Bab 3 Praktisi Pengembangan Organisasi
Bab 3 Praktisi Pengembangan Organisasi
dalam
proses
pengorganisasian
(misalnya,
dinamika
kelompok,
spesialisasi
dalam
bidang-bidang
terkait
OD,
seperti
sistem
intrapersonal
atau
Kemampuan
Self-
kemampuan
interpersonal
tersebut
meningkatkan
hubungan
tentang
perspektif
organisasi
dan
menuntut
aktivitas
membantu
para
anggota
mempelajari
keterampilan-
keterampilan baru dan perilaku, para praktisi harus bertindak sebagai model
peran seperti yang diharapkan. Mereka harus bertindak dengan cara-cara
yang terpercaya bagi para anggota organisasi dan memberi mereka
konseling dan bimbingan yang diperlukan untuk berkembang dan berubah.
Karena hubungan membantu ditentukan bersama-sama, maka para praktisi
harus mampu menegosiasikan sebuah peran yang dapat diterima dan
mengelola harapan dan tuntutan perubahan.
Keterampilan Konsultasi Umum. Tabel 3.1 mengidentifikasi
kemampuan-kemampuan
untuk
mengelola
proses
konsultasi
dan
dengan
para
bawahan
untuk
menentukan
kekuatan
dan
pendekatan
yang
menjanjikan
terhadap
dimilikinya
melatih
mitra-mitra
organisasi mereka,
sehingga
membantu
memprioritaskan
pemikiran
dengan
mengarahkan
perhatian kepada informasi penting yang tidak dibahas dalam model dan
teori. Dalam hal ini, beberapa peneliti berpendapat bahwa kecerdasan
emosional sama pentingnya seperti kecerdasan kognitif.
Laporan-laporan dari para praktisi OD mendukung pentingnya
kecerdasan emosional didalam praktek. Dari sudut pandang klien, para
mereka
masing-masing.
Ambiguitas,
ketidakpahaman,
atau
menjawab
kebutuhan
pribadi
bukan
mengintervensi
guna
(dengan
sejak
awal.
Secara
tradisional,
para
profesional
OD
telah
keberfungsian
menanggapi
mereka
dan
menyesuaikannya
dengan
kepentingan-
perubahan-perubahan
penting
dalam
filsafat,
strategi,
dan
Pedoman Etika
Untuk kebanggaannya, bidang OD selalu telah menunjukkan
perhatian kepada perilaku etis para praktisinya. Ada beberapa artikel dan
simposium tentang etika dalam OD. Selain itu, pernyataan-pernyataan
tentang etika yang mengatur praktek OD telah disponsori oleh Institut
Pengembangan
Organisasi
(http://members.aol.com/ODInst/ethics.htm),
kepatuhan
terhadap
pernyataan-pernyataan
etika
dan
kemampuan
yang
berbeda.
Fase
masuk
dan
kontribusi
kepada
permasalahan
tersebut
dengan
mempotretkan tujuan dan kebutuhan yang tidak akurat. Pada salah satu
kasus, salah satu atau kedua belah pihak bekerja dibawah kepura-puraan
yang salah dan sebuah dilemma etika terjadi. Sebagai contoh, dalam sebuah
kasus tidak terkenal
Data.
Penyalahgunaan
data
terjadi
ketika
terlibat
dalam
intervensi.
Pihak
manajemen
seharusnya
memutuskan secara sepihak bahwa pembentukan tim itu baik bagi para
anggota. Akan
tetapi,
kebebasan
untuk membuat
sebuah pilihan
energi
klien
dari
ketergantungan.
Yang
terakhir,
keyakinan
mereka
menentukan
metode
perubahan.
Dilemma
dan
memiliki
keterampilan
dan
pengetahuan
untuk
menerapkannya.
Aplikasi 3.2 menyajikan sebuah dilemma etis yang seringkali
muncul dalam konsultasi OD. Hal-hal apa dalam proses tersebut yang
menggambarkan kesempatan praktis untuk intervensi? Apakah anda setuju
dengan penyelesaian Todd untuk masalah ini? Pilihan lain apakah yang ia
miliki?
F. RINGKASAN
Bab ini telah mengkaji peran praktisi pengembangan organisasi. Istilah
praktisi OD berlaku pada tiga kelompok orang yaitu: orang yang memiliki
keahlian khusus dalam OD sebagai profesi, orang dari bidang-bidang terkait yang
telah memperoleh kemampuan dalam OD, dan para manajer yang memiliki
keterampilan OD yang dibutuhkan untuk mengubah dan mengembangkan
organisasi atau departemen mereka. Daftar yang lengkap secara rinci
menyebutkan keterampilan dan pengetahuan inti dan maju yang harus dimiliki
oleh spesialis OD, tetapi kelompok keterampilan dan pengetahuan yang lebih
kecil dapat diterapkan untuk semua praktisi pada semua tingkatan. Hal ini
meliputi
empat
jenis
latar
belakang
yaitu:
keterampilan
intrapersonal,
kepada
klien
sampai
yang
berorientasi
kepada
konsultan,
dan lokakarya sampai pendidikan sarjana dan doktoral. Tidak ada satu jenjang
karir yang ada, tetapi konsultasi internal seringkali merupakan sebuah batu
loncatan untuk menjadi seorang konsultan eksternal. Karena langkah praktek OD
yang tidak tenang, maka para spesialis sebaiknya bersiap-siap untuk menghadapi
tingkat stress yang tinggi dan kemungkinan kegagalan karir.
Nilai-nilai telah memainkan sebuah peran penting dalam OD, dan nilainilai tradisional yang meningkatkan kepercayaan, kolaborasi, dan keterbukaan
akhir-akhir ini telah didukung dengan perhatian untuk meningkatkan efektivitas
dan produktivitas. Para spesialis OD dapat menghadapi dilemma nilai dalam
mencoba mengoptimalisasi manfaat bagi sumberdaya manusia dan kinerja
organisasi. Mereka juga dapat menemui konflik nilai saat menghadapi para
pemangku kepentingan eksternal yang kuat, seperti pemerintah, pemegang saham,
dan pelanggan. Untuk menghadapi kelompok-kelompok luar tersebut mungkin
diperlukan keterampilan berpolitik, serta keterampilan sosial tradisional yang
lebih banyak.
Masalah-masalah etika dalam OD melibatkan bagaimana para praktisi
menjalani peran membantu mereka dengan klien. Sebagai suatu profesi, OD selalu
menunjukkan perhatian untuk tingkah laku yang etis dari para praktisinya, dan
beberapa kode etik untuk praktek OD telah dibuat oleh berbagai asosiasi
profesional. Dilemma etika dalam OD muncul seputar misrepresentasi,
penyalahgunaan data, pemaksaan, konflik nilai dan tujuan dan kejanggalan teknik.