TINJAUAN PUSTAKA
: Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Actinopterygii
Order
: Mugiliformes
Family
: Mugilidae
Genus
: Mugil
Spesies
: Mugil dussumieri
Belanak tersebar di perairan tropis dan subtropis (FAO, 1974 dalam Lagler et
al., 1997), ikan belanak merupakan ikan yang suka bergerombol 20-30 ekor di pantai
sekitar 1,5 meter dan memasuki laguna serta estuaria untuk mencari makanan
(Sulistiono, 1987). Ikan ini terdistribusi pada semua perairan terutama di daerah estuari
(coastal) dan laut di daerah tropis dan subtropis yaitu di Indo-Pacific, Filipina, dan Laut
Cina Selatan, hingga Australia. Ikan belanak merupakan jenis ikan pelagis
(benthopelagic) yang bersifat katadromus hidup di perairan tawar seperti sungai, estuari,
dan laut dengan kedalaman sampai 120 meter, temperatur antara 8-240C (Lagler et al.,
1997). Estuaria adalah perairan muara semi tertutup yang merupakan tempat
pencampuran antara air sungai dan air laut (Kaiser et al., 2005).
dalam perairan juga ditentukan oleh kondisi abiotik lingkungan seperti suhu, cahaya,
ruang, dan luas permukaan.
Apabila satu spesies ikan telah diketahui secara umum kebiasaan makanannya,
tetapi ketika diambil dari perairan tertentu terdapat kelainan dalam lambungnya, hal ini
menunjukkan bahwa habitat itu secara alami tidak sesuai dengan ikan itu. Dengan
demikian penilaian kesukaan ikan terhadap makanannya menjadi sangat relatif.
Beberapa faktor yang diperhatikan adalah faktor penyebaran organisme sebagai
makanan ikan, faktor ketersediaan makanan, faktor pilihan dari ikan itu sendiri serta
faktor-faktor fisik yang mempengaruhi perairan (Effendie, 2002).
Para pemancing yang sudah biasa memancing ikan ini sudah paham cara
memancing dan cara mencari umpan, namun bagi para angler yang baru mau mencoba
untuk mancing ikan belanak ada beberapa trik yang perlu dipahami, karena mancing
ikan belanak berbeda dengan cara memancing ikan lainnya pada umumnya.
Sesudah masa larva berakhir bentuk ikan hampir serupa dengan induk. Beberapa
bagian tubuhnya meneruskan pertumbuhannya. Pada umumnya perubahan tadi hanya
merupakan perubahan kecil saja seperti panjang sirip dan kemontokan ikan. Selain itu
terdapat pula perubahan yang bersifat sementara, misalnya: perubahan yang
berhubungan dengan kematangan gonad. Perubahan-perubahan itu dinamakan
pertumbuhan allometrik atau heterogenik. Apabila pada ikan terdapat perubahan terusmenerus secara proposional dalam tubuhnya dinamakan pertumbuhan isometrik atau
isogenik (Effendie, 2002).
Sifat seksual primer ditandai dengan ovarium dan pembuluhnya (ikan betina)
dan testis dengan pembuluhnya (ikan betina) yang hanya dapat dilihat dengan
melakukan seksi (pembedahan) namun hasil itu belum tentu positif. Sifat seksual
sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan
betina. Sifat seksual sekunder dapat dibagi menjadi dua yaitu bersifat sementara (hanya
muncul pada musim pemijahan saja) dan bersifat permanen (tetap ada sebelum, selama
dan sesudah musim pemijahan) (Effendie, 2002).
ikan jantan karena perkembangan diameter telur yang terdapat dalam gonad lebih
mudah dilihat daripada sperma yang terdapat di dalam testis (Effendie, 2002).
Ciri-ciri
Ovari seperti benang, panjang sampai ke depan rongga tubuh,
warna jernih, dan permukaan licin.
Ukuran ovari lebih besar. Pewarnaan lebih gelap kekuningkuningan, telur belum terlihat jelas dengan mata.
Ovari berwarna kuning, secara morfologi telur mulai kelihatan
butirnya dengan mata.
Ovari makin besar, telur berwarna kuning, mudah dipisahkan. Butir
minyak tidak tampak, mengisi setengah hingga dua per tiga rongga
perut, usus terdekat.
Ovari berkerut, dinding tebal, butir telur sisa terdapat di dekat
pelepasan, banyak telur seperti pada tingkat II.
2.7. Fekunditas
Fekunditas adalah jumlah telur yang dikeluarkan seekor induk betina dalam
sekali pemijahan. Pada batas-batas tertentu, nilai fekunditas biasanya berhubungan
dengan berat induk. Semakin besar ukuran induk ikan semakin banyak pula telurnya.
Secara alami, jenis ikan yang telurnya kecil diimbangi dengan fekunditas yang besar,
demikian pula sebaliknya (Komarudin, 2000).
Effendie (1997) menyatakan bahwa fekunditas individu adalah jumlah telur
yang terdapat di dalam ovari ikan. Untuk menentukan fekunditas ikan apabila ikan
tersebut dalam tahap tingkat kematangan gonad yang ke-IV dan yang paling baik sesaat
sebelum terjadinya pemijahan, dengan mengetahui fekunditas secara tidak langsung kita
dapat menaksir jumlah anak ikan yang akan dihasilkan dan akan menentukan pula
jumlah ikan dalam kelas umur yang bersangkutan. Dalam hubungan ini tentu ada faktorfaktor lain yang memegang peranan penting dan sangat erat kaitannya dengan strategi
reproduksi dalam rangka mempertahankan kehadiran spesies tersebut di alam.