Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji dan rasa syukur senantiasa penyusun panjatkan kehadirat

Allah SWT. Yang senantiasa mencurahkan rahmatnya kepada kita semua. Shalawat dan salam juga senantiasa kiranya penyusun limpahkan kepada nabi Muhammad SAW. Penyusun juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang bersangkutan yang telah memberikan kesempatan waktu untuk penyelesaian makalah ini dan dengan limpahan rahmat dan karunia Allah sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Manajemen Pendidikan guna untuk memenuhi tugas &ndi'idu pada mata kuliah Tata Wacana. Penyusun meyakini bahwa di dalam penyusunan makalah ini tentu masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan maupun penguasaan materi. kami sangat mengharapkan kepada seluruh pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun kemajuan dalam ber(ikir untuk penyusun agar makalah ini dapat dibuat dengan yang lebih sempurna lagi. Akhirnya kepada Allah juga lah penyusun minta ampun) semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan sedikit ilmu pengetahuan yang berman(aat dan dapat menambah pengetahuan kita yang sudah ada sebelumnya. Amin. Pandeglang) *anuari +,-. asional !Strategi dan "paya menghadapi Tantangan #lobalisasi melalui Pendidikan$%

Penyusun

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................... DAFTAR ISI........................................................................................ BAB I PENDAHULUAN A. /atar 0elakang ................................................................... 0. Permasalahan ..................................................................... BAB II PEMBAHASAN A. Manajemen Pendidikan asional....................................... 0. Manajemen Pendidikan 3asar dan Pembangunan 3aerah. 5. Solusi 3alam Mengatasi Persoalan Manajemen Pendidikan asional.............................................................................. BAB III PENUTUP A. 6esimpulan ......................................................................... DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... -1 -2 -, 2 4 1 i ii

ii

MAKALAH

MANAJEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


(Strategi dan Upaya eng!adapi Tantangan G"#$a"i%a%i e"a"&i Pendidi'an(

Diajukukan untuk memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Tata Wacana

Di%&%&n O"e! ) Na a ) Hi"da Fadi""a! NIM ) D*+,*-+*++./

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNI0ERSITAS MATHLA1UL AN2AR


BANTEN
iii

/+-3

i'

BAB I PENDAHULUAN A* Latar Be"a'ang Memasuki abad 77& ditandai dengan era globalisasi yang di dalamnya merupakan dunia in(ormasi) proses komunikasi berjalan semakin intensi( sehingga batas8batas negara tidak lagi menjadi penghalang dalam proses trans(ormasi teknologi dan in(ormasi. 3unia pada abad ini akan mengalami trans(ormasi dalam segala aspek kehidupan manusia) sosial) budaya) dan politik. Proses trans(ormasi itu dapat dirangkum dengan istilah globalisasi. 3alam era globalisasi ini kehidupan umat manusia) sebagian sudah dapat diramalkan arahnya) namun sebagian besar masih merupakan teka8teki. 0anyak pakar telah menelaah globalisasi) seperti 9osabeth Moss 6anter dalam Tilaar !-44:; -+$ yang mengidenti(ikasi enam kekuatan yang mendorong proses tersebut) yaitu; !-$ globalisasi dari proses industrialisasi dan teknologi) !+$ globalisasi keuangan) komunikasi) dan in(romasi) !<$ globalisasi kekaryaan) pekerjaan) dan migrasi) !.$ globalisasi e(ek polusi bios(er terhadap kehidupan manusia) !1$ globalisasi dari perdagangan persenjataan) dan !2$ globalisasi kebudayaan) konsumsi) dan media massa. Perubahan besar yang berjalan teramat cepat melanda kehidupan masyarakat) bangsa) dan negara tersebut yang memaksa kita mempersiapkan diri bukan saja agar dapat tetap survive dalam kehidupan global yang penuh persaingan sehingga menuntut kerja keras dan hasil kerja yang berkualitas tinggi) tetapi juga bagaimana kita mengembangkan jati diri atau identitas kita sebagai bangsa &ndonesia. =al ini menuntut kita suatu wawasan masa depan) wawasan abad 77&. Masa depan bukan sesuatu yang menakutkan sehingga harus dihindari) tetapi merupakan peluang untuk meningkatkan tara( kehidupan kita asal kita siap menghadapinya. Menghadapi era globalisasi) diperlukan 4i%i yang dapat mengarahkan i%i5 ren6ana, dan segala ikhtiar. Minimal ada enam komponen yang akan menentukan perubahan) yaitu; !-$

