Anda di halaman 1dari 46

1

ADMINISTRASI NEGARA PERBANDINGAN


( DIPETIK/DISALIN DARI BUKU
ADMINISTRASI NEGARA PERBANDINGAN
Drs. SUKARNA
PENERBIT PT. CITRA ADITYA BAKTI, BANDUNG,CETAKAN IV, 1990 )

DI KULIAHKAN PADA
STISIP MARGARANA TABANAN

OLEH DOSEN

Drs. I NYOMAN SATIANA, M.Si


2

ADMINISTRASI NEGARA PERBANDINGAN


( Disalin/dipetik dari buku Administrasi Negara Perbandingan,
Drs. Sukarna, Cetakan IV, 1990)

YANG MENJADI THEMA DALAM ADMINISTRASI NEGARA PERBANDINGAN


IALAH DUA HAL YAITU
1. ADMINISTRASI NEGARA ITU SENDIRI, DAN
2. PERBANDINGAN DENGAN NEGARA LAIN
MENGINGAT PULA PENDEKATAN TERHADAP ADMINISTRASI NEGARA ITU
BERBEDA-BEDA, MELAHIRKAN HASIL PANDANGAN YANG BERBEDA. DENGAN
ADANYA PERBEDAAN ITU, MAKA LAHIRLAH PERBANDINGAN. ARTINYA SUATU
PERBANDINGAN TIDAK AKAN ADA KALAU TIDAK ADA PERBEDAAN.

Administrasi Negara yang akan diperbandingkan dalam perkuliahan ini akan dibatasi
yaitu :

1. Amerika Serikat
2. Uni Suvyet
3. Perancis
4. Yordania
5. Jepang.
dan akan sedikit disinggung : Saudi Arabia, Inggris, serta Administrasi Negara Indonesia.

KEGUNAAN MEMPELAJARI ADMINISTRASI NEGARA PERBANDINGAN :

1. Untuk mencari perbendaan-perbedaan yang terdapat dalam administrasi Negara


masing-masing.
2. Untuk mencari administrasi Negara mana yang paling effektif dapat mencapai
tujuannya.
3. Untuk mencari sistim yang paling tepat dapat digunakan untuk menjalankan
kebijaksanaan Negara.
4. Untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang kebaikan dan keburukan
masing-masing Administrasi Negara.
5. Untuk mencari metode guna memperbaiki kesalahan atau kelemahan dalam
Administrasi Negara sendiri.
3

6. Untuk mencari alat analisa mengapa Administrasi Negara yang satu berhasil dan
Administrasi Negara yang lainnya mengalami kegagalan.
7. Untuk memperoleh bahan-bahan kepentingan study lebih lanjut.

BEBERAPA PENDEKATAN ADMINISTRASI NEGARA :


1. PENDEKATAN FALSAFAH
2. PENDEKATAN POLITIK
3. PENDEKATAN SISTIM
4. PENDEKATAN ADMINISTRASI DAN KONSTITUSI

AD. 1. PENDEKATAN FALSAFAH


a. Amerika Serikat, Perancis, dan jepang, berdasarkan Falsafah
Liberalisme.
b. Uni Sovyet, berdasarkan Komunisme.
c. Yordania berdasarkan Islam.
d. Indonesia berdasarkan Pancasila.

Liberalisme.
Leonard T. Hobhouse, dalam bukunya Liberalism mengemukakan
prinsip-prinsip Liberalisme sbb :
1. Kebebasan/kemerdekaan warga Negara.
2. Kebebasan pajak dalam arti tidak ada pajak tanpa undang-undang.
3. Kebebasan pribadi dalam arti setiap orang mempunyai kebebasan
pikiran.
4. Kebebasan masyarakat.
5. Kebebasan ekonomi.
6. Kebebasan keluarga.
7. Kebebasan nasional, ras dan daerah.

Amerika Serikat yang administrasinya Negara didasarkan atas paham Liberalisme


di bawah pimpinan Jimmy Carter, mengkaitkan bantuan luar negerinya dengan
perlindungan terhadap hak-hak azasi manusia.
4

Komunisme
Dalam buku :Das Kapital, Manifesto, dan Religion Karya Marx dan Engel
dan suvyet state Law Karya Prof. Krijlov, pada intinya menyebutkan sbb :

1. Semua hak milik dan alat-alat Produksi ( seperti : tanah, modal, uang
dan sebagainya ) dihapuskan.
2. semua alat-alat produksi, transportasi, komunikasi, bank disentralisasi
dalam tangan Negara.
3. Kebebasan individu dan hak-hak azasi manusia tidak diakui.
4. Agama harus dilenyapkan.
5. Hukum-hukum tradisionil nasional dan internasional harus diubah
dengan hukum-hukum atau aturan-aturan baru berdasarkasn ajaran
komunis.
6. Kaum buruh sedunia harus dipersatukan ( bersifat Internasional ).
7. Sistim pemerintahan dengan diktatur proletariat.
Administrasi Negara Uni Sovyet dibawah kepemimpinan Lenin-Stalin
dan penerusnya mengusahakan menerapkan perinsip-perinsip diatas. Hak azasi
manusia tidak ada sama sekali.

AD.2. PENDEKATAN POLITIK ( POLITICAL APPROACH )


Seperti kita ketahui bahwa politik itu ialah memberi pengetahuan kearah
penguasaan Negara, maka Administrasi Negara mempunyai fungsi :
I. Mempertahankan kekuasaan atau kedudukan atas Negara.
II. Mengatur hubungan antara individu dengan individu dan
individu dengan kelompok serta individu dengan Negara.
III. Mengatur hubungan antara kelompok dengan kelompok dan kelompok dengan
Negara.
IV. Mengatur hubungan antara Negara dengan Negara.

Ad. I. Fungsi mempertahankan kekuasaan atas Negara sebagai fungsi dari pada
Administrasi Negara tentu saja akan ada atau terdapat perbedaan-perbedaan
dalam caranya atau metode dan prosedurnya, tergantung pada bentuk
pemerintahannya.
5

- Dalam Negara yang berbentuk Republik dengan


sistim demokrasi, maka mempertahankan kekuasaan atas Negara itu
dilakukan melalui sistim pemilu yang bebas dan rahasia serta
mengusahakan kesejahteraan rakyat yang menyeluruh, mengingat apabila
masyarakat telah merasakan pelayanan dari pada Administrasi Negara yang
sedang berjalan itu, maka rakyat pada pemilu berikutnya akan memilih
kembali kelompok atau golongan yang menjadi Top Administrator tadi.

- Sedangkan didalam Negara yang bentuk pemerintahannya Republik tetapi


dengan sistim kediktatoran seperti Negara-negara Sosialis-komunis, maka
cara mempertahankan kekuasaan atas Negara itu pertama-tama
mengusahakan kedudukan dalam partai politik melalui kongres partai,
karena antara kedudukan dalam partai politik dengan kedudukan dalam
Negara atau pemerintah terdapat persesuaian, sehingga Sekretaris Jenderal
partai komunis biasanya merangkap jabatannya dengan Perdana Menteri.
Sedangkan Ketua Partai menjadi Presidennya. Jadi walaupun ada pemilu
dalam kerangka mempertahankan kekuasaan atas Negara, maka sifat dari
pada pemilu itu sudah terarah dan tidak lagi bebas dan rahasia.

- Adapun dalam Negara yang berbentuk Monarchi dengan sistim


kediktatoran seperti Saudi Arabia, maka cara mempertahankan kekuasaan
atas Negara ialah dengan sistim keturunan dimana Putra Mahkota menjadi
Raja dan Perdana Menteri yang didukung oleh kekuatan militer. Di Saudi
Arabia tidak ada pemilu mengingat di Negara tersebut tidak ada parlemen
dan tidak ada partai politik.

- Dan pada Negara yang berbentuk Monarchi tetapi dengan sistim demokrasi
seperti : Inggris, Nederland dan Jepang, maka mempertahankan kekuasaan
atas Negara melalui pemilu, mengingat dalam Negara tersebut terdapat
parlemen dan partai politik yang lebih dari satu, kecuali Kepala Negara, ia
harus putera atau puteri Mahkota.

Ad. II. Fungsi mengatur hubungan individu dengan individu dan individu dengan
kelompok serta individu dengan Negara.
Hal ini tentu akan melahirkan perbedaan-perbedaan dari pada aktivitas
Administrasi Negara disebabkan :

- Administrasi Negara yang Demokratis, hubungan antara individu dengan


individu atau individu dengan kelompok atau individu dengan Negara akan
berjalan secara demokratis pula, dimana akan terlahir dalam pengaturan
hubungan ini yaitu :
* adanya social equality,
* equality before the law,
* social participation,
* social responsibility,
* social support,
* social control.
6

- Sedangkan dalam Negara yang sistim


pemerintahannya atau administrasi negaranya kediktatoran, maka dalam
hubungan pengaturan dengan Negara atau individu dengan kelompok tak
akan terdapat social equality maupun equality before the law dan tak akan
lahir apa yang disebut dengan open management.

Sistim ini mempengaruhi terhadap pengaturan-pengaturan hubungan itu,


maka sudah tentu pula falsafah atau pandangan hidup Negara akan
berpengaruh terhadap aktivitas administrasi negaranya.

- Faham Liberalisme di mana individu mendapatkan titik utama yang harus


diperhatikan oleh Negara dengan alasan bahwa masyarakat tidak akan lahir
tanpa individu dan pada akhirnya Negara tidak akan lahir tanpa adanya
masyarakat, maka dalam pengaturan hubungan-hubungan individu itu,
harkat martabat dan derajatnya sangat dijunjung tinggi. Oleh karena itulah
hubungan-hubungan tadi dalam kegiatan Administrasi Negara menghormati
hak-hak azasi manusia.
- Sedangkan dalam Administrasi Negara yang berfaham Komunis, dimana
dipandang bahwa hak-hak azasi perorangan lahir karena hak-hak masyarakat,
maka setiap individu tidak mempunyai arti yang lepas dari pada
masyarakatnya. Oleh karena itu yang terpenting bukanlah individu melainkan
masyarakat, mengingat masyarakat pulalah yang membuat Negara dan bukan
individu. Disebabkan pandangan ini terlahirlah apa yang disebut faham
kolektivisme ( pemilikan bersama ).
Sudah barang tentu kegiatan Administrasi Negara dalam mengatur hubungan-
hubungan antara individu dengan kelompok yang akan diperioritaskan ialah
kekuatan kelompok yaitu hak-hak kelompok dan kewajiban-kewajiban
kelompok.
Mengingat apabila tidak demikian, maka berarti suatu penyelewengan terhadap
kolektivisme. Oleh karena itu tidak aneh apabila hak-hak individu dan human
dignity atau derajat manusia secara perseorangan (bagi masyarakat biasa) tidak
memperoleh pengakuan, kecuali bagi Top Publik Administration (Negara Uni
Sovyet dibawah pimpinan Stalin, RRC dibawah pimpinan Mao Tse Tung dan
sebagainya).

- Adapun Negara-negara yang berfaham terhadap


ajaran Islam, maka pengaturan hubungan antara individu dengan individu,
masyarakat dengan Negara didasarkan kepada apa yang termasuk dalam buku
suci Al Quran As Sunnah, Tentu saja walaupun didasarkan pada Al Quran dan
As Sunnah, tetapi mengingat ajaran-ajaran nilai demokrasi, maka pengaturan
terhadap hubungan individu dengan individu dan individu dengan kelompok
dan Negara akan menggunakan azas-azas demokrasi.

- Oleh karena itu suatu bentuk Monarchi Absolut menurut ajaran Islam
sebenarnya tidak tepat, sebab Nabi Muhammad S.A.W. bukanlah seorang raja
yang memerintah dengan sewenang-wenang dan meneruskan kerajaannya
kepada putra-putranya.
7

*Bagaimana pengaturan hubungan antara individu dan individu dan individu


dengan masyarakat dan Negara menurut Pancasila. Hal ini dapat dilihat
dalam UUD 45, Yaitu Demokrasi Pancasila, seperti misalnya :
- Bab X:Warga Negara dan Penduduk, Pasal 26 : (1) Yang menjadi warga
Negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa
lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara.
- Pasal 27 : (1) Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. (2) Tiap-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan. (3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara.
- Bab XA : Hak Asasi Manusia.
- Pasal 28A : Setiap orang berhak untuk hidup serta
berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
- Pasal 28B (1) Setiap orang berhak membentuk
keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah. (2)
Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
- Pasal 28C (1) Setiap orang berhak mengembangkan
diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan
dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat
manusia. (2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat,
bangsa, dan negaranya.
- Pasal 28D (1) Setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang
sama dihadapan hukum. (2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta
mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan
kerja. (3) Setiap warga Negara berhak memperoleh kesempatan yang sama
dalam pemerintahan. (4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
- Pasal 28E (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan
beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih
pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah
Negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali. (2) Setiap orang
berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan
sikap, sesuai dengan hati nuraninya. (3) Setiap orang berhak atas kebebasan
berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
- Pasal 28F : Setiap orang berhak untuk berkomunikasi
dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan
sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis
saluran yang tersedia.
- Pasal 28G (1) Setiap orang berhak atas perlindungan
diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang dibawah
kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman
ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak
asasi. (2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan
8

yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka


politik dari Negara lain.

