
dilakukan melalui:
a Surat perizinan dari institusi pendidikan ditujukan ke
Dinkes

Kota

Samarinda

dengan

tembusan

Kecamatan Samarinda Utara, Kelurahan Sempaja


Utara , dan Pimpinan Puskesmas Bengkuring. Dalam
surat sudah dicantumkan daerah/wilayah Kelurahan
dan kecamatan mana yang akan dituju.

b Setelah mendapat balasan persetujuan dari DinKes


Kota

Samarinda

berdasarkan

surat

tersebut

kemudian institusi mengirim surat perizinan praktik


kepihak pemerintah yaitu Kecamatan Samarinda
Utara,

Puskesmas

Bengkuring

dan

Kelurahan

Sempaja Utara.

a Pembekalan Materi
Kegiatan ini merupakan tahap awal bagi mahasiswa
dalam

memulai

praktik

keperawatan

kesehatan

komunitas. tujuan dari kegiatan pengkayaan ini adalah


guna menghantarkan mahasiswa pada pemahaman
konsep/teori

serta

strategi

di

lapangan

dalam

melaksanakan asuhan keperawatan komunitas.


c. Persiapan tehnis dan perlengkapan
Persiapan tehnis meliputi pemilihan metode yang tepat
dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan keperawatan
kesehatan

komunitas,

pengkajian/pengumpulan

data

dalam
dilakukan

hal
dengan

metode survey total populasi. Selain persiapan metode


juga diperlukan kelengkapan alat lain yaitu keperawatan
kesehatan komunitas kit.
B. TAHAP PELAKSANAAN
a. Pembukaan
Acara pembukaan diharapkan dapat diikuti oleh aparat
pemerintah setempat, Kepala desa dan Staf, Pimpinan
Puskesmas

dan staf, Direktur Politeknik Kesehatan,

Ketua

Jurusan

pendidikan,
setempat

Keperawatan,

tokoh
serta

diharapkan

pembimbing

masyarakat,
para

dapat

Kader

mahasiswa.

memberikan

Institusi

Kesehatan

Kegiatan

gambaran

ini

kepada

mahasiswa mengenai situasi dan kondisi masyarakat


termasuk lingkungannya yang berkaitan dengan status
kesehatan masyarakat setempat dari berbagai pihak di
atas guna mempermudah dalam melaksanakan setiap
tahap kegiatan. Disamping itu juga sebagai media
silaturahmi

antara

Kemenkes

Kaltim

masyarakat

institusi
Jurusan

setempat.

Politeknik

Kesehatan

Keperawatan

Dengan

dengan

adanya

kegiatan

pembukaan ini mahasiswa diharapkan dapat melakukan


kontrak dengan penduduk dan tokoh-tokoh masyarakat
sehingga

dalam

kegiatan

selanjutnya

tidak

mendapatkan hambatan.
b. Pengkajian
Tahap

ini

merupakan

awal

dari

kegiatan

proses

keperawatan yang meliputi: pengumpulan data, tabulasi


data, analisa data hingga dirumuskannya masalah
keperawatan komunitas setempat. Dimana kegiatan ini
diselesaikan dalam 4 hari. Instrumen pengumpulan data
yang digunakan adalah berupa Kuisioner terstruktur.
Format Kuesioner terlampir.
c. Perencanaan
Dalam perencanaan keperawatan ditetapkan sasaran
dan tujuan serta tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan

sesuai

dengan

masalah

kesehatan

maupun keperawatan yang ada dengan melibatkan


masyarakat

melalui

kegiatan

lokakarya

mini.

Pelaksanaan lokakarya mini direncanakan satu kali,


untuk

membahas

masalah-masalah

keperawatan

kesehatan komunitas yang lebih spesifik pada tingkat


wilayah binaan masing-masing kelompok yaitu pada
tingkat RT. Kegiatan perencanaan mulai dari persiapan
sampai dengan pelaksanaan lokakarya mini disediakan
waktu selama 2 hari.
d. Pelaksanaan
Intervensi

keperawatan

kesehatan

komunitas

dilaksanakan secara bersama-sama dengan melibatkan


peran serta masyarakat, institusi terkait (pemerintah
daerah, Puskesmas) yang berfokus kepada masalah
keperawatan

yang

ditemukan

dengan

lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif serta tidak


mengabaikan

upaya

kuratif

instansi/puskesmas setempat.

bersama-sama

dengan

Kegiatan pelaksanaan

disediakan waktu selama 6 hari


5. Evaluasi
Evaluasi yang dilaksanakan baik secara proses kegiatan
(formatif) maupun hasil dari tindakan keperawatan yang
telah dilaksanakan. Untuk evaluasi kegiatan secara
keseluruhan disediakan waktu selama 2 hari sambil
mempersiapkan materi presentasi akhir pada acara
penutupan.

C.

Penutup

a. Presentasi hasil
Presentasi

kegiatan

akhir

praktik

keperawatan

kesehatan komunitas pada dasarnya berupa penyajian


terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama
proses berlangsung serta penyajian terhadap hasil
praktek asuhan keperawatan komunitas yang dilakukan
melalui bentuk kegiatan seminar di tingkat desa.
Kegiatan presentasi ini dilaksanakan sekaligus pada saat
acara penutupan.
b. Penyusunan laporan
Penyusunan laporan dikerjakan oleh masing-masing
kelompok
praktik

sebagai
kerja

komunitas

pertanggung

lapangan

yang

jawaban

keperawatan

diserahkan

kepada

kegiatan
kesehatan

Departemen

Komunitas Jurusan keperawatan Politeknik Kesehatan


Kalimantan

Timur,

Kelurahan

Sempaja

Utara,

dan

Pimpinan Puskesmas Bengkuring.


IV. WAKTU
Pembagian

waktu

program

praktik

kerja

lapangan

keperawatan kesehatan komunitas adalah sebagai berikut :


a. Pembekalan direncanakan selama 1 hari
b. Praktik langsung di lapangan/ komunitas) yang meliputi
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta
seminar akhir seluruhnya selama 14 hari, terhitung dari
tanggal 03 s/d 17 Juni 2015
c. Penyusunan

dan

penyerahan

laporan

dilaksanakan

selama 3 hari yaitu mulai tanggal 18 s.d 28 Juni 2015.


Jadwal Rencana kegiatan (Master Plan) terlampir.

V. TEMPAT
Praktik

Kerja

Lapangan

(PKL)

keperawatan

kesehatan

komunitas akan dilaksanakan di Kampung Bayur ( RT 15, 16,


17, 18, 19, 20, 21, dan RT 22 )
Kelurahan Sempaja Utara Kecamatan Samarinda Utara Kota
Samarinda

VI. PESERTA.
Peserta dalam kegiatan ini adalah Mahasiswa Prodi D-III
Keperawatan

Tingkat

III

Reguler

Jalur

Umum,

Jurusan

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kaltim yang


berjumlah 63 orang mahasiswa yang dibagi dalam 6
kelompok (terlampir).

VII. METODE
Metode

kegiatan

kesehatan

praktik

komunitas

lapangan

yang

kerja

digunakan

keperawatan

adalah

metode

pemecahan masalah kesehatan dengan pendekatan Proses


Keperawatan meliputi:
a. Pengkajian data kesehatan
b. Memegakkann masalah kesehatan masyarakat bersama
masyarakat
(MMD I)
c. Melakukan

perencanaan

keperawatan

bersama

masyarakat
d. Melaksanakan tindakan bersama masyarakat
e. Mengevaluasi

hasil

asuhan

( MMD II (Lokmin))

10

keperawatan

komunitas

VIII.

PEMBIMBING
Para

pembimbing

pelaksanaan

praktik

Keperawatan

Kesehatan Komunitas terdiri dari :


A. Institusi Pendidikan Jurusan Keperawatan Poltekkes
kemenkes Kaltim
B. Puskesmas Bengkuring

IX.

RENCANA ANGGARAN

Adapun

anggaran

yang

digunakan

dalam

kegiatan

ini

bersumber dari DIPA Poltekkes Kemenkes Kaltim.


Samarinda, 28 April 2014
Panitia Pelaksana:
Ketua Panitia,

Sekretaris,

Ns. Wiyadi, S.Kep., M.Sc


NIP. 196805151986031006

Ns. Andi Parellangi, S.Kep., M.Kep., M.H.


NIP.197512152002121004

Contoh Asuhan Keperawatan Komunitas pada agregat remaja


sebagai kelompok rentan HIV AIDS
(Oleh : Ns. Andi Parellangi, M.Kep., M.H)

11

A. Konsep Keperawatan Komunitas


1. Definisi Komunitas
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal di suatu tempat,
saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai minat dan interest
yang umum. WHO (2000)
Komunitas sebagai sekumpulan orang yang saling bertukar
pengalaman penting didalam hidupnya, (Spradley (1985)
Komunitas terdiri dari tiga dimensi, yaitu : tempat, kumpulan orang dan
sistem sosial.) Sounders (1991)
Dapat disimpulkan bahwa, komunitas adalah suatu kelompok
individu yang unik yang tinggal pada wilayah tertentu yang memiliki
keyakinan dan minat relative sama serta interaksi untuk mencapai tujuan.
2. Definisi Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas adalah suatu sintesa dari praktik
keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan penduduk (American Nurses
Association, 1973).
Keperawatan komunitas merupakan sintesa praktek keperawatan dan
kesehatan

masyarakat

yang

diterapkan

untuk

meningkatkandan

mempertahankan kesehatan penduduk. Praktek keperawatan ini bersifat


umum dan menyeluruh. ANA, 1980, dikutip oleh Logan dan Dawkins,
(1987).
Perawat komunitas merupakan ujung tombak tenaga kesehatan
dalam membantu masyarakat dalam memelihara, meningkatkan, dan
memulihkan kesehatan. Lebih lanjut, perawat diharapkan mampu
membantu masyarakat untuk bertanggung jawab terhadap kesehatannya
sesuai dengan falsafah PHC Primary Health Care
Keperawatan komunitas adalah kesatuan yang unik dari praktik
keperawatan

dan

kesehatan

masyarakat

yang

ditujukan

kepada

pengembangan dan peningkatan kemampuan kesehatan baik diri sendiri


sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok
khusus atau masyarakat (Ruth B. .Freeman, 1981).

12

Keperawatan komunitas adalah pelayanan yang memperhatikan


respon komunitas terhadap factor lingkungan (fisik, biologis, psikologis,
social dan cultural. (Stanhope dan Lancaster, 1998)
3. Asumsi dasar dan keyakinan
a. Asumsi dasar
1) Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks
2) Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan
sistem pelayanan kesehatan.
3) Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan dimana
hasil pendidikan dan penelitian melandasi praktik
4) Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan
komunitas perlu dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan
utama
b. Keyakinan
1) Pelayanan kesehatan sebaiknya tersediah, dapat dijangkau dan
dapat diterima semua orang.
2) Penggunaan kebijakan seharusnya melibatkan penerima layanan
yaitu masyarakat
3) Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima
layanan perlu terjalin kerjasama yang baik
4) Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik
bersifat mendukung maupun menghambat, untuk itu perlu
diantisipasi
5) Pencegahan

penyakit

dilakukan

dalam

upaya

peningkatan

kesehatan
6) Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang
4. Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya :
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau
issue kesehatan masyarakat dapat mempengaruhi keluarga, individu
dan kelompok.
5. Sasaran Keperawatan Komunitas

13

Seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok baik yang


sehat maupun yang sakit khususnya mereka yang berisiko tinggi dalam
masyarakat.
1) Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan khusus dari aspek
biologi, psikologi, sosial dan spiritual.
2) Keluarga
a) Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan
tinggal dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi. Keluarga merupakan fokus pelayanan
kesehatan yang strategis :
b) Keluarga sebagai lembaga yang perlu diperhitungkan.
c) Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan
seluruh anggota keluarga.
d) Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan.
e) Keluarga sebagai tempat pengambilan keputusan (Dicision making)
dalam perawatan kesehatan.
f) Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam berbagai usahausaha kesehatan masyarakat.
3) Kelompok khusus
Sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur,
permasalahan (problem), kegiatan yang terorganisasi yang sangat
rawan terhadap masalah kesehatan antara lain:
a) Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan husus sbagai akibat
perkembangan dan pertumbuhan (growth and development),
seperti: ibu hamil, bayi baru lahir, anak agaregat remaja, anak usia
sekolah dan usia lansia (lanjut usia).
b) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, antara lain:kasus
penyakit kelamin, tuberculosis, AIDS, kusta dll.
Anderson (2000) menyebutkan ada 3 (tiga) tingkatan dalam penetapan
sasaran keperawatan komunitas, yaitu:
1. Tingkat individu; adapun sasarannya yaitu individu yang mempunyai
masalah kesehatan tertentu, dalam hal ini adalah masalah yang terbanyak
14

ditemukan dalam masyarakat pada umumnya yaitu, masalah kesehatan


seperti , hipertensi, ISPA, gastritis, rematik, TBC yang dijumpai pada
pelayanan kesehatan seperti Puskesmas dan klinik. Tujuannya diarahkan
pada penanganan masalah kesehatan individu tersebut.
2. Tingkat keluarga; adapun sasarannya yaitu keuarga dengan anggota
keluarga yang bermasalah dalam kesehatannya. Tujuan diarahkan baik
kepada individu itu sendiri maupun keluarga secara menyeluruh yang
berhubungan dengan tugas perkembangan keluarga.
3. Tingkat komunitas; pelayanan yang diberikan berorientasi pada individu,
keluarga yang menjadi bagian dalam kesatuan komunitasnya, pelayanan
yang diberikan untuk kelompok, masyarakat yang mempunyai resiko
tinggi dalam memfokuskan komunitas sebagai klien.
6. Karakteristik Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
a. Pelayanan keperawatan yang diberikan berorientasi kepada pelayanan
kelompok.
b. Fokus pelayanan utama adalah peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit.
c. Asuhan keperawatan diberikan secara komprehensif dan berkelanjutan
dengan melibatkan partisipasi klien/masyarakat.
d. Klien memiliki otonomi yang tinggi.
e. Fokus perhatian dalam pelayanan keperawatan lebih kearah pelayanan
pada kondisi sehat.
f. Pelayanan memerlukan kolaborasi interdisiplin.
g. Perawat secara langsung dapat mengkaji dan mengintervensi klien dan
lingkungannya dan pelayanan didasarkan pada kewaspadaan
epidemiologi.
7. Falsafah Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan

pelayanan

yang

memberikan

perhatian terhadap pengaruh lingkungan baik: biologis, sosial, kultural dan


spiritual terhadap kesehatan komunitas. Falsafah yang melandasi
keperawatan komunitas mengacu kepada falsafah atau paradigma
keperawatan secara umum yaitu: manusia yang merupakan titik sentral
dari setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-

15

nilai kemanusiaan dan bertolak dari pandangan ini di susunlh paradigma


keperawatan komunitas yang terdiri 4 komponen dasar yaitu:
1) Manusia
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien yang
berada pada lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki nilainilai, keyakinan dan mnat yang relatif sama serta adanya interaksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan.komunitas merupakan sumber dan
lingkungan bagi keluarga. Komunitas sbagai klien yang di maksud
termasuk kelompok resiko tinggi antara lain: daerah terpencil, daerah
rawan, daerah kumuh.

2) Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar klien atau komunitas. Sehat merupakan keseimbangan
yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stresor.
3) Lingkungan
Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh di sekitar klien yang
bersifat biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual.
4) Keperawatan
Intervensi atau tindakan yang bertujuan untuk menekan stresor atau
meningkatkan kemampuan klien atau komunitas menghadapi stresor
melalui upaya pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
8. Peran Perawat Komunitas
Peran dari seorang Perawat Komunitas adalah :
1) Pendidik (Educator)
Perawat memiliki peran untuk dapat memberikan informasi yang
memungkinkan

klien

membuat

pilihan

dan

mempertahankan

autonominya. Perawat selalu mengkajidan memotivasi belajar klien.


2) Advokasi (Advokat)
Perawat memberi pembelaan kepada klien yang tidak dapat bicara
untuk dirinya.
3) Manajemen Kasus
Perawat memberikan

pelayanan

kesehatan

yang

bertujuan

menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas, mengurangi


fragmentasi, serta meningkatkan kualitas hidup klien.
4) Kolaborator
16

Perawat komunitas juga harus bekerjasama dengan pelayanan rumah


sakit atau anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan
yang optimal.
5) Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan komunitas seharusnya dapat menjadi panutan bagi
setiap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat sesuai dengan
peran yang diharapkan. Perawat dituntut berperilaku sehat jasmani dan
rohani dalam kehidupan sehari-hari.
6) Peneliti
Penelitian
dalam
asuhan
keperawatan

dapat

membantu

mengidentifikasi serta mengembangkan teori-teori keperawatan yang


merupakan dasar dari praktik keperawatan.
7) Pembaharu (Change Agent)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu
terhadap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat terutama
dalam merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
9. Model Keperawatan Komunitas Mc Farland ( Community as
Fatner)
Dalam model komunitas sebagai mitra, ada dua faktor sentral:
pertama; fokus pada komunitas sebagai mitra (ditandai dengan roda
pengkajian komunitas di bagian atas, dengan menyatukan anggota
masyarakat sebagai intinya), dan kedua pada penerapan proses
keperawatan.