adanya 'isi yang jelas) !+$ misi berupa rumusan langkah8langkah kunci untuk mulai melakukan inisiati() menge'aluasi dan mempertajam bentuk kegiatan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam 'isi) !<$ rancangan kerja) !.$ sumber daya) !1$ keterampilan pro(esional) dan !2$ moti'asi dan &nsenti( !Tilaar !-44:; -+$. Peningkatan kemampuan intelektual termasuk penguasaan) penerapan) dan pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi agar penguasaan tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup manusia &ndonesia. Selanjutnya) manusia &ndonesia yang berkualitas mempunyai daya saing yang tinggi di tengah8tengah kehidupan global. Sudah tentu penguasaan intelektual tersebut selalu harus seimbang dengan peningkatan kemampuan etis dan moral serta agama sebagai sumber nilai8nilai etika dan moral. /aporan komisi " >S5? mengenai pendidikan abad 77& menyatakan empat pilar) yaitu; learning t kn w, learning t d , learning t be, dan learning t live t gether !3elors) -442; @1$. 3alam kaitan itu kesadaran lingkungan dan moral merupakan suatu tugas yang sangat penting di setiap program pendidikan nasional. Selanjutnya) dunia yang telah menyatu itu meminta setiap anggota masyarakat untuk hidup bersama dengan penuh toleransi di tengah8tengah perbedaan yang ada. 3alam era globalisasi diperlukan jaringan komunikasi global seperti bahasa dunia !&nggris) Mandarin) dan Arab$ yang merupakan bahasa mayoritas populasi penduduk dunia) perangkap komunikasi seperti komputerAinternet) sikap disiplin dan kemandirian. 3alam konteks nasional) pendidikan diharapkan menghasilkan menusia &ndonesia seutuhnya yang cerdas) beriman dan bertaBwa terhadap Tuhan Yang Maha >sa) berbudi pekerti luhur) memiliki pengetahuan dan keterampilan) kesehatan jasmani dan rohani) berkepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan !""SP o.+; -4@4$. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan kecuali dengan upaya penguasaan dan
+

peningkatan ilmu !engetahuan dan tekn l gi. Selain man(aat bagi kehidupan manusia di satu sisi perubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global) maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. ?leh karena itu) peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana) terarah) intensi() e(ekti( dan e(isien dalam proses pembangunan) kalau tidak ingin bangsa ini kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi tersebut. 0erbicara mengenai kualitas sumber daya manusia) pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas !endidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia) maka pemerintah bersama kalangan swasta sama8sama telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha !embangunan !endidikan yang lebih berkualitas antara lain melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem e'aluasi) perbaikan sarana pendidikan) pengembangan dan pengadaan materi ajar) serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Tetapi pada kenyataannya upaya pemerintah tersebut belum cukup berarti dalam meningkatkan kuailtas pendidikan. Salah satu indikator kekurang berhasilan ini ditunjukkan antara lain dengan >M siswa untuk berbagai bidang studi pada jenjang S/TP dan S/TA yang tidak memperlihatkan kenaikan yang berarti bahkan boleh dikatakan konstan dari tahun ke tahun) kecuali pada beberapa sekolah dengan jumlah yang relati( sangat kecil. Ada dua (aktor yang dapat menjelaskan mengapa upaya perbaikan mutu pendidikan selama ini kurang atau tidak berhasil. Pertama strategi pembangunan pendidikan selama ini lebih bersi(at in!ut riented. Strategi yang demikian lebih bersandar kepada asumsi bahwa bilamana semua input pendidikan telah dipenuhi) seperti penyediaan buku8buku !materi ajar$ dan alat
<