- Pasal 28H (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera


lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang
baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. (2) Setiap
orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan
dan keadilan.(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat. (4) setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak
milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh
siapapun.
- Pasal 28 I (1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak
disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hasti nurani, hak beragama, hak
untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum,
dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah
hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun. (2)
Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan
yang bersifat diskriminatif itu. (3) Identitas budaya dan hak masyarakat
tradisionil dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia
adalah tanggung jawab Negara, terutama pemerintah. (5) Untuk
menegakkan hak asasi manusia sesuai dengan prinsip Negara hukum yang
demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.
- Pasal 28 J (1) Setiap orang wajib menghormati hak
asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. (2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang
wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang
dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan, dan ketertiban umjum dalam suatu masyarakat demokratis.
- Bab XI Agama . Pasal 29 (1) Negara berdasar atas
Ketuhanan Yang Maha Esa. (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
- Bab XII Pertahanan dan Keamanan Negara. Pasal 30
Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan Negara.
- Bab XIII Pendidikan dan Kebudayaan. Pasal 31 (1)
Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan. (2) Setiap warga Negara
wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

Ad.III. Fungsi pengaturan hubungan antara kelompok dan kelompok dengan Negara.
Dalam setiap aktivitas Administrasi berbeda-beda tergantung pada sistim yang
digunakan.
9

- Hanya terdapat satu partai politik, maka hubungan antara parpol dengan Negara
itu sedemikian eratnya, sehingga sulit untuk dibedakan mana pimpinan parpol
dan mana pimpinan Administrasi Negara, karena orang-orangnya itu-itu juga.
Itulah sebabnya sangat sulit dibedakan mana pendapat pimpinan Negara dan
mana pendapat pimpinan partai politik ( hal ini dapat dilihat dalam Negara-
negara sosialis komunis ).

- Hubungan antara organisasi politik dengan Negara


dalam Negara-negara yang menggunakan sistim demokrasi terdapat hal-hal
yang renggang sebab dalam Negara tersebut terdapat banyak organisasi
politik (lebih dari satu), sehingga aktivitas dari pada Administrasi Negara
banyak tergantung pada organisasi politik apakah yang mengendalikan
pemerintahan itu.

Ad. IV. Fungsi mengatur hubungan Negara dengan Negara.


Fungsi ini walaupun sudah diatur oleh PBB, tetapi setiap Negara
mempunyai kebebasan untuk mengatur hubungan sendiri dengan Negara-
negara lainnya atau memutuskan hubungan itu tadi sesuai dengan kepentingan
Negara masing-masing. Sudah barang tentu setiap falsafah Negara akan
mempengaruhi terhadap hubungan-hubungan Negara itu tadi dimana terhadap
Negara-negara yang mempunyai falsafah yang sama, hubungan timbal balik itu
akan demikian erat, sedangkan terhadap negra-negara yang mempunyai
falsafah Negara yang berbeda, hubungan yang biasa berlaku dalam masyarakat
bangsa-bangsa.

Seperti kita ketahui bahwa Public Administration involves the


implementation of public policy which has been outlined by representative
political body (Pfiffner), maka dalam mempelajari Administrasi Negara
Perbandingan, perlu diketahui badan apakah yang membuat public policy
dalam Negara yang akan diperbandingkan itu.
- Amerika Serikat yang membuat public policy ialah
Congress yang terdiri dari Senat dan DPR (House of representatives).
- Di Inggris ialah Parlemen yang terdiri dari House of
Lords dan House of Commons.
Dimana House of Lords merupakan wakil-wakil dari pada para pangeran
yang jumlah seluruhnya 11.000 orang, sedangkan yang aktif hanya berkisar
300 orang.
House of commons adalah wakil-wakil rakyat yang dipilih melalui pemilu
dengan sistim distrik.

Apabila kita lihat di Negara-negara tersebut, maka yang membuat public


policy ada persamaan dan perbedaannya.
Persamaannya : masing-masing Badan Perwakilan Politik terdiri dari 2
kamar, sedangkan perbedaannya ialah antara Huose of Lords dan Senat,
dimana Senat merupakan wakil-wakil Negara bagian yang jumlahnya
masing-masing 2 orang bagi setiap Negara bagian untuk jangka waktu 2
tahun. Sedangkan anggota-anggota House of Lords tak terbatas waktunya.
Mengingat tak terbatas waktu tadi, maka public policy yang dibuat oleh
parlemen Inggris tak akan banyak mengalami perubahan sebab walaupun
10

anggota Huose of Commons berubah, tetapi setiap UU/public policy yang


dibuat memerlukan persetujuan dari pada anggota Huose of Lords.

- Bagaimana di Saudi Arabia ?


Kalau kita pergunakan kaca mata Public Administration, bahwa Public Policy
dibuat oleh Badan Perwakilan Politik, maka di Saudi Arabia karena tidak ada
Badan Perwakilan Politik yang disebabkan tidak adanya Partai Politik dan
tidak ada pemilihan umum, maka Public Policy dibuat oleh Raja bersama
para Menterinya yang di nasehati oleh Alim Ulama, sebab Public Policy
yang menyangkut politik, ekonomi, social dan budaya, secara garis besar
telah diatur Al Quran dan As Sunnah.
Apakah public policy demikian termasuk demokratis ?
Kalau dilihat dari kaca mata demokrasi, dimana dalam demokrasi diharuskan
adanya pemilu, partai politik, badan-badan Negara yang berbeda untuk
melaksanakan kekuasaan dalam Negara, maka dapat digolongkan public
policy yang demikian itu kurang demokratis, disebabkan dalam Al Quran
dan As Sunnah dan disamping itu sangat menjamin kepentingan Raja yang
bersifat turun menurun.

Sedangkan dalam ajaran Islam sangat menghargai azas-azas demokrasi,


sesuai dengan ucapan Nabi Muhammad S.A.W. : taatilah pemimpinmu,
walaupun dari budak Negro yang berambut kusut.
Sedangkan public policy di Yordania dibuat oleh Majelis Nasional (Parlemen),
sehingga agak berselarasan dengan ajaran Islam.
Adapun public policy di Perancis dibuat oleh Parlemen.
Sedangkan public policy di Jepang dibuat oleh Dewan Negara.

Public Policy di Indonesia dibuat oleh MPR, DPR dan bersama-sama dengan
Presiden. Jadi terlihat bahwa Presiden selaku administrator Negara Kepala
Pemerintahan menurut UUD45 ikut serta membuat public policy.
Public policy di Indonesia dan di Amerika Serikat ada persamaan proses
pembuatannya yaitu secara demokratis, hanya tahapannya berbeda.

Ad. 3. PENDEKATAN SISTIM ( The System Approach )


Dalam system approach, Administrasi Negara dilihat dari suatu totalitas
yang berhubungan satu sama lain dan saling mempengaruhi , sehingga apabila
terjadi satu bagian macet akan menimbulkan kekurang lancaran pada bagian-
bagian lainnya. Sebagai suatu totalitas dan suatu kesatuan Sistim Administrasi
Negara seperti dikemukakan oleh Simon, Pfiffner, J. Davis, L.D. White maupun
Waldo dan sebagainya dalam arti luas sekali mencakup Badan Legislatif,
Eksekutif dan Yudikatif.
Dengan sistim approach ini maka badan eksekutif akan mengalami
hambatan apabila badan legislative dalam kerangka membuat UU yang akan
menjadi pedoman pelaksanaan badan eksekutif kurang lancar, disebabkan
dalam badan perwakilan politik tidak terdapat mayoritas suara untuk sesuatu
keputusan, atau juga kerja badan eksekutif tidak atau kurang lurus disebabkan
badan yudikatif sebagai badan pengawas yudisiil yang berfungsi untuk
mengawasi pemerintah agar supaya Pemerintah itu berjalan sesuai dengan UU
11

dan tidak melanggar hak-hak azasi manusia, tidak atau kurang berjalan efektif.
Disini terlihat antara ke 3 badan itu saling mempengaruhi, oleh karena itu
Administrasi Negara sebagai suatu sistim akan dipengaruhi oleh sistim-sistim
lain terutama sistim politik dan sosial.
Dalam masyarakat yang sistim sosialnya masih paternalistis, feodalistis,
otokratis akan susah sekali melahirkan suatu sistim administrasi Negara yang
demokratis, disebabkan sistim sosial yang demikian akan menjadi kekuatan
pendukung bagi sistim administrasi Negara yang diktatoris.

Perbedaan antara Sistim Administrasi Negara Demokratis dengan Sistim


Administrasi Negara Diktatoris.

* Sistim Administrasi Negara Demokratis :

1. Public Policy dibuat oleh Badan Perwakilan Politik hasil pemilu melalui
sistim 2 partai atau banyak partai.
2. Top Public Administrator atau Kepala Pemerintahan atau Badan
Administrasi Negara bertanggung jawab pada Badan Perwakilan Politik
dalam Negara yang menganut sistim cabinet parlementer seperti Perancis,
Nederland, Inggris, Israel, dsb, ataupun langsung pada rakyat apabila
Negara itu menganut sistim cabinet Presidentil seperti Amerika Serikat.
3. Wewenang Top Public Administrator dibatasi oleh UU dan harus
dijalankan sesuai dengan UU.
4. Top Public Administrator tidak diperkenankan untuk membuat UU.
5. Top Public Administrator tidak mempunyai kekuasaan atas badan
yudikatif.
6. Top Public administrator melaksanakan sistim manajemen terbuka, yaitu
menyelenggarakan social participation, social responsility, social support
dan social control, seperti Amerika Serikat, Perancis, Jepang, dsbnya.
7. Komunikasi dalam pemerintahan atau administrasi Negara yang
demokratis bersifat dua arah yaitu dari pemerintah kepada rakyat dan dari
rakyat kepada pemerintah apakah melalui badan-badan Negara ataupun
melalui media pers.
8. Kepemimpinan dalam pemerintahan/administrasi Negara dari seluruh
eselon terbuka atas kritik dan mengeritik dianggap sebagai partner yang
setia dalam menjalankan pemerintahan.
9. Pengangkatan aparatur pemerintahan/administrasi Negara menganut merit
system yaitu berdasarkan atas kecakapan dan prestasi kerja bukan
didasarkan kepada soal like dan dislike.
10. Aparatur pemerintahan merupakan public servant untuk mewujudkan
keamanan, keadilan, kesejahteraan dan kemerdekaan.

* Sistim Administrasi Negara Diktatoris

1. Public Policy dibuat oleh Badan Perwakilan Politik dimana anggota-


anggotanya diangkat atau ditunjuk Kepala Pemerintahan atau hasil
pemilu melalui sistim satu partai, atau dimana di Negara itu tidak
terdapat badan perwakilan politik, maka public policy dibuat oleh
Kepala Pemerintahan sendiri.
12

2. Top Aministrator tidak bertanggung jawab pada Badan Perwakilan


Politik atau pada rakyat, mengingat anggota-anggota Badan Perwakilan
Politik itu berdasarkan persetujuan sendiri dan rakyat dianggap telah
terwakili oleh dirinya sendiri sepertti Italia-Mussolini, Jerman-Hitler
dan lain-lain.
3. Wewenang Top Public Administrator tak dibatasi UU secara materiel
walaupun UU secara formil ada.
4. Top Public Administrator dapat membuat UU melalui dekrit ataupun
melalui badan perwakilan politik yang anggota-anggotanya secara
keseluruhan diangkat atau disetujuinya sendiri.
5. Top Public Administrator mempunyai kekuasaan atau ikut campur
dalam urusan Judikatif.
6. Top Public Administrator melaksanakan sistim close management
yaitu menutup social participation, social responsibility, dan social
control, tetapi menghidupkan social support dengan jalan penerapan
penerangan seperti Uganda-Idi Amin, Lybia Muamar Gathafi, dan
sebagainya.
7. Komunikasi dalam pemerintahan bersifat satu arah yaitu dari
pemerintah kepada rakyat dan bersifat indoktrinatif dalam rangka
membina public opinion/opini masyarakat untuk menimbulkan social
support.
8. Kepemimpinan dari pemerintahan/administrasi Negara yang diktatoris
dari seluruh eselon bersikap tertutup atas kritik, pengeritik dianggap
sebagai pelanggar UU dan sebagai penghianat, seperti Uganda-Idi
Amin, dsbnya.
9. Pengangkatan aparatur pemerintah menganut spoil system, berdasarkan
pertimbangan kekuatan politik tanpa menghiraukan kecakapan kerja.
10. Aparatur pemerintahan merupakan public oppressor terhadap keadilan
dan kemerdekaan perorangan.

Ad. 4. PENDEKATAN ADMINISTRATIONAL DAN KONSTITUSIONIL ( The


Administrative and Constitutional Approach )

Dalam administrative approach itu terhadap administrasi Negara


perbandingan (comparative public administration), maka akan melihat bagaimana
fungsi-fungsi administrasi dalam Negara yang diperbandingkan itu.
Hal ini disebabkan fungsi-fungsi administrasi itu sangat berperan untuk
merealisir tujuan Negara, yaitu menjaga keamanan dari luar, tata tertib dalam
Negara, mewujudkan keadilan menyelenggarakan kesejahteraan umum dan
melindungi kemerdekaan perseorangan.
Sebagaimana diketahui fungsi-fungsi administrasi banyak versinya, tergantung
pada seni dan ilmu yang dimiliki masing-masing pengarangnya. Tetapi walaupun
demikian ada jelujur yang sama dimulai dari Planning dan diakhiri dengan
Control.

Dalam uraian di bawah ini akan disajikan versi Lyndal Urwick, yang
menyebutkan bahwa fungsi administrasi terdiri dari : Forecasting, Planning,
Organizing yang disebut dengan The Mechanic of Management. Sedangkan
Commanding, Coordinating, Communicating dan Controlling disebut The
Dynamic of Management.
13

Forcasting, Planning dan Organizing merupakan suatu mesin management,


dimana untuk membuat mesin management itu diadakan penelitian terlebih
dahulu tentang masa silam, sekarang dan masa yang akan datang, yang kemudian
didesign.
Dalam rancangan itu ditentukan bagian-bagian serta fungsi-fungsi masing-
masing, lalu mesin administrasi ini agar berfungsi dan berjalan semestinya perlu
digerakkan melalui perintah, koordinasi, komunikasi, pengawasan.

Administrasi itu baik sebagai the mechanic of management dan the dynamic of
management merupakan suatu totalitas yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain,
mengingat forecasting, planning dan organizing tidak ada manfaatnya dalam
pencapaian tujuan tanpa adanya commanding, coordinating, communicating dan
controlling.

Bagaimana halnya administrasi Negara sebagai suatu mechanic ?


Hal ini harus dikembalikan kepada pengertian secara hakiki.
Menurut Simon dalam bukunya Public Administration bahwa pada suatu saat
ada orang mengangkat batu bersama-sama, maka pada waktu itulah timbul
administrasi.

Oleh karena itu dalam pengertian administrasi Negara dalam makna yang luas
dapat dikatakan semenjak adanya orang-orang yang berfikir dan bergerak untuk
membangun Negara, maka pada waktunya itulah ada administrasi Negara.

Dengan demikian antara adminitrasi dan politik tidak bisa dipisahkan, hanya bisa
dibedakan bahkan ada yang menyatakan bahwa Administrasi Negara itu
merupakan bagian dari pada politik.

Didalam perencanaan Negara itu tadi harus berdasarkan Undang-undang yang


berlaku. Mengingat suatu perencanaan Negara yang tidak bersesuaian atau
bahkan bertentangan dengan UU, maka perencanaan yang demikian didalam
pelaksanaannya tidak akan dapat berjalan secara effektif, apalagi apabila tidak
memperoleh dukungan dari masyarakat atau rakyat.

Itulah sebabnya setiap perencanaan Negara harus diajukan kepada badan


perwakilan politik untuk disahkan tentang pembiayaannya dan diteliti lagi apakah
dalam perencanaan itu termuat atau terdapat hal-hal yang kurang cocok dengan
kepentingan dari pada masyarakat.

The Machanic of Public Administration dalam arti yang luas sekali tentu saja
pada waktu akan membuat Negara itu diadakan penelitian terlebih dahulu
( Forecasting) mengenai dasar, bentuk dan tujuan yang akan dicapai, kemudian
dibuat designnya dan ditentukan badan-badan Negara serta fungsi-fungsinya.
Agar supaya mesin Negara berjalan effektif, maka perlu diadakan koordinasi,
komunikasi dan pengawasan.
14

ADMINISTRASI NEGARA AMERIKA SERIKAT

1. The Mechanic of Management.

Kalau kita l;ihat di Amerika Serikat proses forecasting dan planning dapat
ditemukan dalam Declaration of Independence yang berbunyi : Kita memegang
kebenaran-kebenaran ini bahwa semua umat manusia diciptakan sama, yaitu
dianugrahi oleh penciptanya hak-hak tertentu yang tak dapat dirubah atau dirampas
seperti hak hidup, kemerdekaan dan mengejar kebahagiaan.
Maka untuk menjamin hak-hak ini rakyat membangun Negara yang mempunyai
kekuasaannya yang adil dsari rakyat yang diperintah, tetapi apabila merusak tujuan-
tujuan ini, maka merupakan hak dari pada rakyat untuk merubah atau
menghapuskannya dan mengganti dengan yang baru yang meletakkan dasarnya diatas
prinsip-prinsip tersebut serta menyusunnya, sehingga tercermin keselamatan dan
kebahagiaannya akan terjamin.

Bagaimana dengan organisasinya ?


Kekuasaan Legislatif :

Dalam UUD Amerika Serikat pasal 1 ayat 1; semua kekuasaan Legislatif dipegang
oleh congres yang terdiri dari Senat dan DPR.
Ayat 2 : DPR terdiri dari para anggota yang dipilih sertiap 4 tahun sekali oleh rakyat
dari berbagai Negara bagian dengan syarat setiap anggota harus berumur 25 tahun.
Ayat 3 : Senat Amerika Serikat terdiri dari 2 anggota Senat dari setiap Negara Bagian
yang dipilih untuk selama 6 tahun oleh Badan Legislatif Negara Bagian, dengan syarat
setiap anggota umurnya tidak kurang dari 30 tahun.
Ayat 5 : setiap Badan harus menertibkan anggota-anggotanya dan apabila perlu
dengan persetujuan 2/3 anggotanya memecat anggota yang tak disiplin.
Ayat 6 : tidak diperkenankan anggota-anggota Senat dan DPR memegang jabatan lain
selama tugasnya.
Ayat 7 : setiap UU yang akan disahkan oleh Senat dan DPR harus terlebih dahulu
diajukan pada Presiden dan bila Presiden tidak setuju harus mengemukakan alasannya,
tetapi kalau setuju harus menandatangani.
Ayat 8 : Congres mempunyai kekuasaan untuk :
a. Meminjam uang atas dasar kredit.
b. Mengatur perdagangan dengan Luar Negeri.
c. Membuat peraturan yang seragam tentang naturalisasi dan UU tentang
kebangkrutan dari seluruh Negara.
d. Menetapkan nilai mata uang.
e. Membuat aturan hukuman bagi pemalsu uang.
f. Membuat/mewujudkan jalan-jalan pos dan kantor pos.
g. Meningkatkan klemajuan ilmu dan seni yang berguna.
h. Mendirikan pengadilan rendah untuk Mahkamah Agung.
i. Menentukan dan menghukum pembajakan.
15

j. Menyatakan perang.
k. Membina angkatan perang.
l. Menyiapkan milisi.
m. Membuat UU untuk melaksanakan kekuasaan.

Pasal 5 : Congres dapat mengajukan amandemen terhadap UU apabila masing-masing


Badan 2/3 anggotanya menghendakinya.

Kekuasaan Eksekutif.
Pasal 2 ayat 1 : Kekuasaan Eksekutif oleh Presiden dan Wakil Presiden untuk
selama 4 tahun dengan syarat tidak boleh nlebih 2 x masa jabatan ( Usia Presiden tidak
boleh kurang dari 35 tahun ).
Apabila Presiden tidak dapat menjalankan tugasnya karena meninggal, sakit atau
lainnya, maka jabatan Presiden dipangku oleh Wakil Presiden.
Dalam hal juga Wakil Presiden berhalangan, maka Congres menentukan Pejabat
Presiden sampai Presiden terpilih.
Sebelum memangku jabatan Presiden / Wakil Presiden bersumpah / berjanji sebagai
berikut : Saya bersumpah / berjanji bahwa saya akan melaksanakan tugas-tugas
Presiden Amerika Serikat dengan penuh kesetiaan dan menggunakan seluruh
kemampuan saya yang tgerbaik dalam menjalankan / melindungi dan mempertahankan
UU Amerika Serikat.
Ayat 2 : Presiden merupakan Panglima Tertinggi Angkatan Perang dan Milisi.
Presiden dengan disetujui 2/3 anggota Senatnya yang hadir mengangkat Duta Besar,
Konsul, Jaksa Agung dan Menteri-Menteri.
Ayat 4 : Presiden dan Wakil Presiden serta semua pejabat sipil yang ternyata
terbukti melakukan penghianatan, disuap atau kejahatan besar lainnya, akan dipecat
dengan jalan impeachment.

Kekuasaan Judikatif.

Pasal 3 ayat 1 : Kekuasaan Judikatif Amerika Serikat dipegang oleh Mahkamah Agung;
dan dalam pengadilan rendah dari waktu ketentuannya ditetapkan oleh Congres. Para
Jaksa baik Agung, Jaksa Tinggi atau Jaksa yang rendah akan memangku jabatannya
selama berkelakuan baik.

Ayat 2 : Kekuasaan Judikatid meluas kepada semua perkara dalam jangkauan UU


dengan semangat atau azas persamaan.
Semua pengadilan terhadap kejahatan kecuali dalam impeachment akan dilakukan oleh
hakim ditempat mana kejahatan itu dilakukan.
Ayat 3 : Penghianatan terhadap Amerika Serikat akan terdiri dari tindakan
membantu musuh yang memerangi Amerika Serikat atau menjadi mata-mata. Tidak
seorangpun dijatuhi hukuman sebelum 2 orang saksi membuktikannya.
Congres mempunyai kekuasaan untuk mengumumkan tentang penghianatan.

Dari pasal dan ayat-ayat di atas jelas bahwa dalam organizing di Negara Amerika
Serikat terbagi atas 3 Badan : Badan Legislatif, Eksekutif dan Judikatif.

Hanya saja tidak menganut teori Trias-politica Montesquieu secara murni dan
konsekuen melainkan dewngan perubahan, karena di situ terlihat sekali peranan
16

Congres sangat kuat, sehingga ada ikut serta baik dalam eksekutif maupun dalam
judikatif.

Jadi fungsi-fungsi administrasi sebagai mesin administrasi Negara, dirancang dan


disusun sedemikian rupa, sehingga jelas job-diskriptionnya.
2. The Dynamic of Management.

Kalau kita lihat pasal-pasal tersebut diatas,maka fungsi commanding,


coordinating, communicating dan controlling lebih banyak dijalankan oleh congres,
sehingga Presiden Amerika Serikat tampaknya seperti didikte oleh Conmgres.

Penerapan fungsi-fungsi management dalam Badan Eksekutif.

Fungsi-fungsi Management yang ditetrapkan dalam Badan Eksekutif atau


Public Administration dalam arti sempit di Amerika serikat sudah barang tentu sesuai
dengan falsafah Negara Liberal dan Undang-undangnya, mengingat administrasi
Negara merupakan implementasi dari pada kebijaksanaan Negara tang telah ditetapkan
oleh Badan Perwakilan Politik.

Fungsi perencanaan baik fisik, fungsionil maupun komprehensif dilaksanakan


baik oleh swasta maupun oleh pemerintah. Hanya perencanaan kombinasi umum
mengingat biaya sangat besar dilakukan oleh pemerintah seperrti misalnya : pembuatan
lapangan terbang Internasional, proyek saterlit, persenjataan angkatan perang dan
sebagainya.

Dalam Organizing, pembagian kerja dalam Badan Eksekutif sederhana sekali,


yaitu hanya 11 kementerian, sehingga jangkauan pengawasan dari pada Presiden atau
Perdana Menteri terhadap para menteri relative kecil, yang berakibat pengawasan dapat
berjalan effektif.

Adapun kementerian-kementeriannya ialah sbb :


1. Kementerian Pertanian.
2. Kementerian Perdagangan.
3. Kementerian Pertahanan.
4. Kementerian Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan.
5. Kementerian Perumahan dan Pengembangan Pedesaan.
6. Kementerian Dalam Negeri.
7. Kementerian Tenaga Kerja.
8. Kementerian Transportasi.
9. Kementerian Kekayaan Negara ( Treassury ).
10. Kementerian Kehakiman.
11. Kementerian Luar negeri.

Penempatan orang-orangnya atau Menteri-menteri ditentukan oleh Presiden terpilih


sesuai denganm rule of the game dari pada demokrasi di Amerika Serikat, bahwa
para Menteri terdiri dari orang-orang yang sama partainya dengan presiden dengan
syarat harus mendapat persetujuan 2/3 dari pada anggota Senat yang hadir sesuai
dengan bunyi pasal UUD pasal 2 ayat 2. ( Sistim Check and Balance berlaku ).
17

Pengawasan

Agar supaya Administrasi Negara berhasil baik, maka pengawasan sangat diperlukan
mengingat menurut Leonard D. White dalam bukunya an Introduction to the Study of
Public Administration pengawasan mempunyasi tujuan :
1. Agar supaya jalannya Pemerintahan sesuai dengan UU.
2. Untuk melindungi hak azasi manusia.

Pengawasan terhadap aministrasi Negara di Amerika Serikat dilakukan oleh


Congress, Mahkamah agung dan Media Perts yang melakukan Social Control.
Pengawasan oleh Congres yang bersifat Preventif :
1. Kebijaksanaan Negara ditetapkan dalam UU.
2. Pengangkatan Menteri-Menteri sebagai aparat administrasi Negara tk.tinggi
memerlukan persetujuan 2/3 anggota Senat/Congres sesuai dengan pasal 2 ayat 1
konstitusi Amaqerika Serikat.
3. APBN setiap tahun harus diajukan oleh pemerintah kepada Congres untuk
memperoleh persetujuannya.

Pengawasan oleh Congres yang bersifat Represif ialah melalui Impeachm,ent


(menuntutan dan pemecatan) sesuai dengan bunyi pasal 2 ayat 4 yaitu bahwa Presiden
atau wakilnya dan semua sipil yang ternyata terbukti penghianatan, ke3na suap atau
kejahatan besar lainnya akan dipecat dengan jalan impeachment.

Pengawasan oleh Mahkamah Agung terhadap tindakan administrative sesuai


derngan pasal 3 ayat 3 sebagai berikut :
Kekuasaan Judikatif meluas kepada semua perkara dalam cakupan UU dan dengan
semangat azas persamaan.

Semua pengadilan terhadap kejahatan kecuali dalam hal impeachment akan


dilakukan oleh Hakim dimana kejahatan itu dilakukan.
Sedangkan pengawasan via Media Pers didasarkan bahwa Pemerintahan Amerika Serikat
sesuai dengan pendapat Abraham Loncoln ialah : Pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat
.
Mengingat pemerintahan berasal dsari rakyat dan mempunyai fungsi untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki atau disetujui oleh rakyat sudah barang tentu pers berfungsi sebagai
social control agar supaya pemerintahan berjalan lurus.
18

Mekanisme hubungan Administratif.


Kalau kita lihat mekanisme hubungan administrative antara Badan Legislatif, Eksekutif
dan Judikatif dalam administrasi Negara Amerika Serikat menurut Samuel Johnson dalam
bukunya yang berjudul Essentialis of comperative Government ialah sebagai berikut :

Judicial
Review

Control finance

Recommanded
Presiden Congres
Veto Supreme
Senat House Court
Of Repre
appoint
sentatif

Responsible

Cabinet
Elect

Electors Elect Elect

Voters

Dari diagram diatas terlihat bahwa administrasi Negara Amerika Serikat menganut azas
demokrasi dengan sistim check and balance.
19

1. Para pemilih memilih Presiden yang akan memimpin pemerintashsan atau administrasi
Negara yang akan mernjalankan public policy, juga memilih anggota congress (badan
perwakilan politik) yang akan mengawasi tindakan-tindakan Presiden dan membuat
public policy ( UU ).

2. Dalam Congress terdapat 2 kamar yaitu : DPR dipilih oleh rakyat secara nasional
menurut sistim distrik dan Senat dipilih oleh DPR Negara Bagian sehingga setiap
keputusan yang diambil oleh Congress harus memperoleh persetujuan dari 2 kamar
Tadi ( disini terjadi check and balance antara Senat dan DPR ).

3. Presiden dalam mengangkat para Menteri atau anggota cabinet harus mendapat
persetujuan dari 2/3 anggota Senate, pada hal cabinet Amaerika Serikat bukan cabinet
parlementer tetapi cabinet presidential ( terjadi check and balance ).

