2.
3.
4.
mengerahkan komitmen politik nasional dan internasional yang kuat bagi Pendidikan untuk Semua, membangun rencana aksi nasional dan meningkatkan investasi yang besar dalam pendidikan dasar; mempromosikan kebijakan Pendidikan untuk Semua dalam kerangka sektor yang berlanjut dan terpadu baik, yang jelas terkait dengan penghapusan kemiskinan dan strategi-strategi pembangunan; menjamin keikutsertaan dan peran serta masyarakat madani dalam perumusan, pelaksanaan dan pemantauan strategistrategi untuk pembangunan pendidikan; mengembangkan sistem pengaturan dan manjemen pendidikan yang tanggap, partisipatori dan dapat dipertanggungjawabkan;
lanjutan
5. memenuhi kebutuhan sistem pendidikan bagi daerah-daerah yang dilanda oleh pertikaian, bencana alam dan ketakstabilan, dan melaksanakan program-program pendidikan dengan caracara yang mempromosi saling pengertian, perdamaian dan toleransi, dan yang membantu mencegah kekerasan dan pertikaian; 6. melaksanakan strategi-strategi terpadu untuk persamaan jender dalam pendidikan yang mengakui perlunya perubahanperubahan sikap, nilai dan praktek; 7. melaksanakan sebagai sesuatu yang mendesak program dan tindakan pendidikan untuk memerangi wabah HIV/AIDS; 8. menciptakan lingkungan sumber daya yang aman, sehat, inklusif dan adil yang kondusif bagi keunggulan dalam pembelajaran dengan tingkat-tingkat prestasi yang sudah jelas untuk semua;
lanjutan
9.
meningkatkan status, moral dan profesionalisme guru-guru; 10. memanfaatkan tehnologi-tehnologi informasi dan komunikasi baru untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan Pendidikan untuk Semua; 11. secara sistematis memantau kemajuan ke arah tujuan-tujuan dan strategi-strategi Pendidikan untuk Semua pada tingkat-tingkat nasional, regional dan internasional; 12. membangun di atas mekanisme yang sudah ada guna mempercepat kemajuan ke arah pendidikan untuk semua.
1990 Konferensi Dunia Pendidikan untuk Semua di Jomtien, Thailand. Penyediaan akses pendidikan dasar untuk semua pada tahun 2000 1995 World Summit for Social Development di Copenhagen tampak bahwa target deklarasi Pendidikan untuk Semua di Thailand tidak akan tercapai Target penyediaan akses pendidikan dasar untuk semua diundur menjadi tahun 2015 1999 Oxfam GB meluncurkan kampanye education now hutang negara miskin dirasakan sangat menjadi hambatan untuk berinvestasi dalam pendidikan
lanjutan
2000 Forum Pendidikan Dunia di Dakar Menguatkan kembali Deklarasi Jomtien yaitu:
a.
b. c.
d.
e.
2002 perencanaan Pendidikan untuk Semua di tingkat nasional sebagai bagian dari perencanaan pendidikan nasional 2005 mengurangi kesenjangan gender di pendidikan dasar dan menengah 2005 memastikan bahwa semua anak, khususnya perempuan, anak berkebutuhan khusus, dan anak dari etnis minoritas, memiliki akses terhadap pendidikan yang memadai, berkualitas, dan gratis. 2015 mencapai peningkatan 50% peningkatan melek huruf, khususnya perempuan dan akses yang memadai bagi orang dewasa untuk melanjutkan pendidikan. 2015 mencapai kesetaraan gender dalam pendidikan
lanjutan
2001 Global Campaign for Education (GCE) menggelar acara Sepekan Aksi Pendidikan untuk Semua (SPAPUS) untuk yang pertama kalinya dan sejak saat itu setiap April dilakukan SPAPUS 2002 Konferensi Pembangunan PBB Konferensi tidak menghasilkan ukuran yang konkret untuk menarik kembali perhatian dunia untuk mencapai target Deklarasi Dakar. - AS dan EU memberikan sejumlah dana untuk membantu pencapaian target Dakar.
Pertemuan Millennium delapan Millennium Development Goals (MDGs) (New York, Sept. 2000) Menghapuskan tingkat kemiskinan dan kelaparan Mengurangi hingga separuh dari penduduk dunia yang berpenghasilan kurang dari 1 US$ sehari dan mengalami kelaparan, dalam kurun waktu 1990 hingga 2015. 2. Mencapai Pendidikan Dasar secara Universal Target 2015: memastikan bahwa setiap anak laki laki dan perempuan mendapatkan dan menyelesaikan tahap pendidikan dasar. 3. Mendorong kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pendidikan pada tahun 2015. 4. Mengurangi tingkat kematian anak Mengurangi tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun hingga dua1.
Lanjutan
Meningkatkan Kesehatan Ibu Mengurangi rasio kematian ibu hingga 75% dalam proses melahirkan, selama kurun waktu 1990 hingga 2015. 6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya Target 2015: menghentikan penyebaran HIV/AIDS dan menurunkan kejadian malaria dan penyakit berat lainnya. 7. Menjamin keberkelanjutan lingkungan Mengintegrasikan prinsipprinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan program serta merehabilitasi sumber daya lingkungan yang hilang. air bersih, sanitasi 8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang melibatkan komitmen terhadap pengaturan manajemen yang jujur dan bersih, pembangunan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional.