17

Inti roda pengkajian adalah individu yang membentuk komunitas.


Inti/core meliputi demografi, nilai/keyakinan, dan sejarah penduduk
setempat. Sebagai anggota masyarakat, penduduk setempat dipengaruhi
oleh delapan subsistem komunitas, dan sebaliknya. Delapan subsistem ini
terdiri atas; lingkungan, pendidikan, keamanan dan kenyamanan, politik
dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi,
dan rekreasi.
Kedelapan subsistem dibatasi dengan garis putus-putus untuk
mengingatkan kita bahwa subsistem tersebut tidak terpisah, tetapi saling
memengaruhi. Salah satu prinsip ekologi adalah segala sesuatu saling
berkaitan. Hal ini juga berlaku pada komunitas sebagai keseluruhan.
Kedelapan bagian tersebut menjelaskan garis besar subsistem suatu
komunitas dan memberikan gambaran kerangka kerja bagi perat kesehatan
komunitas dalam pengkajian.
10. Model Pengorganisasian Komunitas
Dalam pengorganisasian komunitas ada 3 model yang dipergunakan :
yaitu locality development, social planning, dan social action.
a. Locality development (pengembangan wilayah setempat) dengan
peran serta masyarakat dalam proses kemandirian.
Prinsip; :
18

Menggunakan potensi yang ada dalam komunitas itu sendiri.


Melibatkan komunitas secara aktif untuk menyelesaikan masalah

sesuai kemampuan komunitas.


Perawat komunitas berperan sebagai fasilitator, coordinator dan

educator.
Masyarakat berperan aktif dalam menyelesaikan masalah. Peran ini

secara bertahap menggantikan peran perawat.


b. Sosial Planning merupakan rencana para ahli dan menggunakan
birokrasi. Keputusan komunitas berdasarkan pada; fakta/data yang
dikumpulkan, dan membuat keputusan secara rasional.
Prinsip;
Penyelesaian masalah bukan proses, harus cepat untuk mencapai

tujuan.
Pendekatan langsung untuk merubah masyarakat dan pendekatan

pada perencanaan.
Masyarakat bersifat aktif.
Perawat komunitas berperan sebagai pengumpul fakta, analisa,

fasilitator dan pelaksana program.


c. Sosial action merupakan focus pada masyarakat.
Pendekatan dilakukan untuk mengatur masalah-masalah komunitas
yang bersifat ancaman misalnya wabah atau bencana. Penekanan pada
proses.
Focus utama model ini mentransfer kekuatan pada tingkat kelompok.
Masyarakat

berperan

sebagai

pekerja

untuk

mengatasi

masalah.

Perawat komunitas berperan sebagai aktifis dan negosiator.


11. Mengatasi Permasalahan Penolakan Pada Pembaharuan.
Pada dasarnya sering ditemukan pada suatu masyarakat yang sulit
untuk menghadapi perubahan, karena mereka sudah mempunyai rutinitas
yang sudah mereka mengerti atau jalani. Selain itu perubahan biasanya
berkorelasi dengan masalah keuangan, kebiasaan, nilai dan budaya.
Perubahan memang tidak dapat dilakukan dengan paksaan, seorang
perencana harus berusaha untuk meyakinkan dan dilakukan secara
perlahan dengan mengikut sertakan orang-orang yang berkepentingan
dalam proses perubahan yang dilakukan.
19

Ada beberapa alasan mengapa terjadi penolakkan pada perubahan;


a. Merasa terhina jika perubahan ataupun usulan perubahan itu datang
dari pihak luar.
b. Adanya alasan keuangan, ketidaktersediaan dana untuk melakukan
perubahan atau perubahan dirasakan tidak efisien sehingga dirasakan
terlalu banyak membutuhkan biaya.
c. Perubahan akan mengganggu proses menejemen, karena perubahan
biasanya menuntut adanya penambahan atau perubahan keterampilan
atau pengetahuan dan konsekuensinya membutuhkan tenaga baru
seklaigus akan mengganggu status quo.
d. Dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapai kondisi atau situasi
seperti saat ini sedangkan perubahan menuntut pengambilan risiko
yang cepat.
Seorang perencana harus berusaha dengan segala kemampuan dan
pengetahuan serta pengalamannya untuk tetap melakukan perubahan
dengan menggunakan prosedur-porsedur dan teknik-teknik perencanaan
dan perubahan yang terjadi nanti harus etap sesuai dengan tujuan atau visi
misi dari lembaga yang bersangkutan atau masyarakat.
Pada kenyataan yang terjadi secara umum bahwa sebuah organisasi
baru atau pegawai baru lebih banyak dari mereka yang mau mengambil
risiko karena mereka umumnya masih mempunyai semangat yang tinggi,
dan lama kelamaan suatu organisasi atau pegawai itu makin mapan dan
berkembang sehingga mulai terbentuk suatu prosedur dan peraturanperaturan yang mulai di formalkan. Kemudian suatu organisasi atau
pegawai mulai memikirkan bagaimana cara untuk bertahan (survive) dan
mulai memikirkan bagaimana membuat organisasi mereka itu lebih maju
ketimbang memikirkan penemuan-penemuan baru yang kemungkinan
akan mengganggu status kemapanan yang telah dicapai. Karena perubahan
juga tidak selalu menjamin adanya suatu inovasi dan suatu inovasi juga
tidak selalu menghasilkan pelayanan yang efektif atau lebih baik.
Perubahan biasanya terjadi karena adanya tuntutan perluasan
wilayan pelayanan dan atau ada data baru tentang program tertentu,

20

sehingga suatu organisasi harus merekrut tenaga baru dengan ide-ide baru
serta pengetahuan dan keterampilan yang lain. Namun kenyataannya
perekrutan tenaga baru cukup memakan waktu dan biaya yang tidak
sedikit, jika perekrutan dilakukan oleh lembaga khusus yang menangani
perekrutan terkadang hasilnya kurang memuaskan karena lembaga tersebut
kurang mengakomodir keinginan lembaga yang berkepentingan sehingga
jika ingin memanfaat lebaga seperti ini harus diterangkan dengan tepat
tenaga baru yang dibutuhkan secara detail.
Permasalah yang berkaitan dengan perubahan adalah karena adanya
hambatan pada keterbatasan sumber daya, biaya dan pembagian tugas.
Bahkan terkadang hambatan ini sudah mendarah daging dalam tubuh suatu
organisasi sehingga mereka pun tidak mengetahui jika mereka mempunyai
permasalahan. Dalam hal ini perencana sosial dapat bertindak sebagai
fasilitator atau penghubung antara lembaga dengan sumberdaya terkait.
Terkait dengan biaya atau sumber dana biasanya suatu lembaga telah
memiliki alokasi dana yang tetap, namun dengan adanya perubahan dapat
mengganggu stabilitas dana yang ada, mereka sudah menginfestasikan
dana mereka pada fasilitas, tenaga ahli (terutama dalam hal pelatihan
tenaga menjadi tenaga profesional).
Terdapat beberapa strategi dalam mengingatkan masyarakat
terhadap perubahan, diantaranya:
a. Pendidikan untuk perubahan biasanya berbentuk workshop, seminar,
pelatihan yang bertujuan uantuk mengembangkan profesionalitas dan
pengembangan keterampilan. Strategi ini dapat berhasil apabila
peserta terlibat langsung dalam penyusunan atau pelaksanaan program
atau kebijakan. Selain itu peserta didik mempunyai pengalaman
lapangan serta peserta didik harus mempunyai otoritas untuk
melakukan perubahan atau keterampilan baru mereka.
b. Adaptasi dengan sumber daya yang terbatas, dimana lembaga
pelayanan harus beradaptasi terhadap sumber daya yang terbatas

21

dengan mengembangkan fungsi atau pelayanan yang sesuai dan dapat


memanfaatkan sumber daya yang terbatas tersebut.
c. Melakukan pengurangan insentif, dimana setiap perubahan yang
dilakukan selalu berimplikasi pada masalah dana sehingga seorang
perencana harus pandai melakukan negosiasi dimana jika perubahan
itu dilakukan dengan paksaan akan menghasilkan penolakan, namun
perubahan itu dapat dilakukan dengan menonjolkan keuntungan yang
didapat dan cara yang tidak merugikan organisasi atau masyarakat.
d. Semakin banyak perubahan yang terjadi maka semakin banyak pula
aktifitas/ tenaga ahli. Perubahan juga membawa berbagai variasi dan
inovasi pelayanan
e. Menggunakan jasa konsultan untuk meningkatkan penerimaan
inovasi/ perubahan. Konsultan dapat memberikan masukan atau
berbagi pengalaman mereka dalam membantu lembaga-lembaga
pelayanan sosial lainnya, walaupun terkadang memang mereka tidak
mempunyai pengalaman yang sama dengan lembaga yang akan
dibantu, namun pengalaman lain pun dapat membantu banyak untuk
mengadakan perubahan.
f. Menghubungkan 2 lembaga yang mempunyai program pelayanan
yang sama atau yang mempunyai ideologi yang berbeda atau metode
yang berbeda pula untuk saling bekerjasama. Umumnya lembaga yang
satu lebih baik daripada lembaga yang lainnya, sehingga ada tranfer
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman.
g. Perubahan juga harus memperhatikan pihak-pihak yang mengalami
dampak langsung dari perubahan. Karena umumnya penolakan akan
perubahan itu berasal dari pihak yang dirugikan.
h. Perubahan yang terjadi dapat saja menyebabkan adanya tindakan
menutup diri dan penolakan, untuk itu maka perubahan harus berjalan
secara perlahan dan berkelanjutan. Terkadang perubahan itu tidak
perlu terjadi pada semua bidang, jika program pelayanan masih dapat
atau masih layak maka dapat dipertahankan.

22

i. Program pelayanan dapat saja dipertahankan karena masih layak,


dikembangkan jika program tersebut kurang efektif dan efisien dan
dihilangkan diganti dengan program pelayanan baru.
j. Organisasi selalu berusaha untuk mempengaruhi para perencana,
demikian

sebaliknya

mempengaruhi

perencana

lembaga/

pun

masyarakat.

akan

berusaha

Perencana

tidak

untuk
boleh

berasumsi bahwa ia mengetahui segalanya, dalam melakukan


perencanan-perencana harus memperhatikan semua hal yang berkaitan
dengan

lembaga/masyarakat

termasuk

didalamnya

ideology,

kepentingan dan lain sebagainya. Kerjasama dan kolaborasi sangat


dibutuhkan dan menentukan.
B. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas
Sesuai dengan teori Neuman, kelompok atau komunitas dilihat sebagai
klien dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas yang merupakan
klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan, yang terdiri
dari lima tahapan :
1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data yang
bertujuan mengidentifikasi data yang penting mengenai klien. Yang perlu
dikaji pada kelompok atau komunitas adalah Pengkajian Komunitas
Pengkajian dalam asuhan keperawatan komunitas menggunakan
model Mc Farland (Community as patner). Pengkajian meliputi data inti
komunitas dan subsistem komunitas. Kaitannya dalam pemberdayaan
masyarakat, pengkajian dapat dilakukan dengan kegiatan Survei Mawas
Diri.
mawas diri merupakan kegiatan pengumpulan dan pengkajian masalah
kesehatan yang berhubungan dengan HIV/ AIDS serta sumber daya yang dimiliki
masyarakat, yang dilakukan oleh anggota masyarakat setempat di bawah
bimbingan petugas lapangan. Tujuan dari survei mawas diri antara lain :

a. menemukan masalah kesehatan yang berhubungan dengan HIV/ AIDS


yang ada di wilayah setempat
b. memetakan masalah kesehatan yang ada

23

c. memunculkan sikap peduli terhadap lingkungan dan kesehatan


lingkungan,
Metoda pengumpulan data yang digunakan dapat bervariasi bisa
dengan wawancara, observasi, pengukuraan, FGD, angket, dll. Sumber
data antara lain Tokoh masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan,
organisasi PKK, kepemudaan, keluarga, petugas kesehatan, aparat
pemerintahan (kecamatan, desa, RW, RT), dll. Secara ringkas jenis data
yang perlu dikaji dapat digambarkan sebagai berikut:
Pengkajian Data Inti (Core)
Riwayat atau sejarah

Bagaimana riwayat berdirinya wilayah tersebut, apakah ada catatan


tertentu dalam sejarah yang berkaitan dengan masalah HIV/ AIDS
di masyarakat.

Nilai dan keyakinan yang dianut masyarakat

Tanyakan tentang nilai-nilai dan keyakinan yang dianut masyarakat


terkait masalah HIV/ AIDS. Bagaimana stigma yang berkembang
di masyarakat tentang HIV/ AIDS

Tanyakan tentang norma yang berlaku di masyarakat.

Identifikasi tentang pola budaya yang banyak diyakini masyarakat


yang terkait dengan masalah HIV/ AIDS

Agama
Bagaimana iklim keagamaan di wilayah tersebut?

Siapakah tokoh-tokoh agama yang biasa dijadikan panutan oleh


masyarakat?

Apakah sebaran agama homogen?

Demografi

Komposisi penduduk, umur dan jenis kelamin

Jumlah populasi kelompok yang beresiko terhadap HIV/ AIDS


(remaja, ibu hamil, Wanita Pekerja Seksual, Pengguna Narkoba
Suntik, dan kelompok beresiko lainnya)

24

Pekerjaan penduduk
Statistik vital

Kelahiran bayi dari ibu HIV positif

Angka kejadian HIV di wilayah berdasarkan usia dan jenis kelamin

Angka keadian AIDS di wilayah berdasarkan usia dan jenis


kelamin

Kematian akibat HIV/ AIDS

Data Subsistem Komunitas


Lingkungan fisik

Bagaimana tampak kondisi komunitas?

Apa yang bisa kita lihat tentang perumahan, orang dan perilaku
beresiko terkait dengan masalah HIV/ AIDS

Pelayanan kesehatan dan sosial

Apakah terdapat penderita yang menderita HIV/ AIDS

Pelayanan
masyarakat/

pengobatan
kelompok

tradisional
beresiko

yang

dalam

biasa
mengatasi

digunakan
masalah

kesehatan

Apakah terdapat klinik pelayanan kesehatan

Apakah terdapat Puskesmas/rumah sakit/ balai pengobatan, dan


bagaimana masyarakat menjangkaunya

Apakah terdapat pelayanan kesehatan di luar komunitas yang dapat


dijangkau?

Adakah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang dapat


dioptimalkan dalam mengatasi masalah HIV/ AIDS?

Adakah kelompok-kelompok masyarakat yang dapat dijadikan


mitra dalam mengatasi masalah HIV/ AIDS di wilayah tersebut
(kader, kader PKK, karang taruna, dll)

Adakah sumberdaya lokal dan luar yang dapat dioptimalkan dalam


mengatasi masalah HIV/ AIDS di wilayah (LSM, perusahan, pihak
donor, dll)
25

Sosial ekonomi

Jumlah yang tidak bekerja (pengangguran), bagaimana proporsi?

Status sosial ekonomi penduduk?


Keamanan dan transportasi

Jenis sarana transportasi yang tersedia?

Bagaimana fasilitas perlindungan untuk masyarakat (polisi,


kebakaran, sanitasi)

Bagaimana kejadian kriminalitas khususnya yang berhubungan


dengan narkoba suntik?

Apakah penduduk merasa aman?

Politik dan pemerintahan

Apa kebijakan pemerintah untuk komunitas sehubungan dengan


masalah HIV/ AIDS?

Apakah masyarakat dilibatakan dalam pengambilan keputusan


untuk wilayah?

Pendidikan

Apakah pernah diadakan pendidikan kesehatan sehubungan dengan


HIV/ AIDS?

Apakah terdapat sarana pendidikan informal sehubungan dengan


HIV/ AIDS, misalnya sekolah ibu, dll?

Bagaimana tingkat pendidikan masyarakat?


Komunikasi

Apakah terdapat area dimana orang berkumpul?

Apakah surat kabar masuk ke wilayah?

Apakah sarana TV dan radio ada di wilayah?

Apa jenis komunikasi formal dan informal yang ada di wilayah?


Rekreasi

Dimana tempat anak-anak bermain?

Apakah jenis rekreasi yang ada di masyarakat dan bagaimana


resikonya terhadap penularan HIV/ AIDS?
26

Persepsi
Masyarakat

Bagaimana persepsi dan keyakinan masyarakat tentang HIV/


AIDS?

Apakah mereka mengidentifikasi adanya suatu ancaman dan


kekuatan dalam mengatasi masalah HIV/ AIDS di wilayahnya?

Kelompok beresiko

Bagaimana persepsi dan keyakinan mereka tentang HIV/ AIDS?

Informasi apa saja yang sudah didapatkan tentang HIV/ AIDS?

Apa masalah atau risiko masalah yang dapat mereka identifikasi ?

