Rumah sakit harus menyelenggarakan Rekam Medis yang merupakan bukti tentang proses
pelayanan medis kepada pasien.
S.1.P.1. Rekam Medis untuk setiap pasien dibuat sesuai Buku Pedoman Penyelenggaraan
Rekam Medis (BPPRM).
Skor :
0 = Tidak ada BPPRM
1 = Ada BPPRM, edisi lama ; tidak lengkap.
2 = Ada BPPRM, edisi lama ; lengkap.
3 = Ada BPPRM, edisi baru ; tidak lengkap.
4 = Ada BPPRM, edisi baru ; lengkap.
5 = Ada BPPRM, edisi baru ; lengkap ; telah diadakan sosialisasi kepada
unit terkait.
D.O : Penyusunan dan penetapan BPPRM harus mengacu pada Buku Petunjuk
Penyelenggaraan Rekam Medis / Medical Record Rumah Sakit yang
ditetapkan oleh Departemen Kesehatan pada bulan Januari 1997.
Rekam medis sangat dibutuhkan untuk mendukung pendidikan dan penelitian
dan juga menjadi instrumen penting dalam menangani masalah medico-legal
yang mungkin terjadi di rumah sakit.
BPPRM diberlakukan selama 2 (dua) tahun dan harus selalu diperbarui melalui
penetapan tertulis dari direktur rumah sakit.
Yang dimaksud dengan edisi baru ialah jika BPPRM masih berlaku didalam
kurun waktu 2 (dua ) tahun sejak tanggal terakhir BPPRM ditetapkan.
Yang diartikan dengan lengkap jika BPPRM memuat, (1) keputusan direktur
rumah sakit, (2) Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis, (3) semua formulir
isian yang digunakan di rumah sakit, (4) semua juklak / SOP yang berlaku, (5)
struktur organisasi unit kerja rekam medis, (6) keputusan direktur tentang
pembentukan Komite / Sub Komite / Panitia Rekam Medis.
BPPRM dapat dibagi menjadi 2 (dua) atau 3 (tiga) buku. Misalnya Buku I
memuat keputusan direktur tentang berlakunya BPPRM, Pedoman
Penyelenggaraan Rekam Medis, keputusan direktur tentang pembentukan
Komite / Sub Komie / Panitia Rekam Medis. Sedang, Buku II memuat
keputusan direktur tentang berlakunya BPPRM, semua formulir dan Juklak /
SOP.
Yang dimaksud dengan sosialisasi adalah penjelasan kepada unit kerja terkait
agar dipahami secara garis besar isi BPPRM.
C.P. : D = Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis terkini / baru.
O = -
W= -
Skor
Catataan / keterangan :
STANDARD 2
ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN
S.2.P.1. Ada unit kerja dalam struktur organisasi rumah sakit dibentuk untuk mengelola
penyelenggaraan rekam medis (RM)
Skor :
0 = Tidak ada unit kerja rekam medis untuk megelola penyelenggaraan RM.
1 = Ada unit kerja RM yang berfungsi rangkap melaksanakan kegiatan lain.
2 = Ada unit kerja RM berfungsi terbatas.
3 = Ada unit kerja RM berfungsi terbatas.
4 = Ada unit kerja RM berfungsi hamper optimal.
5 = Ada unit kerja RM berfungsi optimal.
Skor
Catataan / keterangan :
STANDARD 2
ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN
S.2.P.2. Komite / Sub Komite / Panitia Rekam Medis harus dibentuk untuk melakukan
monitoring dan evaluasi penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit.
Skor :
0 = Tidak ada Komite Rekam Medis (KRM).
1 = Ada KRM, ditetapkan oleh direktur rumah sakit; KRM belum berfungsi.
2 = Ada KRM, belum ditetapkan oleh direktur rumah sakit; KRM sudah berfungsi
terbatas.
3 = Ada KRM, sudah ditetapkan direktur rumah sakit; KRM sudah berfungsi
memadai.
4 = Ada KRM, sudah ditetapkan direktur rumah sakit; KRM sudah berfungsi
penuh.
5 = Ada KRM, sudah ditetapkan direktur rumah sakit;KRM sudah berfungsi penuh
serta menjadi rujukan penyelenggaraan rekam medis bagi rumah sakit lain.
Kepala unit kerja rekam medis harus ditetapkan sebagai sekretaris dari KRM.
C.P. : D = SK pembentukan KRM, uraian tugas KRM, program kerja KRM, jadwal
pertemuan KRM, notulen pertemuan KRM, laporan pertemuan di KRM.