belajar lainnya) penyediaan sarana pendidikan) pelatihan guru dan tenaga kependidikan lainnya) maka secara otomatis lembaga pendidikan ! sekolah$ akan dapat menghasilkan output !keluaran$ yang bermutu sebagai mana yang diharapkan. Ternyata strategi input8output yang diperkenalkan oleh teori education production (unction !=anushek) -4:4)-4@-$ tidak ber(ungsi sepenuhnya di lembaga pendidikan !sekolah$) melainkan hanya terjadi dalam institusi ekonomi dan industri. Kedua) pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersi(at macr " riented, diatur oleh jajaran birokrasi di tingkat pusat. Akibatnya) banyak (aktor yang diproyeksikan di tingkat makro !pusat$ tidak terjadi atau tidak berjalan sebagaimana mestinya di tingkat mikro !sekolah$. Atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa komleksitasnya cakupan permasalahan pendidikan) seringkali tidak dapat terpikirkan secara utuh dan akurat oleh birokrasi pusat. Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses membangun peradaban bangsa. ?leh karena itu) pendidikan harus selalu bertumpu pada konsep pertumbuhan) pengembangan) pembaharuan) dan kelangsungannya sehingga penyelenggaraanpendidikan harus dikelola secara pro(esional. Mengingat pendidikan nasional. mempunyai Adanya peranyang sangat strategis perlu dalam proses oleh pembangunan peradaban bangsa) maka bidang pendidikan perlu komitmen dukungan pemerintah ditindaklanjuti 6abupatenA6ota dengan memberikan alokasi anggaran pendidikan di daerahnya sesuai dengan amanat konstitusi. Pengesahan undang8undang Sistem Pendidikan asional omor +, Tahun +,,< telah meletakkan dasar kebijakan pendidikan ke depan sekaligus memberikan landasan legal dalam pelaksanaannya. Sebagai produk hukum) undang8undang ini tidak hanya mengakomodasi berbagai kepentingan guna pengembangan pendidikan nasional) tetapi juga mempertimbangkan omor (enomena globalisasi. Pesan8pesan baru yang terkandung dalam ""

+, Tahun +,,<) antara lain) memberikan dasar pengelolaan desentralisasi pendidikan) peningkatan porsi dana pendidikan) dan kecenderungan global.
.

3esentralisasi pengelolaan pendidikan itekankan pada manajemen berbasis sekolah dan otonomi perguruan tinggi. emberian otonomi tidak dimaksudkan untuk memberikan kebebasan saja) tetapi lebih dari itu adalah untuk memberdayakan perguruan tinggi. B* Per a%a"a!an Makalah ini secara singkat akan mengungkap prospek manajemen dan perencanaan pendidikan nasional. 0erbicara prospek berarti melihat ke depan tentang peranan dan (ungsi manajemen pendidikan nasional. Sebagai subsistem dari manajemen dan pembangunan nasional) prospek manajemen pendidikan nasional tidak terlepas dari kecenderungan global dewasa ini dan dimasa depan. Menyimak uraian di atas perhatian kita akan ter(okus bagaimana pendidikan mampu menghadapi berbagai persoalan yang semakin global ini. Tantangan yang dirasakan begitu luas dan berat ini perlu mendapat perhatian yang cukup serius. ?leh karena itu diperlukan satu konsep dan pemikiran yang mampu mengakomodir berbagai wacana dan (enomena tentang dunia pendidikan. 3engan demikian diperlukan satu metode pengelolaan yang menyeluruh. Metode pengelolaan inilah yang kita kenal dengan Manajemen pendidikan asional. 0agaimana Manajemen pendidikan asional mampu menghadapi tantangan globalisasi pendidikan C Strategi apa yang tepat dalam mengatasi globalisasi dibidang pendidikan C