Bagaimana norma subyektif yang ada pada diri mereka?

Siapa yang dipersepsikan dapat memberi pengaruh pada kelompok

tersebut?

Bagaimana kekuatan niat mereka untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS

A. Analisa Data Komunitas


Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisa dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
Klasifikasi data
Proses klasifikasi data dimaksudkan untuk mengelompokan data secara
keseluruhan sehingga dapat memberikan informasi yang bermanfaat
tentang gambaran yang ada di komunitas.
Pengklasifikasian data mengacu kepada :
a.

Tujuan yang ingin dicapai

b.

Merujuk kepada Program Nasional

c.

Isu yang akan dimunculkan


Penyajian data hasil pengklasifikasian ini dapat berupa tabel atau diagram
yang menginformasikan tentang distribusi dan frekuensi.

27

Interpretasi data
Data yang telah diklasifikasikan akan menghasilkan informasi tentang
gambaran nyata yang terjadi di komunitas. Dengan mengaitkan antara
beberapa data akan didapatkan suatu kesimpulan masalah yang ada di
masyarakat, baik aktual, resiko, maupun potensial. Analisa interpretasi
data akan lebih mudah dilakukan dengan membuat matrik seperti di bawah
ini:
Data

Kemungkinan penyebab

Masalah Keperawatan

Prioritas masalah
Setelah ditemukan masalah kesehatan, maka langkah selanjutnya adalah
menyusun

prioritas

masalah.

Hal

ini

dapat

dilakukan

dengan

Kriteria:

* tinggi

* tinggi

* tinggi

* tinggi

* tinggi

* tinggi

* sedang

* sedang

* sedang

* sedang

* sedang

* rendah

* rendah

* rendah

* rendah

* rendah

* rendah

Bobot 5

Bobot 5

dalam penyelesaian
masalah

* sedang

Bobot 5

Bobot 7

Bobot 8

Bobot 8

28

PRIORITAS

Kriteria:

Jumlah Nilai

Kriteria:

Percepatan
penyelesaian masalah

Kriteria:

yang dapat dicapai

Ketersediaan keahlian
yang relevan

Kriteria:

Konsekuensi jika
masalah tak
terselesaikan

Kemampuan perawat
untuk mempengaruhi

Kriteria:

maslah

Motivasi masyarakat
dalam menyelesaikan

Kesadaran masyarakat
akan adanya masalah

Masalah Keperawatan

menggunakan berbagai pendekatan, salah satunya adalah sebagai berikut:

B. Diagnosa Keperawatan Komunitas


Diagnosa keperawatan komunitas merupakan gambaran kebutuhan atau
respon komunitas terhadap masalah HIV/ AIDS yang dihadapinya. Dengan
mengacu kepada upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif, maka dalam
rumusan diagnosa keperawatan komunitas harus merefleksikan pendekatan
promotif dan preventif. Menurut Mucke, rumusannya berisi hal-hal sebagai
berikut:
1. Resiko terjadinya(kebutuhan/respon komunitas terhadap masalah
kesehatan)
2. Pada masyarakat(target/sasaran)
3. Sehubungan dengan(data primer dan sekunder)
Contoh diagnosa keperawatan komunitas :
1. Resiko terjadinya penyebaran HIV pada kelompok remaja kelurahan X
sehubungan dengan tingginya penggunaan narkoba khususnya narkoba
suntik (20%) pada kelompok remaja tersebut
2. Resiko terjadinya penyebaran HIV pada kelompok ibu rumah tangga
sehubungan dengan ketidaktahuan ibu-ibu rumah tangga tentang cara
penularan dan pencegahan HIV/AIDS
3. Potensial peningkatan pengetahuan pada kelompok ibu-ibu PKK tentang
pencegahan penularan HIV/ AIDS

C. Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas


Sebagai tenaga profesional, maka perencanaan dalam memberikan asuhan
keperawatan komunitas merupakan hal yang teramat penting disusun oleh
perawat. Rencana keperawatan komunitas disusun dengan memperhatikan banyak
faktor, terutama sekali faktor masyarakat itu sendiri, karena pada hakekatya
masyarakatlah yang memiliki rencana tersebut. Sebaliknya, perawat hanyalah
sebagai fasilitator dan motivator dalam menggerakan dinamika masyarakat untuk
dapat menolong dirinya sendiri.
Sebagai tenaga keperawatan profesional, tentunya perawat dituntut tidak
hanya sekedar menyusun rencana asuhan keperawatan saja, tetapi harus mampu
pula memastikan bahwa rencana tersebut merupakan upaya yang paling
29

maksimal, artinya perawat tidak saja dituntut untuk berperan di level pelaksanaan
di masyarakat saja (grassroot), namun pula harus merambah kepada level
pengambil keputusan (decision maker), dengan aktif melakukan lobi, negosiasi,
serta advokasi terhadap apa yang telah direncanakan untuk dapat diwujudkan. Hal
ini akan memaksa perawat untuk mampu bekerja sama dengan berbagai pihak,
baik dari kalangan birokrat pemerintahan, lembaga swadaya masyarakat, maupun
kalangan bisnis. Oleh karenanya penting dilakukan pendekatan strategi yang
mantap dengan memanfaatkan berbagai data primer, sekunder dan tersier sebagai
Keterangan

Standar/
Kriteria

Biaya

Tempat

Waktu

P. Jawab

Aktifitas

Strategi

Tujuan

Prioritas
Masalah

bukti (evidence-base).

Proses penyusunan rencana dapat dilakukan dalam Musyawarah Masyarakat Desa


yang difasilitasi oleh perawat. Pembahasan tentang Musyawarah Masyarakat Desa
akan dilakukan secara terpisah pada pembahasan berikutnya.

D. Implementasi Asuhan Keperawatan


Komunitas
Implementasi sering dikatakan sebagai fase aksi dari proses keperawatan.
Di dalam asuhan keperawatan komunitas, implementasi bukan hanya merupakan
tindakan keperawatan, tetapi merupakan tindakan kolaborasi bersama klien
maupun profesi lain. Hal yang harus diingat dalam implementasi asuhan
keperawatan komunitas adalah tujuan utama, yaitu menolong masyarakat untuk
dapat menolong dirinya sendiri mencapai level sehat yang optimum. Dalam
melaksanakan implementasi ini dapat dibagi dalam 2 kegiatan, yaitu fase
persiapan dan fase tindakan.

30

Ketika dalam fase persiapan, perawat harus yakin terhadap: what, who,
why, when, where, dan how. Pada fase persiapan ini dapat digunakan perawat
untuk mengklarifikasi rencana asuhan keperawatan dan berbagai fasilitas yang
diperlukannya. Hal yang penting untuk diingat bahwa implementasi asuhan
keperawatan ini meminta fleksibilitas dan penyesuaian terhadap hal-hal yang tidak
dapat diantisipasi sebelumnya.
Fase tindakan merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
perawat untuk:
1. Mengaplikasikan teori yang tepat ke dalam tindakan yang dilaksanakannya
untuk mencegah dan menanggulangi masalah HIV/ AIDS di masyarakat.
2. Menolong memfasilitasi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif
untuk pengimplementasian rencana asuhan keperawatan.
3. Mempersiapkan masyarakat untuk menerima pelayanan kesehatan.
4. Memonitor dan mendokumentasikan perkembangan dari implementasi.
Secara umum, ada 4 tahap yag dapat dilakukan dalam memobilisasi
masyarakat pada tahap pelaksanaan :
1. Menentukan peran setiap orang dalam menjalankan apa yang telah
direncanakan
2. Memperkuat kemampuan

tim/

anggota

masyarakat

dalam

menjalankan apa yang direncanakan


3. Memonitor perkembangan aktivitas masyarakat
4. Menyelesaikan masalah, menjembatani perbedaan, dan memediasi
jika ada konflik selama pelaksanaan program

E. Evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas


Evaluasi merujuk kepada pengukuran dan penetapan dari efektifitas dalam
pencapaian tujuan yang ditetapkan. Evaluasi merupakan tindakan penyelidikan
yang mengaitkannya dengan standar dan kriteria keberhasilan. Dalam asuhan
keperawatan komunitas, evaluasi juga dilakukan untuk mengukur mutu pelayanan
(quality of services), program, dan penampilan perawat. Program ini sering
disebut sebagai Total Quality Management (TQM), karena hal ini merefleksikan
peningkatan perhatian dengan mengukuran dan peningkatan kualitas asuhan

31

keperawatan yang diberikan kepada masyarakat. Makna dari manajemen qualitas


berarti:
1. Pengorganisasian yang dihasilkan dari pengkajian yang berkualitas
2. Penetapan standar atau kriteria
3. Pengumpulan informasi yang terus menerus sebagai kegiatan rutin
4. Jaminan bahwa informasi didasarkan pada total populasi atau sample yang
representatif
5. Suatu proses yang menyajikan hasil dari review pada klien

Dx. Kep.

Tabel evaluasi :
Tanggal

Implement

Evaluasi

asi

Modifikasi

Paraf

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan dalam melaksanakan


evaluasi :
1. Tentukan siapa yang akan belajar dari proses evaluasi
2. Format evaluasi yang representatif bagi semua tim dan orang lain yang
3.
4.
5.
6.
7.
8.

berminat untuk mengikuti proses evaluasi


Tentukan apa yang ingin dipelajari oleh peserta dari proses evaluasi
Kembangkan rencana evaluasi beserta instrumen nya
Pimpin lajunya proses evaluasi
Analisa hasil evaluasi dengan anggota tim
Berikan umpan balik kepada komunitas
Catat dan sebarkan hal-hal penting serta rekomendasi dari proses evaluasi

untuk masa yang akan datang


9. Jika dibutuhkan, persiapkan untuk pengorganisasian
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT REMAJA DI
KELURAHAN SELABATU KECAMATAN CIKOLE
A. Pengkajian
1. Data inti (Core) Komunitas
a. Kondisi geografis keluarahan Selabatu
1) Letak Geografis
- Tinggi dari permukaan laut
- Curah Hujan rata-rata pertahun
- Luas Wilayah

32

: 300M
: 2.800 M
: 96,46 Ha

- Tanah darat
: 80,72 Ha
- Persawahan
: 15,74 Ha
2) Batas Wilayah
- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Parung Seah
- Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan Cikole
- Sebelah Selatan berbatasan dengan keluarahan Gunung payuh
- Sebelah Barat berbatasan dengan Keluarahan Karamat
3) Kondisi jarak dari Pusat Pemerintahan Keluarahan
- Jarak dari Pusat Kecamatan
: 1,5 Km
- Jarak dari Kota Sukabumi
: 0,75 Km
- Jarak dari Ibu Kota Provinsi
: 120 Km
- Jarak dari Ibu Kota Negara
: 180 Km
b. Sarana- prasarana
1) Sarana peribadatan :
- Mesjid
: 17 Mesjid
- Mushola/Langgar
: 10 buah
- Gereja
: 5 buah
2) Posyandu
: 15 Posyandu
3) Sarana Kesehatan :
- Balai Pengobatan
; 1 buah
- Puskesmas
: 1 buah
- Puskesmas Pembantu : 1 buah
- Apotik
: 1 buah
- Praktik Dokter
: 1 buah
4) Sarana Pendidikan
- Taman kanak-kanak
: 3 buah
- Sekolah Dasar
: 10 buah
- Sekolah Menengah Pertama : 3 buah
- Sekolah Menengah Atas
: 4 buah
- Madrasah Ibtidayah
: 1 buah
- Madrasah Diniyah
: 2 buah
c. Jumlah Kader Kesehatan (Posyandu dan lansia) : 53 orang masih aktif
2. Data agregat remaja Keluarahan Selabatu
Jum lah populasi remaja (13 21 tahun) di Kelurahan Selabatu berjumlah
1478 Jiwa ( Data dari kelurahan Selabatu, 2011). Pengambilan sampel 10 %
dari populasi yaitu 148 jiwa dengan tingkat kepercayaan 90 %
Data pada agregat remaja disusun dalam bentuk distribusi frekuensi di bawah
ini :
Diagram 1
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kelurahan Selabatu
Tahun 2011
33

205; 45%

254; 55%

LAKI
WANITA

Sumber : Hasil Pendataan Agaregat remaja Bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk berjenis kelamin
sebagian besar berjenis kelamin laki- laki lebih banyak yaitu 55 %, sebagian
kecil 45 %.
Diagram 2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Golongan Umur Di Kelurahan Selabatu
Tahun 2011
25%

2% 0% 1%4%

16%

13%

39%

0-1 TAHUN
1-3 TAHUN
4-6 TAHUN
7-12 TAHUN
13-21 TAHUN
22-35 TAHUN
36-60 TAHUN
> 60 TAHUN

Sumber : Hasil Pendataan Agaregat remaja Bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk berdasarkan golongan
umur sebagian besar berumur umur 13-21 tahun (39 %) yaitu usia remaja dan
sebagian kecil berumur 1-3 tahun (1%)
Diagram 3
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Di Kelurahan Selabatu

34

2% 0%2%
17% 6%

26%

15%
2%
27%

2%

BLM SEKOLAH
TK
SD
TAMAT SD
SMP
TAMAT SMP
SMA
TAMAT SMA
D III
S1

Sumber : Hasil Pendataan Agaregat remaja Bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk berdasarkan
pendidikan sebagian besarsementara pendidikan SMP dan SMA sama-sama 27 %
dan sebagian kecil belum sekolah (0,2%)
Diagram 4
Penggunaan Waktu Luang Pada Remaja
Di Kelurahan Selabatu
BEGADANG
OLAH RAGA

27%

2%

20% KETERAMPILAN MAIN BAND


KURSUS
3%
9%
EKSTRA KURIKULER

15%

WARNET

24%
LAIN-LAIN (NGERUMPI DG TEMAN, TIDUR)

Sumber : Hasil Pendataan Agaregat remaja Bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa penggunaan waktu luang pada remaja
yaitu ekstrakurikuler (27 %), begadang (2%) ini berarti remaja dikeluarhan
selabatu lebih banyak menggunakan waktu luang ke hal yang posistif.
Diagram 5
Kebiasaan Tidak Sehat Pada Remaja

35

22%
1%
76%

MEROKOK
MINUM-MINUM
ALKOHOL
PENGGUNAAN OBATOBATAN
TIDAK MELAKUKAN

Sumber : Hasil Pendataan Agaregat remaja Bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa kebiasaan tidak sehat pada remaja
sebagian besar tidak melakukan hal yang negatif (77%), tapi masih ada yang
melakukan kebutuhan yang tidak sehat yaitu merokok (27 %) dan menggunakan
obat terlarang (1%).
Diagram 6
Pelaksanaan Ibadah/Shalat Pada Remaja
32%
YA (TERATUR)
KADANG-KADANG

68%

Sumber : Hasil Pendataan Agaregat remaja Bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa pelaksanaan ibadah /shalat pada remaja
lebih banyak pelaksanaanya kadang-kadang (tidak teratur) (68 %), ini berarti
remaja belum menyadari bahwa ibadah itu merupakan kewajiban bagi setiap umat
terutama ummat Islam.
Diagram 7
Kegiatan Di Luar Sekolah Yang Dilakukan Remaja

36

18%

25%

KEAGAMAAN
KARANG TRUNA

10%

9%
3%

OLAH RAGA
BAND

34%

PRAMUKA
KURSUS

Sumber : Hasil Pendataan Agaregat remaja Bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa kegiatan di luar sekolah yang
dilaksanakan remaja lebih banyak kegiatan olah raga (35 %), karang taruna
(25%), ini berati bahwa remaja sudah melaksanakan hal yang positif.
Diagram 8
Status kepemilikan rumah yang di tempati remaja
5%
22%
1%
72%

SEWA
MENUMPANG
RUMAH DINAS
MILIK SENDIRI

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja Bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa status kepemilikan rumah yang
ditempati remaja.adalah milik sendiri (orang tua), 22% menumpang dengan sanak
keluarga.
Diagram 9
Kepadatan penghuni yang ditempati remaja
43%

57%

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011

37

< 8 M2
> 8 M2

Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa kepadatan penghuni yang di tempati
remaja lebih banyak < dari 50 M2 (57%).
Diagram 10
Kepemilikan halaman rumah yang ditempati remaja
16%
84%

YA
TIDAK

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa kepemilikan halaman rumah yang di
tempati remaja lebih banyak yang memiliki halaman rumah yaitu 84 %

Diagram 11
Pemamfaatan halaman rumah oleh remaja

33%
67%

YA
TIDAK

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa Pemamfaatan halaman rumah oleh
remaja yaitu lebih banyak melakukan mengatakan Ya (67%)
38

Diagram 12
Tanaman pekarangan rumah yang di tanam remaja
16%
4%
12%

TNM BUNGA HIAS


TOGA
SAYURAN
TIDAK ADA

68%

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa tanama pekarangan rumah yang di
tanam remaja lebih banyak adalah tanaman bungan hias (68%) yang paling sedikit
adalah taman obat keluarga (TOGA)
Diagram 14
Sarana kesehatan yang di gunakan remaja
5% 3%
9%

PUSKESMAS
RUMAH SAKIT
DOKTER PRAKTIK
BIDAN/PERAWAT

83%

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa sarana kesehatan yang digunakan remaja
yaitu paling banyak adalah Puskesmas (83%).
Diagram 15
Jika ada anggota keluarga yang sakit

39

6%
MERAWAT/MENGOB
ATI SENDIRI
KEYANKES

94%

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa jika ada anggota keluarga yang sakit,
keluarga membawa lebih banyak ke pelayanan kesehatan (94%), 6% yang
merawat/mengobati sendiri.
Diagram 16
Pandangan remaja tentang HIV AIDS
30%
PENYAKIT MENULAR
PENYAKIT KUTUKAN

70%

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa jika ada anggota keluarga yang sakit,
keluarga membawa lebih banyak ke pelayanan kesehatan (94%), 6% yang
merawat/mengobati sendiri

Diagram 17
Pengetahuan remaja tentang cara penularan HIV AIDS

40

36%
TAHU
TIDAK TAHU
TAHU SEBAGIAN

53%
11%

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa jika ada anggota keluarga yang sakit,
keluarga membawa lebih banyak ke pelayanan kesehatan (94%), 6% yang
merawat/mengobati sendiri.
Diagram 18
Pengetahuan remaja tentang pencegahan penularan HIV AIDS
39%

51%
10%

TAHU
TIDAK TAHU
TAHU SEBAGIAN

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa pengetahuan remaja tentang pencegahan
penularan HIV AIDS lebih banyak mengatakan tidak tahu (51 %)

41

Diagram 19
Sumber remaja mendapat informasi mengenai kesehatan reproduksi
termasuk HIV-AIDS
9%
37%
49%
3%

2%

KORAN
MAJALAH
BUKU
TV
PETUGAS KESEHATAN

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa sumber remaja mendapatkan informasi
mengenai kesehatan reproduksi termasuk HIV AIDS lebih banyak melalui TV
yaitu 49 %, 9% petugas kesehatan.
Diagram 20
Frekuensi remaja mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi
termasuk HIV-AIDS
16%

7%
3%

75%

HARIAN
MINGGUAN
BULANAN
TIDAK TENTU

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi remaja mendapatkan informasi
tentang kesehatan reproduksi termasuk HIV-AIDS lebih banyak mengatakan tidak
tentu (75%).