4. UU yang dibuat oleh Congress harus mendapat persetujuan dari pada Presiden, Hal ini
menunjukkan Presiden ikut serta dalam urusan legislative. UU yang tidak disetujui
atau ditolak Presiden tidak dapat diundangkan, sehingga terjadi veto Presiden. Dalam
hal keadaan demikian Presiden harus memberikan alasannya ( disinipun terjadi check
and balance ).

5. Walaupun Presiden dipilih langsung oleh yakyat, tetapi apabila Presiden melanggar
UU dan hak-hak azasi manusia seperti tercantum dalam Declaration of Independence
atau melakukan kejahatan besar lainnya, maka Congress berhak memecat Presiden.
( Inipun merupakan sistim check and balance )

6. Presiden dengan persetujuan dari pada 2/3 anggota Senate mengangkat Jaksa Agung.
( disini terjadi check and balance antara Presiden, congress daN Mahkamah Agung ).

7. Mahkamah Agung mempunyai kewajiban meneliti UU yang dibuat oleh Congress.


( Ini merupakan check and balance antara Congress dan Mahkamah Agung ).

ADMINISTRASI NEGARA UNI SOVYET

1. The Mechanic of Management

Untuk mengetahui The Mechanic of Management dan The Dynamic of


Management pada administrasi Negara Uni Sovyet perlu dilihat padfa Manifesto Komunis
dan UUD Uni Sovyet.

Forecasting dan planning yang mencakup politik, social, ekonomi dan budaya
terdapat dalam Manifesto Komunis yang disusun oleh Marx dan Engel antara lain
berbunyi sebagai berikut :
1. Semua hak milik atas tanah dihapuskan dan semua sewa tanah digunakan untuk
kepentingan umum.
2. Semua hak milik atas keturunan dihapuskan.
3. Semua hak milik pemberontak dirampas untuk Negara.
20

4. Sentralisasi kredit dalam tangan Negara dengan perantaraan suatu bank nasional yang
memegang monopoli modal.
5. Perluasan pabrik-pabrik dan alat-alat produksi dimiliki oleh Negara, penggarapan
tanah-tanah yang belum diolah dan perbaikan tanah pertanian sesuai dengan rencana
Negara.
6. Sentralisasi alat-alat komunikasi dan transportasi dalam tangan Negara.
7. Pajak penghasilan yang progresif.
8. Upah yang sama terhadap semua buruh.
9. Kombinasi pertanian dengan industri, penghapusan secara bertingkat perbedaan antara
kota dan desa.
10. Pembebasan pembayaran pendidikan pada semua sekolah negeri.
11. Penghapusan anak-anak sebagai buruh pada pabrik-pabrik.
12. Agama merupakan candu masyarakat oleh karena itu harus dihapuskan.

Untuk mencapai semuanya itu maka kekuasaan dalam Negara harus ada daslam kelas
proletariat atau dengan jalan kediktatoran proletariat.

Disini terlihat bahwa dalam forecasting dan planning mengandung tujuan yaitu
mendirikan suatu Negara yang berlandaskan pada ajaran komunisme dan menghapuskan
liberalisme, kapitalisme dan feodalisme.
Jadi berbeda dengan forecasting dan planning administrasi Negara Amerika Serikat yang
berlandaskan pada liberalisme seperti tersebut dalam Declaration of Independence yang
menghargai hak-hak individuil yaitu hak hidup, hak kemerdekaan dan hak mengejar
kebahagiaan. Mengingat dengan dihapuskannya hak milik di Uni Sovyet berarti
dihapuskannya pula hak kemerdekaan dan hak mengejar kebahagiaan.
Apabila kemerdekaan dan hak mengejar kebahagiaan perorangan sudah dihapuskan oleh
administrasi Negara, maka warga Negara hanya tinggal memiliki belunggu yang melilit
hidupnya.

Keadaan demikian akan lebih buruk dari pada penjajahan bangsa asing, karena dalam
penjajahan masih ada hak milik dan hak mengejar kebahagiaan, yang hilang adalah hak
kemerdekaan. Oleh karena itu forecasting dan planning yang berlandaskan pada ajaran
komunisme akan sangat berbahaya sedkali atau merupakan ancaman besar terhadap
demokrasi.
Oleh karena itu tidak benar sebutan Demokjrasi Rakyat bagi sistim pemerintahan yang
berlaku di Uni Sovyet atau Negara-negara Komunis lainnya. Mengingat dalam sistim
demokrasi akan selalu mengehargai dan menjungjung tinggi hak-hak azasi manusia.

ORGANISASI DALAM ADMINISTRASI NEGARA UNI SOVYET

Dapat dilihat dalam pasal-pasal UUD Uni Sovyet sbb :

Badan Legislatif : diatur dalam pasal-pasal dibawah ini :

Pasal 32 : Kekuasaan legislative Uni Sovyet dijalankan oleh Dewan Tertinggi Republik
Sosialis Uni Sovyet.
Pasal 33 : Dewan Tertinggi Republik Sosialis Uni Sovyet terdiri 2 kamar yaitu Dewan Uni
dan Dewan Nasional.
21

Pasal 34 : Dewan Uni dipilih oleh warga Negara Republik Sosialis Uni Sovyet dengan
sistim distrik, dimana setiap wakil mewakili 300.000 penduduk.
Pasal 35 : Dewan Nasional dipilih oleh warga Negara Uni Sovyet dari masing-masing
Republik atau Daerah Otonom atau daerah yang lebih kecil dengan ketentuan
masing-masing memperoleh wakil 25, 11 dan 5 orang.

Pasal 37 : Kedudukan kedua kamar adalah sederajat.


Pasal 48 : Dewan tertinggi Republik Sosialis Uni Sovyet dalam siding gabungan memilih
Presiden dari Dewan tertinggi Uni9 Sovyet yang terdiri dari :
1. Presiden Presidium, 15 wakil Presiden yaitu masing-masing dari setiap Republik
seorang Sekretaris Presidium dan 16 Anggota Presidium.
Presidium ini bertanggung jawab terhadap dewan tertinggi Uni Sovyet dalam segala
keputusannya..
Pasal 49 : Presidium Dewan Tertinggi Uni Sovyet berfungsi :
1. Menyelenggarakan Sidang Dewan Tertinggi Uni Sovyet.
2. Mengeluarkan Dekrit.
3. Menginterpretasikan UU dalam pelaksanaannya.
4. Membubarkan Dewan Tertinggi Uni Sovyet dan memerintahkan untuk
mengadakan pemilu baru sesuai bunyi pasal 47.
5. Membatalkan keputusan Dewan Menteri apabila ternyata bertentangan atau
tidak berselarasan dengan UU.
6. Pada masa reses Dewan Tertinggi Uni Sovyet Presidium memberhentikan dan
mengangkat Menteri atas rekomendasi Ketua Dewan Menteri.
7. Menetapkan tanda-tanda penghargaan/medali.
8. Menghadiahkan tanda penghargaan dan medali.
9. Mengangkat dan memindahkan paqra panglima Angkatan Perang.
10. Dalam masa reses Dewan Tertinggi Presidium mengumumkan perang apabila
ada serangan atau untuk memenuhi kewajiban internasional.
11. Memerintahkan mobilisasi umumatas sebagian.
12. Meratifikasi perjanjian Internasional.
13. Mengangkat atau merecall perwakilan di luarf negeri.
14. Menerima surat-surat kepercayaan atau penarikan wakil-wakil Negara asinmg.
15. Mengumumkan UU Darurat.
Pasal 50 : Dewan Tertinggi Uni Suvyet dalam sidang gabungan mengangkat pemerintah
yaitu Dewan Menteri.

Badan Eksekutif

Pasal 64 : Badan Administrasi / Eksekutif tertinggi Uni Sovyet adalah Dewan Menteri.
Pasal 65 : Dewan Menteri Uni Sovyet bertanggung jawab pada Dewan Tertinggi Uni
Sovyet atau dalam masa reses terhadap Presidium Dewan Tertinggi Uni Sovyet.
Pasal 68 : Dewan Menteri Uni Sovyet mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Mengkoordinir dan membimbing semua pekerjaan menteri baik menteri Uni
Sovyet maupun menteri-menteri dari Republik-republik.
2. Menetapkan ukuran-ukuran untuk melaksanakan perencanaan ekonomi
nasional dan badget Negara dan memperkuat sistim moneter dan kredit.
3. Melaksanakan langkah-langkah untuk mempertahankan ketertiban umum,
melindungi kepentingan Negara dan melindungi hak-hak warga Negara.
4. Memberikan bimbingan dalam hubungan dengan luar negeri.
22

5. Menetapkan ketentuan bagi warga Negara untuk dipanggil Dinas Militer.


6. Membentuk komite khusus untuk urusan pertahanan kebudayaan dibawah
pimpinan Menteri.

Badan Judikatif

Pasal 102 : Kekuasaan Judikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung Uni Sovyet, Daerah,
Republik Uni, Mahkamah Pengadilan Wilayah, Daerah, Republik Otonom dan
Daerah Otonom.
Pasasl 104 : Mahkamah Agung Uni Sovyet merupakan Badfan Judikatif tertinggi, badan
ini mempunyai tugas mengawasi kegiatan peradilan diseluruh Uni Sovyet.
Pasal 105 : Mahkamah Agung Uni Sovyet dipilih oleh Dewan tertinggi Uni Sovyet untuk
jangka waktu 5 tahun.
Kedalam Mahkamah Agung termasuk Ketua Mahkamah dari setiap Republik Uni.
Pasal 106 : Mahkamah Republik Uni dipilih oleh Dewan Tertinggi Republik Uni untuk
untuk jangka waktu 5 tahun.
Pasal 112 : Para Hakim adalah bebas dan tidak memihak dan hanya tunduk pada hokum.
Pasal 114 : Jaksa Agung di Uni Sovyet diangkat oleh Dewan Tertinggi Uni Sovyet untuk
jangka waktu 7 tahun.
Pasal 115 : Para Jaksa untuk setiap Republik Uni, Wilayah, Daerah diangkat oleh Jaksa
Agung untuk jangka waktu 5 tahun.

Mekanisme Hubungan Administratif


Kalau digambarkan dalam diagram, maka mekanisme hubungan administrative antara
Dewan Tertinggi Uni Sovyet/Presidium Dewan Menteri dan Mahkamah Agung menurut
Samuel A. Johnson, ialah sebagai berikut :

SUPREME SOVYET OF THE USSR

SsSSSovyet Presidium Sovyet of


Of Of the Supreme the natio
the union Sovyet of the nalities
USSR
23

Elect and appoint Elect and appoint

Council of Supreme
Ministers Court
Voters

Dari diagram diatas sebagai pencerminan dan berdasarkan UU Uni Sovyet terlihat sebagai
berikut :
1. Presidium/Dewan Tertinggi Uni Sovyet memegang kedaulatan tertinggi atas Negara
yaitu memegang baik kekuasaan Legislatif, Eksekutif maupun Judikatif.
2. Mahkamah Agung karena kedudukannya tergantung kepada Dewan Tertinggi Uni
Sovyet, maka tidak akan bisa bebas atau memihak. Independent Judiciary ( Peradilan
yang bebas ) sukar untuk diwujudkan karena memperoleh pengangkatan dan perintah
dari Dewan Tertinggi atau Presidium.
3. Pengawasan terhadap Dewan Menteri sangat ketat, yaitu diawasi baik oleh Dewan
Tertinggi Uni Sovyet/Presidium maupun oleh Mahkamah Agung.

Disamping itu bertalian di Uni Sovyet menganut sistim 1 partai, timbul pertanyaan
siapakah yang mengawasi Dewan Tinggi Uni Sovyet, mengingat seluruh Dewan Tertinggi Uni
Sovyet terdiri dari anggota-anggota / pimpinan partai komunis sehingga dapat dikatakan partai
komunislah yang menentukan Dewan Tertinggi Uni Sovyet, Mahkamah Agung dan Dewan
Menteri.

Sebenarnya yang memegang kedaulatan tertinggi atas Negara bukan Dewan Tertinggi
Uni Sovyet tetapi partai komunis. Oleh karena partai komunis dalam Negara-negara Komunis
sangat menentukan sekali kehidupan Negara dan rakyat.

Jadi sistim Administrasi Negara yang dianut dalam Negara-negara komunis tidak lain
kediktatoran partai.

Untuk memperkuat pendapat diatas, baiklah digunakan pemikiran dasri pada Samuel
A. Johnson dalam bukunya Essentialis of Comperative Govermment yang melukiskan
hubungan antara Badan Eksekutif, Legislatif dan Partai di Uni Sovyet seperti terlihat dalam
diagram dibawah ini :
24

Supreme Sovyet
Presidium of
Sovyet of Sovyet of
Communist The Union Nationalities
Party

Chairman acts
Piramid of party As chief of State
Commitees and
Congress

Presidium of
Supreme Sovyet

Communist Party Prime MinisterAnd


Cells Council of Minister Voters

Dari diagram diatas terlihat :


1. Yang membuat kebijaksanaan Negara/public policy adalah Presidium Partai.
2. Yang membuat kebijaksanaan pelaksanaan dalam Dewan Menteri adalah juga
Presidium Partai.
Hal ini terjadi karena :
a. Ketua Presidium Partai menjadi Ketua Presidium Dewan Tertinggi Uni Sovyet dan
Kepala Negaranya.
b. Para Wakil Ketua dan Anggota Presidium Partai menjadi Wakil Ketua dan Anggota
Dewan Tertinggi Uni Sovyet.
c. Sekrertaris Presidium Partai Menjadi Sekretaris Presidium Dewan Tertinggi Uni
Sovyet dan Perdana Menteri.
d. Anggota-anggota Polit Biro / Presidium Partai menjadi Anggota Dewan Menteri.