BAB II PEMBAHASAN A* Mana7e en Pendidi'an Na%i#na" =.A.9. Tilaar mengemukakan tentang keberhasilan pembangunan pendidikan nasional) 6alau etape pertama berkenaan dengan berbagai target kuantitati( dalam pembangunan) yang kedua berkaitan dengan kepengaturan sistem pendidikan nasional%. Pernyataan tersebut menegaskan kepada kita tentang pentingnya manajemen pendidikan sebagai bagian dari manajemen pembangunan nasional. Manajemen pendidikan nasional sangat penting karena bukan saja pendidikan itu merupakan kebutuhan dasar manusia &ndonesia) akan tetapi merupakan salah satu dinamisator pembangunan. ?leh karena itu manajemen pendidikan haruslah merupakan subsistem dri sistem manajemen pembangunan nasional. Seperti apa dan bagaimana manajemen pendidikan nasionalC 3i dalam tulisan ini penyusun mengartkan manajemen pendidikan% sebagai suatu kegiatan anggota mengimplikasikan adanya perencanaan atau rencana pendidikan serta kegiatan implementasinya. 3itegaskan oleh =A9. Tilaar bahwa pada dekade 4,8an ini dunia menyaksikan suatu perubahan besar dalam tata kehidupan manusia dengan runtuhnya tatanan kehidupan sosial) politik dan ekonomi yang tidak berakar pada nilai8nilai kemanusiaan yang hakiki. 6ecenderungan itu adalah humanisasi dri proses pembangunan) globalisasi dari masalah yang dihadapi umat manusia serta proses demokratisasi. 0erbagai kebijakan dan program yang diuraikan dalam bab ini adalah dalam rangka mendukung pelaksanaan prioritas pembangunan nasional yang keempat) yaitu membangun kesejahteraan rakyat) meningkatkan kualitas kehidupan beragama) dan ketahanan budaya. Pada awal abad 77& ini) dunia pendidikan di &ndonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama) sebagai akibat dari krisis ekonomi) dunia pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan hasil8hasil
2

pembangunan pendidikan yang telah dicapai. Kedua5 untuk mengantisipasi era global dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global. Ketiga) sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah) perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian sistem pendidikan nasional sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih demokratis) memperhatikan keberagaman kebutuhanAkeadaan daerah dan peserta didik) serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat. Pada saat ini pendidikan nasional juga masih dihadapkan pada beberapa permasalahan yang menonjol !-$ masih rendahnya pemerataan memperoleh pendidikanD !+$ masih rendahnya kualitas dan rele'ansi pendidikanD dan !<$ masih lemahnya manajemen pendidikan) di samping belum terwujudnya kemandirian dan keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan akademisi. 6etimpangan pemerataan pendidikan juga terjadi antarwilayah geogra(is yaitu antara perkotaan dan perdesaan) serta antara kawasan timur &ndonesia !6T&$ dan kawasan barat &ndonesia !60&$) dan antartingkat pendapatan penduduk ataupun antargender. 6ualitas pendidikan di &ndonesia masih sangat memprihatinkan. =al tersebut tercermin) antara lain) dari hasil studi kemampuan membaca untuk tingkat Sekolah 3asar !S3$ yang dilaksanakan oleh organisasi &nternational >ducational Achie'ement !&>A$ yang menunjukkan bahwa siswa S3 di &ndonesia berada pada urutan ke8<@ dari <4 negara peserta studi. Sementara untuk tingkat Sekolah /anjutan Tingkat Pertama !S/TP$) studi untuk kemampuan matematika siswa S/TP di &ndonesia hanya berada pada urutan ke8<4 dari .+ negara) dan untuk kemampuan &lmu Pengetahuan Alam !&PA$ hanya berada pada urutan ke8., dari .+ negara peserta. Manajemen pendidikan nasional secara keseluruhan masih bersi(at sentralistis sehingga kurang mendorong terjadinya demokratisasi dan desentralisasi penyelenggaraan pendidikan. Manajemen pendidikan yang sentralistis tersebut telah menyebabkan kebijakan yang seragam yang tidak dapat mengakomodasi perbedaan keragamanAkepentingan daerahA sekolahA
:

peserta8didik) mematikan partisipasi masyarakat dalam proses pendidikan) serta mendorong terjadinya pemborosan dan kebocoran alokasi anggaran pendidikan. Sementara itu) penyebaran sumber daya manusia penelitian dengan berbagai macam dan tingkatan belum sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi. Selain itu) masih dirasakan kurangnya budaya berpikir kritis) penghargaan karya cipta !=A6&$ yang belum memadai) kurang e(ekti(nya sistem kelembagaan dan perangkat perundang8undangan serta serti(ikasi pro(esi ilmiah. Secara teoritis seperti diungkapkan oleh Tilaar ada beberapa alasan mengenai pendidikan di &ndonesia. Pertama, Masyarakat dan bangsa kita dalam ancang8ancang memasuki tahap pembangunan nasional yang penting yaitu pembangunan nasional jangka panjang kedua. "ntuk itu diperlukan pemikiran8pemikiran mengenai kebijakan yang perlu dirumuskan dalam berbagai bidang) termasuk bidang pedidikan) yang teramat strategis dan 'ital. Menurutnya pada tahap pembangaunan nasional jangka pajang kedua akan menitik beratkan pada peningkatan kualitas manusia dan masyarakat &ndonesia) yang tidak lain akan bertumpu pada pendidikan. Alasan. Kedua, Tilaar konsen pada pendidikan saat ini ialah pengamatan dia mengenai perkembangan dunia pendidikan nsional dewasa ini yang semakin membutuhkan suatu manajemen atau npengelolaan yang semakin baik. 3ikatakan krisis pendidikan yang kita hadapi dewasa ini berkisar kepada krisis manajemen. Menurutnya manajemen !endidikan dirumuskan sebagai m bilisasi segala sumber da#a !endidikan untuk menca!ai tujuan !endidikan #ang diteta!kan) maka apa yang kita hadapi ialah berbagai hambatan yang menghadang pencapaian tujuan tersebut. Misalnya masalah pembiayaan pendidikan) masalah tenaga kependidikan khususnya guru S3) dualisme pengelolaan S3) masalah penggauran lulusan perguruan tinggi dan menengah. Masalah perguruan swasta) dan sebagai kulminasi dari keseluruhan masalah manajemen tersebut di atas ialah rendahnya kulaitas pendidikan kita.
@

Masalah

manajemen

pendidikan

menyangkut

e(isiensi

dalam

peman(aatan sumber yang ada. Masih lembahnya manajemen pendidikan kita menunjukkan sisem pdnidikan nasional masih belum e(isien. =al itu bisa ditunjukkan bahwa pengembangan sistem pendidikan nasional kita bukan hanya memerlukan konsep8konsep manajemen pendidikan yang mantap) tetapi juga mmerlukan pengetahuan dan pengalaman manajemen pendidikan secara sistematis yang dikembangkan dan diterapkan dalam situasi dan kondisi sosial ekonomi negara kita yang beraneka ragam tersebut. Sejalan dengan itu kebutuhan manajer8manajer pendidikan yang pro(esional sudah merupakan keharusan. B* Mana7e en Pendidi'an Da%ar dan Pe $ang&nan Daera! Persoalan pendidikan dasar menjadi polemik tersendiri dalam tatanan sistem pendidikan nasional. "paya pemerintah dalam hal ini dengan menetapkan peraturan perundang8undangan yang khusus mengatur tentang pendidikan dasar. "ndangn undang yang mengatur yaitu "" no. +@ tahun -4@4. Sedangkan mengenai sekolah dasar diberlakukan PP o. 21 tahun -41-. Pada masa pembangunan pendidikan dasar menjadi prioritas dan dijadikan satu pendidikan yang bersi(a uni'ersal. Pemerataan pembangunan dibidang pendidikan dasar ini menjadi tanggung jawab msyarakat dan pemerintah daerah. 6ontro'ersi yang timbul dewasa ini mengenai manajemen sekolah dasar bersumber dari dua asumsi. Yaitu mutu pendidikan akan dapat ditingkatkan apabila ditangani secara e(isien dan Pendidikan dasar yang merupakan kebutuhan dasar dari setiap warga negara merupakan kewajiban pemerintah yang paling dekat untuk melaksanakannya. Pendidikan dasar menjadi (okus karena alasan sebagai berikut ; a. pendidikan dasar merupakan hak asasi manusia &ndonesia b. Masalah manajemen pendidikan) khususnya pendiakn dasar bukan hanya sekedar masalah yurudis tetapi lebih dari itu berkenaan dengan anak &ndonesia yang akan memperoleh pendidikan dasar) c. 3esentralisasi atau sentralisasi pelaksanaan pendidikan proses pendidikan.
4

8* S#"&%i Da"a

Mengata%i Per%#a"an Mana7e en Pendidi'an Na%i#na" untuk mengatasi berbagai masalah kependidikan