42

Diagram 21
Rata-rata penghasilan Kepala Keluarga
15%

32%

< 900.0000
900.000 - 1.500.000
1.500.000 - 2. 500.000
> 2. 500.000.

18%
35%

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata penghasilan Kepala Keluarga
lebih banyak Rp. 900.000 1.500.000,- (35 %)
Diagram 22
Jenis perkumpulan yang diikuti remaja
31%

34%

KARANG
TARUNA/ORGANISASI
PENGAJIAN RUTIN

9%

CLUB SEPAK BOLA

26%

TIDAK ADA

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa jenis perkumpulan yang diikuti remaja
sebagian besar adalah karang taruna (34 %)
Diagram 23
Peran remaja dalam perkumpulan atau organisasi tersebut

43

11; 11%
PIMPINAN/PENGURUS INTI
ANGGOTA

91; 89%

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa peran remaja dalam perkumpulan atau
organisasi tersebut sebagian besar sebagai anggoata (91,89%), sebagian kecil
sebagai pimpinan pengurus (11,11%)
Diagram 24
Jenis kriminalitas yang dilakukan remaja
26%
PERKELAHIAN
TDK ADA

74%

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa jenis krinimilitas yang dilakukan remaja
sebagian besar tidak ada (74%), sebagian kecil perkelahian (26%)
Diagram 25
Jenis rekreasi yang dilakukan oleh remaja
29%
45%
26%

NONTON TV
BERKUNJUNG KERUMAH
SAUDARA
BERKUNJUNG TEMPAT
WISATA

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :

44

Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa jenis rekreasi yang dilakukan remaja
sebagian besar yaitu nonton TV, sebagian kecil berkunjung tempat wisata (29%)
Diagram 26
Pemahaman remaja tentang seks pra nikah
11%
53%

36%

HUB SEX SBLM MENIKAH


HUB SEX TANPA IKATAN
NIKAH
TIDAK TAHU

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa pemahaman remaja tentang seks pra
nikah sebagian besar mengatakan hubungan seks sebelum menikah (53 %),
hubungan seks tanpa ikatan nikah (36%), tidak tahu (11%)
Diagram 27
Penyebab remaja melakukan hubungan seks
9%

11%
PERGAULAN BEBAS
MARAKNYA PEREDARAN
VCD PORNO
PENGARUH DARI MEDIA
ELEKTRONIK

80%

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa penyebab remaja melakukan hubungan
seks sebagian besar mengatakan pergaulan bebas (80%), pengaruh dari media
elektronik (11 %), dan sebagian kecil maraknya peredaran VCD Porno (9%)
Diagram 28
Remaja membahas atau menanyakan dengan keluarga mengenai
kesehatan reproduksi terutama HIV AIDS

45

44%

56%

PERNAH
TIDAK PERNAH

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa remaja membahas atau menanyakan
dengan keluarga mengenai kesehatan reproduksi terutama HIV AIDS sebagia
besar mengatakan tidak pernah (56%)

Diagram 29
Risiko remaja akibat perilaku seks bebas
28%
KTD
TERKENA PMS
TERUTAMA HIV AIDS

72%

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa risiko remaja akibat perilaku seks bebas
sebagian besar mengatakan risiko kehamilan tidak diinginkan (KTD) (72 %),
sebagian kecil mengatakan terkena PMS terutama HIV AIDS
Diagram 30
Mengapa seorang remaja mau melakukan seks bebas

46

10%

9%

59%

23%

DIPAKSA OLEH PACAR


SUKA SAM A SUKA
INGIN M ENCOBA
M ENGANGGAP SEX
M ERUPAKAN BAGIAN DR
CINTA

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa seorang remaja mau melakukan seks
bebas sebagian besar mengatakan dipaksa oleh pacar, sebagian kecil mengatakan
seks bagian dari cinta.

Diagram 31
Faktor penyebab remaja jatuh kedalam persoalan seks bebas dan narkoba
11%

7%

PENGARUH LINGKUNGAN
& PERGAULAN
KURANGNYA INFORMASI
TTG SEX & BAHAYA
NARKOBA
SITUASI YANG
MENDUKUNG

82%

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa faktor penyebab remaja jatuh kedalam
persoalan seks bebas dan narkoba, sebagian besar pengaruh lingkungan dan
pergaulan (87%) dan sebagian kecil situasi yang mendukung (7%).

47

Diagram 33
Kondisi keluarga menyebabkan remaja kedalam persoalan seks bebas
7%

29%

22%

KESULITAN EKONOMI
PERCERAIAN ORANG TUA
ORG TUA SIBUK /CUEK
SENGAJA
DIPERDAGANGKAN

42%

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa kondisi keluarga yang menyebabkan
remaja kedalam persoalan seks bebas, sebagian besar disebakan karena perceraian
orang tua (42 %) dan sebagian kecil sengaja diperdagangkan (7%).
Diagram 34
Kondisi keluarga menimbulkan remaja terjerumus persoalan narkoba
29%
49%
22%

PERCERAIAN ORG T UA

ORG T UA SIBUK

EKONOMI
BERLEBIHAN/ORT U BANYAK
UANG

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa kondisi keluarga menimbulkan remaja
terjerumus persoalan narkoba, sebagian besar mengatakan perceraian orang tua
(49 %), sebagian kecil mengatakan orang tua sibuk (22%)
Diagram 35
Cara remaja menghindari seks bebas nan narkoba

48

22%
42%
24%

MENGHINDARI P ERGAULAN
BEBAS
MENINGKATKAN
PENGET AHUAN T T G KES.
REP RODUKSI
BERHATI-HATI MEMILIH
T EMAN

11%

MENINGKATKAN AMAL
IBADAH

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa cara remaja menghindari seks bebas dan
narkoba sebagian besar mengatakan menghindari pergaulan bebas (42%) dan
sebagian kecil mengatakan meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi (11%).
Diagram 36
Dampak psikolois dari perilaku seks bebas dan kecanduan narkoba
22%

24%
PERASAAN TAKUT
DEPRESI
RENDAH DIRI
M ERASA BERDOSA

7%

47%

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa dampak psikologis dari perilaku seks
bebas dan kecanduan narkoba sebagia besar mengatakan depresi (47%), sebagian
kecil mengatakan perasaan takut (7%).

49

Diagram 37
Dampak sosial akibat melakukan hub seks sebelum menikah

29%

16%

13%

DIKUCILKAN

42%

DIANGGAP WANITA TAK


BERM ORAL

PUTUS SEKOLAH KRN


HAM IL
TEKANAN M ASYARAKT
YG M ENCELA KEADAAN
TSB

Sumber : Hasil pendataan agaregat remaja bulan November 2011


Intrepretasi data :
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa dampak sosial akibat melakukan
hubungan seks sebelum menikah sebagian besar mengatakan putus sekolah karena
hamil (42 %), sebagian kecil mengatakan dianggap wanita tak bermoral (13%)
3. Analisa Data
NO
1

DATA

PENYEBAB

Kurangnya
1) pemahaman remaja tentang seks pra Pengetahuan
nikah sebagian besar mengatakan Remaja Terkait
hubungan seks sebelum menikah (53 HIV AIDS
%), hubungan seks tanpa ikatan nikah
(36%), tidak tahu (11%).
2) penyebab remaja melakukan
hubungan seks sebagian besar
mengatakan pergaulan bebas (80%),
pengaruh dari media elektronik (11
%), dan sebagian kecil maraknya
peredaran VCD Porno (9%)
3) remaja membahas atau menanyakan
dengan keluarga mengenai kesehatan
reproduksi terutama HIV AIDS
sebagia besar mengatakan tidak
pernah (56%)
4) risiko remaja akibat perilaku seks
bebas sebagian besar mengatakan
risiko kehamilan tidak diinginkan
(KTD) (72 %), sebagian kecil
mengatakan terkena PMS terutama

50

MASALAH
Risiko Terjadinya
Peningkatan
Penularan
HIV
AIDS
Pada
Populasi
rentan
khususnya Remaja
di
Kelurahan
Selabatu

HIV AIDS
5) seorang remaja mau melakukan seks
bebas sebagian besar mengatakan
dipaksa oleh pacar, sebagian kecil
mengatakan seks bagian dari cinta.
6) faktor penyebab remaja jatuh kedalam
persoalan seks bebas dan narkoba,
sebagian besar pengaruh lingkungan
dan pergaulan (87%) dan sebagian
kecil situasi yang mendukung (7%).
7) kondisi keluarga yang menyebabkan
remaja kedalam persoalan seks bebas,
sebagian besar disebakan karena
perceraian orang tua (42 %) dan
sebagian kecil sengaja
diperdagangkan (7%).
8) kondisi keluarga menimbulkan remaja
terjerumus persoalan narkoba,
sebagian besar mengatakan perceraian
orang tua (49 %), sebagian kecil
mengatakan orang tua sibuk (22%)
1) Jumlah Kader kesehatan : 53 orang
dan masih aktif
2) Jumlah Posyandu ada 15 Posyandu
3) Sangat aktif membantu melakukan
pendataan masalah kesehatan pada
populasi rentan agregat remaja
penyakit HIV AIDS

51

Potensial
peningkatan
pembedayaan
masyarakat untuk
mencegah
dan
menanggulangi
masalah HIV AIDS
di
kelurahan
Selabatu

B. Diagnosa Keperawatan berdasarkan Perioritas Masalah


I

Dari hasil analisis data, didapatkan data yang kemudian dilakukan penapisan masalah untuk menentukan prioritas
masalah, adapun penapisan tersebut dapat dilihat sebagai berikut ;

II
N

III

Diagnosis
Keperawatan

XXIIIXXIV Risiko penyebaran HIV


1
AIDS Pada Populasi rentan
khususnya
Remaja
di
Kelurahan
Selabatu
berhubungan
dengan
Kurangnya
Pengetahuan
Remaja Terkait HIV AIDS

XXXIX XL
2

Potensial
peningkatan
pembedayaan
masyarakat untuk
mencegah
dan
menanggulangi
masalah HIV AIDS
di
kelurahan
Selabatu

IV

Kriteria

V
Ju

VI

Keterangan

IX X XI XII XIII XIV XV XVI XVIIXVIII XIX XX


XXI
XXII
A B C D E F
G H I
J
K
L
XXVXXVIXXVII
XXVIII
XXIXXXXXXXIXXXII
XXXIII
XXXIV
XXXVXXXVIXXXVII XXXVIII
Keterangan kriteria :
5
5
5
4
4
4
4
4
4
3
3
3
48 A Sesuai dengan peran perawat
komunitas
B Risiko Terjadi
C Risiko parah
D Potensi untuk pendidikan kesehatan
E Interest untuk komunitas
F Kemungkinan diatasi
G Relevan dengan program
H Tersedianya tempat
I Tersedianya waktu
J Tersedianya dana
K Tersedianya fasilitas
L Tersedianya sumber dana
XLI XLII XLIIIXLIVXLV XLVIXLVII
XLVIII
XLIXL
LI
LII
LIII
LIV
Keterangan pembobotan :
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
42 1 Sangat rendah
2 Rendah
3 Cukup
4 Tinggi
5 Sangat tinggi

LV
52

LVI
LVII
LVIII
LIX
C. Perencanaan
LX
N

LXI

Ma
sala
h

LXIX LXX Risi


1
ko
pen
yeb
ara
n
HI
V
AI
DS

LXII

Tujuan

LXXI Tujuan
Jangka
Panjang
:
LXXII Dalam 6
bulan
tidak
terjadin
ya
peningk

LXIII Rencan
a
Kegiata
n

LXIV Strateg
i
Imple
mentas
i

LXV S
a
s
a
r
a
n

LXVI Indi
kator

LXXVII
LXXVIII
LXXIX
LXXX
LXXXI
LXXXII
LXXXIII
LXXXIV
LXXXV
LXXXVI

LXXXVII
LXXXVIII
LXXXIX
XC
XCI
XCII
XCIII
XCIV
XCV
XCVI

CXI
CXII
CXIII
CXIV
CXV
CXVI
CXVII
CXVIII

CLIII
CLIV
CLV
CLVI
CLVII
CLVIII
CLIX
CLX
CLXI
CLXII

53

CXIX

LXVII W
a
k
t
u
/
T
e
m
p
a
t
CLXXI

LXVIII
Pena

CLXXII

CCVIII
CCIX

CCVII

CLXXIII
CCX
CLXXIV
CCXI
CLXXV
CCXII

Pad
a
Pop
ulas
i
rent
an
khu
sus
nya
Re
maj
a di
Kel
ura
han
Sel
aba
tu
ber
hub
ung
an
den
gan
Kur
ang
nya

atan
1.Pendidikan
penular
kesehatan pada
an HIV
agregat remaja
AIDS
tentang
pada
Kesehatan
populasi
Reproduksi dan
rentan
penyakit HIV
khususn
AIDS
ya
remaja
di
Kelurha
n
Selabat
u
LXXIII
LXXIV Tuju
an
Jangka
Pendek
:
LXXV Dalam
waktu 1
minggu
:
LXXVI
Pen
getahuan pada
remaja tentang

1. Bina Suasana
dan advokasi
dengan Kepala
keluarhan
Selabatu untuk
mendapatkan
dukungan
terhadap
kegiatan
XCVII
XCVIII
2. Berkoordinasi
dengan
PJ
Program PKPR
dan Program
HIV AIDS dan
Koordinator
Kader RW 1
s.d RW 9
XCIX
3. Berkoordinasi
denganPemater
i dari LSM
Rumah
Cemara,
Pemateri dari
Puskesmas
Selabatu (dr.

54

CXX
1) Bina suasana
CXXI K
terjalin dan
e
Kepala
p
kelurahan
a
menyatakan
l
dukungan
a
penuh
K
terhadap
e
terselenggara
l
nnya
u
kegiatan
a
CLXIII
r 2) Koordinasi
a
dapat
h
dilaksanakan
a
dan
n
menyiapkan
daftar nama
d
remaja
a
perwakilan
n
yang akan
diundang
a
CLXIV
p 3) Koordinasi
a
dapat
r
dilaksanakan
a
dan siap
t
membantu

CLXXVI
CLXXVII

CCXIII
CCXIV
CCXV

CLXXVIII
CLXXIX

CCXVI
CCXVII
Parel

CLXXX
CLXXXI
13
D
e
s
e
m
b
e
r
2
0
1
1
J
a
m

CCXVIII
CCXIX
CCXX

CCXXI
CCXXII
CCXXIII
CCXXIV
CCXXV
CCXXVI
Parel.
CCXXVII
CCXXVIII
CCXXIX
CCXXX
CCXXXI
CCXXXII
CCXXXIII
CCXXXIV

Pen
get
ahu
an
Re
maj
a
Ter
kait
HI
V
AI
DS

kesehatan
reproduksi dan
penyakit HIV
AIDS meningkat

4.