O = -
W = Ketua dan Sekretaris KRM.
Skor
Catataan / keterangan :
STANDARD 3
STAF DAN PIMPINAN
Pelayanan rekam medik diselenggarakan untuk mencapai tujuan pelayanan rumah sakit.
S.3.P.1. Tersedia staf dengan jumlah dan kualifikasi sesuai tugas dan fungsinya.
Skor :
0 = Tidak ada unit kerja rekam medis.
1 = Ada unit kerja rekam medis; tenaga staf tidak ada.
2 = Ada unit kerja rekam medis;jumlah dan kualifikasi tenaga staf tidak memenuhi
syarat.
3 = Ada unit kerja rekam medis; jumlah tenaga memenuhi syarat; sebagian besar
tenaga belum memenuhi syarat kualifikasi.
4 = Ada unit kerja rekam medis; jumlah tenaga memenuhi syarat; sebagian besar
tenaga sudah memenuhi syarat kualifikasi.
5 = Ada unit kerja rekam medis; jumlah dan kualifikasi staf memenuhi syarat.
Skor
Catataan / keterangan :
STANDARD 4
FASILITAS DAN PERALATAN
Fasilitas dan peralatan yang cukup harus disediakan agar tercapai pelayanan yang efisien.
S.4.P.1. Ruang dan fasilitas kerja harus disediakan untuk mendukung pelayanan rekam medis
di rumah sakit.
Skor :
0 = Tidak ada ruang dan fasilitas kerja yang disediakan.
1 = Ruang dan fasilitas kerja yang disediakan digunakan bersama dengan unit
kerja lain.
2 = Ruang dan fasilitas kerja yang disediakan khusus bagi unit kerja rekam medis
tidak mencukupi menampung beban kerja; Ruang penyimpanan berkas RM
aktif dan non-aktif tidak dipisahkan.
3 = Ruang dan fasilitas kerja yang disediakan khusus bagi unit kerja rekam medis
tidak mencukupi menampung beban kerja; Ruang penyimpanan berkas RM
aktif dan non-aktif sudah terpisah.
4 = Ruang dan fasilitas kerja yang disediakan khusus bagi unit kerja rekam medis
mencukupi menampung beban kerja; Ruang penyimpanan berkas RM aktif dan
non-aktif tidak dipisahkan.
5 = Ruang dan fasilitas kerja yang disediakan khusus bagi unit kerja rekam medis
mencukupi menampung beban kerja; Ruang penyimpanan berkas RM aktif dan
non-aktif sudah terpisah.
D.O : Yang dimaksud dengan fasilitas kerja adalah, antara lain, meja kursi kerja,
tempat penyimpanan berkas surat-menyurat, telepon, mesin ketik,
computer, papan tulis, tempat istirahat piket petugas rekam medis, jam
dinding, kalkulator, dan lain-lain.
Yang diartikan dengan ruang kerja tidak mencukupi menampung beban
kerja adalah jika ruang kerja terlalu kecil untuk menampung kegiatan
assembling berkas, coding berkas, tata usaha unit rekam medis,
tempat/ruang menyimpan berkas rekam medis aktif. Ketidak cukupan
ruang kerja akan mempengaruhi pengaturan alur penanganan berkas rekam
medis.
Ruang penyimpanan berkas rekam medis aktif dan non-aktif harus
terpisah.
C.P. : D = Denah ruangan, flow chart penanganan berkas rekam medis.
O = Ruang RM, rambu-rambu penunjuk arah.
W = Kepala RM.
Skor
Catataan / keterangan :
STANDARD 5
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
Harus ada kebijakan dan prosedur yang tertulis yang mencerminkan pengelolaan unit rekam
medis untuk menjadi acuan bagi staf rekam medis yang bertugas.
S.5.P.1. Ada sistem identifikasi pasien ditetapkan dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan
Rekam Medis (BPPRM).
Skor :
0 = Tidak ada sistem identifikasi, tidak ada nomor RM seragam, tidak ada KIUP.
1 = Ada sistem identifikasi, tidak ada nomor RM seragam, tidak ada KIUP.
2 = Ada sistem identifikasi, tidak ada nomor RM seragam, ada KIUP.
3 = Ada sistem identifikasi, tidak ada nomor RM seragam, tidak ada KIUP.
4 = Ada sistem identifikasi, ada nomor RM seragam, ada KIUP.
5 = Ada sistem identifikasi, ada nomor RM seragam, ada KIUP disertai adanya
evaluasi terhadap sistem identifikasi dan KIUP.