3iantaranya

sebagaimana disebutkan di atas maka diperlukan satu kebijakan pemerintah. Misalnya untuk mengantisipasi permasalahan pada pembangunan jangka panjang kedua ini pemerintah melalui kebijakan pembangunan pendidikan yang tercantum dalam #0= -4448+,,. yaitu ; -. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat &ndonesia menuju terciptanya manusia &ndonesia berkualitas tinggi dengan peningkatan anggaran pendidikan secara berarti. +. Meningkatkan kemampuan akademik dan pro(esional serta meningkatkan jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan sehingga tenaga pendidik mampu ber(ungsi secara optimal terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga kependidikan. <. Melakukan pembaharuan sistem pendidikan termasuk pembaharuan kurikulum) berupa di'ersi(ikasi kurikulum untuk melayani keberagaman peserta didik) penyusunan kurikulum yang berlaku nasional dan lokal sesuai dengan kepentingan setempat) serta di'ersi(ikasi jenis pendidikan secara pro(esional. .. Memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah sebagai pusat pembudayaan nilai) sikap) dan kemampuan) serta meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh sarana dan prasarana memadai. 1. Melakukan pembaharuan dan pemantapan sistem pendidikan nasional berdasarkan prinsip desentralisasi) otonomi keilmuan dan manajemen. 2. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat maupun pemerintah untuk memantapkan sistem pendidikan yang e(ekti( dan e(isien dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan) teknologi) dan seni.

-,

:. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara terarah) terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proakti( dan reakti( oleh seluruh komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya. @. Meningkatkan penguasaan) pengembangan dan peman(aatan ilmu pengetahuan dan teknologi) termasuk teknologi bangsa sendiri dalam dunia usaha) terutama usaha kecil) menengah) dan koperasi guna meningkatkan daya saing produk yang berbasis sumber daya lokal. 6emudian kebijakan tersebut dituangkan ke dalam program8program pembagunan antara lain ; -. Program Pendidikan 3asar dan Prasekolah +. Program Pendidikan Menengah <. Program Pendidikan Tinggi .. Program Pembinaan Pendidikan /uar Sekolah 1. Program Sinkronisasi dan 6oordinasi Pembangunan Pendidikan asional 2. Program Penelitian) Peningkatan 6apasitas) dan Pengembangan 6emampuan Sumber 3aya &lmu Pengetahuan dan Teknologi :. Program Peningkatan 6emandirian dan 6eunggulan &ptek Sedangkan untuk Manajemen pendidikan nasional sebagaimana diuraikan di atas Tilaar dalam bukunya membagi ke dalam . bagian) yaitu ; $ertama, Pendidikan membahas masalah pokok pengembangan Sistem asional) yang mengacu kepada "" o. + tahun -4@4 tentang

Sisdiknas. Menurutnya Sisdiknas perlu dikelola sebagai suatu sub sistem dari sistem manajemen pembangunan nasional. 3alam hal ini Tilaar mengusulkan gagasan untuk menyusun suatu sistem pendidikan dan pelatihan nasional terpadu !Sisdiklatnas$) alasannya adalah karena masalah tenaga kerja terampil telah dan akan merupakan masalah serius yang perlu segera ditanggulangi dalam 9aencana Pembangunan *angka Panjang kedua. Pada bab ini dimuat secara ekstensi( dan analitik mengenai manajemen pendidikan dasar.