5.

6.

7.

55

Eki Lukita)
C
Menyajikan
materi tentang
HIV AIDS dan
penyakit IMS
lainnya
CI
CII
Menyajikan
materi tentang
Kesehatan
Reproduksi
CIII
CIV
CV
Menyajikan
materi tentang
Perilaku
berisiko
terjadinya HIV
ADS
CVI
CVII
CVIII
Memotivasi
epada remaja
untuk

n
t
n
y
a 4)
s
e
r
t
a
p 5)
i
m
p
i
n
a
n 6)

membawakn
materi
CLXV
CLXVI
Materi dapat
disampaikan
kepada
agregat
remaja oleh dr
Eki Lukito
Materi dapat
disampaikan
kepadaagregat
remaja oleh
PJ PKPR
CLXVII
CLXVIII
Materi dapat
disampaikan
P
kepada
u
agregat
s
remaja oleh
k
Ketua LSM
e
Rumah
s
Cemara
m
CLXIX
a
CLXX
s 7) Remaja

1
0
.
0
0
W
i
b
.
K
a
n
t
o
r
K
e
p
a
l
a
K
e
l
u
a
r
a

CCXXXV
CCXXXVI
CCXXXVI
Parel
CCXXXVI
CCXXXIX
CCXL
CCXLI
CCXLII
CCXLIII
CCXLIV
CCXLV
CCXLVI
Kepa

menyampaikan
materi tersebut
kepada temantemanya di
sekolah
CIX
CX

S
e
l
a
b
a
t
u
CXXII
CXXIII
CXXIV
CXXV P
J
.
P
r
o
g
r
a
P
K
P
R
,

56

termotivasi
dan
menyatakan
kesiapan
untuk
menyampaika
n mater i
tentang HIV
AIDS kepada
temantemannya

h
a
n
d
a
n
P
u
s
k
e
s
m
a
s
S
e
l
a
b
a
t
u
CLXXXII
CLXXXIII
CLXXXIV

P
J
P
r
o
g
r
a
m
H
I
V
A
I
D
S
d
a
n
K
o
o
r
d

57

14
D
e
s
e
m
b
e
r
2
0
1
1
j
a
m
1
0
..
0
0
W
i
b
d
i
P

i
n
a
t
o
r
k
a
d
e
r
s
e
t
i
a
p

u
s
k
e
s
m
a
s
S
e
l
a
b
a
t
u
CLXXXV

R
W

CLXXXVI
CLXXXVII
CLXXXVIII
CLXXXIX
CXC
CXCI 1
4
D
e
s

1
s
.
d
R

58

W
9
.
CXXVI
CXXVII
CXXVIII
Ketua
L
S
M
R
u
m
a
h
C
e
m
a
r
a
,
P

59

e
m
b
e
r
2
0
1
1
j
a
m
1
1
.
0
0
W
i
b
CXCII
CXCIII
CXCIV
CXCV
CXCVI

u
s
k
e
s
m
a
s
S
e
l
a
b
a
t
u
(
d
r
.
E
k
i
L
u
k
i

60

CXCVII
CXCVIII
19
D
e
s
e
m
b
e
r
2
0
1
1
j
a
m
0
9
.
0
0
0

t
a
CXXIX
CXXX
CXXXI
CXXXII
Remaja
CXXXIII

CXL
CXLI
CXLII
CXLIII

1
9
D
e
s
e
m
b
e
r
2
0
1
1
j
a
m

CXLIV

CXXXIV
CXXXV
CXXXVI
CXXXVII
Remaja
CXXXVIII
CXXXIX

61

9
.
4
5
W
i
b
CXCIX
CC

Agregat
r
e
m
a
j
a
CXLV
CXLVI
CXLVII
CXLVIII
CXLIX
CL
CLI

62

A
g
r
e
g
a
t
r
e
m
a
j

9
.
4
5
1
0
.
1
5
W
i
b
d
i
A
u
l
a
P
u
s
k
e
s
m
a
s

S
e
l
a
b
a
t
u

CLII

CCI
CCII

1
9
D
e
s
e
m
b
e
r
2
0
1
1
j
a
m
1

63

0
.
1
5
1
0
.
4
5
W
i
b
d
i
A
u
l
a
P
u
s
k
e
s
m
a
s

64

S
e
l
a
b
a
t
u
CCIII
CCIV
CCV 2
0
D
e
s
e
m
b
e
r
2
0
1
1
j
a
m

65

1
1
.
4
5
1
1
.
1
5
W
i
b
d
i
A
u
l
a
P
u
s
k
e
s
m
a

66

s
S
e
l
a
b
a
t
u
CCXLVII
CCXLVIII P
2
ote
nsia
l
pen
ing
kat
an
pe
mb
eda
yaa
n
mas
yar
aka
t
unt

CCXLIX Tuju
an
Jangka
Panjang
:
CCL Dalam 6
pembed
ayaan
masyara
kat
untuk
menceg
ah dan
menang
gulangi
masalah
HIV
AIDS di

CCLIV
CCLXIII
CCLV
CCLXIV
CCLVI
CCLXV
CCLVII
CCLXVI
CCLVIII
CCLXVII
CCLIX
CCLXVIII
CCLX
CCLXIX
CCLXI
CCLXX
CCLXII Refr 1. Bina Suasana
eshing
dan advokasi
Kader
dengan Kepala
kesehat
keluarhan
an
Selabatu
tentang
untuk
Kesehat
mendapatkan
an
dukungan
Reprod
terhadap
uksi dan
kegiatan

67

CCLXXXVII CCCXXV
CCLXXXVIII CCCXXVI
CCLXXXIX CCCXXVII
CCXC
CCCXXVIII
CCXCI
CCCXXIX
CCCXXX
CCXCII
CCCXXXI
CCCXXXII
CCXCIII 1) Bina suasana
terjalin dan
CCXCIV
Kepala
kelurahan
CCXCV
menyatakan
Kepala
dukungan
K
penuh
e
terhadap
l
terselenggar
u
annya

CCVI
CCCXL
CCCXLI
CCCXLII
CCCXLIII
CCCXLIV

CCCLXXIX
CCCLXXX
CCCLXXX
CCCLXXX
CCCLXXX
CCCLXXX
CCCLXXX
CCCLXXX
CCCLXXX
Parel

CCCXLV
CCCXLVI
CCCXLVII
CCCXLVIII
13
D

CCCLXXX
CCCLXXX
CCCXC
CCCXCI
CCCXCII
CCCXCIII
CCCXCIV

uk
me
nce
gah
dan
me
nan
ggu
lan
gi
mas
ala
h
HI
V
AI
DS
di
kel
ura
han
Sel
aba
tu

kelurah
an
Selabat
u
semakin
mening
kat
CCLI
CCLII Tujuan
Jangka
Pendek
:
CCLIIIDalam
waktu 2
minggu
:
Pengeta
huan
Kader
kesehat
an
tentang
kesehat
an
reprodu
ksi dan
penyaki
t HIV

penyaki
t HIV
AIDS

CCLXXI
CCLXXII
CCLXXIII
2. Berkoordinasi
dengan
PJ
Program
PKPR
dan
Program HIV
AIDS
dan
Koordinator
Kader RW 1
s.d RW 9
CCLXXIV
CCLXXV
CCLXXVI
CCLXXVII
3. Berkoordinasi
dengan LSM
YLKI,
Pemateri dari
Puskesmas
Selabatu (dr.
Eki Lukita)
CCLXXVIII
CCLXXIX
4. Menyajikan
materi tentang
HIV AIDS dan

68

a
kegiatan
r
CCCXXXIII
a
CCCXXXIV
h 2) Koordinasi
a
dapat
n
dilaksanakan
d
dan
a
menyiapkan
n
daftar nama
kader
a
kesehatan
p
perwakilan
a
yang akan
r
diundang
a
CCCXXXV
t 3) Koordinasi
n
dapat
t
dilaksanakan
n
dan
siap
y
membantu
a
membawakn
s
materi
e
CCCXXXVI
r 4) Materi dapat
t
disampaikan
a
kepada
p
kader
i
kesehaan

e
s
e
m
b
e
r
2
0
1
1
J
a
m

CCCXCV
CCCXCVI
CCCXCVII
Parel.
CCCXCVII
CCCXCIX
CD
CDI
CDII
CDIII
CDIV

1
1
.
0
0
W
i
b
.
CCCXLIX
20
D
e

CDV
CDVI
CDVII
CDVIII
CDIX
Parel
CDX
CDXI

AIDS
5.

6.

7.

8.

69

perilaku
beresiko
tertular HIV .
Menyajikan
materi tentang
Kesehatan
Reproduksi
CCLXXX
CCLXXXI
Menyajikan
materi tentang
Peran
dan
Tugas Kader
kesehatan
CCLXXXII
CCLXXXIII
Menyajikan
materi tentang
Peran
dan
Tugas Kader
kesehatan
CCLXXXIV
Memotivasi
kader
kesehatan
untuk
melakukan
penyuluhan

m
oleh dr Eki
p
Lukito
i
CCCXXXVII
n 5) Materi dapat
a
disampaikan
n
kepada
kader
P
kesehatan
u
oleh
PJ
s
PKPR
k
CCCXXXVIII
e 6) Materi dapat
s
disampaikan
m
kepada
a
kader
s
kesehatan
S
oleh
e
Parellangi
l
CCCXXXIX
a 7) Materi dapat
b
disampaikan
a
kepada
t
kader
u
kesehatan
oleh
CCXCVI
Parellangi
8) Kader
CCXCVII
termotivasi

s
e
m
b
e
r
2
0
1
1
J
a
m
0
8
.
0
0

1
1
.
3
0
W
i
b

CDXII
CDXIII
CDXIV
CDXV
CDXVI
CDXVII
Kepa

tentang HIV
AIDS setiap
ada kegiatan
CCLXXXV
CCLXXXVI

CCXCVIII
CCXCIX
CCC

70

P
J
.
P
r
o
g
r
a
P
K
P
R
,
P
J
P
r
o
g
r
a
m

dan
menyatakan
kesiapan
untuk
menyampaik
an
penyuluhan
tentang HIV
AIDS

CCCL
CCCLI
CCCLII
CCCLIII
CCCLIV
CCCLV
14
D
e
s
e
m
b
e
r
2
0
1
1
j
a
m
0
9

H
I
V
A
I
D
S
d
a
n
K
o
o
r
d
i
n
a
t
o
r
k
a
d

71

.
0
0
d
i
P
u
s
k
e
s
m
a
s
S
e
l
a
b
a
t
u
CCCLVI
CCCLVII
CCCLVIII

e
r
s
e
t
i
a
p
R
W
1
s
.
d
R
W
9
.
CCCI
CCCII
CCCIII
CCCIV

72

CCCLIX
CCCLX
CCCLXI
CCCLXII
CCCLXIII
14
D
e
s
e
m
b
e
r
2
0
1
1
j
a
m
1
1

Ketua
L
S
M
Y
L
K
I
(
B
p
k
A
g
u
s
)
,
P
u
s
k
e
s
m
a

73

.
0
0
W
i
b
CCCLXIV
CCCLXV
CCCLXVI
CCCLXVII
CCCLXVIII
CCCLXIX
20
D
e
s
e
m
b
e
r
2
0
1
1

s
S
e
l
a
b
a
t
u
(
d
r
.
E
k
i
L
u
k
i
t
a
CCCV
CCCVI
CCCVII
Kader

74

j
a
m
0
9
.
0
0
0
9
.
4
5
W
i
b
d
i
A
u
l
a
P
u
s
k

K
e
s
e
h
a
t
a
n
CCCVIII
CCCIX
CCCX
CCCXI
CCCXII
Kader
K
e
s
e
h
a
t
a
n
CCCXIII

75

e
s
m
a
s
S
e
l
a
b
a
t
u
CCCLXX
20
D
e
s
e
m
b
e
r
2
0
1
1
j

CCCXIV
CCCXV
CCCXVI
CCCXVII
Kader
K
e
s
e
h
a
t
a
n
CCCXVIII
CCCXIX
CCCXX
CCCXXI
CCCXXII

76

a
m
0
9
.
4
5
1
0
.
0
0
W
i
b
d
i
A
u
l
a
P
u
s
k
e

CCCXXIII
Kader
K
e
s
e
h
a
t
a
n
CCCXXIV

s
m
a
s
S
e
l
a
b
a
t
u
CCCLXXI
CCCLXXII
20
D
e
s
e
m
b
e
r
2
0
1
1

77

j
a
m
1
0
.
0
0
1
0
.
3
0
W
i
b
CCCLXXIII
CCCLXXIV
CCCLXXV
20
D
e
s
e
m
b

78

e
r
2
0
1
1
j
a
m
1
0
.
3
0
1
1
.
0
0
W
i
b
d
i
A
u

79

l
a
P
u
s
k
e
s
m
a
s
S
e
l
a
b
a
t
u
CCCLXXVI
CCCLXXVII
20
D
e
s
e
m
b

80

e
r
2
0
1
1
j
a
m
1
1
.
0
0
1
1
.
1
5
W
i
b
d
i
A
u

81

l
a
P
u
s
k
e
s
m
a
s
S
e
l
a
b
a
t
u
CCCLXXVIII
CDXVIII
CDXIX
CDXX
CDXXI
D. Implementasi
CDXXII
CDXXIII M
N
asal

CDXXIV Rencana
Kegiatan

CDXXV Strate
gi

82

CDXXVI Indik
ator

CDXXVII W
aktu/

CDXXVIII
Penanggun

ah

Impleme
ntasi

CDXXIX
CDXXX R
CDXXXI
CDXXXII
CDXLIX
1
isik 2.Pendidikan kesehatan pada 1. Bina Suasana dan 1) Bina
suasana
o
agregat remaja tentang
advokasi dengan
terjalin
dan
pen
Kesehatan Reproduksi
Kepala keluarhan
Kepala kelurahan
yeb
dan penyakit HIV AIDS
Selabatu untuk
menyatakan
ara
mendapatkan
dukungan penuh
n
dukungan
terhadap
HI
terhadap kegiatan
terselenggaranny
V
CDXXXIII
a kegiatan
AI
CDL
DS
CDXXXIV
2) Koordinasi dapat
Pad
dilaksanakan dan
a
2. Berkoordinasi
menyiapkan
Pop
dengan
PJ
daftar
nama
ulas
Program PKPR
remaja
i
dan Program HIV
perwakilan yang
rent
AIDS
dan
akan diundang
an
Koordinator
CDLI
khu
Kader RW 1 s.d
CDLII
sus
RW 9
CDLIII
nya
CDXXXV
3) Koordinasi dapat
Re
CDXXXVI
dilaksanakan dan
maj
3. Berkoordinasi
siap membantu
a di
denganPemateri
membawakn
Kel
dari
LSM
materi

83

Tem
pat
CDLXII
CDLXIII 1
3
Dese
mber
2011
Jam
10 .
00
Wib
di
kanto
r
Lura
h dan
Pske
smas
Selab
atu
CDLXIV
CDLXV
CDLXVI
CDLXVII 1
4
Dese

g
jaw
ab
CDLXXXIX
CDXC Par
el
(Ma
hasi
swa
)
CDXCI
CDXCII
CDXCIII
CDXCIV
CDXCV
CDXCVI
CDXCVII
CDXCVIII
Parel.
CDXCIX
D
DI
DII
DIII
DIV
DV
DVI
DVII Par

ura
han
Sel
abat
u
ber
hub
ung
an
den
gan
Kur
ang
nya
Pen
geta
hua
n
Re
maj
a
Ter
kait
HI
V
AI
DS

Rumah Cemara,
CDLIV
Pemateri
dari
CDLV
Puskesmas
CDLVI
Selabatu (dr. Eki 4) Materi
dapat
Lukita)
disampaikan
CDXXXVII
kepada agregat
remaja oleh dr
4. Menyajikan
Eki Lukito
materi
tentang
CDLVII
HIV AIDS dan
CDLVIII
penyakit
IMS 5) Materi
dapat
lainnya
disampaikan
CDXXXVIII
kepadaagregat
remaja oleh PJ
CDXXXIX
PKPR
CDXL
CDLIX
5. Menyajikan
6) Materi
dapat
materi
tentang
disampaikan
Kesehatan
kepada agregat
Reproduksi
remaja
oleh
CDXLI
Ketua
LSM
CDXLII
Rumah Cemara
CDXLIII
CDLX
6. Menyajikan
7) Remaja
materi
tentang
termotivasi dan
Perilaku berisiko
menyatakan
terjadinya HIV
kesiapan untuk
ADS
menyampaikan

84

mber
2011
jam
10..0
0
Wib
di
Pusk
esma
s
Selab
atu
CDLXVIII
CDLXIX
CDLXX
CDLXXI
CDLXXII
CDLXXIII1
4
Dese
mber
2011
jam
11.00
Wib
CDLXXIV
CDLXXV
CDLXXVI

el
DVIII
DIX
DX
DXI
DXII
DXIII
DXIV
DXV Kep
ala
Pus
ke
mas

CDXLIV
CDXLV
CDXLVI
7. Memotivasi
epada
remaja
untuk
menyampaikan
materi tersebut
kepada
temantemanya
di
sekolah
CDXLVII
CDXLVIII

85

mater i tentang
HIV
AIDS
kepada
temantemannya
CDLXI

CDLXXVII
CDLXXVIII
CDLXXIX
19
Dese
mber
2011
jam
09.00
09.45
Wib
di
Aula
Pusk
esma
s
Selab
atu
CDLXXX
CDLXXXI
CDLXXXII
19
Dese
mber
2011
jam
09.45

10.15
Wib
di
Aula
Pusk
esma
s
Selab
atu
CDLXXXIII
CDLXXXIV
19
Dese
mber
2011
jam
10.15
10.45
Wib
di
Aula
Pusk
esma
s
Selab
atu

86

DXVI DXVII Pot


2
ensi
al
pen
ing
kata
n
pe

DXVIII
DXX
DXXXVII
DXIX Refreshing
1. Bina Suasana dan 1) Bina
suasana
Kader
advokasi dengan
terjalin
dan
kesehatan
Kepala keluarhan
Kepala kelurahan
tentang
Selabatu untuk
menyatakan
Kesehatan
mendapatkan
dukungan penuh
Reproduksi dan
dukungan
terhadap
penyakit HIV
terhadap kegiatan
terselenggaranny

87

CDLXXXV
CDLXXXVI
CDLXXXVII
20
Dese
mber
2011
jam
11.45
11.15
Wib
di
Aula
Pusk
esma
s
Selab
atu
CDLXXXVIII
DXLIX
DL
13
Dese
mber
2011
Jam
11 .
00

DLXXVI
DLXXVII P
arel
(Ma
hasi
swa
)
DLXXVIII

mb
eda
yaa
n
mas
yar
akat
unt
uk
me
nce
gah
dan
me
nan
ggu
lan
gi
mas
alah
HI
V
AI
DS
di
kel
ura
han

AIDS
2.