5.
Dua tujuan PUS diintegrasikan kedalam MDGs, yaitu: Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua pada tahun 2015
Sampai tahun 2000, prosentase anak yang masuk ke SD mencapai 94,04%, sementara untuk SMP masih dibawah prosentase ini; hanya mencapai 45,10% Meski angka partisipasi di SD sudah hampir menyeluruh, tingkat kesenjangan antar propinsi, pedesaan-perkotaan, laki-laki dan perempuan masih tetap ada dan validasi jumlah siswa yang DO dan mengulang kelas masih sulit di dapat.
lanjutan
Pemerintah Indonesia harus mengalokasikan 35-40 persen dari keseluruhan total APBN membayar hutang LN sehingga dana untuk pendidikan menjadi lebih kecil Untuk memastikan pembayaran hutang luar negeri lembaga-lembaga keuangan internasional ini mendorong negara-negara berkembang untuk meminimalkan peran negara dalam penyediakan pelayanan publik yang membutuhkan dana yang besar dan memberikannya kepada pasar.
Prosentase Alokasi anggaran pembayaran hutang dan pelayanan publik (kesehatan dan pendidikan)
Total Debt Service and Education & Health Expenditure as % of GDP (2001/2002)
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Cambodia Indonesia Lao PDR Malaysia Philippines Thailand Total Debt Service Education & Health
80%
60%
40%
25.5
24.2
24.2
18.3
16.2
20%
8.5
Pendidikan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga. UU no.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) mengenai:
a) b) c)
Kewajiban bagi orangtua untuk memberikan pendidikan dasar bagi anaknya (pasal 7 ayat 2) Kewajiban bagi masyarakat memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan (ps 9) Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat (pasal 46 ayat 1)
3 ayat 2: warga negara di atas 15 tahun tidak dibiayai pemerintah jika ingin menyelesaikan wajib belajar 9 tahun bagaimana dengan anak-anak di wilayah pedalaman, seperti Papua dan Kalimantan misalnya Pasal 13 ayat 1, 3, 4, dan 7: mendorong partisipasi masyarakat dalam hal pembiayaan
2.
3.
4.
Pencabutan subsidi khususnya untuk tingkat perguruan tinggi Diberlakukannya desentralisasi pendidikan beban pemerintah pusat beralih ke pemerintah lokal menjadi pertanyaan bagi daerah-daerah yang tidak memiliki sumber daya cukup Kemungkinan trend yang terjadi adalah pendidikan dijadikan sumber PAD.
Padahal
Pemerintah Indonesia telah menyepakati:
kesepakatan
Education For All (Pendidikan Untuk Semua) yang menjamin setiap warga negara untuk pendidikan dasar bermutu dan gratis Millenium Development Goals (MDGs) yang menargetkan pendidikan untuk semua tercapai pada tahun 2015.
Konvensi anti diskriminasi pendidikan UUD 1945 UU No.7/1984 tentang anti diskriminasi terhadap perempuan UU No.39/1999 tentang Hak Asasi Manusia UU Perlindungan Anak UU No.20 / 2003 tentang Sisdiknas
Semakin sulitnya untuk mencapai target EFA dan MDGs sebagaimana telah disepakati oleh pemerintah Indonesia.
Tantangan utama pembangunan pendidikan di Indonesia khususnya Jawa Timur: a. Tingkat pendidikan penduduk Indonesia relatif masih rendah; b. Dinamika perubahan struktur penduduk belum sepenuhnya dapat diatasi dalam pembangunan pendidikan; c. Masih terdapat kesenjangan tingkat pendidikan yang cukup lebar antar kelompok masyarakat, seperti antara penduduk kaya dan miskin, antara penduduk laki-laki dan perempuan, antara penduduk di perkotaan dan di perdesaan, dan antardaerah;
lanjutan d. Fasilitas pelayanan pendidikan belum tersedia secara merata, terutama di daerah perdesaan, terpencil, dan kepulauan, sehingga menyebabkan sulitnya anak-anak mengakses layanan pendidikan; e. Kualitas pendidikan relatif masih rendah dan belum memenuhi kebutuhan kompetensi peserta didik; f. Manajemen pendidikan belum berjalan secara efektif dan efisien, karena desentralisasi pendidikan belum sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik belum mantapnya pembagian peran dan tanggung jawab masing-masing tingkat pemerintahan, termasuk kontribusinya dalam penyediaan anggaran pendidikan.
lanjutan
d. Mendorong pelaksanaan otonomi dan desentralisasi pengelolaan pendidikan sampai dengan satuan pendidikan dalam menyelenggaraan pendidikan. e. Memperkuat manajemen pelayanan pendidikan dalam rangka membangun pelayanan pendidikan yang amanah, efisien, produktif dan akuntabel melalui upaya peningkatan tata kelola yang baik (good governance) kelembagaan pendidikan. f. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan peran dan fungsi komite sekolah dan dewan pendidikan Shool base education dan community base education.