Anda di halaman 1dari 31

Diare Kronis dan

Diare Persisten
Cindy Amalia
030.11.060
Pembimbing :
dr. Yosianna Liska, Sp.A

Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu


Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Karawang

Diare Kronis

Diare : pengeluaran tinja


konsistensi lebih lunak atau
lebih cair , > 3 kali dalam 24
jam.

Ghisan, walter smith et al,


butha :

sebagai suatu episode lebih


dari 2 minggu, disertai berat
badan menurun atau sukar
Referensi lain disebutkan
naik oleh. dengan dilalui
pengeluaran tinja > 10
diare akut akibat infeksi
g/KgBB/24 jam, membagi diare
yang berkepanjangan,
akut dan berkepanjangan

Definisi Diare Kronis

The
Gastroenterological
Association :
Berlangsung
etiologi
memerlukan
lanjut.

American

Kumpulan ahli anak di


Indonesia mendefinisikan
diare kronis lebih dari 14
> 4 minggu, hari dan etiologi infeksi dan
non-infeksi non-infeksi.
pemeriksaan

Diare persisten/kronis mencakup 3-20% dari


seluruh episode diare pada balita. Insidensi diare
persisten di beberapa negara berkembang berkisar
antara 7-15% setiap tahun dan menyebabkan
kematian
sebesar
36-54%
dari
keseluruhan
kematian akibat diare.

Epidemiologi
Di Indonesia, prevalensi diare persisten/kronis sebesar 0,1%,
dengan angka kejadian tertinggi pada anak-anak berusia 611 bulan.

Etiologi

Faktor Penjamu
Malnutrisi
Alergi protein susu sapi
BBLR
Atrofi villi
Malabsorpsi
Gangguan imunologik
karbohidrat

Malabsorpsi lemak
Penyebab terbanyak diIndonesia
Intoleransi Laktosa Bakteri Tumbuh
Alergi Protein Susu Menetapnya
Patogen
Sapi
Penyebab
Malnutrisi

Etiologi

Faktor Mikrobiologis

Enteroadherent
Entamoeba histolytika
E.coli
Trichuris trichiura
Enteropathogenic
Staphylococcus aureus
E.coli
Corona virus
Enterotoxigenic
Rotavirus
E.coli
Adenovirus
Cryptosporidium
Bakteri tumbuhlampau
Shigella spp
Salmonella
non
tifosa
Campylobacter

Faktor Resiko

Patogenesis

Patogenesis

Patofisiologi

Faktor utama diare persisten dibagi


menjadi 2:

Patofisiologi
Secara umum patofisiologi diare kronik/persisten
digambakan secara jelas oleh ghishan

Membagi 5 mekanisme
1) Sekretoris
2) Osmotik
3) Mutasi protein transport membran apikal
4) Pengurangan luas permukaan anatomi
5) Perubahan motilitas usus.

Patofisiologi

Patofisiologi

Patofisiologi

Patofisiologi

Patofisiologi

Manifestasi Klinis
diare persisten lebih banyak menunjukan manifestasi diare cair
dibandingkan diare disentriform. Selain itu, malnutrisi merupakan
gambaran umum anak anak dengan diare persisten.

Gejala penurunan nafsu makan , muntah, demam, adanya lendir dalam


tinja,
dan gejala gejala flu, lebih banyak ditemukan pada diare persisten
dibandingkan diare akut.
Gejala lain yang mungkin timbul tidak khas,
karena sangat terkait dengan penyakit yang mendasarinya.

Diare persisten pada


keadaan khusus

Diare persisten pada infeksi HIV

Diagnosis
PENDEKATAN DIAGNOSIS

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Laboratorum & penunjan

Anamnesis

Perjalanan penyakit diare


Lamanya diare berlangsung

harus

dinyatakan

secara

Mencari faktor faktor risiko penyebab diare, antara lain :


Riwayat kecil masa kehamilan

Riwayat diare dalam dua bulan terakhir ( yang menunjukan ada


masalah dalam sistem imunologi anak).

Tanda-tanda adanya penyakit sistemik, pneumonia, HIV.

Riwayat pemberian antimikroba atau


diperlukan sebelumnya.

Gejala penyerta : sakit perut, kembung, banyak gas, gagal


tumbuh

Riwayat
pembedahan
usus
dapat
menyebabkan
striktur
intestinal, adhesi, atau hilangnya valvula ileocecal. Semuanya ini
dapat menyebabkan small bowel bacterial overgrowth yang
merupakan faktor risiko terjadinya diare persiten .

Riwayat berpergian, tinggal ditempat penitipan anak merupakan


risiko untuk diare infeksi.

Riwayat dehidrasi berat selama dalam perawatan

antiparasit

jelas

yang

tidak

Pemeriksaan Fisik
Penilaian status dehidrasi, status gizi,
dan status perkembangan anak.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah

1. Pemeriksaan darah lengkap


2. Hitung jenis leukosit
3. serum immunoglobulin untuk mengevaluasi adanya
defisiensi imun
4. HIV testing
5. LED (Laju Endap Darah)
6. CRP, albumin, ureum darah, elektrolit
7. Tes fungsi hati
8. vitamin B12, A, D, petanda untuk defisiensi vitamin
K)untuk evaluasi gangguan nutrisi akibat diare yang
berkepanjangan.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tinja

1. Kultur feses: patogen yang sering ditemukan pada diare


persisten
adalah
E.Coli
(EPEC),
salmonella,
enteroaggregative E.coli (EAEC), klebsiella, aeromonas,
Amebiasis Campylobacter, shigella, giardiasis, dan
cryptosporidium (antigen testing), rotavirus (Elisa).
2. Tes Enzim pankreas seperti tes fecal elastase jika diduga
sebagai insufisiensi pankreas. pH tinja <5,5 atau adanya
substansi yang mereduksi (glukosa, fruktosa, laktosa)
pada pemeriksaan tinja, membantu mengarahkan
kemungkinan intoleransi laktosa.
3. Osmolalitas feses dan elektrolit feses.

Penatalaksanaan

Manajemen Nutrisi

Diet elemental
Diet berbahan dasar susu
Diet berbahan dasar daging ayam

ZINC
Merupakan mikronutrien komponen
berbagai enzim dalam tubuh, yang
penting untuk sintesis DNA.
Dosis 20 mg/hari selama 10-14 hari dan
pada
bayi< 6 bulan dengan dosis 10 mg perhari
selama 10-14 hari.

PROBIOTIK
merupakan bakteri hidup meningkatkan kolonisasi
bakteri probiotik didalam lumen saluran cerna sehingga
seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteri
probiotik melalui reseptor dalam sel epitel usus

PREBIOTIK
Merupakan bahan makanan merangsang pertumbuhan
flora intestinal yang menguntungkan kesehatan.
Rekomendasi penggunaannya untuk aspek pencegahan diare
akut masih perlu penelitian-penelitian selanjutnya.

Pencegahan
1.Hindari
penggunaan
menggunakan
antibiotik dan antidiare pada anak dengan
diare akut.
2.Memberi terapi nutrisi yang adekuat pada
setiap anak dengan diare akut untuk
mencegah terjadinya gangguan gizi untuk
memutuskan lingkaran setan diare-malnutrisidiare.
3.Himbau ibu untuk menggunakan ASI

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai