Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT


GREEN TOBACCO SICKNESS (GTS)

oleh
Kelompok 4
Novaria Dyah Ayu P.132310101022
Rohmatun Nazila 152310101111
Ifka Wardaniyah 152310101114
Hendra Pranata 152310101216
Annisa Nur G. A. 152310101317
Joko Anang Susanto 152310101311

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN


TINGGI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT


GREEN TOBACCO SICKNESS (GTS)

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Keperawatan


Medikal Bedah dengan dosen pembimbing: Ns.Rhondianto
S.Kep.,M.Kep

oleh
Kelompok 4
Novaria Dyah Ayu P.132310101022
Rohmatun Nazila 152310101111
Ifka Wardaniyah 152310101114
Hendra Pranata 152310101216
Annisa Nur G. A. 152310101317
Joko Anang Susanto 152310101311

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN


TINGGI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Makalah Dasar Keperawatan Medikal Bedah tentang


penyakit yang berhubungan dengan bidang pertanian dengan
judul
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Green
Tobacco Sickness (GTS)

yang disusun oleh:


Kelompok 4
Novaria Dyah 132310101022
Rohmatun Nazila 152310101111
Ifka Wardaniyah 152310101114
Hendra Pranata 152310101216
Annisa Nur G. A. 152310101317
Joko Anang Susanto 152310101311

telah disetujui untuk dikumpulkan pada:


hari/tanggal : Senin, 14 November 2016

Makalah ini disusun dengan pemikiran sendiri, bukan hasil


jiplakan atau reproduksi ulang makalah yang telah ada.

Penyusun,

(Kelompok 4)

Dosen Mata Kuliah Dosen Pembimbing

Ns. Wantiyah, S.Kep., M.Kep Ns. Rondhianto, S.Kep., M.Kep.


NIP 198107122006042001 NIP 198303242006041002
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Epidemiologi
BAB II. KONSEP DASAR PENYAKIT

2.1 Definisi green tobacco sickness


Tembakau merupakan tanaman yang digunakan sebagai
bahan baku rokok yang mengandung zat alkaloid nikotin. Zat
alkaloid nikotin dapat berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari
serangan hama, penguat tumbuhan dan pengatur kerja hormon.
Namu bagi tubuh manusia nikotin bersifat berbahaya yang mana
dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon epinefrin
sehingga membuat nafas menjadi cepat dan dangkal,
peningkatan denyut jantung, dan tekanan darah meningkat.
Berdasarkan hal tersebut kandungan zat alkaloid nikotin didalam
tubuh tembakau dpaat menyebabkan berbagai gangguan
kesehatan yang salah satunya adalah green tobacco sickness.

Green tobacco sickness (GTS) adalah penyakit yang


diakibatkan oleh paparan nikotin dari penanganan daun
tembakau yang disebabkan oleh keracunan nikotin (OSHA &
NIOSH, 2015). Green tobacco sickness (GTS) adalah penyakit
yang dapat disebabkan oleh penyerapan nikotin melalui kulit
ketika petani bekerja dilahan tembakau yang basah tanpa
memakai alat pelindung diri. Oleh karena itu, petani tembakau
beresiko terkena penyakit GTS yang berhubungan dengan
paparan pestisida dan absorbsi nikotin dari daun tembakau.

2.2 Etiologi Green Tobacco Sickness (GTS)

Green tobacco sickness merupakan penyakit yang


disebabkan karena keracunan nikotin. Sebab dari keracunan
tersebut yaitu karena ketika seseorang memetik tembakau tanpa
menggunakan alat pelindung diri (APD) maka secara otomatis
kulit akan bersentuhan langsung dengan tembakau. Resiko
keracunan nikotin menjadi meningkat ketika tembakau yang
terpajan dalam keadaan basah atau berkeringat sehingga zat
nikotin akan mudah meresap atau menempel ke kulit dan masuk
kedalam aliran darah. Selain zat nikotin, green tobacco sickness
juga disebabkan karena adanya kandungan pestisida
organofosfat insektisida pada tembakau sehingga dapat
menimbulkan gejala seperti mual, muntah, sakit kepala, dan
pusing bagi petani yang telah terpapar. Gejala lain yang muncul
adalah air liur yang berlebihan, air mata berlebihan dan sakit
pada otot (Arcury, et al. 2008).

Proses menempelnya zat nikotin terhadap kulit para petani


tembakau yaitu ketika para buruh sedang memanen tembakau.
ketika panen daun tembakau para petani biasa menarik lalu
memutar daun tembakau supaya bisa lepas dari tanaman dan
mengumpulkan daun tembakau dengan keadaan bentuk yang
masih berupa daun utuh serta meletakkannya di tangan. Hal
tersebut dapat menyebabkan lecet pada kulit para pekerja
sehigga meningkatkan resiko terjadinya penyakit green tobacco
sickness. Hal lain yang terjadi yaitu proses panen tembakau
biasanya dilakukan pada pagi hari oleh petani dengan alasan
untuk menghindari terik panas matahari, sedangkan ketika pagi
hari keadaan tembakau dalam keadaan basah karena embun dan
green tobacco sickness dapat terjadi terutama ketika dalam
keadaan tembakau yang masih basah dan langsung menyentuh
kulit yang menyebabkan penyerapan nikotin dengan mudah
terhadap kulit.

1.3 Patofisiologi

Menurut Centers for Desease Control (CDC) (2015),


mekanisme terjadinya penyakit green tobacco sickness diawali
dengan paparan nikotin ketika petani menyentuh atau
memegang daun tembakau yang basah secara langsung tanpa
menggunakan sarung tangan. Daun tembakau yang basah dapat
disebabkan karena air hujan maupun air embun. Para petani atau
pekerja tembakau memiliki kebiasaan dengan memetik daun
tembakau tanpa menggunakan APD seperti sarung tangan,
sehingga kulit akan mudah terpapar oleh zat nikotin dari daun
tembakau tersebut. Daun tembakau yang mengandung zat
nikotin tersebut akan mudah diserap oleh kulit ketika dalam
kondisi basah atau berkeringat. Dari kulit zat nikotin akan
didistribusikan ke seluruh tubuh termasuk ke otak sehingga
menimbulkan gejala seperti mual dan muntah.

Green tobacco sickness hanya sering terjadi pada petani


atau buruh tembakau saja, karena penyakit ini terjadi karena
adanya kontak langsung antara pekerja dengan daun tembakau
terutama tembakau yang basah. Hal tersebut menyebabkan
pekerja terpapar langsung dengan zat nikotin yang terkandung
didalamnya. Hal lain yang memepengaruhi yaitu kurangnya
pengetahuan dan kesadaran terhadap penggunaan alat
pelindung diri seperti sarung tangan ketika akan memanen daun
tembakau sehingga kemungkinan dapat meminimalisir
terinfeksinya kulit terhadap zat nikotin yang terkandung didalam
rokok apabil menggunakan alat pelindung diri seperti sarung
tangan.

1.4 Tanda dan Gejala (Manifestasi Klinis) Green Tobacco


Sickness

Zat nikotin yang masuk kedalam kulit manusia dapat


menyebar keseluruh tubuh sehingga dapat menimbulkan
dampak atau penyakit yang sering disebut dengan green
tobacco sickness. Green tobacco sickness yang disebabkan
masuknya zat nikotin kedalam tubuh akan didistribusikan
keseluruh tubuh termasuk otak. Didalam otak zat nikotin akan
menyerang langsung pada zona kemoreseptor trigger di medulla
oblongata sehingga dapat menyebabkan reflex muntah terhadap
orang yang terpapar. Gejala lain yang muncul pada petani atau
buruh tembakau yaitu adanya mual, sesak nafas, peningkatan
keringat, kelelahan, sulit tidur, peningkatan air liur, dan semua
badan terasa sakit (Balu, et al. 2013). Selain itu, pekerja atau
petani tembakau dengan penyakit green tobacco sickness dapat
terjadi ruam dan gatal pada kulit yang disebabkan karena
adanya campuran pestisida yang terkandung dalam daun
tembakau.

Tanda dan gejala penyakit green tobacco sickness dapat


terjadi setelah 10 jam pekerja terpapar dengan daun tembakau
yang basah larut dalam nikotin yang diserap melalui kulit
pekerja. Tanda dan gejala akan menimbulkan keparahan apabila
tidak ada penanganan setelah dua sampai empat hari.

1.5 Prosedur diagnostik

1.6 Penatalaksanaan Medis


BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses


keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi
atau data tentang pasien agar dapat mengidentifikasi dan
mengenali masalah masalah kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien baik fisik mental, sosial serta lingkungan
(Nasrul E., 1995: 18). Pengkajian dilakukan dengan
mengumpulkan data berupa identitas klien dan riwayat
kesehatan klien. Selain itu perawat juga melakukan pemeriksaan
fisik terhadap pasien yang baru masuk ke rumah sakit dengan
menilai langung sistem atau organ yang berkaitan dengan
keluhan pasien dengan cara inspeksi (melihat), palpasi (meraba),
perkusi (mengetuk), auskultasi (mendengar).

3.1.1 Riwayat Kesehatan

Riwayat kesehatan adalah informasi tentang kesehatan


masa lalu klien, kesehatan keluarganya, dan masalah lainnya.
Riwayat kesehatan berisi tentang informasi pribadi klien dan
keluhan yang klien rasakan sebelum dan ketika masuk rumah
sakit. Riwayat kesehatan dilakukan kepada pasien dengan
keluhan utama masuk rumah sakit dan keluhan utama saat dikaji
dengan metode PQRST Berikut adalah isi dari riwayat kesehatan,
antara lain :
1. Identitas pasien
a. Nama :
b. Jenis kelamin :
c. Suku bangsa :
d. Tanggal lahir :
e. Alamat :
f. Agama :
g. Tanggal MRS :
h. Tanggal pengkajian :
i. Diagnosa medis :

2. Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan alasan pertama ketika klien
meminta pertolongan kesehatan. Pada pasien dengan
penyakit green tobacco sickness keluhan utama yang biasa
muncul adalah mual, muntah, pusing, terjadinya kelelahan,
dll.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS)
Pada pasien dengan penyakit green tobacco sickness,
perawat dapat mengidentifikasi sejak kapan pasien mulai
merasakan keluhan utamanya. Pasien dengan penyakit green
tobacco sicckness biasa menampakkan gejala awal seperti
mual, pusing, muntah, peningkatan air liur, dll.
4. Riwayat Kesehatan Terdahulu (RKD)
Riwayat kesehatan terdahulu pada pasien yang mengalami
tanda dan gejala seperti penyakit green tobacco sickness,
seorang perawat dapat mengkaji apakah pasien pernah
mengalami penyakit green tobacco sickness atau alergi kulit
sejenis yang lain dimasa lalu.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK)


Pada pasien yang mengalami penyakit green tobacco
sickness, perawat dapat mengkaji apakah dari anggota
keluarga juga pernah menderita penyakit yang sama dengan
pasien. Selain itu apakah terdapat anggota keluarga yang
mempunyai pekerjaan yang sama seperti pasien, sehingga
perawat dapat mengkaji sekaligus menindaklanjuti untuk
pencegahan terhadap penakit green tobacco sickness
terhadap pasien dan keluarga pasien.

3.1.2 Pengkajian: pola gordon, NANDA


3.1.3 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien asma dapat dimulai dengan
menilai keadaan umum, tanda vital, menilai status mental dan
cara berpikir, serta menilai langsung sistem atau organ yang
berkaitan dengan keluhan pasien dengan cara inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi.
1. Inspeksi

Inspeksi adalah melihat dan mengevaluasi pasien secara


visual dengan menggunakan indera penglihatan untuk
mengetahui keadaan pasien secara menyeluruh dan teliti.
Penyakit green tobacco sickness merupakan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala seperti mual, muntah dll. Oleh karena itu,
inspeksi yang dapat dilakukan oleh seorang perawat yaitu
dengan melihat kondisi pasien berupa warna kulit ada pucat atau
tidak, kesimetrisan bentuk dada untuk melihat apakah pasien
memiliki kesulitan untuk bernafas atau tidak, cairan yang keluar
dari tubuh pasien berupa keringat berlebih.

2. Palpasi
Palpasi adalah menyentuh atau merasakan dengan tangan
yang dilakukan baik pada permukaan maupun dalam rongga
tubuh untuk mengetahui ukuran, bentuk, konsistensi, dan
gerakan komponen struktur tubuh. Dalam pemeriksaan melalui
palpasi, seorang perawat dapat memeriksa suhu tubuh pasien,
turgor, bentuk, kelembapan dan ukuran. Pada pasien dengan
green tobacco sickness

3.1.4 analisa data dan masalah


3.1.5 pathway
3.2 Diagnosa keperawatan (NANDA)
3.3 perencanaan keperawatan (NIC)
3.4 intervensi keperawatan (NOC)
3.5 evaluasi keperawatan (SOAP)

Anda mungkin juga menyukai