Skor
Catataan / keterangan :
STANDARD 5
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
Harus ada kebijakan dan prosedur yang tertulis yang mencerminkan pengelolaan unit rekam
medis untuk menjadi acuan bagi staf rekam medis yang bertugas.
S.5.P.2. Kebijakan tentang Informed Consent (IC), Penggunaan Simbol, Tanda Khusus,
International Classification of Diseases (ICD) harus ditetapkan dalam Buku
Pedoman Pengelenggaraan Rekam Medis (BPPRM).
Skor :
0 = Tidak ada kebijakan yang ditetapkan.
1 = Kebijakan ditetapkan tidak tertulis.
2 = Kebijakan ditetapkan tertulis oleh kepala unit kerja rekam medis.
3 = Kebijakan ditetapkan dalam BPPRM, tidak lengkap.
4 = Kebijakan ditetapkan dalam BPPRM, lengkap.
5 = Kebijakan ditetapkan dalam BPPRM, lengkap, disertai adanya evaluasi,
rekomendasi dan tindak lanjut oleh Komite/Sub-Komite/Panitia Rekam Medis.
D.O : Yang dimaksud dengan kebijakan adalah ketentuan tertulis yang bersifat
Mengikat dari pimpinan rumah sakit untuk dilaksanakan. Kebijakan tentang IC
memuat :
1. Keharusan dokter memberikan penjelasan sebelum tindakan medic
dilakukan.
2. Setelah penjelasan diberikan, keharusan meminta persetujuan pasien atau
keluarganya.
3. Keharusan dokter yang memberikan penjelasan dan pasien/keluarganya
menandatangani formulir IC.
4. Keharusan saksi ikut menandatangani formulir IC.
Kebijakan ini harus ditetapkan mengacu pada pedoman yang dimuat dalam :
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 585/MENKES/PER/IX/1989
tentang Persetujuan Tindakan Medik.
2. Keputusan DIrektur Jenderal Pelayanan Medik, Nomor : HK.
00.06.3.5.1866 tentang Pedoman Persetujuan tindakan Medik (Informed
Consent) tanggal 21 April 1999.
Jenis tindakan medic yang harus disertai dengan IC harus ditetapkan pimpinan
rumah sakit berdasarkan usulan dari Komite Medik.
Kebijakan ini harus dilaksanakan dengan Petunjuk Pelaksanaan dan SOP yang
diperlukan. Evaluasi terhadap pelaksanaan ketentuan tentang IC ini harus
dibuat secara berkala.
ICD yang digunakan adalah ICD ke X.
C.P. : D = Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan 1999, SK
Tentang Informed Consent, Juklak dan SOP, Formulir IC, hasil evaluasi dan
tindak lanjut, BPPRM.
O =
W = Kepala ruangan instalasi / unit kerja rawat inap,Kepala kamar operasi, Kepala
unit kerja rekam medic, kepala IGD.
Skor
Catataan / keterangan :
STANDARD 5
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
Harus ada kebijakan dan prosedur yang tertulis yang mencerminkan pengelolaan unit rekam
medis untuk menjadi acuan bagi staf rekam medis yang bertugas.
S.5.P.3. Rekam medis harus diisi dengan jelas, benar, lengkap dan tepat waktu oleh petugas
yang berwenang.
Skor :
0 = Tidak ada rekam medis.
1 = Rekam medis diisi oleh petugas yang tidak berwenang.
2 = Rekam medis, diisi tidak jelas, tidak benar, tidak lengkap dan tidak tepat
Waktu oleh petugas yang berwenang.
3 = Rekam medis, diisi jelas dan benar oleh petugas yang berwenang; tetapi tidak
lengkap dan tidak tepat waktu.
4 = Rekam medis diisi benar, jelas, lengkap dan tepat waktu oleh petugas yang
berwenang.
5 = Ada rekam medis, diisi oleh yang berwenang,jelas, benar, lengkap, tepat waktu
telah dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap pengisian rekam medis.
Skor
Catataan / keterangan :
STANDARD 6
PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKAN
Semua staf mempunyai kesempatan untuk mengikuti pendidikan berkelanjutan yang berguna
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
S.6.P.1. Program pendidikan dan pelatihan harus diselenggarakan untuk mendukung fungsi
unit kerja rekam medis dan meningkatkan kinerja pegawai yang bertugas di unit
rekam medis.
Skor :
0 = Tidak ada program pendidikan dan atau pelatihan.
1 = Ada program Diklat tidak lengkap dan tidak terstruktur.
