Anda di halaman 1dari 3

Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit

sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang
cukup kejaringan perifer. Anemia dapat ditunjukkan oleh penurunan kadar hemoglobin,
hematokrit atau hitung leukosit.1 Anemia hemolitik adalah suatu keadaan anemia yang terjadi
oleh karena meningkatnya penghancuran dari sel eritrosit yang diikuti dengan
ketidakmampuan dari sumsum tulang dalam memproduksi sel eritrosit untuk mengatasi
kebutuhan tubuh terhadap berkurangnya sel eritrosit tersebut. Penghancuran sel eritrosit yang
berlebihan akan menyebabkan terjadinya hiperplasia sumsum tulang sehingga produksi sel
eritrosit akan meningkat dari normal, hal ini akan terjadi bila umur eritrosit berkurang dari
120 hari menjadi 15-20 hari tanpa diikuti dengan anemia, namun bila sumsum tulang tidak
mampu mengatasi keadaan tersebut maka akan terjadi anemi.2 Anemia hemolitik terbagi
menjadi autoimun dan selain autoimun. Autoimun hemolitik anemia (AIHA) merupakan
salah satu jenis anemia yang masih jarang terjadi di Indonesia. Dari lembaga transfusi darah
PMI Jakarta AIHA tipe warm antibody pada tahun 1981 dijumpai 82 kasus dan 31 kasus pada
tahun 1983, sedangkan tipe cold antibody terdapat 9 kasus pada tahun 1983 dan 27 kasus
pada tahun 1984.3

BAB II
STATUS PASIEN
STATUS PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI


SMF PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT DR. MINTOHARDJO
Nama Mahasiswa

: Devina Cahyani Wangsa

NIM

: 030.11.071

Tanda Tangan

Dokter Pembimbing : dr. Etra Ariadno, Sp.PD

1.1 IDENTITAS PASIEN

Nama

: Tn. C

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Usia

: 52 tahun

Agama

: Islam

Alamat

: Jl. Tanjung Gedong no. 2 Rt 006/008 Tomang Grogol

Pekerjaan

: PASMAR 2

Status Perkawinan

: Menikah

Suku Bangsa

: Jawa

No. RM

: 1353112

1.2 ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 1 September 2015 di ruang rawat Pulau
Sangeang RS AL TNI Dr, Mintohardjo.
a. Keluhan utama
Pasien datang ke Unit Gawat Darurat (UGD) RS Mintohardjo AL pada tanggal 1
September 2015 dengan keluhan lemas sejak 10 hari Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS).
b. Keluhan Tambahan

: nafsu makan menurun, BAK coklat seperti teh

c. Riwayat penyakit sekarang


Keluhan lemas ini sudah mulai dirasakan pasien sejak 10 hari SMRS lemas dirasakan
mengganggu sehingga pasien datang berobat ke UGD. Tidak ada perbaikan sejak pulang dari
rumah sakit tanggal 21 Agustus 2015. Pasien juga mengeluh nafsu makan berkurang, hanya
makan 5 - 6 sendok lalu perut terasa begah tetapi apabila dipaksa makan tetap bisa. Pasien
berkata BAK berwarna gelap seperti teh, pancaran lemah, tidak nyeri, tidak tersendat, tidan
anyang-anyangan, tidak bercabang. Pasien juga berkata tidak bisa BAB sejak 4 hari yang
lalu, sebelumnya BAB harus dipaksa, lunak, berwarna hitam, tidak ada darah yang menetes.
Pasien merasa berat badannya berkurang sejak 2 bulan terakhir dari 70kg menjadi 62kg.
Keluhan mual, muntah, demam, batuk, pilek, sesak, nyeri perut disangkal oleh pasien.
d. Riwayat penyakit dahulu
Post operasi hernia 2 bulan yang lalu, riwayat DM, alergi, asma, penyakit jantung, penyakit
ginjal, penyakit hati disangkal.
e. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat DM (+) pada ibu, riwayat hipertensi asma, dan alergi pada keluarga disangkal.
f. Riwayat pengobatan
Pada tanggal 15 Agustus, pasien datang ke UGD dengan keluhan lemas sejak seminggu yang
lalu. Lemas dirasakan diseluruh tubuh yang tidak membaik dengan beristirahat. Terdapat
demam sejak 3 hari yang lalu, demam dirasakan hangat dengan perabaan tangan dan hangat
dirasakan sepanjang hari, disertai badan yang terasa meriang. Pasien mengeluhkan kepalanya
terasa senut-senut diseluruh kepala yang muncul sewaktu-waktu dan tidak membaik dengan
berbaring. Pasien mengeluhkan cepat lelah, bahkan untuk berjalan kaki ke kamar mandi
dirumahnya pasien juga merasa lelah dan ngos-ngosan sehingga pasien tidak bisa bekerja
berat. Nafsu makan berkurang. Pasien menyangkal adanya nyeri dada, mual maupun muntah.
Tidak ada bengkak pada anggota gerak tubuh. Tidak ada gangguan dalam BAK dan BAB.
Selama dirawat inap hingga tanggal 21 Agustus 2015 diberikan transfusi PRC 500cc 4
kantong, parasetamol, omenprazole, ceftriaxon, sistenol, Hp pro tetapi pasien mengeluh tidak
ada perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai