Anda di halaman 1dari 4

PELAKSANAAN MANAJEMEN SARANA PENDIDIKAN

PADA SD NEGERI SE-KECAMATAN GAMPING


KABUPATEN SLEMAN PROPINSI DIY (STUDI KASUS
PADA SDN MEJING I, SDN SIDOARUM DAN SDN
KRAPYAK)
BAB I
PENDAHULUAN
 
 
A.  Latar Belakang
Dewasa ini era globalisasi menuntut kesiapan yang lebih matang dalam segala
hal. Bidang pendidikan merupakan salah satu andalan untuk mempersiapkan sumber
daya manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan zaman. Persiapan sumber
daya manusia dalam bidang pendidikan dilakukan sejak dari masa pendidikan dasar,
menengah, dan tinggi.
Peran sarana pendidikan sangat penting dalam memperlancar pelaksanaan
proses belajar mengajar. Di satu sisi harapan yang dibebankan pada dunia pendidikan
sangat banyak, tetapi di sisi lain dunia pendidikan mempunyai banyak masalah yang
menghambat dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satu
masalah yang dihadapi oleh sekolah adalah masalah sarana pendidikan.
Masalah-masalah sarana pendidikan yang dihadapi sekolah antara lain sarana
penunjang pendidikan belum sepenuhnya berada dalam kondisi yang memadai. Hal ini
dapat dilihat misalnya sarana belajar seperti peralatan olahraga rusak. Kondisi yang
demikian, selain akan berpengaruh pada ketidaklayakan, ketidaknyamanan pada proses
belajar mengajar, juga akan berdampak pada keengganan orangtua untuk
menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah tersebut. Fasilitas lainnya yang
mempengaruhi mutu pendidikan ialah ketersediaan buku. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Depdiknas diketahui bahwa secara nasional, rata-rata rasio buku
per siswa untuk SD adalah 0,80, yang belum menunjukkan rasio satu siswa satu buku.
Padahal buku merupakan alat pelajaran yang sangat penting yang ketiadaannya dapat
menghambat pelaksanaan proses belajar mengajar (Bappenas, 2004 & Program
Kebijakan Depdiknas, 2004).
Adanya masalah-masalah sarana pendidikan berupa sarana penunjang
pendidikan kurang memadai disebabkan karena satuan-satuan pendidikan dan
Pemerintah Kabupaten/Kota lebih banyak mengalokasikan sebagian anggaran untuk gaji
guru, sementara biaya operasi satuan pendidikan di luar gaji hanya mencapai paling
tinggi 5-10%. Akibatnya, pembiayaan untuk sarana pembelajaran, biaya pembelajaran,
pengembangan staf, dan biaya perawatan dan pemeliharaan sarana sekolah sangat kecil
sehingga tidak menunjang upaya peningkatan mutu dan relevansi. Selain itu disebabkan
oleh variasi antardaerah dan satuan pendidikan mengenai pengeluaran biaya
pendidikan, termasuk dalam pembiayaan untuk gaji dan di luar gaji, masih sangat besar
sehingga menimbulkan potensi ketidakadilan dalam pemerataan kesempatan belajar
yang bermutu (Bappenas, 2004 & Program Kebijakan Depdiknas, 2004).
Dari pihak sekolah sendiri masalah sarana pendidikan muncul disebabkan karena
kurang optimalnya perawatan yang dilakukan terhadap sarana pendidikan yang sudah
ada. Kurangnya perawatan terhadap sarana pendidikan yang sudah ada menyebabkan
sarana pendidikan di sekolah banyak yang rusak, sehingga pada saat akan digunakan
sarana tersebut tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Manajemen sarana pendidikan sangat penting agar sarana pendidikan dapat
difungsikan dengan baik. Manajemen adalah proses untuk menyelenggarakan dan
mengawasi suatu tujuan tertentu (Ngalim Purwanto, 2006: 6). Dalam konteks sarana
pendidikan, maka manajemen sarana pendidikan dapat diterjemahkan sebagai proses
untuk menyelenggarakan dan mengawasi sarana pendidikan yang ada di sekolah.
Dalam manajemen sarana pendidikan hal-hal yang dibicarakan dan dilaksanakan
berkaitan dengan lima hal, yaitu penentuan kebutuhan, proses pengadaan, pemakaian,
pencatatan/pengurusan, dan pertanggungjawaban (Suryosubroto, 2004: 115).
Terkait dengan ruang lingkup manajemen itu penulis tertarik untuk meneliti
pelaksanaan manajemen sarana pendidikan di Sekolah Dasar se-Kecamatan Gamping
Kabupaten Sleman yang meliputi perabot (misalnya meja, kursi, almari, rak buku, kursi
tamu), peralatan pendidikan (misalnya papan tulis), media pendidikan (misalnya globe,
komputer), bahan habis pakai (misalnya kapur tulis dan spidol), serta perlengkapan lain
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran. Penelitian dibatasi pada
sarana-sarana tersebut karena sarana-sarana tersebut sering digunakan tetapi
manajemennya kurang baik. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Kecamatan Gamping
karena dari survey awal yang dilakukan, terdapat banyak masalah manajemen sarana
pendidikan di SD Kecamatan Gamping.
Masalah yang ditemukan antara lain tidak ada tahapan penentuan kebutuhan di
sekolah, sehingga sarana yang dimiliki hanya tergantung kepada kebijakan yang
ditetapkan pihak atasan sedangkan pihak atasan sendiri tidak mengetahui kebutuhan
sarana pendidikan di masing-masing sekolah. Hal ini menimbulkan dampak ada sarana
pendidikan yang sangat dibutuhkan tetapi tidak diberikan, dan ada sarana pendidikan
yang sudah ada tetapi justru ditambah dari pihak atasan.
Dalam hal pengadaan sarana pendidikan juga sering terjadi masalah, yaitu dalam
hal ada suatu kebutuhan sarana pendidikan, tetapi pihak atasan tidak memberikan
sarana tersebut. Di lain pihak kegiatan belajar mengajar dapat terhambat jika sarana
pendidikan itu tidak ada. Hal ini menuntut pihak sekolah untuk mengadakan sarana
pendidikan dengan cara membeli sendiri, padahal dana untuk itu tidak ada. Hal ini
membuat pengadaan sarana pendidikan menjadi terhambat.
Masalah lain adalah pada proses pencatatan/pengurusan. Pencatatan sangat
penting dilaksanakan untuk mengetahui inventarisasi sarana yang ada dan keadaan
sarana itu sendiri. Akan tetapi ada sekolah yang tidak melakukan pencatatan dengan
baik. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya kartu laporan untuk sarana pendidikan
yang menjadi inventaris sekolah. Ketiadaan kartu laporan ini membuat pihak sekolah
tidak memiliki data yang valid mengenai keadaan masing-masing sarana pendidikan.
Akibat lebih jauh, pihak atasan tidak dapat mengetahui dengan jelas kebutuhan masing-
masing sekolah sehingga ketika memberi bantuan sarana pendidikan, belum tentu
sesuai dengan kebutuhan sekolah yang bersangkutan.
Masalah manajemen sarana pendidikan yang juga ditemukan adalah masalah
pertanggungjawaban. Seharusnya semua aspek pelaksanaan manajemen sarana
pendidikan dapat dipertanggungjawabkan, termasuk penghapusan sarana pendidikan.
Akan tetapi dalam prakteknya ternyata di Sekolah-sekolah Dasar Kecamatan Gamping,
proses penghapusan itu tidak dilakukan sesuai dengan prosedur. Hal ini tampak dari
kenyataan bahwa barang-barang yang menjadi sarana pendidikan dapat dimiliki oleh
guru atau kepala sekolah tanpa melalui prosedur yang benar. Seharusnya pemilikan
barang tersebut tidak dapat diambil begitu saja, tetapi harus diberikan kepada instansi
atasan (Dinas) Departemen Pendidikan Nasional. Oleh instansi atasan, barang tersebut
dapat dilelang atau dapat juga langsung dilimpahkan pengelolaannya kepada kepala
sekolah. Jika sudah diserahkan pengelolaannya kepada Kepala Sekolah barulah barang
itu boleh dimiliki secara perorangan sesuai dengan kebijakan Kepala Sekolah. Akan
tetapi dalam prakteknya, biasanya barang yang sudah tidak dipakai itu langsung diambil
begitu saja oleh guru atau kepala sekolah. Hal ini berdampak pada terjadinya perilaku
ingin memiliki barang yang menjadi sarana pendidikan diantara para guru yang ada,
sehingga bisa mengganggu ketersediaan sarana pendidikan di sekolah. Adapun contoh
sarana pendidikan yang sering dimiliki secara langsung adalah meja dan kursi untuk
sarana belajar siswa.
Munculnya masalah-masalah sarana pendidikan sebagaimana dikemukakan di
atas, membuat penulis tertarik untuk meneliti pelaksanaan manajemen sarana
pendidikan di SD Negeri se Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
 
B.  Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut:
Sebaran sarana pendidikan masih kurang merata.
Banyak sekolah yang belum lengkap sarana pendidikannya.
Sarana penunjang pendidikan banyak yang rusak dan jumlahnya tidak mencukupi.
Perawatan yang dilakukan terhadap sarana pendidikan tidak optimal.
Biaya perawatan dan pemeliharaan sarana sekolah sangat kecil sehingga tidak
menunjang upaya peningkatan mutu dan relevansi.
Pelaksanaan manajemen sarana pendidikan masih belum sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
 
C.  Pembatasan Masalah
Mengingat adanya keterbatasan waktu, tenaga dan dana, maka tidak mungkin
untuk meneliti semua masalah yang telah diidentifikasi. Oleh karena itu penelitian ini
akan dibatasi pada masalah pelaksanaan manajemen sarana pendidikan di SD Negeri
se-Kecamatan Gamping yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan,
bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran. Adapun aspek manajemen yang dikaji meliputi penentuan kebutuhan,
proses pengadaan, pemakaian, dan pencatatan/pengurusan, dan pertanggungjawaban.
 
D.  Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dilakukan, maka dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kegiatan pelaksanaan manajemen sarana pendidikan di SD Negeri se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman dalam aspek penentuan kebutuhan, proses
pengadaan, pemakaian, pencatatan/pengurusan, dan pertanggungjawaban?
2. Apa saja kendala dalam pelaksanaan manajemen sarana pendidikan di SD Negeri se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman?
3. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut?
 
E.  Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Kegiatan pelaksanaan manajemen sarana pendidikan di SD Negeri se-Kecamatan
Gamping Kabupaten Sleman dalam aspek penentuan kebutuhan, proses pengadaan,
pemakaian, pencatatan/pengurusan, dan pertanggungjawaban.
2. Kendala-kendala dalam pelaksanaan manajemen sarana pendidikan di SD Negeri se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
3. Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut.
 
F.   Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Bagi sekolah
Dapat memberikan masukan bagi sekolah dalam pelaksanaan manajemen sarana
pendidikan.
2. Bagi guru
Dapat   memberi   masukan   bagi   guru   mengenai   penggunaan    sarana
pendidikan dalam membantu pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah.
3. Bagi Jurusan Administrasi Pendidikan
Dari   penelitian   yang  dilakukan  diharapkan  dapat  memperkaya  kajian
bidang administrasi pendidikan dalam bidang manajemen sarana pendidikan di
Sekolah Dasar.
 
http://www.skripsi-tesis.com/07/02/pelaksanaan-manajemen-sarana-pendidikan-pada-sd-negeri-
se-kecamatan-gamping-kabupaten-sleman-propinsi-diy-studi-kasus-pada-sdn-mejing-i-sdn-
sidoarum-dan-sdn-krapyak-pdf-doc.htm

Anda mungkin juga menyukai