--

Kedua, bagian ini dikemukakan tiga kasus manajemen pendidikan yang manyangkut (ungsi dan peran pendidikan swasta) pendidikan tinggi dan pendidikan didaerah terpencilD Mengenai pendidikan swasta mengambilk kasus lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh P#9&) yaitu dibahas mengenai kemitraan pendidikan swasta dalam Sisdiknas dalam usaha mencari jati diri dari lembaga8lembaga pendidikan itu. Menurut Tilaar kebijakan pengembangan dan pengelolaan pendidikan swasta dewasa ini cenderung menuju kon(ormisme yang berarti mematikan jatdiri pendidikan swasta sendiri. 6on(ormisme akan mematikan kreati'itas) ino'asi yang justru mrupakan pupuk bagi suatu kehidupan yang dinamis. Mengenai pendidikan tinggi mmerlukan oreientasi kelembagaan dan program secara terus menerus kepada dinamika masyarakat &ndonesia. ?leh karena itu diperlukan manajemen yang sesuai dengan dan tentunya manajer8manajer pendidikan yang pro(esional. 3an mengenai pendidkan daerah terpencil berkisar pada masalah pemerataan pembangunan dan penanggulangan kemiskinan. Ketiga,Tilaar menjelaskan !ertama tentang hasil manajemen pendidikan) yaitu kesenjangan mutu pendidikan dan tenaga pendidika yang menjalankan dan mengelola sisdiknas) khususnya tenaga guru pada jenjang S3. Kedua, tentang pendidikan dalam globalisasi ) dimana Tilaar menghimbau negara8negara berkembang tentang perlunya terobosan baru dalam strategi pendidikan guru. pro(esional untuk masa depan. 3an terakir Keem!at, bagian ini Tilaar mengembukakan pemikirannya tentang (ungsi dan peran Sisdiknas sebagai bagian dari strategi pembangunan nasional jangka panjang kedua) untuk mempersiapkan masyarakat &ndonesia memasukai dan menghadapi masyarakat industri modern. 3alam hal ini Tilaar mengemukakan sepuluh kecendrungan !megatrends% dari Sisdiknas. Yang salah satunya adalah menenagi manajemen pendidikan yang rasiona) terpadu) serta dikelola para manajer pendidikan yang pro(esional.
-+

3iantaranya dikemukakan tetang pendidikan guru yang menghadapi masyarakat teknologi dan in(ormasi) serta

pro(esi guru sebagai manajer pendidikan untuk mempersiapkan masyarakat

Salah satu masalah pendidikan yang kita hadapi dewasa ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah. 0erbagai usaha telah dilakukan) antara lain memlalui berbagai pelatihan dan peningkatan kuali(ikasi guru) penyediaan dan perbaikan saranaAprasarana pendidikan) serta peningkatan mutu manajemen sekolah. amun demikian) berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang merata. Sebagaian sekolah) terutama di kota8kota) menunjukkan peningkatan mutu yang cukup menggembirakan) namun Sebagian lainnya masih memprihatinkan. 3ari berbagai pengamatan dan analisis) sedikitnya ada tiga (aktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan secara merata. $ertama) kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan educational production (unction yang tidak dilaksanakan secara konsekuen. Pendekatan ini melihat bahwa lembaga pendidikan ber(ungsi sebagai pusat produksi yang apabila dipilih semua input !masukan$ yang diperlukan dalam kegiatan produksi tersebut) maka lembaga ini akan menghasilkan output yang dikehendaki. 3alam kenyataan) mutu pendidikan yang diharapkan tidak terjadi) mengapaC 6arena selama ini dalam menerapkan pendekatan educati n !r ducti n &uncti n terlalu memusatkan pada input pendidikan dan kurang memperhatikan pada proses pendidikan. Padahal) proses pendidikan sangat menentukan output pendidikan. Kedua) penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik) sehingga sekolah sebagai penyelenggara pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi) yang kadang8kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat. 3engan demikian sekolah kehilangan kemandirian) moti'asi) dan inisiati( untuk mengembangkan dan memajukan lembaganya termasuk peningkatan mutu pendidikan sebagai salah satu tujuan pendidikan nasional. Ketiga) peran serta masyarakat) khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim. Partisipasi masyarakat pada umumnya selama ini lebih banyak bersi(at dukungan dana) bukan pada
-<