2 = Ada program Diklat terstruktur akan tetapi tidak lengkap.
3 = Ada program Diklat lengkap akan tetapi tidak terstruktur.
4 = Ada program Diklat lengkap dan terstruktur.
5 = Ada program Diklat lengkap dan terstruktur disertai dengan evaluasi terhadap
program dan tindak lanjutnya.
Yang dimaksud dengan terstruktur adalah jika program Diklat disusun dan
dilaksanakan oleh unit kerja rekam medis dan bukan dilakukan secara pribadi
oleh setiap pegawai yang ada.
Program ini, baik program orientasi maupun program diklat berkelanjutan
harus didukung dengan sebuah kerangka acuan jelas.
Semua kegiatan dalam program Diklat dilaporkan dan dikoordinasikan oleh
unit kerja Diklat rumah sakit.
C.P. : D = Program Diklat, kerangka acuan (TOR), laporan pelaksanaan.
O = -
W = Pimpinan rekam medis dan unit kerja Diklat rumah sakit, pegawai unit kerja
rekam medis.
Skor
Catataan / keterangan :
STANDARD 7
EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU
Ada prosedur baku untuk menilai kualitas pelayanan dan mengoreksi masalah yang ada.
S.7.P.1. Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala terhadap indikator klinik.
Skor :
0 = Tidak ada kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap indikator klinik.
1 = Monitoring terhadap indikator klinik dilakukan tidak teratur oleh unit kerja
Rekam Medis (RM); tidak ada evaluasi.
2 = Monitoring terhadap indikator klinik dilakukan teratur oleh unit RM; tidak ada
evaluasi.
3 = Monitoring terhadap indikator klinik dilakukan teratur oleh unit kerja RM; ada
evaluasi.
4 = Monitoring terhadap indikator klinik dilakukan teratur oleh Komite / Sub-
Komite/Panitia Rekam Medis; ada evaluasi.
5 = Monitoring terhadap indikator klinik dilakukan teratur oleh Komite / Sub-
Komite/Panitia Rekam Medis; ada evaluasi disertai rekomendasi dan tindak
lanjutnya.
C.P. : D = Kerangka acuan KLPCM, dokumen evaluasi, hasil analisis, laporan dan
rekomendasi.
O = -
W = Ketua Komite / Sub-Komite / Panitia Rekam Medis, Kepala unit kerja rekam
medis.
Skor
Catataan / keterangan :
STANDARD 7
EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU
Ada prosedur baku untuk menilai kualitas pelayanan dan mengoreksi masalah yang ada.
S.7.P.2. Laporan berkala harus dibuat dan disampaikan kepada semua pihak terkait dengan
penyelenggaraan rekam medis.
Skor :
0 = Tidak ada laporan.
1 = Ada laporan, tidak lengkap, tidak teratur, sirkulasi terbatas, tanpa analisis.
2 = Ada laporan, lengkap, tidak teratur, sirkulasi terbatas, tanpa analisis.
3 = Ada laporan, lengkap, teratur, sirkulasi terbatas, tanpa analisis.
4 = Ada laporan, lengkap, teratur, sirkulasi luas, dengan analisis.
5 = Ada laporan, lengkap, teratur, sirkulasi luas, dengan analisis dan rekomendasi
serta tindak lanjut.
D.O. : Yang dimaksud lengkap ialah laporan memuat hal-hal yang ditetapkan oleh
Departemen Kesehatan dan berikut laporan kepada unit pelayanan didalam
rumah sakit.
Yang dimaksud dengan teratur adalah jika laporan disampaikan menurut
jadwal tertentu secara teratur (mingguan, bulanan, tahunan) sesuai yang
ditetapkan oleh direktur rumah sakit.
Yang dimaksud dengan sirkulas luas adalah jika laporan disampaikan juga
kepada instansi diluar rumah sakit, misalnya ke Departemen Kesehatan, Dinas
Kesehatan stempat.
Direktur rumah sakit harus menetapkan tertulis sebuah pedoman, data dan atau
informasi yang harus dilaporkan dan jadwal laporannya. Salah satu hal yang
harus dilaporkan dan dibuat analisisnya adalah gambaran Grafik Barber
Johnson dengan analisisnya dan dilaporkan satu tahun sekali kepada Direktur
rumah sakit.
C.P. : D = Keputusan Direktur rumah sakit tentang pelaporan, jadwal pelaporan, sirkulasi
laporan, grafik Barber Johnson dan analisisnya.
O = -
W= -
Skor
Catataan / keterangan :