BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan ilmu yang sangat pesat dalam
perkembangannya sehingga dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif
dalam kehidupan manusia. Penemuan-penemuan baru bermunculan dalam upaya
untuk mencari kesejahteraan hidup bagi kita yang melangkah dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang menyangkut suatu teori dan praktik hendaknya
mendapat dasar-dasar aplikasi yang nantinya dapat dikembangkan. Hal ini
merupakan pengalaman yang berguna untuk melaksanakan praktikum fisika.
Ilmu fisika merupakan suatu ilmu yang sangat penting karena sering
memudahkan untuk mewakili suatu alat/sistem secara keseluruhan dengan suatu
gejala fisis. Teknik perwakilan secara mendekati untuk suatu peralatan fisis yang
rumit dengan suatu model yang relatif sederhana merupakan suatu bagian yang
penting dalam teknik elektro. Salah satu kelebihan model semacam itu adalah
dapat diterima untuk dianalisis dengan menggunakan metode matematika yang
telah dikenal sebelumnya.
Oleh karena itu, untuk lebih memahami suatu konsep fisika, maka
dilaksanakan praktikum fisika yang bertujuan agar mahasiswa :
1. Dapat mengetahui sekaligus menggunakan secara langsung alat-alat
tersebut dalam laboratorium fisika.
2. Dengan mengikuti percobaan dari beberapa peralatan fisika dapat
membuktikan akan kebenaran teori yang didapat di bangku kuliah.
3. Dapat lebih mengerti dan mengetahui karakteristik dari beberapa
permasalahan yang ada pada percobaan tersebut.
4. Karena dalam praktikum ini dibutuhkan ketelitian maka mahasiswa
dituntut memberanikan diri agar lebih teliti dan berkonsentrasi penuh
dalam percobaan.
BAB II
PEDOMAN DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIKUM
DAN CARA PENGOLAHAN DATA
1.4 Rekam pengamatan anda dalam buku ini, bukan pada secarik buram.
Data anda adalah bahan yang paling berharga yang anda miliki, dan harus
disimpan dengan baik.
2.2 Laporan
Urutan penulisan dalam pembuatan laporan
Lembar Persetujuan.
Lembar Asistensi.
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I : Pendahuluan (latar belakang, maksud dan tujuan pratikum).
2.3 Ralat
Dalam suatu pecobaan kita selalu melakukan pengukuran pada besaran
(variable) yang berkaitan. Nilai hasil suatu pengukuran pada dasarnya
merupakan pendekatan dari nilai sesungguhnya. Kita tidak akan pernah tahu
besarnya nilai yang sesungguhnya, yang dapat kita ketahui apakah suatu nilai
pendekatan.
Sebagai contoh bila kita melakukan pengukuran diameter kawat dengan
mikro meter, dari beberapa kali pengukuran akan kita dapatkan hasil
pengukuran yang kadang-kadang sama dan kadang-kadang berbeda. Dengan
kata lain yang variasi hasil pengukur, akibatnya kita tidak tahu nilai yang
sebenarnya dari hasil pengukuran kita tersebut.
Selisih antara nilai pengukuran dengan nilai sesungguhnya disebut sebagai
ralat (ketidakpastian pengukuran).
Alat
a) Kesalahan kalibrasi alat, seperti pembagian skala yang tepat
atau kesalahan posisi nol.
b) Interaksi antara alat dengan yang diukur. Misalnya
pengukuran arus listrik dengan menggunakan amperemeter
mempengaruhi hasil ukur dalam hal ini arus yang terukur bukan
nilai sebenarnya.
1. Kesalahan Perseorangan.
Kesalahan ini merupakan kesalahan-kesalahn yang disebaban oleh
kebiasaan pengamat. Misalnya pembaca skala yang tidak tegak lurus
(kesalahan paralaks).
2. Kondisi Percobaan.
Ini merupakan kesalahan oleh kondisi percobaan yang tidak sama
dengan kondisi ketika alat dikalibrasikan. Misalnya penimbangan
benda di Malang dengan menggunakan timbangan pegas yang
dikalibrasi di London, maka hasil penimbangan akan salah apabila
tidak dilakukan koreksi terhadap percepatan gravitasi.