3. The Dynamic of Management

Bagaimana fungsi Commanding, Coordinating, Communicating dan Controlling


dijalankan ? Mengingat Administrasi Negara-negara Uni Sovyet menganut sistim
Sentralisasi, maka fungsi Commanding, Coordinating, Communicating dan
CFontrollinmg lebih banyak dijalankan oleh Presidium Dewan Tertinggi Uni Sovyet ,
disebabkan Dewan Tertinggi Uni Sovyet itu mengenal adanya reses atau banyak dijalankan
oleh Presidium Partai. Itulah sebabnya Negara-negara Komunis suka disebut Negara
komando atau Negara totaliter, karena ada kesatuan antara infra dan supra struktur tidak
dapat dipisahkan mengingat ada kesatuan dan kesamaan antara aktivitas dalam infra
struktur dan pejabat-pejabat supra struktur.
Sebagai akibat dari pada ajaran totaliterisme ini, maka rakyat tidak bias lagi
melakukan social control terhadap kebijaksanaan Negara atau pelaksanaannya, karena
rakyat telah kehilangan kemerdekaannya, sehingga nasib rakyat tidak ditentukan olah
rakyat itu sendiri melainkan ditentukan oleh the Ruling Class.
25

Jadi rakyat tidak lagi menjadi Tuan dalam negaranya sendiri melainkan menjadi budak-
budak partai.
Itulah sebabnya orang-orang Negara Uni Sovyet batau Negara-negara Komunis lainnya
tidak bias meninggalkan negerinya menurut kehendaknya seperti dalam Negara-negara
merdeka lainnya.
Rupanya karena persoalan-persoalan itulah adanya nyang menyatakan bahwa Uni Sovyet
merupakan Negara pelopor perbudakan.

Penerapan Funggsi-Fungsi Management dalam Badan Eksekutif.

Perencanaan Phisik yang meliputi :


- Perencanaan gedung-gedung, pabrik-pabrik, jalan-
jalan, irigasi-irigasi, perumahan dsb.nya.
Perencanaan Fungsionil yang meliputi :
- Perencanaan produksi, keuangan, pegawai,
penjualan, advertensi, dsb.nya
Perencanaan Komprehensive dan Kombinasi Umum semuanya dilakukan oleh
pemerintah atau Negara karena di Uni Sovyet atau Negara-negara Komunis lainnya tidak
ada swasta lagi.
Oleh karena itu semua keuntungan jatuh ke tangan Negara, mengingat semua alat-alat
produksi adalah milik Negara.

Adapun susunan departemen/kementerian Uni Sovyet sebagai berikut :


1. Perdana Menteri
2. Wakil Perdana Menteri I
3. 10 orang Wakil Perdana Menteri

Departemen-Departemen :
1. Departemen Cinematografi
2. Departemen Urusan Konstruksi
3. Departemen hubungan Ekonomi & Luar Negeri
4. Departemen Kehutanan
5. Departemen Perburuhan & Upah
6. Departemen Penemuan & Penciptaan
7. Departemen Penyediaan Teknik & Materi
8. Departemen Perencanaan
9. Departemen Harga
10. Departemen Penerbit
11. Departemen Penelitian & Teknologi
12. Departemen Standarrisasi
13. Departemen TV & Penyiaran Radio
14. Departemen Pendidikan Teknik & Latihan
15. Departemen Pengawasan Rakyat
16. Departemen Keamanan Negara

Kementerian-Kementerian ( All Union Ministeries ) :


1. Kementerian Industri Otomatis
2. Kementerian Penerbangan
26

3. Kementerian Kimia
4. Kementerian Pembangunan Mesin-mesin/Minyak & Kimia
5. Kementerian Penerbangan Sipil
6. Kementerian Perlengkapan & Perhubungan
7. Kementerian Pertanahan
8. Kementerian Perlengkapan Listrik
9. Kementerian Electronica
10. Kementerian Perdagangan Luar Negeri
11. Kementerian Industri & Gas
12. Kementerian Pembangunan Mesin Umum
13. Kementerian Pembangunan Mesin Transport & Berat
14. Kementerian Sistim Kontrol & Perlengkapan Otomatis
15. Kementerian Pembangunan Mesin-Mesin untuk Peternakan & Produksi Peternakan
16. Kementerian Pembangunan Mesin-Mesin untuk Penerangan & Industri Makanan &
Perabot Rumah Tangga
17. Kementerian Pembangunan Peralatan Mesin-Mesin
18. Kementerian Maritim
19. Kementerian Industri Medis
20. Kementerian Mesin Menengah
21. Kementerian Industri Minyak
22. Kementerian Pembangunan Mesin Tenaga
23. Kementerian Industri Kertas

24. Kementerian Industri Radio


25. Kementerian Jalan Kereta Api
26. Kementerian Industri Perkapalan
27. Kementerian Pembangunan Mesin-Mesin Pertanian & Traktor
28. Kementerian Konstruksi Transport

Di dalam The Mechanic of Management ( Forecasting, Planning, Organizing)


seluruhnya dilakukan oleh Negara secara totaliter.
Sedangkan The Dynamic of Management ( Commanding, Coordinating, Communicating,
Controlling ) sbb :

- Yang memegang fungsi Commanding tentu saja


Dewan Menteri Uni Sovyet, karena sesuai dengan pasal 60 UUD Uni Sovyet
kebijaksanaan, instruksi Dewan Menteri Republik Uni dapat dibatalkan oleh Dewan
Menteri Uni Sovyet.

- Koordinasi horizontal dilakukan baik oleh anggota


Dewan Menteri Uni Sovyet maupun Dewan Menteri Republik Uni. Sedangkan Koordinasi
Vertikal dilakukan oleh Dewan Menteri Uni Sovyet terhadap Dewan Menteri Republik
Uni.
Kesemua Koordinasi itu dilakukan dalam kerangka melaksanakan kebijaksanaan Negara.

- Komunikasi dalam tipe administrasi Negara totaliter


bersifat satu arah ( One Way Communication ) yaitu bersifat indoktrinatif dan imperative,
sehingga rakyat menjadi robot dari pada penguasa. Oleh karena itu rakyat yang tidak
setuju terhadap kehendak penguasa lebih banyak diam, mengingat bersuara akan sangat
berbahaya, sebab jaringan informasi yang dilakukan oleh KGB ( Dinas Rahasia Uni
27

Sovyet ) sangat luas, yaitu di mana anak atau isteri atau sebaliknya dapat menjadi mata-
mata. Itulah sebabnya tidak akan lahir Two Way Communication.

- Mengenai Pengawasan Administratif, baik


pengawasan preventif maupun represif yang dilakukan oleh aparat atasan terhadap aparat
bawahan sangat ketat sekali. Hal ini untuk menghindarkan terjadinya penentangan
dilakukan oleh bawahan terhadap atasan atau oleh rakyat terhadap pemerintah.
Sedangkan Pengawasan terhadap Badan Administratif dilakukan oleh Dewan Tertinggi
Uni Sovyet atau apabila dewan ini sedang reses, maka dilakukan oleh Presidium Dewan
Tertinggi, di samping dilakukan oleh Mahkamah Agung.
Jadi semua pengawasan itu bersifat public ( Negara ) tidak ada yang bersifat social
(masyaakat). Itulah sebabnya control masyarakat atas tindakan administrative yang
dilakukan oleh masyarakat tidak akan terlahir, mengingat dalam Negara-negara totaliter
seperti halnya Uni Sovyet menganut sistim Close Management (Management tertutup).

ADMINISTRASI NEGARA PERANCIS

1. The Mechanic of Management

The Mechanic and The Dynamic of Management dalam Administrasi Negara


Perancis berbeda dengan The Mechanic and The Dynamic of Management administrasi
Negara Amerika Serikat walaupun sama-sama menganut faham Liberal. Hal ini
disebabkan oleh karena sejarah, kondisi masyarakat dan konstitusinya berbeda.

Kesadaran masyarakat Perancis akan kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan,


rupanya sangat tinggi sehingga dalam revolusi Perancis yang sangat terkenal pada tahun
1789 didengung-dengungkan dengan semboyan : Liberte, Egalite, Et Fraternite, dalam
kerangka penggulingan pemerintahan yang absolut. Atas dasar prinsip tersebut,
maka Perancis merombak pemerintahan Monarchi menjadi Republik. Oleh karena itu
maka The Mechanic of Management yang terdiri dari Forecasting dan Planning dalam arti
administrasi Negara yang luas sekali terdapat dalam pasal 22 UUD Perancis yang berbunyi
sebagai berikut :

Perancis adalah suatu Republik Kesatuan Demokrasi Sosialis dan Sekuler.


Ia menjamin persamaan dimuka hukum bagi seluruh warga Negara tanpa
membedakan asal-usul, ras atau agama.

Ia menghargai semua kepercayaan.


28

Motto Republik : Liberte, Egalite et Fraternite. Prinsip : Pemerintahan dari


rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Badan-badan Negara di Perancis berdasarkan UUD nya terdiri dari 6 badan yaitu :
1. Parlemen terdiri dari 2 kamar yaitu : Dewan Nasional dan Senat.
2. Presiden
3. Dewan Menteri
4. Mahkamah Agung
5. Dewan Konstitusi
6. Dewan Sosial & Ekonomi

2. Mekanisme hubungan Administratif Negara Perancis sebagai diagram


dibawah ini :

Parlemen Dewan Dewan


Konstitusi Presiden Sos & MA
Senat Denas Ek

Perdana Menteri

Dewan Menteri

PEMILIH PEMILIH
29

Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1. Presiden dan Parlemen sama-sama dipilih langsung oleh rakyat walaupun waktunya
tidak bersamaan.
2. Presiden dapat membubarkan Parlemen setelah konsultasi dengan Ketua Dewan
Nasional dan Senat ( Pasal 12 ), tetapi Parlemen tidak bias memecat Presiden.
3. Presiden mengetuai Mahkamah Agung dan mengangkat anggota-anggotanya
berdasarkan UU ( Pasal 65 ).
4. Presiden mengangkat 3 orang dari 9 anggota Dewan Konstitusi atau 2/3 nya di mana 6
anggota lagi diangkat oleh Parlemen.
5. Presiden mengetuai Dewan Menteri ( Pasal 9 ).
6. Dewan Konstitusi mempunyai hak uji terhadap UU ( Pasal 61 ).
7. Rancangan UU tentang Sosial dan Ekonomi sebelum di syahkan oleh Parlemen harus
terlebih dahulu minta pendapat Dewan Sosial dan Ekonomi ( Pasal 69, 70 ).
8. Dewan Menteri disamping mempunyai kewajiban untuk menjalankan UU mempunyai
pula hak inisiatif untuk menyusun RUU ( Pasal 70 ).
9. Dewan Menteri bertanggung jawab terhadasp Parlemen ( Pasal 20 ). Apabila
Parlemen C.Q. Dewan Nasional tidak dapat menerima program dan kebijaksanaan
yang akan dilakukan Dewan Menteri, maka Dewan Menteri itu bubar karena mendapat
mosi tidak percaya, dan Perdana Menteri menyerahkan mandatnya pada Presiden
( Pasal 50 ).

3. The Dynamic of Management


Commanding, Coordinating , Communicating dan Controlling dilakukan sbb :

Commanding atau pemberian perintah berdasarkan pasal-pasal dalam UUD Perancis


seperti terlukis dalam diagram mekanisme organisasi Negara, tampak sekali banyak
dilakukan oleh Presiden yaitu Presiden dapat memerintahkan Dewan Nasional bubar,
memerintah Dewan Menteri, Mahkamah Agung dan Dewan Konstitusi.
Koordinasi baik vertical maupun horizontal dilaksanakan oleh Presiden, dimana
koordinasi dilakukan terhadap Dewan Menteri, Mahkamah Agung dan koordinasi
horizontal terhadap parlemen.
Komunikasi antara badan-badan Negara dilakukan dua arah, yaitu antara Dewan
Menteri dan Parlemen, Presiden, Dewan Sosial dan Ekonomi dan Mahkamah Agung,
demikian juga sebaliknya.
Dalam Kontrol tampaknya saling control. Presiden mengontrol Dewan Menteri,
Mahkamah Agung dan Parlemen, tetapi juga Parlemen dan Mahkamah Agung dapat
mengontrol Presiden baik secara preventif maupun represif.

4. Penerapan fungsi-fungsi Management dalam Badan Eksekutif.

Perencanaan di Negara Perancis sebagai Negara Liberal tentu mengambil faham


Liberalisme. Dalam perencanaan itu baik yang menyangkut perencanaan fisik, fungsionil
maupun comprehensive ada yang dilakukan oleh Pemerintah mupun swasta, kecuali yang
menyangkut perencanaan kombinasi umum, mengingat budget sangat besar biasanya
dilakukan oleh pemerintah.
30

Oleh karena itu swasta di Negara Perancis mempunyai pula peranan yang cukup besar
dalam perencanaan pemukiman, sarana jalan, perencanaan industri, keuangan, personil,
penjualan dsb.nya. Dengan demikian di Perancis ada management industri, management
produksi, management keuangan, management personalia, management kantor dsb.nya
yang dikelola oleh swasta.
Jadi berbeda sekali dengan di Uni Sovyet atau Negara-negara Komunis lainnya, dimana
seluruh kegiatan management secara keseluruhan dikelola oleh pemerintah.

Pembagian kerja ( departementasi ) dalam Badan Eksekutif terdiri dari 11 kementerian


yaitu :
1. Kementerian Pertanian & Kehutanan.
2. Kementerian Perdagangan & Industri.
3. Kementerian Perhubungan.
4. Kementerian Pertahanan.
5. Kementerian Pendidikan.
6. Kementerian Keuangan.
7. Kementerian Luar Negeri.
8. Kementerian Dalam Negeri.
9. Kementerian Kehakiman.
10. Kementerian Perburuhan & Tenaga Kerja.
11. Kementerian Kesejahteraan Sosial dan Kementerian Kesehatan.

Hanya untuk Kementerian Keuangan, Pendidikan, Dalam Negeri, dan Kesejahteraan


Sosial dan Kesehatan, masing-masing ada 2 Menteri , yaitu Menteri Utama dan
Menteri Muda.

Commanding atau pemberian perintah terhadap menteri-menteri, baik Menteri Utama


atau Menteri Muda terletak pada Perdana Menteri dan Ketua Dewan Menteri atau
Presiden.
Pemberian perintah ini ialah untuk menggerakkan seluruh aparatur Negara dalam rangka
menjalankan tugas-tugas pemerintah sesuai dengan UU. Pemberian Perintah ini tidak
didasarkan atas kehendak sendiri, melainkan untuk kepentingan seluruh rakyat.
Tetapi karena adanya perbedaan partai dari para Menteri, maka pemberian perintah itu
kadang-kadang mengalami hambatan, yaitu dimana apabila pemberian perintah itu kurang
sesuai dengan kepentingan partainya.

Kontrol terhadap badan administrative di Negara Perancis bukan hanya dilakukan oleh
masyarakat tetapi dilakukan baik oleh Parlemen dalam kerangka melakukan legislative
control yaitu hak angket, hak interpelasi, hak budget, hak amandemen dan hak mosi tidak
percaya maupun oleh Mahkamah Agung dalam kerangka menjalankan Judicial Control
yaitu dimana ada aparat badan administrative yang melanggar UU dapat ditarik ke muka
pengadilan.
Disamping itu badan administrative memperoleh pengawasan dari dewan
Sosial/Ekonomi dalam hal-hal yang menyangkut social dan ekonomi.

ADMINISTRASI NEGARA YORDANIA


31

Timbul pertanyaan bagi kita semua, mengapa dari kelompok Negara Islam/Arab tidak
diambil Negara-negara besar seperti Saudi-Arabia, Lybia atau Mesir ?

Hal ini disebabkan di Saudi-Arabia tidak terdapat badan perwakilan politik atau DPR,
demikian pula di Lybia, walaupun di kedua Negara tersebut menjalankan syariat Islam .
Sedangkan di Mesir walaupun ada badan perwakilan politik tetapi tidak menjalankan
Syariat Islam sepenuhnya.

Adapun Yordania walaupun negaranya kecil, berbentuk Monarchi Constitutionil di mana


terdapat badan-badan seperti badan-badan Negara dalam Negara Demokrasi, baik badan
Legislatif, Eksekutif, maupun Judikatif dan menjalankan Syariat Islam dan disana terdapat
pula warga Negara yang tidak beragama Islam.

1. The Mechanic of Management.


Dalam pengertian yang luas sekali menyangkut Forecasting dan Planning.
Forecasting dan Planning Negara terdapat dalam pasal 2 konstitusi Yordania
tertanggal 7 Desember 1946 yang berbunyi : Kerajaan Hasyim Yordania suatu Negara
merdeka berdaulat dan bebas. Agamanya adalah Islam. Kerajaan tidak dapat dibagi-bagi
pun tidak pula sesuatu bagian dari padanya akan dilepaskan. Bentuk pemerintahannya
ialah Monarchi Keturunan.

Dari pasal tersebut di atas jelas bahwa Yordania dalam Forecasting dan Planning yang
menyangkut masa sekarang dan yang akan datang merupakan :
1. Negara yang berdasarkan ajaran Islam sehingga Islam dijadikan agama Negara di
mana Syariat Islam dijalankan.

2. Negara Kesatuan.
3. Negara yang merdeka dan bebas.
4. Negara yang berdaulat ke dalam/ keluar.
5. Negara yang bentuk pemerintahannya Monarchi Konstitusionil.

Dalam hal bentuk pemerintahan yang Monarchi ini rupanya kurang bersesuaian dengan
ajaran Islam sebab beberapa factor :
1. Nabi Muhammad S.A.W. selaku pimpinan tertinggi dalam Negara Islam yang awal
tidak pernah mewariskan negaranya itu pada putra atau putrinya, melainkan
dilanjutkan pada sehabat atau pengikutnya.
2. Dalam Al Quran surat al Hujrah ayat 13 berbunyi sebagai berikut : Hai manusia
sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari pada seorang laki dan perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa agar supaya kamu berkenalan satu sama lain.
Sesungguhnya orang termulia diantaramu di sisi Allah ialah yang lebih taqwa,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.

Dari penjelasan ayat tersebut di atas jelas menunjukkan bahwa Tuhan tidak menjamin raja
atau anak raja lebih taqwa dari pada rakyatnya atau lebih mulia disisi Allah.

Dan dalam surat Al Imron 79 Tuhan berfirman :


Tidak berhak manusia setelah diberikan allah kepadanya kitab, hukum-hukum dan
angkatan jadi Nabi kemudian ia menyatakan pada manusia hendaklah kamu menjadi
hamba sahaya bukan hamba Allah.
32

Dari ayat tersebut di atas jelaslah bahwa Nabi sekalipun dilarang untuk menjadikan
pengikutnya sebagai hambanya.
Apalagi raja tidak mempunyai hak mewariskan kerajaannya itu pada putra atau putrinya,
karena seolah-olah rakyat kerajaannya itu hambanya yang boleh dimilikinya.
Dan perlu diingat bahwa yang membuat Negara itu bukan raja atau keluarganya melainkan
seluruh rakyat.
Dan pula bukan raja yang membuat rakyat tetapi rakyat yang membuat raja atau
pemimpin. Oleh karena itu Negara tidak boleh diwariskan pada satu orang atau
keturunannya mengingat Negara itu kepunyaan bersama. Demikian pula kepemimpinan
tidak bisa diwariskan, karena kepemimpinan bukan barang.
Kepemimpinan hanya bisa diperoleh karena hasil perjuangan sendiri
Bukanlah telah disebutkan dalam hadist setiap orang adalah pemimpin dan setiap
pemimpin akan ditanya kepemimpinan.

Oleh karena itu bentuk pemerintahan Monarchi dalam Negara-negara Islam


sesungguhnya harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan ajaran Islam. ( sebagai suatu
pendapat saja ).
Bagaimana Organizing Negaranya ?
Dalam Konstitusi 46 badan-badan Negara Yordania terdiri-dari :
1. Raja
2. Dewan Menteri
3. Majelis Nasional terdiri dari 2 kamar : yaitu Dewan Orang-orang terkemuka dan DPR.
4. Mahkamah Pengadilan terdiri dari :
a. Mahkamah Sipil
b. Mahkaman Agama
c. Mahkamah Istimewa
5. Dewan Khusus

2. Mekanisme Hubungan Administratif.


Kalau Organisasi Negara itu digambarkan dengan diagram, maka akan tampak sebagai
berikut :

MAJELIS NASIONAL

DEWAN
DPR ORANG
TERKEMUKA
33

MAH. PENGADILAN
RAJA

MAH. MAH. MAH


SIPIL AGAMA ISTI
MEWA

PEMILIH DEWAN DEWAN KHUSUS


MENTERI

Dari diagram diatas menunjukkan hal-hal sebagai berikut :


1. Yordania tidak menganut teori Trias Politica dari Montesquieu tentang pemisahan
kekuasaan secara murni dan konsekwen, karena raja sebagai kepala eksekutif ikut serta
dalam kekuasaan legislative yaitu raja ikut membuat UU vide pasal 33 konstitusi
maupun dalam kekuasaan Judikatif yaitu menguatkan atau membatalkan keputusan
Mahkamah Pengadilan vide pasal 31 konstitusi.
2. Kekuasaan raja walaupun dalam bentuk pemerintahan Monarchi Konstitusionil, sangat
besar sekali yaitu dapat membubarkan Dewan Nasional seperti tersebut dalam pasal 26
C, membubarkan Dewan Menteri seperti tersebut dalam pasal 28 D dan C mengubah
keputusan Mahkamah Pengadilan seperti tersebut dalam pasal 31 Konstitusi.
3. Raja bukan hanya dapat membubarkan Majelis Nasional tetapi juga mengangkat
seluruh anggota Dewan Terkemuka yang menjadi bagian dari Majelis Nasional.
4. Majelis Nasional tidak bisa menjatuhkan Raja sebagai Kepala Pemerintahan.
5. Sistim Demokrasi Konstitusionil di Yordania masih sangat terbatas yaitu rakyat hanya
bisa memilih anggota DPR yang menjadi bagian dari Majelis Nasional.
Rakyat Yordania tidak bisa memilih Kepala Negaranya sendiri dan tidak bisa
memilih anggota Dewan Orang Terkemuka ( Majelis Al Ayaan ). Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa sistim Demokrasi menurut Konstitusi Yordania adalah Sistim Demokrasi
Yang dikebiri kepentingan-kepentingan Raja.

3. The Dynamic of Management


Dengan adanya kekuasaan dalam Negara yang sebagian besar terletak pada
tangan Raja, maka tentu saja The Dynamic of Management dalam administrasi Negara
yaitu Commanding, Coordinating, Communicating dan Controlling berpusat pada Raja.
34

Oleh karena itu Legislatif Control, Judicial Control maupun Socia Control tidak akan dapat
menjalan sebagaimana mestinya.
Walaupun di Yordania terdapat partai politik lebih dari satu yaitu Partai Persatuan Nasional
Arab dan Partai Al Fatah dan lain-lain.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sistim Demokrasi Yordania itu masih perlu
ditingkatkan agar supaya sejalan dengan ajaran Islam.

4. Penerapan Fungsi-fungsi Management dalam Badan Eksekutif.


Bagaimana tentang The Mechanic and The Dynamic of Management dalam
Badan Eksekutif atau Administrasi Negara dalam arti sempit.

Forecasting dalam rangka penelitian untuk memperoleh data guna penjelasan perencanaan
baik perencanaan phisik, fungsionil, comprehensive maupun perencanaan kombinasi
umum, karena ada atau diakuinya lembaga hak milik individu atau badan swasta maka
perencanaan itu ada yang dilakukan oleh swasta maupun oleh Pemerintah.
Mengenai perencanaan kombinasi umum sesuai dengan tabiat dari pada Negara yang
sedang berkembang, maka seluruhnya dibuat oleh Negara karena biayanya sangat besar
sekali.

Adapun pengorganisasian Badan Eksekutif terdiri dari dari 18 Departemen yaitu :


1. Departemen Pertanian.
2. Departemen Perhubungan.
3. Departemen Pertahanan.
4. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
5. Departemen Luar Negeri.
6. Departemen Kesehatan.
7. Departemen Penerangan.
8. Departemen Dalam Negeri.
9. Departemen Urusan Dalam Negeri untuk DaerAH Perkotaan & Pedesaan.
10. Departemen Kehakiman.
11. Departemen Pekerjaan Umum.
12. Departemen Rekonstruksi dan Pembangunan.
13. Departemen Agama dan Tempat-Tempat Suci.
14. Departemen Sosial dan Perburuhan.
15. Departemen Penyediaan.
16. Departemen Pariwisata.
17. Departemen Perdagangan dan Industri.
18. Departemen Transportasi.

Apabila dibandingkan dengan administrasi Negara Amerika Serikat yang


mempunyai 11 Departemen dengan penduduk 200 juta lebih, maka sudah barang tentu
jumlah kementerian Yordania sangat banyak untuk penduduk hamper 3 juta orang.
Sehingga kalau dilihat dari segi effisiensi hal itu kurang berdaya guna.

Tetapi rupanya sudah merupakan gejala pada Negara berkembang bahwa jumlah
kementerian begitu banyak sehingga tidak terdapatrupanya sudah merupakan gejala pada
Negara berkembang bahwa jumlah kementerian begitu banyak sehingga tidak
terdapatbandingan yang rationil dengan jumlah penduduk yang dihadapi.
35

Mengenai Commanding, Coordinating, Communicating dan Controlling tidak


terletak pada Perdana Menteri tetapi terletak pada Raja. Oleh karena itu Perdana Menteri
bukan Top Public Administrator seperti dalam Negara yang menganut sistim cabinet
parlementer melainkan dapat digolongkan sebagai upper middle public administrator yang
membantu Top Public Administrator.

Commanding, Coordinating, Communicating akan berjalan effektif disebabkan oleh


Pemerintah yang stabil pemerintahan Raja yang didukung oleh Majelis Nasional dan
mengingat pula berdasarkan konstitusi Raja tidak bias dijatuhkan. Dengan Raja sebagai
Kepala Pemerintahan tidak bisa dijatuhkan, maka managerial atau Executive Control yang
dikalukan oleh Pemerintah baik preventive control maupun repressive control terhadap
masyarakat akan berjalan secara sempurna, sedangkan social control akan berjalan
tersendat-sendat karena akan mengalami repressive control dari pemerintah.

ADMINISTRASI NEGARA JEPANG

Setelah kita lihat administrasi Negara Amerika Serikat, Perancis, Uni Sovyet di
Barat, Yordania di Timur Tengah, maka alangkah baiknya kita mencoba mengupas
administrasi Negara Jepang di Asia, agar supaya betul-betul terdapat perbandingan,
walaupun perbandingan itu belum menyeluruh dan mendalam.
Untuk melihat dan mempelajari administrasi Negara Jepang, sudah barang tentu
harus melihat konstitusi dan sejarahnya yang menjadi latar belakang l;ahirnya konstitusi
itu.
Seperti diketahui Jepang pada waktu Perang Dunia II merupakan Negara yang
menganut faham Militerisme dan Totaliterisme seperti Jerman Hitler, sehingga tidak
aneh kalau turut serta mendorong lahirnya perang dunia II yang membawa kehancuran
Jepang sendiri. Jadi UUD Jepang itu disusun dan lahir dari kehancuran, sehingga tidak
aneh kalau memuat hal-hal yang bersifat mencegah lahirnya militerisme secara
konstitusionil, dimana hal itu tercermin dalam Forecasting dan Planning.

1. The Mechanic of Management

Forecasting dan Planning Administrasi Negara Jepang dapat terlihat dalam


Pembukaan UUD Jepang 1947 antara lain sebagai berikut :

Kami Rakyat Jepang :


1. Memutuskan bahwa kami tidak akan lagi dalam keadaan perang yang mendatangkan
malapetaka yang disebabkan oleh suatu tindakan Pemerintah.
2. Kami menyatakan bahwa kedaulatan berada dalam tangan rakyat.
3. Pemerintah adalah amanat yang suci dari rakyat yang wewenangnya untuk itu berasal
dari rakyat yang kekuasaannya untuk itu dijalankan oleh wakil-wakil rakyat dan
pahala-pahala atau hasilnya dinikmati oleh rakyat.
4. Kami menghasratkan perdamaian yang abadi dan sangat menyadari cita-cita luhur
yang membimbing hubungan antara manusia dan manusia dan kami telah bertekad
untuk memelihara keselamatan dan kehidupan kami dengan menaruh kepercayaan
yang ada pada rakyat yang mencintai perdamaian dunia.
5. Kami berhasrat untuk menempati kedudukan yang terhormat di tengah masyarakat
bangsa-bangsa yang berjuang untuk perdamaian dan untuk menghapuskan tirani dan
36

perbudakan, penindasan dan pandangan hidup yang picik untuk selama-lamanya dari
permukaan bumi.
6. Kami mengakui bahwa semua bangsa di dunia mempunyai hak untuk hidup dalam
kedamaian dan bebas dari perasaan takut dan kekurangan.

Disamping itu forecasting dan planning terdapat juga dalam pasal-pasal konstitusi.

Pasal 9. Karena keinginan yang sungguh-sungguh untuk menmciptakan perdamaian


internasional yang didasarkan pada keadilan dan ketentraman, rakyat Jepang
untuk selama-lamanya membuangkan peperangan sebagai hak yang tertinggi
dari Negara dan membuangkasn ancaman atau penggunaan kekerasan sebagai
alat untuk menyelesaikan persengketaan-persengketaan internasional.
Untuk bisa melaksanakan tujuan yang tercantum dalam ayat sebelumnya,
Negara Jepang tidak akan mempunyai Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara serta kekuasaan perang lainnya. Hak unuk menyatakan perang
dari Negara tidak diakui.

Pasal 14. Orang bangsawan dan sistim kebangsawanan tidak diakui.

Pasal 15. Rakyat mempunyai hak mutlak untuk memilih pejabat-pejabat Negara dan
memecat mereka. Segenap pejabat Negara adalah abdi dari seluruh masyarakat
dan bukannya abdi satu golongan masyarakat.

Pengorganisasian Negara Jepang terdiri dari :

1. Kaisar.
2. Kabinet.
3. Dewan Negara yang terdiri dari 2 kamar : DPR dan Senat.
4. Dewan Pemeriksa.
5. Mahkamah Agung.
6. Mahkamah Pendakwa.

Mekanisme Hubungan Administratif


Apabila pengorganisasian Negara Jepang itu dan hubungan administrative
dilukiskan dalam diagram akan tampak sebagai berikut :
37

Kaisar Kabinet Dewan Pe Mahkamah


Dewan Negara meriksa Agung

Senat DPR

Mahkamah
Pendakwa

PEMILIH

Dari diagram di atas dapat terlihat bahwa :

1. Jepang tidak menganut Trias Politica dari pada Montesqieu tentang separation du
pouvoir ( pemisahan kekuasaan ) karena antara badan-badan Negara ada hubungan satu
sama lain.

2. Kekuasaan Legislatif dipegang oleh Dewan Negara, tetapi Dewan ini (DPR) dapat
dibubarkan oleh Kaisar (Vide pasal 7) dan Dewan ini ikut serta dalam kekuasaan
Judikatif yaitu mengadili hakim-hakim yang diminta dipecat yang dilakukan oleh
Mahkamah Pendakwa (Vide pasal 6) daN Dewan ini (DPR) apabila mengajukan mosi
tidak percaya, maka Kabinet harus bubar (Vide pasal 69).
3. Kekuasaan Eksekutif dipegang oleh Kabinet Parlementer, tetapi cabinet ini secara
teknis administrative mengangkat anggota-anggota Mahkamah Agung (Vide pasal 79).
Disamping itu Kabinet ikut serta dalam Judikatif yaitu memutuskan amnesty umum,
amnesty istimewa, peringanan hukuman, pembatalan hokum, dan pemulihan hak-hak
(Vide pasal 73) dan juga dalam Legislatif yaitu dapat mengajukan Rancangan UU
(Vide pasal 72).
4. Kaisar yang hanya simbul Negara secara teknis administrative mengangkat Perdana
Menteri yang ditunjuk oleh Dewan Negara dan mengangkat Ketua Mahklamah Agung
yang ditunjuk oleh Kabinet (Vide pasal 6). Tetapi juga mempunyai kekuasaan
membubarkan DPR (Vide pasal 7).
5. Kabinet bertanggung jawab terhadap DPR/Dewan Negara, sebagai Kabinet
Parlementer, tetapi Kabinet dalam masa DPR sedang dibubarkan dan Negara dalam
keadaan darurat, maka Kabinet dapat memanggil Senat/Dewan Negara bersidang (Vide
pasal 54)
6. Dewan Pemeriksa mempunyai fungsi untuk memeriksa pendapatan dan pengeluaran
Negara yang dilakukan oleh Kabinet, dimana hasil pemeriksaan itu disampaikan
kepada Dewan Negara melalui Kabinet (Vide pasal 90).
38

Berdasarkan uraian di atas, maka dilihat dari segi organisasinya menunjukkan bahwa
Sistim Administrasi Negara Pemerintahan Jepang menjalankan sistim Check and Balance,
dan kebijaksanaan Negara atau public policy dibuat oleh Dewan Negara, sehingga secara
organisatoris terlihat bahwa Jepang menganut administrasi Negara yang demokratis.

2. The Dynamic of Management

Bagaimana Commanding, Coordinating, Communicating dan Controllingnya ?

Yang mempunyai posisi Commanding dalam Administrasi Negara Jepang pada


masa keadaan normal (yaitu tidak dalam keadaan darurat), ialah Dewan Negara, karena
Dewan ini yang menentukan Perdana Menteri/Kabinet berdasarkan azas mayoritas,
sehingga apabila Kabinet itu memperoleh mosi tidak percaya, maka Perdana Menteri
itu harus mengundurkan diri dan Kabinet itu bubar.
Tetapi dalam keadaan darurat yang mempunyai posisi Commanding dalam
Administrasi Negara Jepang ialah Kabinet, karena Kabinet ini dalam memanggil siding
Dewan Negara/Senat.

Koordinasi dalam rangka kegiatan Negara antara Badan-Badan Negara , adalah


koordinasi yang sifatnya horizontal, kecuali dalam keadaan darurat adalah koordinasi
vertical yang dilakukan oleh Kabinet, disebabkan kedudukan Badan-Badan Negara itu
adalah sederajat, kecuali Mahkamah Pendakwa yang berada di bawah naungan Dewan
Negara, yang akan mendapat perintah dari Dewan Negara mengadili para Hakim yang
harus dipecat..

Jaringan komunikasi antara Badan-Badan Negara berjalan sejajar, yaitu antara Dewan
Negara dengan Kabinet, atau sebaliknya, Kabinet dengan Kaisar, Mahkamah Agung
dan Dewan Pemeriksa, Mahkamah Agung dengan Kabinet dan Dewan Negara.

Hak Control ada pada setiap Badan Negara, yaitu Dewan Negara melakukan
control terhadap Kabinet, dan Mahkamah Agung, Kabinet terhadap Dewan Negara dan
Mahkamah Agung, Dewan Pemeriksa terhadap Kabinet, dan Mahkamah Agung
terhadap Kabinet.
Dengan adanya saling control antara Badan-badan Negara tersebut, maka abuse of
power (penyalah gunaan kekuasaan) dari masing-masing badan dapat dicegah atau
maksimal diminimalisir, walaupun tidak dapat dihilangkan sama sekali, terlebih-lebih
yang menjalankan kekuasaan eksekutif seperti terjadi pada Perdana Menteri Tanaka
yang memperoleh suapan pada waktu pembelian pesawat Lockheed untuk Negara,
sehingga membawa akibat kejatuhannya.
Disini menampilkan bahwa control yang dilakukan oleh Dewan Negara sangat effektif,
yaitu dapat menyebabkan jatuhnya Perdana Menteri atau bubarnya Kabinet.

Control dari Dewan Negara bukan hanya terhadap Badan Eksekutif (Kabinet),
tetapi juga trhadap Badan Judikatif (Mahkamah Agung/Badfasn Peradilan) dimana
Dewan Negara dapat mengadili hakim-hakim yang harus dipecat.
Jadi Dewan Negara mempunyai legislative dan Judicial control yang effektif,
sehingga secara ideal dapat mewujudkan Clean Government .

3. Penerapan Fungsi-Fungsi Management dalam Badan Ekswekutif


39

Bagaimana The Mechanic and The Dynamic of Management dalam Badan


Eksekutif ?

Perencanaan dalam Administrasi Negara Jepang/eksekutif, seperti halnya di Negara-negara


liberal, karena diakuinya lembaga-lembaga hak milik . maka ada perencanaan dilakukan
oleh swasta maupun oleh oleh pemerintah.
Jadi swasta turut serta dalam perencanaan fisik, fungsionil maupun komprehensif, kecuali
dalam perencanaan kombinasi umum yang disebabkan budgetnya sangat besar, selalu
dilaksanakan oleh pemerintah.
Sebagai suatu Negara yang modern dan telah maju, maka Jepang dalam perencanaannya
baik yang dilakukan oleh swasta maupun Negara menggunakan scientific management,
sehingga dalam perencanaannya itu selalu memakai program, standard, policy, metode dan
procedure, disamping budget untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Pengorganisasian dalam cabinet/administrasi Negara dalam arti sempit, Jepang hanya


mempunyai 12 Kementerian :

1. Perdana Menteri
2. Wakil Perdana Menteri
3. Kementerian Pertanian dan Kehutanan
4. Kementerian Konstruksi
5. Kementerian Pendidikan
6. Kementerian Dalam Negeri
7. Menteri Keuangan
8. Menteri Luar Negeri
9. Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan
10. Kementerian Perdagangan Internasional & Industri
11. Kementerian Kehakiman
12. Kementgerian Perburuhan/Tenaga Kerja
13. Kementerian Pos & Telekomunikasi
14. Kementerian Perhubungan.

Dari kementerian-kementerian tersebut di atas, jelas Jepang tidak memiliki


kementerian pertahanan, hal ini disebabkan seperti tersebut dalam UUD Jepang pasal 9
bahwa Jepang membuangkan peperangan.

Commanding, Coordinating, Communicating dan Controlling dalam Badan


Eksekutif, jelas banyak dilakukan oleh Perdana menteri sebagai Top Public Administrator,
karena Perdana Menterilah yang menjalankan tugas-tugas pemerintahan, yaitu untuk
mencapai tujuan Negara yang dikehendaki seperti disebutkan oleh Prof. Meriam yakni
keamanan dari luar, ketertiban dalam negeri, keadilan, kesejahteraan dan kemerdekaan
perorangan.

Kesimpulan
Setelah melihat kepada lima administrasi Negara yaitu Administrasi Negara Amerika
Serikat, Perancis dan Jepang yang masing-masing berfaham Leberalisme, Administrasi
Nergara Uni Sovyet yang berdasarkan kepada Komunisme dan Administrasi Negara
Yordania yang berdasarkan kepada Islam, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
40

1. Tidak ada badan-badan Administrasi Negara pada tiap-tiap Negara yang sama satu
sama lain.
2. Top Public Administrator pada setiap Negara berbeda-beda, ada yang pada Presiden,
Raja atau Perdana Menteri.
3. Kebijaksanaan Negara atau Public Policy ada yang dibuat hanya oleh Badan
Perwakilan Politik seperti Amerika Serikat dan Jepang, ada yang bersama-sama yaitu
oleh Badan Perwakilan Politik/ Badan Legislatif dan Badan Eksekutif, seperti Perancis
dan Yordania dan ada lagi yang lebih banyak dibuat oleh Badan Eksekutif sepertti Uni
Sovyet.
4. Mekanisme Aministrasi Negara satu sama lain berbeda, yaitu adan Badan Eksekutif
yang dapat membubarkan Badan Legislatif (Parlemen), ada Badan Legislatif yang
dapat menjatuhkan Badan Eksekutif dan ada pula Badan Eksekutif yang menjadi
Kepala Badan Yudikatif.
5. Jumlah Kementerian/Badan Eksekutif setiap Administrasi Negarapun tidak sama, yaitu
ada yang 11, 12, 17, 18 dan 35. Tetapi ternyata yang jumlahnya hanya sedikit
tampak lebih effektif dan effisien seperti Amerika Serikat dan Jepang.
6. Sistim Administrasi negarapun berbeda-beda yaitu ada yang sistim Demokrasi, sistim
Kediktatoran, dan ada pula dalam pengorganisasiannya melaksanakan sistim
Demokrasi, tetapi penetapan wewenangnya lebih berat kepada eksekutif. Seolah-olah
tampak sebagai campuiran, tetapi pada akhirnya lebih condong kepada kediktatoran.
7. Dalam konstitusinya sebagai landasan tindakan administrasi negaranya ada yang
memasukkan hak azasi manusia, yaitu diantaranya hak hidup, hak kemerdekaan dan
hak milik dan ada pula yang tidak memasukkan hak kemerdekaan dan hak milik
perseorangan, sehingga dalam kegiatan administrasi negaranya itu banyak melakukan
overheidsdaad atau detournement du pouvoir atau penyalah gunaan kekuasaan,
sehingga rakyat menjadi abdi atau kawulo dari pada penguasa.
8. Hampir setiap Top Public Administrator disamping menjalankan eksekutif/administrasi
/pemerintahan, ikut pula dalam kekuasaan Legislatif dan Judikatif.

4. Faktor-faktor penyebab perbedaan Administrasi Negara.

Perbedaan tersebut tidak lain disebabkan :


1. Perbedaan Masyarakat.
2. Perbedaan pandangan hidup atau way of life yaitu way of willing, way of feeling, way
of thinking dan way of acting.
3. Perbedaan sejarah.
4. Perbedaan Konstitusi.
5. Perbedaan pengalaman.

ADMINISTRASI NEGARA INDONESIA

Setelah kita membahas administrasi Negara Amerika Serikat, Perancis, Jepang


yang berdasarkan kepada Liberalisme, Administrasi Negara Uni Sovyet yang
41

berdasarkan kepada Komunisme dan Yordania yang berdasarkan kepada Islam, maka
tibalah gilirannya membahas administrai Negara Indonesia yang berdasarkan kepada
ajaran Pancasila.

1. The Mechanic of Management.


Forecasting dan Planning dalam administrasi Negara Indonesia dalam
arti yang sangat luas sekali terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 yang Declaration
of Independen of Indonesia dan pasal-pasal dalam batang tubuh UUD tersebut.