3.

4.

5.

DXXI
DXXII
DXXIII
Berkoordinasi
dengan
PJ
Program PKPR
dan Program HIV
AIDS
dan
Koordinator
Kader RW 1 s.d
RW 9
Berkoordinasi
dengan
LSM
YLKI, Pemateri
dari Puskesmas
Selabatu (dr. Eki
Lukita)
Menyajikan
materi
tentang
HIV AIDS dan
perilaku beresiko
tertular HIV .
DXXIV
DXXV
Menyajikan
materi
tentang
Kesehatan
Reproduksi

88

2)

3)

4)

5)

a kegiatan
DXXXVIII
DXXXIX
Koordinasi dapat
dilaksanakan dan
menyiapkan
daftar
nama
kader kesehatan
perwakilan yang
akan diundang
Koordinasi dapat
dilaksanakan dan
siap membantu
membawakn
materi
DXL
Materi
dapat
disampaikan
kepada
kader
kesehaan oleh dr
Eki Lukito
DXLI
DXLII
Materi
dapat
disampaikan
kepada
kader
kesehatan oleh PJ
PKPR

Wib
di
kanto
r
Lura
h
Selab
atu
dan
Pusk
esma
s
Selab
atu
DLI
DLII
DLIII
DLIV
DLV 14
Dese
mber
2011
jam
09.00
di
Pusk
esma
s

DLXXIX
DLXXX
DLXXXI
DLXXXII
DLXXXIII
DLXXXIV
DLXXXV
DLXXXVI
Parel.
DLXXXVII
DLXXXVIII
DLXXXIX
DXC
DXCI
DXCII
DXCIII P
arel
DXCIV
DXCV
DXCVI
DXCVII
DXCVIII
DXCIX K
epal
a
Pus
ke
mas

Sel
abat
u

DXXVI
DXLIII
DXXVII
6) Materi
dapat
DXXVIII
disampaikan
6. Menyajikan
kepada
kader
materi
tentang
kesehatan
oleh
Peran dan Tugas
Parellangi
Kader kesehatan
DXLIV
DXXIX
DXLV
DXXX
DXLVI
DXXXI
7) Materi
dapat
DXXXII
disampaikan
7. Menyajikan
kepada
kader
materi
tentang
kesehatan
oleh
Peran dan Tugas
Parellangi
Kader kesehatan
DXLVII
DXXXIII
8) Kader termotivasi
DXXXIV
dan menyatakan
8. Memotivasi
kesiapan untuk
kader kesehatan
menyampaikan
untuk melakukan
penyuluhan
penyuluhan
tentang
HIV
tentang
HIV
AIDS
AIDS setiap ada
DXLVIII
kegiatan
DXXXV
DXXXVI

89

Selab
atu
DLVI
DLVII
DLVIII
DLIX 14
Dese
mber
2011
jam
11.00
Wib
DLX
DLXI
DLXII
DLXIII 2
0
Dese
mber
2011
jam
09.00
09.45
Wib
di
Aula
Pusk

esma
s
Selab
atu
DLXIV
DLXV
DLXVI 2
0
Dese
mber
2011
jam
09.45
10.00
Wib
di
Aula
Pusk
esma
s
Selab
atu
DLXVII
DLXVIII 2
0
Dese
mber

90

2011
jam
10.00
10.30
Wib
di
Aula
Pusk
esma
s
Selab
atu
DLXIX
DLXX
DLXXI
DLXXII 2
0
Dese
mber
2011
jam
10.30
11.00
Wib
di
Aula

91

Pusk
esma
s
Selab
atu
DLXXIII
DLXXIV 2
0
Dese
mber
2011
jam
11.00
11.15
Wib
di
Aula
Pusk
esma
s
Selab
atu
DLXXV
DC
DCI
DCII
DCIII

92

DCIV
DCV USULAN UPAYA PENGEMBANGAN PROGRAM
DCVI

DCVII STRATEGI

DCVIII

PROGRAM

DCIX SASARAN

N
DCX DCXI Mengoptimalkan

pencegahan
dan
1
penanggulangan
HIV
AIDS terutama pada
kelompok rentan (agregat
remaja)
DCXII
DCXVDCXVI Mengoptimalkan

penberdayaan masyarakat
2
untuk pencegahan dan
penanggulangan
HIV
AIDS terutama pada
kelompok rentan (agregat

remaja)
DCXVII

Mengadakan pendidikan kesehatan tentang kesehatan


reproduksi remaja dan penyakit IMS terutama HIV
AIDS secara berkesinambungan di sekolah-sekolah.
DCXIII

DCXIV

Refreshing kader kesehatang secara berkala tentang


Kesehatan reproduksi remaja dan penyakit IMS
termasuk HIV AIDS
Pembentukan Kelompok Remaja Peduli AIDS (RPA)
Pembentukan kelompok Warga Peduli AIDS (WPA)
Melibatkan keder kesehatan dalam memberikan
pendindikan
kesehatan
(penyuluhan)
pada
masyarakat.

DCXVIII Kader
Kesehatan
DCXIX
DCXX
DCXXI Remaja
DCXXII
DCXXIII Tokoh
Masyarakat
DCXXIV
DCXXV
DCXXVI Kader
Kesehatan

93

Remaja

DCXXVII
DCXXVIII
DCXXIX

Lampiran : 2a
FORMAT
PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. DATA UMUM
I. IDENTITAS
DCXXX
DCXXXI

No. KK : ................
Pengumpulan Data
: ..............
Nama Kepala Keluarga
: ................
Tgl.
: ...............
Alamat Tempat Tinggal
: .................
RT......RW......No. Rumah..........
Status Penduduk : ( ) Asli/menetap
( ) Musiman
Kepemilikan rumah : ( ) Pribadi

DCXXXII
Pengumpulan Data
DCXXXIII
DCXXXIV
DCXXXV
DCXXXVI
DCXXXVII

DCXXXVIII
DCXL
DCXXXIX
N

II.
N
a
m
a

DCXLIX
DCL
DCLIX
DCLX
DCLXIX
DCLXX
DCLXXIX
DCLXXX
DCLXXXIX
DCXC
DCXCIX
DCC
DCCIX
DCCX
DCCXIX
DCCXX
DCCXXIX
DCCXXX

DCCXXXI
DCCXXXII
N
Nama

DCXLI
U

DATA DEMOGRAFI

DCXLII
Jen

DCXLIII
Hu

DCXLIV
Pendidi

DCXLV
Ag

DCXLVI
Keca

DCXLVII
Peker

DCXLVIII
K

DCLI DCLII DCLIII DCLIV DCLV DCLVI DCLVII DCLVII


DCLXI DCLXIIDCLXIIIDCLXIV DCLXVDCLXVI DCLXVIIDCLXV
DCLXXIDCLXXII
DCLXXIII
DCLXXIVDCLXXV
DCLXXVI
DCLXXVII
DCLXX
DCLXXXI
DCLXXXII
DCLXXXIII
DCLXXXIV
DCLXXXV
DCLXXXVI
DCLXXXVII
DCLXX
DCXCI DCXCIIDCXCIII
DCXCIV DCXCVDCXCVI DCXCVIIDCXCV
DCCI DCCII DCCIII DCCIV DCCV DCCVI DCCVII DCCVI
DCCXI DCCXIIDCCXIII
DCCXIV DCCXVDCCXVI DCCXVIIDCCXV
DCCXXIDCCXXII
DCCXXIII
DCCXXIVDCCXXV
DCCXXVI
DCCXXVII
DCCXX
III. DATA STATUS KESEHATAN
DCCXXXIII
DCCXXXVII
DCCXXXV
B
An
TD
DCCXXXIX
DCCXXXVI
Penyak
DCCXXXIV
DCCXXXVIII
(mm
(
(H

DCCXL Ri
wa
yat
pe
ny
aki
t
ket
uru
na
n

DCCXLI
Peny

DCCXLII
DCCXLIII DCCXLIV
DCCXLVDCCXLVI
DCCXLVIIDCCXLVIII DCCXLIX
DCCLDCCLI
DCCLIIDCCLIIIDCCLIVDCCLV DCCLVI
DCCLVII
DCCLVIII
DCCLIX
DCCLXDCCLXIDCCLXII
DCCLXIIIDCCLXIV
DCCLXV
DCCLXVI
DCCLXVII DCCLXVIII
DCCLXIX
DCCLXX
DCCLXXIDCCLXXII DCCLXXIII
DCCLXXIV
DCCLXXV DCCLXXVI
DCCLXXVII
DCCLXXVIII
DCCLXXIX
DCCLXXX DCCLXXXI
DCCLXXXII
DCCLXXXIIIDCCLXXXIV
DCCLXXXV
DCCLXXXVI
DCCLXXXVII
DCCLXXXVIIIDCCLXXXIX
DCCXC
DCCXCI
DCCXCII
DCCXCIII
DCCXCIV
DCCXCV DCCXCVI
DCCXCVII
DCCXCVIII
DCCXCIX DCCC DCCCI DCCCIIDCCCIII DCCCIV
DCCCV
DCCCVI
DCCCVII
IV. DATA STATUS KESEHATAN
1. Adakah anggota kelarga yang meninggal dalam 1 (satu) tahun terakhir
DCCCVIII
( ) Ada ( ) Tidak ada
2. Jika ada, siapa?.........Tahun
DCCCIX
Meninggal pada usia berapa
DCCCX
Penyebab kematiannya....................
DCCCXI
DCCCXII
WAWANCARA DCCCXIII
OBS
No.
ERVASI/PENGUKURAN
DCCCXIV
DCCCXV
LINGKUNGAN DCCCXXIV
DCCCXXV
V. FISIK
DCCCXVI

Rumah

1. Jenis lantai rumah

1. Berapa luas lantai bangunan rumah:....m2


DCCCXVII
DCCCXVIII
DCCCXIX
2. Jumlah kamar tidur
DCCCXX
( ) Tidak ada
( ) Satu kamar tidur
DCCCXXI
( ) 2 3 kamar
tidur ( ) lebih dari 3 kamar tidur
3.Kebiasaan membuka jendela
DCCCXXII
( ) Ya
( ) Tidak
4.Adakah kebiasaan menjemur kasur
DCCCXXIII
( ) Ya
( ) Tidak

DCCCXXXIV
DCCCXXXV

DCCCXXVI
(
Tanah (sebagian besar)
DCCCXXVII
(
Plesten, ubin, keramik
DCCCXXVIII
(
Papan, Kayu
2. Tipe bangunan rumah
DCCCXXIX
(
Permanen
( ) Semi Permanen
DCCCXXX
(
permanen
3. Luas jendela dan lubang angin
DCCCXXXI
(
<20% luas lantai ( ) >20% luas lantai
4. Kebersihan dalam rumah dan pekarangan
DCCCXXXII
(
Bersih
( ) Kurang Bersih
DCCCXXXIII
(
Tidak Bersih

Kesehatan Air

1. Adakah tempat penampungan sampah


DCCCLIV
( ) Tidak
DCCCLV
DCCCLVI
2. Pengolahan sampah selanjutnya
DCCCLVII
( ) Ditimbun
DCCCLVIII
( ) Lain-lain

DCCCLXIV
DCCCLXV
Jamban

1. Apakah ada saluran air limbah


DCCCLXXI
( ) Tidak
DCCCLXXIV
DCCCLXXV

VI

)
)
) Non
)
)
)

1. Jarak sumber air dengan penampung kotoran


DCCCXLIII
( )<
5m
( ) 5s/d 10m
DCCCXLIV
( )
>10m
2. Keadaan fisik air
DCCCXLV
( )
Berwarna
( ) Berbau
DCCCXLVI
DCCCXLVII
DCCCXLVIII
DCCCXLIX
DCCCL
4.
Penampungan air untuk masak dan minum
DCCCLI
( )
Terbuka
( ) Tertutup

Pembuangan

DCCCLIX

1. Kondisi tempat penampungan sampah di rumah


a. Tempat ( ) tertutup
( ) terbuka
b. Vektor ( ) ada
( ) tidak ada
( ) Ya
DCCCLX
Jika
ada jenis vektor :
DCCCLXI
( )
Tikus
( ) Nyamuk
DCCCLXII
( )
( ) Dibakar
Lalat
( ) Kecoa
DCCCLXIII
( )
( ) Dibuang ke kali
Anjing
( ) Kucing

Kondisi

DCCCLXVII
1. Kondisi jamban keluarga
DCCCLXVIII
Bersih
( ) lancar

1. Adakah tempat pembuang tinja di rumah


DCCCLXVI
( ) Ya
( ) Tidak

DCCCLXIX
DCCCLXX
Air Limbah

DCCCXLII

1. Darimana air untuk masak dan minum


DCCCXXXVI
( ) Sumur pompa
( ) Sumur gali
DCCCXXXVII
( ) Mata air
( ) Air sungai
2. Air untuk mandi dan mencuci
DCCCXXXVIII
( ) Sumur pompa
( ) Sumur gali
3. Kebiasaan keluarga melakukan pembersihan/pengurasan
penamungan air
DCCCXXXIX
( ) 1x seminggu
( ) 2x seminggu
DCCCXL
( ) >2x seminggu
( ) lain-lain
4. Apakah ada penampung air untuk masak dan minum
DCCCXLI
( ) Ya
( ) Tidak

DCCCLII
DCCCLIII
Sampah

Pembuangan

DCCCLXXII
1. Saluran air limbah
DCCCLXXIII
Terbendung/mampet

( ) Ya

KOMUNIKAS

( )
( ) Lancar

DCCCLXXXIII
1. Yang digunakan sebagai sarana
DCCCLXXXIV
Pesawat telepon
DCCCLXXXV
Majalah

I
1. Adakah sarana komunikasi
DCCCLXXVI
( ) Ya
( ) Tidak
DCCCLXXVII
2. Jenis bahasa yang digunakan sehari-hari
DCCCLXXVIII
( ) Indonesia
) Daerah
( ) Asing

( )

( )
( ) Koran
( )
( ) Lain-lain

3. Bagaimana metode penyampaian informasi kesehatan yang


ibu/bapak harapkan
DCCCLXXIX
( ) Media
elektronik (Radio/TV)
DCCCLXXX
( ) Media cetak
(Koran/Majalah)
DCCCLXXXI
( )
Posyandu/Kader
DCCCLXXXII
( ) Pertemuan
antar masyarakat

DCCCLXXXVI
DCCCLXXXVII
EKONOMI
VII 1. Berapa penghasilan seluruh keluarga tiap bulan
DCCCLXXXVIII
(
DCCCLXXXIX
(
- Rp. 1.000.000,DCCCXC
(
- Rp. 1.500.000,DCCCXCI
(
- sebutkan..........
2. Apakah dana untuk kesehatan dialokasikan
DCCCXCII
(
( ) Tidak

DCCCXCIV
DCCCXCV
VIII DAN KEAMANAN

DCCCXCIII

) <Rp. 750.000,) Rp. 750. 000,) Rp. 1.000.00,) Rp. 1.500.000,) Ya

TRANSPORT

1. Sarana transportasi keluarga


DCCCXCVI
( ) Ya
( ) Tidak
2. Adakah sarana pengamanan untuk rumah
DCCCXCVII
( ) Ya
( ) Tidak

DCCCXCVIII
1.Observasi transportasi
DCCCXCIX
Pribadi

CM CMI
REKREASI
1.
Apakah
keluarga
menyediakan
waktu
khusus
untuk rekreasi
IX

CMIII

CMIV CMV
PENDIDIKAN
1.
Jenis
pendidikan
kesehatan
apa
yang
dibutuhkan
X

CMXI

CMII
( ) Tidak

CMVI
dan anak
CMVII
penanggulangan kesehatan
CMVIII
kesehatan lansia
CMIX
kesehatan remaja
CMX
tuliskan..........................................

CMXIICMXIII
XI KESEHATAN DAN SOSIAL

( ) Ya

( ) Kesehatan ibu
( ) Cara
( ) Pembinaan
( ) Pembinaan
( ) Lain-lain

PELAYANAN

1. Jenis sarana pelayanan kesehatan yang paling dimanfaatkan


keluarga untuk penanganan masalah kesehatan
CMXIV
( ) Puskesmas
( ) Rumah Sakit
CMXV
( ) Dokter praktik
( ) Perawat klinik
CMXVI
( ) Bidan praktik
( ) Klinik dokter keluarga
2. Kapan waktu yang baik menurut bapak/ibu untuk menerima
penyuluhan kesehatan
CMXVII
( ) Pagi
( )
Siang
( ) Sore
( ) Malam
3. Dimana tempat yang baik bagi bapak/ibu mendapat
penyuluhan kesehatan
CMXVIII
( ) Dirumah
( ) Puskesmas
CMXIX
( ) Lain-lain
( ) Pertemuan kelompok
CMXX
( ) Balai/kantor
RT/RW

CMXXI

( ) Umum

( )

CMXXII
CMXXIII
XII DALAM KELUARGA

KEBIJAKAN

CMXXVII

1. Adakah peraturan-peraturan yang diberlakukan di keluarga ini


CMXXIV
( ) Ya
( ) Tidak
2. Siapa yang paling berpengaruh dikeluarga dalam pemelihara
kesehatan
CMXXV
( ) Ayah ( )
Anak ( ) Ibu
( ) Lain-lain
3. Siapa pengambil keputusan dalam keluarga
CMXXVI
( ) Ayah ( )
Anak ( ) Ibu
( ) Lain-lain

CMXXVIII
CMXXIX
XIII HIDUP SEHAT

PERILAKU

1. Frekwensi makan keluarga dalam sehari


CMXXX
( ) 1 kali
kali
( ) 3 kali ( ) >3 kali
2. Adakah anggota keluarga yang merokok
CMXXXI
( ) Ya
( ) Tidak
CMXXXII
Jika ada
siapa...........
3. Menurut keluarga apakah olah raga itu penting
CMXXXIII
( ) Ya
( ) Tidak

CMXXXIV

( )2

CMXXXV
CMXXXVI
CMXXXVII
CMXXXVIII
CMXXXIX
CMXL
CMXLI
CMXLII
CMXLIII
CMXLIV
CMXLV
CMXLVI
CMXLVII
CMXLVIII
CMXLIX
CML
CMLI
CMLII
CMLIII
CMLIV
CMLV
CMLVI
CMLVII
CMLVIII
CMLIX
CMLX
CMLXI
CMLXII
CMLXIII
CMLXIV
CMLXV
CMLXVI
CMLXVII
CMLXVIII
CMLXIX
CMLXX
CMLXXI

CMLXXII
CMLXXIII
CMLXXIV
CMLXXV
Lampiran 2b
Pengkajian Keluarga tentang Masalah
Kesehatan
CMLXXVII
(untuk Semua Keluarga/KK)
CMLXXVIII
A. 1. KEMANPUAN MENGENAL DEMAM BERDARAH DENGEU (DBD)
CMLXXVI

1.

2.

3.
4.

Apa yang bapak/ibu ketahiu tentang Demam Berdarah?


CMLXXIX
[ ] Jawaban benar
[ ] Jawaban salah
[ ]
Ragu-ragu
Apa yang bapak/ibu ketahiu tentang tanda dan gejala demam berdarah?
CMLXXX
[ ]demam lebih dari 3 hari
[ ]Timbul bintikbintik merah
CMLXXXI
[ ]keluar darah melalui hidung
[ ]mual muntah
Apa penyebab demam berdarah?
CMLXXXII
[ ]virus
[ ]kuman
[ ]keturunan
Bagaimana cara demam berdarah menular?
CMLXXXIII
[ ] melalui gigitan nyamuk
CMLXXXIV
[ ] melalui kontak langsung dengan penderita
CMLXXXV
[ ] melalui pernapasan
CMLXXXVI
Kesimpulan: Keluarga.............
CMLXXXVII
[ ] mengenali dengan baik tentang demam berdarah (skor 5
7)
CMLXXXVIII
[ ] kurang mengenal dengan baik tentang demam berdarah
(skor < 5)
CMLXXXIX

A. 2. KEMAMPUAN MENGENALI CARA MERAWAT


1.

2.

3.

4.
5.
6.
7.

Yang akan bapak/ibu lakukan jika anggota keluarga dicurigai demam berdarah?
CMXC
[ ] memberi banyak minum
[ ] memberi obat
penurun panas
CMXCI
[ ] mengompres
[ ] membawa ke fasilitas
pelayanan kesehatan
Upaya pencegahan demam berdarah yang dapat dilakukan keluarga?
CMXCII
[ ]melakukan 3 M (menguras, mengubur, dan menutup)
CMXCIII
[ ]menggunakan obat anti nyamuk
CMXCIV
[ ]menaburkan abate
CMXCV
[ ]penyemprotan massal/fogging
Mana yang paling efektif untuk mencegah demam berdarah?
CMXCVI
[ ]melakukan 3 M
[ ]penyemprotan
massal/fogging
CMXCVII
[ ]menaburkan abate
Singkatan dari 3M menurut keluarga? Jawaban..........
CMXCVIII
[ ]benar
[ ]salah
Tujuan 3 M adalah untuk........
CMXCIX
[ ]mencegah penularan
[ ]membersihkan
lingkungan
Tahukah Bapak/Ibu tentang program PSN 3 M 30 menit setiap hari jumat?
M
[ ]tahu
[ ]tidak
Jika tahu, apakah bapak/Ibu sudah melaksanakan?
MI
[ ]Ya
[ ]tidak
MII
MIII

MIV
MV
berdarah ( 8 point)
MVI
( < 8 point)
MVII

Kesimpulan : Keluarga....................
[

]mengenal dengan baik cara-cara pencegahan demam

[ ]kurang mengenal cara-cara pencegahan demam berdarah

MVIII

Observasi:

MIX
pot bunga, kaleng bekas, dll)
MX

Adakah jentik nyamuk pada penampungan air (bak mandi,


[ ]ada

[ ]tidak

MXI
B. KEMANPUAN MENGENAL TUBERKULOSA PARU
1.

Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang penyakit TBC

2.

3.

4.
5.

6.
7.

MXII
Sebutkan..................................................................................
..............................
Menurut Bapak/Ibu apakah penyebab penyakit TBC paru?
MXIII
[ ]virus
[ ]keturunan
MXIV
[
]bakteri / kuman
[
]lain-lain,
sebutkan.........................................................
Apakah tanda dan gejala seseorang menderita TBC paru?
MXV
[ ]Batuk-batuk lebih dari 3 minggu
[ ]berat
badan menurun
MXVI
[ ]berkeringat pada waktu malam
[ ]batuk
darah
Bagaimanakah cara penularan penyakit TBC paru
MXVII
[ ]melalui dara
MXVIII
[ ]lain-lain, sebutkan...................................
Apabila ada anggota keluarga menderita TBC paru, upaya pencegahan apa saja yang dapat
dilakukan agar tidak tertular dengan anggota keluarga yang lain?
MXIX
[ ]tidak dekat-dekat berbicara berhadapan dengan pasien
MXX
[ ]meningkatkan daya tahan tubuh
MXXI
[ ]meningkatkan pencahayaan terutama di ruang keluarga
MXXII
[ ]lain-lain, sebutkan..................
Apakah penyakit TBC paru dapat disembuhkan?
MXXIII
[ ]Ya
[ ]tidak
Apabila ya, berapa lama seorang penderita minum obat agar sembuh?
MXXIV
[ ]1 5 bulan
[ ]tidak tahu
MXXV
[ ]6 bulan atau lebih
MXXVI
MXXVII
Kesimpulan : Keluarga
MXXVIII
[ ]mengenal dengan baik cara-cara pencegahan TBC paru
( 7 point)
MXXIX
[ ]kurang mengenal cara-cara pencegahan TBC paru ( < 7
point)
MXXX

C. KEMANPUAN MENGENAL FLU BURUNG


1.
2.

3.

4.

Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang Flu Burung?


MXXXI
Sebutkan:.......................................................................
MXXXII
Menurut Bapak/Ibu, apakah penyebab penyakit Flu Burung?
MXXXIII
[ ]Virus influenza
[ ]Bakteri/kuman
MXXXIV
[ ]lain-lain, sebutkan........................................
MXXXV
Bagian dari burung sebagai penyebab penyakit?
MXXXVI
[ ]Kotoran/sekreta dari burung
MXXXVII
[ ]lain-lain sebutkan............................................
MXXXVIII
Apakah tanda dan gejala seseorang menderita flu burung?
MXXXIX
[ ]demam/panas tinggi
[ ]nyeri otot
MXL
[ ]sakit tenggorokan
[ ]sakit kepala
MXLI
[ ]batuk-batuk
[ ]sesak nafas
MXLII

MXLIII
5.

6.

Bagaimanakah cara penularan penyakit flu burung?


MXLIV
[ ]melalui udara
[ ]lain-lain,
sebutkan............................
MXLV
Sebutkan upaya pencegahan penularan flu burung yang dapat dilakukan pada tingkat rumah
tangga bila mengkonsumsi ayam dan telur:
MXLVI

[ ]memasak daging ayam minimal pada suhu >

800

selama 1 menit

64 0 C selama 5

MXLVII

[ ]memasak makanan an minuman >

menit
MXLVIII
MXLIX
ML
MLI

Uapaya pencegahan lain adalah:


[ ]melaksanakan kebersihan lingkungan
[ ]melakukan kebersihan diri/cuci tangan dll

MLII

Kesimpulan: Keluarga

MLIII
MLIV

[ ]mengenal dengan baik cara-cara pencegahan Flu Burng ( 9 point)


[ ]kurang mengenal cara-cara pencegahan Flu Burng ( < 9 point)

MLV
MLVI
MLVII
MLVIII
MLIX
MLX

MLXII
MLXV
MLXVI
MLXVII
MLXVIII
MLXIX
MLXX
MLXXI
MLXXII
MLXXIII
MLXXIV
MLXXV
3

Mahasiswa
MLXIII
MLXIV
(...........................)

Lampiran :
MLXXVI

MLXXVII
MLXXVIII Nama balita
MLXXIX Nama KK

I.

.................................,
MLXI

FORMAT PENGKAJIAN
DATA KOMUNITAS: KELUARGA DENGAN ANAK
BALITA
:.................................(L/P),
:....................................

DATA INTI BALITA


A. Data Demografi
MLXXX Usia balita
: ...............th. .............bln
MLXXXI
Berat badan
: .....................
MLXXXII
Tinggi badan
: ........................
MLXXXIII
Posisi berat badan dalam KMS :
MLXXXIV
[ ]berada di garis hijau
MLXXXV
[ ]berada di garis kuning
MLXXXVI
[ ]berada di garis merah
MLXXXVII
[ ]berada di bawah garis merah
B. Data Status Kesehatan :
1. Status imunisasi dasar.
MLXXXVIII [ ]lengkap
MLXXXIX [ ]belum lengkap
MXC
[ ]tidak lengkap
MXCI
MXCII
[ ]BCG [ ]Polio I
[ ]DPT I
[ ]Hepatitis I
MXCIII
[ ]Campak
[ ]Polio II
[ ]DPT II
[ ]Hepatitis II
MXCIV
[ ]Polio III
[ ]DPT III
[ ]Hepatitis
III
MXCV
[ ]Polio Ulang I
2. Status perkembangan
a. Gerak kasar:
[ ] normal
[ ] terlambat
b. Gerak halus:
[ ] normal
[ ] terlambat
c. Bahasa
:
[ ] normal
[ ] terlambat
d. Sosialisasi :
[ ] normal
[ ] terlambat
3. Riwayat kesehatan:
MXCVI
Dalam 3 bulan terakhir apakah anak balita pernah menderita penyakit
berikut ini, kalau ya berapa kalidan apakah saat ini sedang menderita penyakit tersebut:
MXCIX
Sa
MC
Frekw
at ini Menderita
MXCVII MXCVIII
Jenis
ensi dalam 3 bulan
No
penyakit
MCIII MCIV
terakhir
Ya
Tidak
MCVI MCVII
ISPA/B MCVIII MCIX
MCX
1
atuk pilek
MCXI MCXII
Diare
MCXIII MCXIV
MCXV
2
MCXVI MCXVII
Dema
MCXVIII MCXIX
MCXX
3
m

MCXXI MCXXII
Muntah MCXXIII MCXXIV MCXXV
4
-muntah
MCXXVI
MCXXVII
Penyak MCXXVIIIMCXXIX MCXXX
5
it kulit
MCXXXI
MCXXXII
MCXXXIIIMCXXXIV MCXXXV
C. Perilaku Balita
1. Kebiasaan anak pada saat makan :
MCXXXVI [ ] disuapi
[ ] makan sendiri
2. Rata-rata jumlah porsi makan yang dapat dikonsumsi oleh anak:
MCXXXVII [ ] habis 1 porsi
MCXXXVIII [ ] kadang-kadang habis 1 porsi
MCXXXIX
MCXL
[ ] tidak ada perilaku khusus
3. Kebiasaan anak saat tidur
MCXLI
[ ] menggunakan perlengkapan khusus
MCXLII
[ ] tidak ada perilaku khusus
MCXLIII
[ ] minta ditunggui
4. Jumlah rata-rata jam tidur anak dalam sehari
MCXLIV
[ ] kurang dari 8 jam
MCXLV
[ ] 8 15 jam
MCXLVI
[ ] lebih dari 15 jam
5. Kebiasaan anak saat bermain
MCXLVII
[ ] sendiri
MCXLVIII [ ] bersama teman sebayanya
MCXLIX
[ ] harus ditemani oleh orang tua/saudaranya
MCL

II. PELAYANAN KESEHATAN DAN SOSIAL


1.
2.
3.

4.

5.

III.

Apakah ibu secara rutin membawa anak datang ke Posyandu ?


MCLI [ ] Ya
[ ] tidak
Menurut ibu apakah pelayanan Posyandu bermanfaat bagi anak balita ibu?
MCLII [ ] Ya, sebutkan manfaatnya......................
MCLIII [ ] Tidak, sebutkan manfaatnya........................
Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan
balita ?
MCLIV[ ] Ya, sebutkan topiknya........................
MCLV [ ] Tiak
Apakah balita ibu pernah mendapatkan subsidi/bantuan perawatan kesehatan balita seperti:
MCLVI[ ] Pemberian makanan tambahan (misalnya, susu, bubur bayi dll)
MCLVII
[ ] Garam beryodium
MCLVIII
[ ] Tambahan Vitamin A
MCLIX[ ] lain-lain, sebutkan..........................
Apakah keluarga membutuhkan informasi penyuluhan berikut ini:
MCLX [ ] Gizi balita
MCLXI[ ] Imunisasi balita
MCLXII
[ ] Stimulasi perkembangan balita
MCLXIII
[ ] Perawatan balita sakit di rumah
MCLXIV
[ ] Lain-lain, sebutkan.......................

LINGKUNGAN
1.

Apakah di lingkungan keluarga teridentifikasi faktor resiko injuri?


MCLXV
[ ] Ya, sebutkan jenis faktor resikonya...............
MCLXVI
[ ] Tidak
2. Apakah di lingkungan tersedia alat-alat bermain yang sesuai mur balita?
MCLXVII
[ ] Ya
MCLXVIII
[ ] Tidak
3. Perilaku orang tua/keluarga
a. Apakah orang tua/ibu memberikan kebebasan anak balita bermain dengan teman
sebaya?
MCLXIX
MCLXX
[ ] Ya
[ ] tidak
b. Apakah keluarga mempunyai kebiasaan memberikan stimulasi perkembangan anak
balitanya ?
MCLXXI
[ ] Ya
[ ] tidak
c. Apakah orang tua atau pengasuhnya dapat mengungkapkan porsi makanan anak
balianya dengan benar ?
MCLXXII
[ ] ya
[ ] tidak
d. Apakah keluarga berusaha memberikan makanan pengganti jika anak balitanya tidak
dapat menghabiskan porsi makanan yang disediakan ?
MCLXXIII
[ ] Ya
[ ] tidak

e.

f.