B. Ralat Kebetulan
Ralat Kebetukan merupakan ralat yang ditimbulkan oleh faktor-faktor:
1. Kesalahan menaksir.
Pada setiap alat ukur, selalu ada pembagian skala terkecil dan
penafsiran terhadap pembagian skala terkecil dapat berlainan dari
waktu ke waktu oleh bermacam-macam sebab dan pengamat.
3. Gangguan.
Gangguan ini merupakan faktor luar yang mempengaruhi pengukuran
alat, maupun obyek ukur. Misalnya dalam pengukuran arus listrik
karena ada getaran dari luar (kendaraan, suara, dll.), penunjuk jarum
amperemeter bergoyang, akibatnya pembacaan arus ikut berubah-ubah.
4. Definisi.
Yang dimaksud ralat jenis ini adalah keadaan obyek ukur yang
dianggap homogen. Misalnya dalam suatu pengukuran diameter pipa,
karena pipanya kurang sempurna mengakibatkan pengukuran diameter
akan berbeda tergantung posisi pengukuran.
Ralat kebetulan ini akan selalu ada dalam suatu pengukuran (tidak dengan
pengukuran yang berulang-ulang).
Contoh 1
Maka angka 3,7 dan 2 masih terbaca dengan tepat, maka disebut angka
pasti, sedangkan angka 5 adalah angka perkiraan atau angka penting.
Karena penting sekali dalam perhitungan, jadi pembacaan termometer
adalah 37,25°C.
Contoh 2
B. Pengoperasian Bilangan
Penulisan ilmiah
No X1 X X −X X −X ²
1. X1 X 1 −X X 1 −X ²
n
∑i =1X
n
2. X2 X 2 −X X 2 −X ²
3. dst.
i=n Xi
n n n
∑i =1X ∑i = 1 Xi ∑
−x Xi − x
i =1
n ²
n X
1) Harga rata-rata : X =
∑ i=1n
2) Penyimpangan (deviasi) ∆X = X −X (harga mutlak)
n X−X
3) Rata-rata penyimpangan
∆X = ∑
i=1 n
X −X
4) Kesalahan relatif tiap percobaan Kr = x100 %
x
n Kr
5) Kesalahan relatif rata-rata K r =
∑ i=1 n
∆X
6) Kesalahan mutlak pengukuran Km = x100 %
X
2
n X1 − x
SD = ∑i=1 n
= ±
SD
8) kesalahan yang diperbolehkan = Kd = x100 %
x
9) pengukuran terbaik : pt = x ± SD
2.5 GRAFIK
Grafik adalah cara terbaik untuk mempresentasikan data anda, sebab
realisasi antara peubah akan langsung jelas. Kalau seandainya ada satu, dua
titik yang keliru akan langsung kelihatan juga. Teori grafik terlalu banyak
untuk diberikan di sini.
a) Setiap grafik harus diberi judul, juga keterangan lengkap pada setiap
sumbu yaitu peubah dan satuan.
b) Peubah mandiri harus diletakkan di sumbu horisontal, sedangkan
peubah yang tegantung diberi pada sumbu vetikal. Ini tidak boleh terbalik,
sebab memberi hasil yang aneh. Perubah yang mandiri (x) adalah peubah
yang anda ubah-ubah, sedangkan yang tergantung (y) adalah peubah yang
anda ukur, untuk menyelidiki pengaruh akibat perubah x. misalnya dalam
membukti hukum Newton, anda merubah gaya f dan menyelidiki
pengaruhnya terhadap percepatan (a), dalam hal ini F adalah peubah
mandiri, sedangkan (a) adalah peubah tergantung. Grafik F melawan (a)
mempunyai kemiringan 1/m.
c) Pilih skala tepat. Buatlah skala sederhana (jangan 3 kotak untuk 5
unit misalnya). Isilah seluruh lembar dengan titik data. Skala tidak harus
mulai dari nol.
d) Tariklah garis mulus melalui titik data. Jangan sambungkan titik
data dengan garis zig-zag.
e) Usahakan data dalam bentuk sedemikian rupa. Sehingga akan
dihasilkan garis lurus, misalnya kalau realisasi teoritis adalah y = x²,
jangan digrafikan x vs y, tetapi x² vs y atau lebih baik lagi x vs y .