Dalam Pembukaan yang berkaitan dengan Forecasting dan Planning ialah :


Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Kemudian dari pada itu, untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan social, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu UUD
Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada :
- Ke Tuhanan Yang Maha Esa
- Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
- Persatuan Indonesia
- Dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan serta dengan mewujudkan
suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam pasal 1 ayat 1 :


Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik.
Pasal 29 ayat 1 dan 2 :
Ayat 1 : Negara berdasar atas ke Tuhanan Yang Maha Esa.
Ayat 2 : Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan
kepercayaannya itu.

Dalam setiap perencanaan terkandung tujuan, maka dalam perencanaan


Administrasi Negara Indonesia tujuan itu terkandung dalam Pembukaan UUD,
yaitu untuk :
1. Untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah.
2. Mensejahterakan Rakyat.
3. Mencerdaskan kehidupan Bangsa.
4. Ikut serta mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan kepada
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.

Aktivitas Administrasi Negara untuk mencapai tujuan itu dalam perencanaan Negara
ditetapkan tidak boleh ingkar dari Tuhan Yang Maha Esa, sehingga Negara
berdasarkan atas ke Tuhanan Yang Maha Esa seperti tersebut dalam pasal 29 ayat 1.

Seperti diketahui syarat-syarat Negara ialah adanya :


42

1. Wilayah yang tetap.


2. Rakyat yang mendiami wilayah itu.
3. Pemerintah.
4. Kedaulatan.
5. Kemampuan melakukan hubungan internasional.

Jadi dalam hubungan dengan pasal 29 ayat 1 tadi, maka :


Wilayah itu berdasar atas ke-Tuhanan Yang Maha Esa,
Rakyat berdasar atas ke-Tuhanan Yang Mahasa Esa,
Pemerintah berdasar atas ke-Tuhanan Yang Maha Esa,
Kedaulatan berdasar atas ke-Tuhanan Yang Maha Esa,
dan dalam melakukan hubungan internasional juga berdasar atas ke-Tuhanan Yang
Maha Esa.

Oleh karena itu :


Tidak ada setapakpun dari Indonesia dan seharusnya
Tidak ada seorangpun rakyat ,
Tidak ada sebagianpun Pemerintah Indonesia,
Tidak ada sedikitpun kedaulatan Indonesia
Yang ingkar terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kalau ada sebagaian rakyat
dan Pemerintah Indonesia yang ingkar terhadap Tuhan, maka hal itu
merupakan penghianatan terhadap Negara.

Setiap perencanaan tidak mungkin dapat tercapai tanmpa budget. Oleh karena itu
agar supaya pendapatan dan pengeluaran Negara dapat dikendalikan, maka
berdasarkan pasal 23 ayat 1 Anggaran Pendapatan dan Belanja ditetapkan tiap-tiap
tahun dengan UU.
Apabila DPR tidak menyetujui anggaran yang diusulkan pemerintah, maka
pemerintah menjalankan anggaran tahun yang lalu.
Adapun metode untuk mencapai tujuan Negara seperti ditentukan dalam UUD
ialah dengan metode atau sistim demokrasi, seperti tersebut dalam pasal 1 ayat 2
yang berbunyi : Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh
Mejelis Permusyawaratan Rakyat/ yang dilakukan berdasarkan UU (perubahan
UUD 1945)

Organizing.
Pengorganisasian Negara menurut UUD 1945 ialah sebagai berikut :
1. MPR ( Majelis Permusyawaratan Rakyat )
2. DPR ( Dewan Perwakilan Rakyat )
3. Presiden
4. DPA ( Dewan Pertimbangan Agung ) > dihapus dalam perubahan UUD
1945.
5. MA ( Mahkamah Agung )
6. BPK ( Badan Pemeriksa Keuangan )

2. Mekanisme Hubungan Administratif

Oleh karena itu kalau digambarkan dalam diagram tentang mekanisme


organisasi administrasi Negara Indonesia menurut UUD45 ( sebelum diamandemen)
sebagai berikut :
43

MPR

DPR BPK PRESIDEN DPA MA

DPRD I
KABINET

DPRD II

GOLONGAN
PEMILIH

Menurut UUD 1945 ( setelah diamandemen ) lebih kurang sbb :

MPR

DPR BPK PRESIDEN MK MA

KABINET
DPRD I
GUBERNUR DPD
DPRD II
BUPATI/WALIKOTA

PEMILIH

3. The Dynamic of Management

Yang melakukan Commanding adalah DPR, karena badan ini merangkap


menjadi anggota nMPR yang melimpahkan wewenang/kekuasaan untuk menjalankan
Pemerintahan. Koordinasi dan Komunikasi baik yang bersifat horizontal, maupun
44

vertical dilakukan baik oleh MPR, DPR, BPK, DPA/MK, maupun Mahkamah Agung
dan Presiden.
Oleh karena itu apabila badan-badan ini sudah menjalankan
pengawasan/control sebagaimana mestinya, maka clean and stable government itu
akan dapat diwujudkan, sehingga masyarakat adil dan makmur akan terlahirkan.
Tetapi hal itu memerlukan persyaratan bahwa anggota-anggota MPR, DPR,
DPA/MK, dan MA bukan terdiri dari anggota-anmggotaq yang mempunyai sikap yes
manisme dan ABS isme, melainkan betul-betul yang tangguh dan berwibawa, yaitu
menjalankan sifat kepemimpinan yang dikemukakan oleh Presiden Suharto seperti
Taqwa, ing ngarso asung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani,
ambeg paramaarta, waspada purbawisesa, prasaja, lenggawa, geminastiti, satya
dan belaka, disamping keahlian yang sesuai dengan kebutuhan lembaganya.

4. Penerapan fungsi-fungsi Management dalam Badan Eksekutif.

Bagaimana The Mechanic and The Dynamic of Management, atau Planning,


Organizing, Commanding, Coordinating, Communicating, dan Controlling dalam
Administrasi Negara/Eksekutif/Pemerintahan dalam arti sempit ?

Planning dalam Administrasi Negara Indonesia meliputi physical planning,


functional planning, comprehensive planning, dan general combination planning,
baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek.

Perencanaan jangka panjang kita mengenal Pelita I dan II dan Pelita III yang
dibagi pula kepada perencanaan jangka pendek yaitu setiap tahun.
Yang membuat perencanaan ialah Bappenas (Badan Pembangunan Nasional)
dan ditetapkan oleh Keputusan Presiden, sedangkan pembiayaan perencanaan
untuk setiap tahun ditetapkan oleh DPR bersama-sama Presiden yang
dituangkan dalam APBN.

Pembiayaan untuk pelaksanaan perencanaan ini sangat besar sekali, karena


melakukan pembangunan di segala bidng, sehingga setiap tahun Indonesia
melakukan pinjaman Luar Negeri melalui IGGI ( Inter Govermental Group on
Indonesia ), agar supaya ada keseimbangan antara pe3ndapatan dengan neraca
pengeluaran, karena Indonesia menganut Balance Budget, untuk mencegah kenaikan
harga dan kemerosotan nilai uang seperti dalam sistim devisit budget. Sampai kapan
balance budget ini dilaksanakan dengan ditutup dari pinjaman luar negeri, masih
belum dapat dipastikan. Hal in I tergantung kepada Indonesia sendiri untuk
meningkatkan pendapatan nasionalnya yang seimbang dengan pengeluaran.

Perencanaan ini tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah seperti di Negara-


negara Sosialis Komunis, tetapi ada juga perencanaan-perencanaan baik
perencanaan phisik, fungsionil, maupun perencanaan comprehensive yang dilakukan
oleh swasta baik asing maupun domestik.
Oleh karena itu kita mengenal PMA ( Penanaman Modal Asing ) dan PMDN
( Penanaman Modal Dalam Negeri ), KIK ( Kredit Investasi Kecil ), Kredit Candak
Kulak dan sebagainya.

Pengorganisasian.
45

Pengorganisasian dalam Badan eksekutif dapat dilihat dalam susunan Kabinet


Pembangunan I, II dan III ( dulu) atau Kabinet Indonesia Bersatu (sekarang). Yang
jumlahnya cukup besar yaitu mencapai 30 Menteri, kalau dibandingkan dengan
Negara-negara yang sudah berkembang/maju seperti Amerika Serikat, Jepang yang
masing masing hanya mempunyai 11 anggota cabinet.
Adapun yang menjadi pimpinan Kabinet ialah Presiden dan Wakil Presiden.
Tentu saja dengan banyaknya anggota cabinet ini rentangan koordinasi, komunikasi
dan jangkauaqn pengawasan Presiden dan Wakil Presiden makin meluas, sehingga
membutuhkan energi dan waktu yang lebih banyak lagi.
Oleh karena itu tugas Presiden dan Wakil Presiden sebagai Administrator
Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan semakin bertambah.

The Dynamic of Management.

Commanding dalam Badan Eksekutif dipegang oleh Presiden, Karena


Presidenlah yang mengangkat dan memberhentikan Menteri-Menteri. Tetapi
walaupun Presiden memegang kunci komando/perintah, Negara Indonesia bukanlah
Negara Komando atau Kediktatoran, sebab Negara Indonesia sesuai dengan UUD
45 adalah Negara Hukum, di mana UU merupakan hukum yang tertinggi.

Oleh karena itu perintah Presiden dalam rangka menggerakkan pemerintahan,


pembangunan dan masyarakat, sebagai administrator pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan, akan selaras dengan UU atau selaras dengan azas Rule of Law,
yaitu adanya supremacy of law, equality before the law dan human rights.
Karena apabila Presiden melupakan azas ini dalam pemberian perintahnya, maka
administrasi Negara Indonesia bukan lagi administrasi negara demokratis, melainkan
administrasi Negara yang kediktatoris, sehingga lahirlah close management atau
dictatorial management.

Oleh karena itu pemberian perintah Presiden sesuai dengan UUD hanya kepada
Kabinet, mengingat DPR, BPK, DPA/MK dan MA tidak bisa diperintah oleh
Presiden, karena badan-badan ini merupakan badan yang sejajar dengan Presiden;
kecuali dalam keadaan darurat dimana kekuasaan tertinggi dalam Negara berada
dalam tangan Presiden, yaitu kekuasaan legislative, eksekutif dan yudikatif
disentralisasikan, maka Presiden bisa memerintah DPR, BPK, DPD/MK dan MA.
Tetapi administrasi Negara yang demikian adalah administrasi Negara kediktatoran.

Adapun hubungan DPR dengan Presiden, BPK, DPA/MK dan MA dalam


keadaan Negara tidak berada dalam keadaan darurat, adalah hubungan koordinasi
horizontal di mana kepada DPR Presiden memberikan laporan tentang kegiatannya
setahun sekali berupa pidato kenegaraan.

Sedangkan terhadap cabinet bersifat koordinasi vertical, yaitu Top Down


Coordination ( koordinasi dari atas kebawah) dan kepada MPR Bottom up
Coordination ( koordinasi dari bawah ke atas ) yang dilakukan 5 tahun sekali berupa
laporan pertanggung jawaban tentang kegiatan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan.
46

Koordinasi yang dilakukan oleh Presiden terhadap para Menteri dan seluruh
aparatur administrasi Negara (dalam arti sempit ) pemerintahan menurut UUD45
adalah dalam rangka menjalan kebijaksanaan Negara ( public policy ) yang telah
ditetapkan oleh DPR dan MPR.
Tentang Komunikasi yang dilakukan oleh Presiden menurut UUD 45 baik
komunikasi intern, extern, formil, informal, vertical, horizontal, lisan dan tulisan baik
terhadap aparatur administrasi Negara dan masyarakat maupun terhadap Negara lain
adalah bersifat dua arah atau two way traffic communication.
Hanya komunikasi yang agak sering tersumbat ialah komunikasi dari bawah atau
masyarakat kepada atasan atau pemerintah karena bawahan kurang maun
menyampaikan keadaan yang sebenarnya disebabkan masih adanya penyakit mental
ABS isme, sehingga kepentingan rakyat kadang-kadang menjadi korban.
Hal lain yang sering menyumbat komunikasi ialah penggunaan kebebasan pers yang
menjurus kepada destruktivisme, yang dilakukan oleh oknum-oknum pers, sehingga
pemerintgah melakukan pembredelan. Sebenarnya dalam democratic coomunication
hal-hal semacam itu tidak perlu terjadi, apabila masing-masing pihak menyadari
tanggung jawabnya terhadap masyarakat, Negara dan bangsa. Mengingat kebebasan
tanpa kendali akan menimbulkan anarchie.
Dan pengendalian tidak perlu dilakukan oleh orang, melainkan oleh diri sendiri,
mengingat setiap orang yang Pancasilais seharusnya mampu mengendalikan hawa
nafsunya.
Yang terakhir dari pada The Dynamic of Management ialah Controlling.
Controlling atau pengawasan dalam administrasi Negara Indonesia tampaknya
masih lemah sekali, sehingga baik legislative control, executive control atau
managerial control, judicial control, maupun social control perlu peningkatan untuk
menjaga agar supaya jalannya pemerintahan sesuai dengan UU dan hak-hak azasi
manusia dapat dilindungi.
Mengingat apabila legislative control, judicial control, executive control or
managerial control dan social control sudah berjalan effektif, maka opstib itu tidak
akan lahir.
Jadi opstib itu sebenarnya untuk meningkatkan pengawasan terhadap administrasi
Negara, agar supaya kegiatan pemerintahan berjalan bersih, sehingga tujuan Negara
dapat tercapai, mengingat dalam kegiatan administrasi Negara yang bertujuan
mementingkan diri sendiri, dengan administrasi penyelewengan yang rapih.
Jadi pada hakekatnya dapat diraba , bahwa Opstib adalah untuk membantu legislative
control, judicative control, managerial control dan social control.
Agar supaya administrasi Negara Indonesia juga dapat mencapai tujuannya, maka
Legislative Control, Judicative Control, Administrative Control dan Sosial Control
perlu ditingkatkan secara simultan serta berdaya guna dan berhasil guna.

Anda mungkin juga menyukai