proses pendidikan !pengambilan keputusan) monitoring) e'aluasi) dan akuntabilitas$. 0erkaitan dengan akun(abilitas) sekolah tidak mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan pendidikan kepada masyarakat) khususnya orang tua siswa) sebagai salah satu pihak utama yang berkepentingan dengan pendidikan. 0erdasarkan kenyataan8kenyataan tersebut) perlu dilakukan upaya8 upaya perbaikan) salah satunya yang sekarang sedang dikembangkan adalah reorientasi penyelenggaraan pendidikan) melalui manajemen sekolah !'ch (ased Management$. Manajemen berbasis sekolah atau 'ch l (ased Management dapat dide(inisikan dan penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengembilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan mutu sekolah dalam pendidikan nasional. >sensi dari M0S adalah otonomi dan pengambilan keputusan partisipasi untuk mencapai sasaran mutu sekolah. ?tonomi dapat diartikan sebagai kewenangan !kemandirian$ yaitu kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri. *adi) otonomi sekolah adalah kewenangan sekolah untuk mengatur dan mengurus kepentingan warga sekolah sesuai dengan dengan peraturan perundang8undangan pendidikan nasional yang berlaku. 6emandirian yang8dimaksud harus didukung oleh sejumlah kemampuan) yaitu kemampuan untuk mengambil keputusan yang terbaik) kemampuan berdemokrasiAmenghargai perbedaan pendapat) kemampuan memobilisasi sumber daya) kemampuan memilih cara pelaksanaan Manajemen 0erbasis Sekolah !M0S$ bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan) keluwesan) dan sumber daya untuk meningkatkan mutu sekolah. 3engan demikian) secara bertahap akan terbentuk sekolah yang memiliki kemandirian tinggi. l

-.

BAB III PENUTUP A* Ke%i p&"an Tantangan globalisasi yang melanda setiap bangsa memerlukan penyikapan yang bijak. 0angsa &ndonesia sebagai bagian dari bangsa yang akan menerima konsekuensi tantang global tersebut) mengahadapinya dengan mempersiapkan sistem pendidikan yang terintegrasi. Sistem pendidikan yang mampu menghadapi tantangan globalisasi memerlukan satu pengelolaan yang serius. Manajemen Pendidikan Manajemen Pendidikan asional menjadi salah satu alternati( dalam nasional pada hakekatnya merupakan megatasi persoalan pendidikan nasional yang amat strategis dan komplek. keterpaduan dari proses dan sistem manajemen pendidikan secara menyeluruh dalam mencapai tunjuan pendidikan dan pembangunan nasional. 6ebijakan pemerintah dan bergai upaya diusulkan oleh para ahli dalam mengatasi persoalan manajemen pendidikan nasional. Penyelenggaraan pendidikan dasar dilihat dari berbagai aspek) politik) teknis edukati() budaya dan pro(esional) tampak dengan jelas bahwa masalah manajemen pendidikan dasar bukan merupakan masalah kecil dan tidak dapat diletakan dalam dikotomi sederhana; sentralistik 's desentralistik. Seiring dengan bergulirnya era otonomi daerah) terbukalah peluang untuk melakukan reorientasi paradigma pendidikan menuju ke arah desentralisasi pengelolaan pendidikan. Peluang tersebut semakin tampak nyata setelah dikeluarkannya kebijakan mengenai otonomi pendidikan mela*ui strategi pemberlakuan manajemen berbasis sekolah !M0S bukan sekedar mengubah pendekatan pengelolaan sekolah dari yang sentralistis ke desentralistis) tetapi lebih dari itu melalui M0S diyakini akan muncul kemandirian sekolah.

-1

DAFTAR PUSTAKA Anwar dan Matahari) !+,,<$ $eranan $ nd k $esantren Al (as#ariah dalam Mem!ersia!kan 'antri Memiliki Da#a 'aing Tinggi !ada )ra *l balisasi ) *urnal Pendidikandan 6ebudayaan) 3epdiknas 5apra) Eritjo( 4-4@-$) Titik (alik $eradaban, 'ains, Mas#arakat dan Kebangkitan Kebuda#aan) 0entang) Yogyakarta. Program Pembangunan asional !Propenas$ Tahun +,,, F +,,. Pembangunan Pendidikan) 3epartemen Pendidikan asional &ndonesia Tilaar !+,,<$) Manajemen Pendidikan asional) 9emadja 9osdakarya) 0andung. "maedi) !-444$) Manajemen $eningkatan Mutu (erbasis sek lah 'ebuah !endekatan baru dalam !engel laan sek lah untuk !eningkatan mutu) 3ebdiknas. Suwarman =) >ngking !+,,1$) Mata Kuliah $engel laan $r gram $endidikan +uar 'ek lah) P/S "P&) 0andung. http;AAwww.depdiknas.go.idApublikasiA0uletinAPppgGTertulisA,@G+,,-AmanajemenGpendi dikanGmasaGdepan.htm

-2

Anda mungkin juga menyukai