BAB III
HAMBATAN DALAM CEL
Pada rangkaian di atas jika saklar S dibuka maka arus dari sumber
tegangan baterai I akan mengalir ke ampere meter A dan tegangan terukur
voltmeter V (volt).
Maka rangkaian berlaku:
V
r= − Rs ohm r = hambatan cel
I
I = Kuat arus
V = Voltmeter
Rs = hambatan geser
BAB IV
JEMBATAN WHEASTONE
R R
s G x
L L
1 2
+ _
E
Di mana : Rs = tahanan standart (ada harganya)
L1 dan L2 = tahanan kawat
R R
s G x
L L
1 2
+ _
E
Institut Teknologi Nasional Malang 13
Teknik Elektro – S1
Laporan Praktikum Fisika Dasar
Rs Rx
L1 L2
_
+
VB − VC = i1 * R X
VD − VDC = i 2 * R DC _
0 = i1 – i2 * RDC
i2 * RDC = i1 * RX ………………………………………(II)
(I ) i * RAD i *R
= 2 = 1
( II ) i2 * RDC i1 * RX
L1 R , maka
=
L2 RX
R * L2 (terbukti)
Rx =
L1
3. Perhitungan harga RX :
L2 × RS
RX =
L1
425 × 270
RX ! = = 199 ,56
575
328 × 390
RX 2 = = 190 ,35
672
287 × 470
RX 3 = = 189 ,18
713
210 × 680
RX 4 = = 180 ,76
790
180 × 820
RX 5 = = 180 ,00
820
R Xrata −rata =
(199 ,56 + 190 ,35 + 189 ,18 + 180 ,76 + 180 ) = 187 .97
5
( R1 + R3) ( R3 + R6) Rc =
(R 1 * R6)
Ra = Rb = R1 + R3 + R6
R1 + R3 + R6 R1 + R3 + R6
R A = R! + R2
RB =R3 + R4
Maka Rtotal (Rt) = 1/RA + !/RB +R5
= (1/R1+R2) + (1/R3+R4) +R5
7. Besar tegangan tidak mempengaruhi harga Rx karena pada
rangkaian Jembatan Wheatstonei ini arus yang mengaliri melalui
Galvanometer harus menunjukan angka nol sehingga harga Rx disini
ditentukan oleh nilai tahanan kawat dan tahanan standar.
8. Kesimpulan percobaan
a. Nilai hambatan setiap komponen dapat dihitung dengan
menggunakan cara Jembatan Wheatstone.
BAB V
KONSTANTA PEGAS
4π 2 * m
konstanta pegas dapat ditentukan dengan persamaan : k= ,
T2
lo
t (detik)
l
n (kali)
b. Sistem getaran
No m(gr) n(kali) s(detik) T(detik)
1 200 5 4,29 0,858
2 200 8 6,57 0,821
3 200 11 9,16 0.832
4 200 14 11,8 0.842
5 200 17 14,06 0.827
4.6 Penyelesaian
1. Penurunan persamaan terpakai
a. Sistem pembebanan
F. = m.g
F. = k . x
m.g
Sehingga , k .x = m.g k =
x
dimana : k = Konstanta pegas
F = Gaya
x = Selisih panjang (m)
m = Massa beban (gr)
g = Gravitasi bumi
b. Sistem getaran
x = A x = A cos (ωt + φ) ………………… .(1)
Hukum Hooke : F = k .x ……………………(2)
Hukum Newton II : F = m . a ……………………(3)
d 2x
a= = −Aω2 cos (ωt +φ).......... .......... .......... ....... ( 5)
dt 2
persamaan (1) dan (5) di substitusikan ke persamaan (4)
[ ]
m − Aω 2 cos ( ωt + φ ) = −k . cos ( ωt + φ )
2
m.ω2 = k 2π
k
=