Apakah jenis makanan yang disediakan untuk balita dalam sehari sering mengandung
unsur berikut ini ?
MCLXXIV
[ ] Protein hewani
MCLXXV
[ ] Protein nabati
MCLXXVI
[ ] Sayuran
MCLXXVII
[ ] buah-buahan
MCLXXVIII
[ ] susu
Pengaruh balita sehari-hari di rumah adalah :
MCLXXIX [ ] orang tua/saudaranya
MCLXXX [ ] kakek/ neneknya
MCLXXXI [ ] pramubalita
MCLXXXII[ ] pembantu
MCLXXXIII
[ ] lain-lain, sebutkan.........................
MCLXXXIV
MCLXXXV
MCLXXXVI
MCLXXXVII
MCLXXXVIII
MCLXXXIX
MCXC
MCXCI

MCXCVII

MCXCII Mahasiswa.,
MCXCIII
MCXCIV
Mahasiswa,
MCXCV
MCXCVI
(.............................)
MCXCVIII

MCXCIX Lampiran: 4
MCC
FORMAT PENGKAJIAN
DATA KOMUNITAS: KELUARGA DENGAN MASALAH TB PARU

I.

MCCI
DATA DEMOGRAFI
1. Nama Responden
2. Alamat Responden
3. Jenis Kelamin
4. Pendidikan terakhir
5. Umur
6. Status perkawinan
7. Pekerjaan
8. Status dalam keluarga

:
:
:
:
:
:
:
:

II. DATA INTI


A. KOGNITIF
1.

2.
3.

4.

5.

6.
7.

Apakah Sdr pernah mendengar istilah penyakit TBC ?


MCCII
[ ] Ya [ ] tidak
MCCIII
Jika Ta, sebutkan apa yang Sdr ketahui tentang penyakit TBC ?
MCCIV
.........................................................................................................
Dari mana Sdr tahu tentang penyakit TBC paru ?
MCCV
[ ] Petugas kesehatan
[ ] Teman/lingkungan sekitar
MCCVI
[ ] Media massa
[ ] Sumber lain, sebutkan................................
Menurut Sdr apa penyebab penyakit TBC paru ?
MCCVII
[ ] bakteri/kuman
MCCVIII
[ ] virus
Kesimpulan:
MCCIX
[ ] kutukan/guna-guna
Jawaban benar jika
MCCX
[ ] keturunan
menjawab No. 1
MCCXI
[ ] lain-lain, sebutkan.........................
Menurut Sdr apa saja tanda-tanda dan gejala penyakit TBC paru ?
MCCXII
[ ] batuk lebih dari 3 minggu
Kesimpulan:
MCCXIII
[ ] berat badan menurun
Baik, jika menjawab 1-4
MCCXIV
[ ] batuk berdarah
kurang, jika < 2 jawaban
MCCXV
[ ] keringat pada malam hari
Bagaimana cara penularan penyakit TBC paru menurut pengetahuan Sdr ?
MCCXVI
[ ] melalui udara
Kesimpulan:
MCCXVII [ ] melalui keringat/sentuhan
Benar jika menjawab No. 1
MCCXVIII [ ] melalui darah
MCCXIX
[ ] keringat makanan/minuman
Apakah menurut anda penularan penyakit TBC paru dapat dicegah ?
MCCXX
[ ] Ya
[ ] tidak
Kalau Sdr sudah pernah makan obat TBC paru, apakah ada keluhan selama makan obat ?

MCCXXI
[ ] Ya
[ ] tidak
MCCXXII Jika Ya, sebutkan.....................................
8. Berapa lama Sdr harus minum obat TBC paru agar sembuh ?
MCCXXIII [ ] 1 5 bulan
Kesimpulan:
MCCXXIV [ ] 6 bulan atau lebih
Benar jika menjawab No. 2
MCCXXV
MCCXXVI
MCCXXVII
9. Apakah Sdr tahu cara minum obat anti TBC paru ?
MCCXXVIII [ ] Ya
[ ] tidak
B.

AFEKTIF
MCCXXIX
No

MCCXXX

Pernyataan

MCCXXXIX
MCCXL
Saya merasa malu menderita
1
penyakit TBC paru
MCCXLVI
MCCXLVII
Pengobatan TBC paru akan
2
saya hentikan jika badan saya sudah merasa
enak
MCCLIII
MCCLIV
Saya harus serius dalam
3
mengobati penyakit TBC paru
MCCLX
MCCLXI
Saya sadar bahwa saya dapat
4
menularkan penyakit TBC paru saya kepada
orang lain
MCCLXVII
MCCLXVIII
Pasien TBC paru tidak harus
5
dikucilkan dari lingkungan sekitarnya
MCCLXXIV MCCLXXV
Total score

MCCXXXI
Jawaban
Keterangan:
Positif
: 20 25
MCCXXXIV
MCCXXXV
MCCXXXVI
MCCXXXVII
MCCXXXVIII
Ragu
: 11 19
SS
S RR
TS
STS
Negatif
: 5 - 10
MCCXLI
MCCXLII
MCCXLIII
MCCXLIV
MCCXLV
1
2
3
4
5
MCCXLVIII
MCCXLIX
MCCLMCCLIMCCLII
1
2
3
4
5
MCCLV
MCCLVI
MCCLVII
MCCLVIII
MCCLIX
5
4
3
2
1
MCCLXII
MCCLXIII
MCCLXIV
MCCLXV
MCCLXVI
5
4
3
2
1
MCCLXIX
MCCLXX
MCCLXXI
MCCLXXII
MCCLXXIII
5
4
3
2
1
MCCLXXVI
MCCLXXVII
MCCLXXVIII
MCCLXXIX
MCCLXXX

MCCLXXXI
C. PSIKOMOTOR
MCCLXXXII
Apabila anda keluarga yang batuk lebih dari 2 minggu dibawa berobat kemana ?
MCCLXXXIII
[ ] Ya
[ ] Tidak
2. Jika sedang batuk-batuk apakah selalu menutup mulut ?
MCCLXXXIV
[ ] Ya
[ ] Tidak
3. Bila batuk berdahak, kemanakah membuang ahaknya ?
MCCLXXXV [ ] Ya
[ ] Tidak
4. Apakah penderita TBC paru makannya dilebihkan dari biasanya (jumlahnya) ?
MCCLXXXVI
[ ] Ya
[ ] Tidak
5. Apakah kasur tempat tidur penderita TBC paru dijemur setiap minggu ?
MCCLXXXVII
[ ] Ya
[ ] Tidak
6. Apakah ada kasur untuk mengupayakan sinar matahari masuk kedalam rumah ?
MCCLXXXVIII
[ ] Ya
[ ] Tidak
7. Apakah anda meminum obat secara teratur ?
MCCLXXXIX
[ ] Ya
[ ] Tidak
8. Apakah minum obat masih harus diingatkan ?
MCCXC
[ ] Ya
[ ] Tidak
9. Apakah masih harus diawasi ?
MCCXCI
[ ] Ya
[ ] Tidak
MCCXCII
MCCXCIII
1.

III. FAKTOR LINGKUNGAN (OBSERVASI)


1.

Ventilasi
Kesimpulan :
Baik jika > 10%
MCCXCIV [ ] < 10% dari luas lantai
Tidak baik jika < 10%
MCCXCV
[ ] > 10% dari luas lantai
2. Apakah didalam rumah mendapat sinar matahari dan udara yang cukup ?
MCCXCVI [ ] Ya
[ ] Tidak
3. Luas lantai bangunan rumah per orang
MCCXCVII [ ] <8 M2
[ ] >8 M2
MCCXCVIII

IV. FAKTOR EKONOMI


MCCXCIX
MCCC
MCCCI
MCCCII
MCCCIII

Penghasilan keluarga dalam sebulan ?


[ ] > Rp 750.000,Kesimpulan :
[ ] Rp 750.000,- - Rp 1.000.000,Cukup jika > Rp 1.000.000,Tidak baik jika < 10%
[ ] > Rp 1.000.000,-

V. PELAYANAN KESEHATAN
1.

Dimanakah Sdr berobat TBC paru selama ini ?


MCCCIV
[ ] Puskesmas

2.
3.

4.

5.
6.

7.

8.
9.

MCCCV
[ ] Rumah sakit
MCCCVI
[ ] Klinik
MCCCVII
[ ] Lain-lain, sebutkan........................
Jika berobat ke fasilitas kesehatan, apakah teratur ?
MCCCVIII [ ] Ya
[ ] Tidak
Jika di Puskesmas, pelayanan apa yang didapat ?
MCCCIX
[ ] pemeriksaan fisik
[ ] Ya
[ ]
Tidak
MCCCX
[ ] pemeriksaan laboratorim
[ ] Ya
[ ]
Tidak
MCCCXI
[ ] pengobatan TBC paru
[ ] Ya
[ ] Tidak
MCCCXII
[ ] penyuluhan kesehatan tentang TBC paru [ ] Ya
[ ] Tidak
Menurut anggapan Bapak/Ibu/Sdr, jika sudah diberi penyuluhan kesehatan apakah sudah
dapat dimengerti dengan baik ?
MCCCXIII [ ] Ya
[ ] Tidak
Puaskah Sdr dengan pelayanan tersebut ?
MCCCXIV [ ] Ya
[ ] Tidak
Setelah dinyatakan BTA positif, apakah dipungut biaya dalam pelayanan ?
MCCCXV
[ ] Ya
[ ] Tidak
MCCCXVI
MCCCXVII Bila Ya, Berapa ?
[ ] Rp 2.000,MCCCXVIII [ ] > Rp 2.000,- sebutkan.....................
Apakah selama Sdr menderita TBC paru dikunjungi oleh petugas kesehatan ?
MCCCXIX [ ] Ya
[ ] Tidak
MCCCXX
Jika Ya, Oleh siap ? Sebutkan .......................
MCCCXXI
Jika Ya, apakah diberi penyuluhan kesehatan tentang TBC paru ?
MCCCXXII [ ] Ya
[ ] Tidak
Jika diberi penyuluhan kesehatan apakah Bapak/Ibu cukup mengerti ?
MCCCXXIII [ ] Ya
[ ] Tidak
MCCCXXIV
MCCCXXV
MCCCXXVI
MCCCXXVII
MCCCXXVIII
MCCCXXIX Jakarta, ....................................
MCCCXXX
Pengumpul data
MCCCXXXI
MCCCXXXII
MCCCXXXIII
MCCCXXXIV
(.........................................)
MCCCXXXV
MCCCXXXVI

MCCCXXXVII
MCCCXXXVIII
MCCCXXXIX
MCCCXL
MCCCXLI
MCCCXLII
MCCCXLIII
MCCCXLIV
MCCCXLV
MCCCXLVI
MCCCXLVII
MCCCXLVIII
MCCCXLIX
MCCCL

MCCCLI
MCCCLII
MCCCLIII
MCCCLIV
MCCCLV
MCCCLVI
MCCCLVII
MCCCLVIII
MCCCLIX
MCCCLX
MCCCLXI
MCCCLXII
MCCCLXIII
MCCCLXIV
MCCCLXV
MCCCLXVI

SISTEMATIKA LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN


KOMUNITAS

MCCCLXVII

Halaman judul

MCCCLXVIII

Lembaran persetujuan

MCCCLXIX

Daftar isi

MCCCLXXDaftar tabel (jika ada)


MCCCLXXI

Daftar lampiran

MCCCLXXII

Bab I. Pendahuluan

A. Latar belakang
B. Tujuan penulisan
MCCCLXXIII

Bab II. Landasan teori

A. Konsep dasar
B. Asuhan keperawatan komunitas
MCCCLXXIV
A.
B.
C.
D.
E.

Bab III. Penerapan asuhan keperawatan komunitas

Pengkajian
Diagnosa keperawatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi

MCCCLXXV

Bab IV. Pembahasan

MCCCLXXVI

Bab V. Penutup

A. Kesimpulan
B. Saran
MCCCLXXVII
MCCCLXXVIII
MCCCLXXIX

Daftar Pustaka

MCCCLXXX
MCCCLXXXI
MCCCLXXXII
MCCCLXXXIII
MCCCLXXXIV
MCCCLXXXV
MCCCLXXXVI
MCCCLXXXVII
MCCCLXXXVIII
MCCCLXXXIX
MCCCXC. .
MCCCXCI.
MCCCXCII
MCCCXCIII
MCCCXCIV
MCCCXCV

Lampran:15

FORMAT COVER LUAR LAPORAN KELOMPOK


MCCCXCVI

MCCCXCVII
MCCCXCVIII

LAPORAN HASIL PRAKTIK

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


MCCCXCIX

DI

RW...........KELURAHAN................KECEMATAN......................
MCD KABUPATEN.................
MCDI
MCDIITanggal, Bulan Tahun Praktik
MCDIII......
MCDIV......PESERTA DIDIK TINGKAT
MCDV........
MCDVI......
MCDVII.....
MCDIX

MCDVIII....
LOGO
MCDX
MCDXI
MCDXII
MCDXIII
MCDXIV KEMENTERIAN KESEHATAN RI
MCDXV POLITEKNIK KESEHATAN KALTIM
MCDXVI JURUSAN KEPERAWATAN
MCDXVII 2015
MCDXVIII
MCDXIX
MCDXX
MCDXXI

MCDXXII
MCDXXIII
MCDXXIV
MCDXXV
MCDXXVI
MCDXXVII
MCDXXVIII
MCDXXIX
MCDXXX
MCDXXXI
MCDXXXII
MCDXXXIII
MCDXXXIV
MCDXXXV
MCDXXXVI
MCDXXXVII
MCDXXXVIII
MCDXXXIX
MCDXL
MCDXLI
MCDXLII
MCDXLIII
MCDXLIV
MCDXLVI

MCDXLV Lampiran: 16
FORMAT COVER DALAM LAPORAN KELOMPOK
MCDXLVII
MCDXLVIII
LAPORAN HASIL PRAKTIK

MCDXLIX.ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


MCDL DI RW...........KELURAHAN................KECEMATAN......................
MCDLI.......KABUPATEN.................
MCDLII.....
MCDLIII Tanggal, Bulan Tahun Praktik
MCDLIV
MCDLV
MCDLVI
MCDLVII

LOGO
MCDLVIII

PESERTA DIDIK TINGKAT...........

MCDLIX
1.

Nama Anggota Kelompok


MCDLX
................................................................

2.

.................................................................

3.

.................................................................

4.

.................................................................

5.

.................................................................

6.

.................................................................

7.

.................................................................

8.

.................................................................

MCDLXI.....................................................................................................
MCDLXII....................................................................................................
MCDLXIII...................................................................................................
MCDLXIV..................................................................................................
MCDLXV....................................................................................................
MCDLXVI..................................................................................................
MCDLXVII.................................................................................................
MCDLXVIII................................................................................................
MCDLXIX..................................................................................................
MCDLXX....................................................................................................
MCDLXXI..................................................................................................
MCDLXXII.................................................................................................
MCDLXXIII................................................................................................
MCDLXXIV...............................................................................................
MCDLXXV.................................................................................................

MCDLXXVI
MCDLXXVII
MCDLXXVIII
DAFTAR PUSTAKA
MCDLXXIX
MCDLXXX Achyar K.A.H. (2011). Asuhan Keperawatan Komunitas; Teori &
Praktik, Jakarta : EGC
MCDLXXXI
MCDLXXXII Anderson E.T & McFarland J. (2007). Buku Ajar Keperawatan
komunitas Teori dan Praktik edisi 3. Jakarta : EGC
MCDLXXXIII
MCDLXXXIV
Haroen Hartiah, dkk. (2011).Modul Asuhan Keperawatan
Komunitas dalam Penanggulangan HIV AIDS, Bandung : Tidak
dipublikasikan
MCDLXXXV
MCDLXXXVI
Kelurahan Selabatu. (2010). Laporan Kegiatan Tahunan 2010,
Sukabumi : Tidak dipublikasikan.
MCDLXXXVII
MCDLXXXVIII
Mubarak W.I
(2009), Ilmu Keperawatann Komunitas
Pengantar dan Teori, Jakarta : Salemba Medika.
MCDLXXXIX
MCDXC
Nursalam & Kurniawati. (2009). Asuhan Keperawatan pada pasien
Terinfeksi HIV AIDS, Jakarta : Salemba Medika
MCDXCI
MCDXCII
Parellangi, (2012). Laporan Residensi Asuhan Keperawatan
Komunitas pada Agregat Remaja. Sukabumi : Tidak dipublikasikan.
MCDXCIII
MCDXCIV Stanhope & Lancaster. (1992). Community Health Nursing, Proces
and Practice for Promoting Health (terjemahan oleh Ikatan Alumni
Pendidikan keperawatan Padjadjaran Bandung tahun 1998).
MCDXCV
MCDXCVI Sugiyono. (2011). Statistik untuk penelitian, Bandung : ALFABETA

MCDXCVII
MCDXCVIII Sumijatun, dkk. (2006). Konsep Dasar Keperawatan Komunitas.
Jakarta : EGC
MCDXCIX
MD
MDI
MDII
MDIII
MDIV
MDV
MDVI
MDVII
MDVIII

Anda mungkin juga menyukai