k T m
ω2 =
m 4π 2 k
2π
=
ω= T2 m
T 4π m
2
k=
T2
Jadi :
4π 2 m
k =
T2
F
k=
x
F = k .x
τ F F .l
E= = =
e A ∆l. A
∆l
l
k .x.l
E=
∆l. A
Dimana : k = konstanta pegas (N/m)
F = gaya (N)
E = elastisitas (Nm-2)
A = luas penampang (m2)
100 ×980
K 2 = =12564 ,10 gr/ dt 2
7,8
150 ×980
K 3 = =12457 .63 gr/ dt 2
11,8
200 ×980
K 4 = =12405 ,06 gr/ dt 2
15 ,8
250 ×980
K 5 = =12373 ,74 gr/ dt 2
19 ,8
K ratat
(12894 ,74 +12564 ,10 +12457 ,63 +12405 ,06 +12373 ,74 )
−rata = gr/
5
dt 2
= 12539,05 gr/ dt 2
b. Sistem Getaran
K = 4π 2 ⋅ m T 2
4(3,14 ) 2 × 200
K1 = = 10714 ,57 gr/ dt 2
(0,858 ) 2
4(3,14 ) 2 × 200
K2 = = 11702 ,08 gr/ dt 2
(0,821 ) 2
4(3,14 ) 2 × 200
K3 = = 11394 ,69 gr/ dt 2
(0,832 ) 2
4(3,14 ) 2 × 200
K4 = = 11125 ,64 gr/ dt 2
(0,842 ) 2
4(3,14 ) 2 × 200
K5 = = 11532 ,89 gr/ dt 2
(0,827 ) 2
K rata −rata =
(10714 ,57 + 11702 ,08 + 11394 ,69 + 11125 ,64 + 11532 ,89 )
gr/ dt 2
5
= 11293,97 gr/ dt 2
b. Sistem getaran
10714 ,57 −11293 ,97
×100
Kr1 = 11293 ,97 % = 5,13 %
11702 ,08 −11293 ,97
×100
Kr2 = 11293 ,97 % = 3,61 %
11394 ,69 −11293 ,97
×100
Kr3 = 11293 ,97 % = 0,89 %
11125 ,64 −11293 ,97
×100
Kr4 = 11293 ,97 % = 1,49 %
11532 ,89 −11293 ,97
×100
Kr5 = 11293 ,97 % = 2,12 %
(5,13 + 3,61 + 0,89 +1,49 + 2,12 )
Kr rata-rata = % = 2,65 %
5
179052 ,82
SD = = 189,24
5
b.Sistem getaran.
No. K k |K.- k | |K.- k |2
1. 10718,57 11293,97 575,40 331085,16
2. 11702,08 11293,97 408,11 166553,77
3. 11394,69 11293,97 100,72 10144,52
4. 11125,64 11293,97 168,33 28334,99
5. 11532,89 11293,97 238,92 57082,77
593201,21
593201 ,21
SD = = 344,44
5
9. Kesimpulan percobaan
a. Makin besar massa yang dipergunakan maka pertambahan panjang
pada sistem pembebanan akan semakin besar.
b. Semakin banyak getaran yang dilakukan pad sistem getaran, waktu
yang diperlukan semakin banyak sehingga periodenya semakin besar.
c. Pada sistem pembebanan nilai k. ditentukan oleh massa gravitasi dan
pertambahan panjang.
d. Pada sistem getaran nilai k. ditentukan banyaknya getaran, massa,dan
periode.
BAB V
DIFRAKSI CAHAYA
LAYAR
S
I
N
Institut
A
Teknologi Nasional Malang 28
Teknik R Elektro – S1
Laporan Praktikum Fisika Dasar
Dimana :
λ = panjang gelombang
λ = d Sin α d = panjang kisi atau celah
n
α = sudut difraksi
Y
sin α = B = Y 2 + A2
Y 2 + A2
Y
=
B
LAYAR
KISI
LASER
Catatan :
Jangan sekali-kali mengintip / melihat berkas celah laser secara
langsung, karena dapat merusak retina mata.
s
panjang lintasan y dengan beda fase q = . Oleh karena itu s = d.sin α ,
λ
d . sin α
dan q = ,maka:
λ
d . sin α d . sin α
Q = n →n = ,λ =
λ n
1,001.10− 3.0,262
λ4 = = 6,556⋅ 10 −5 cm
4
λrata − rata =
( 6, ,806 + 6,656 + 6,606 + 6,556 + 6,606 )10 −5 = 6,646 .10 −5 cm
5
No. λ λ rata-rata λn −λ λn −λ
2
8.Kesimpulan percobaan
a. Untuk menentukan panjang gelombamg besar percobaan :
Difraksi cahaya yaitu, di mana sinar laser dilewatkan pada sebuah kisi
atau celah sempit maka sebagian diteruskan dan lainnya didifraksikan
membentuk muka gelombang baru.
Perhitungan λ dengan formulasi sebagai berikut
d sin α
λ=
n
b. Proses difraksi cahaya adalah pembiasan suatu sinar dari sumber
sinar yang ditembakkan ke kisi/celah sehingga bayangan pada layer
di mana bayangan tadi membentuk beberapa orde 1, 2, 3 dan
seterusnya.
BAB VII
PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH LENSA POSITF
1 1 1 1 S + S' S ×S'
= + ⇒ = ⇒f =
f S S' f S ×S' S + S'
lampu layar
Lensa +
Benda
S S’
7.7 LembarPenyelesaian
1. Menentukan focus lensa (f)
1 1 1 1 S + S' SS '
= + ⇒ = ⇒f =
f S S' f S * S' S + S'
15 × 23 ,6
f1 = = 9,17 Cm
15 + 23 ,6
20 ×19
f1 = = 9,74 Cm
20 +19
25 ×16
f3 = = 9,75 Cm
25 + 16
30 ×15
f4 = = 10 Cm
30 +15
35 ×14
f5 = = 10 Cm
35 + 14
f Rata −rata =
( 9,17 + 9,74 + 9,75 + 10 + 10 ) = 9,73 cm
5
1
2
Keterangan :
1. Sinar datang sejajar sumbu utama, dibiaskan melalui titik fokus (f)
2. Sinar datang melalui melalui pusat optis diteruskan
3. Sinar datang melalui titik fokus (f), dibiskan sejajar sumbu utama
3. Menghitung kesalahan relatif
f − f Rata− rata
Kr = × 100%
f Rata− rata
(9,17 − 9,73
K r1 = x100 % = 5,76 %
9,73
9,74 − 9.73
K r2 = ×100 % = 0,10 %
9,73
(9,75 − 9,73
K r3 = ×100 % = 0,21 %
9,73
10 − 9,73
K r4 = ×100 % = 2,78 %
9,73
10 − 9,73
K r5 = 100 % = 2,78 %
9,73
K rata −rata =
( 5,76 + 0,10 + 0,21 + 2,78 + 2,78 )% = 2,326 %
5
BAB VIII
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan:
1. Hasil-hasil yang diperoleh dalam praktikum tidak ada yang sama
persis dengan perhitungan teori.
2. Hasil-hasil yang diperoleh sedikit banyak dipengaruhi oleh berbagai
macam hal, baik itu praktikum sendiri maupun alat yang dipakai,
secara garis besar dapat dikatakan berdasarkan beberapa praktek :
• Ketelitian pengamatan praktikum.
• Ketelitian alat yang dipakai.
• Keadaan dan situasi praktikum.
8.2 Saran-saran
Untuk mendapatkan data yang akurat, dari praktikum tersebut yang akurat,
dari praktikum tersebut yang sesuai dengan yang diinginkan, maka ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
• Penguasaan teori dasar
• Prosedur kerja
• Penguasaan alat yang tepat
• Pembuatan laporan yang selayaknya ada pedoman termasuk format
pengetikan sehingga terwujud keberagaman dalam laporan. Hal-hal
tersebut merupakan kendala bagi manusia, sehingga perlu perhatian
khusus, maka kami sarankan untuk memahami apa yang diperoleh
pada perkuliahan agar dapat memecahkan kesulitan dalam
melaksanakan praktikum terutama dalam menghadapi alat-alat
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA