Anda di halaman 1dari 3

Deplesi garam dan air ini adalah masalah umum yang ditemukan pada praktek di RS, muncul dari

kondisi seperti diare, dekompensasi diabetik ketotik maupun non-ketotik, dan dieresis berlebihan.
Proporsi relatif dari kehilangan garam dan air tergantung dari sumber kekurangannya dan jumlah air
yang dikonsumsi pasien untuk mengurangi rasa haus yang dialaminya; dilihat dari konsentrasi serum
sodium dan klorida.

Deplesi cairan intravaskular menandakan defisit pada plasma atau volume total darah, seperti pada
luka bakar atau perdarahan, atau adanya penurunan pada volume sirkulasi yang dikarenakan
kekurangan garam dan air. Istilah defisit volume plasma atau defisit volume darah sifatnya lebih
spesifik.

Kelebihan garam dan air kebanyakannya iatrogenik disebabkan oleh pemberian saline yang terlalu
berlebihan, tapi ini adalah bagian dari gagal jantung kongestif dan kondisi lain yang menimbulkan
edema. Diperlukan sekitar 2-3 liter kelebihan garam dan cairan sebelum cairan ekstraseluler bertambah
dan menimbulkan edema yang jelas secara klinis. Sekali lagi, proporsi relatif kelebihan garam dan air,
tapi bukan jumlah absolut keduanya, dilihat dari konsentrasi serum sodium dan klorida.

Larutan cairan yang mengandung zat pelarut seperti air, dimana zat terlarut seperti gula atau garam,
dapat dilarutkan

Kristaloid istilah yang digunakan secara umum untuk mendeskripsikan semua cairan bening
mengandung glukosa dan/atau garam yang digunakan secara intravena (seperti saline 0,9%, cairan
Hartmann, dekstrosa 5%)

Koloid cairan yang mengandung partikel mikroskopik (seperti starch atau protein) yang tersuspensi
dalam kristaloid dan digunakan untuk menambah cairan plasma intravena

Kristaloid seimbang (isotonic) kristaloid yang mengandung elektrolit dengan komposisi serupa
mungkin dengan plasma

Osmosis ini mendeskripsikan proses dimana cairan berpindah melalui membrane semi permeabel dari
larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat hingga jumlah zat terlarut sama di kedua sisi.

Hal ini disebut tekanan osmotik, atau dalam halnya koloid, tekanan onkotik. Ini proporsional dengan
jumlah atom/ion/molekul di larutan dan dinyatakan sebagai mOsm/liter (osmolaritas) atau mOsm/kg
(osmolalitas) larutan. Dalam kimia klinis istilah osmolalitas lebih sering digunakan. Misalnya, dari rata-
rata 280-290mOsm/kg larutan ekstraseluler isinya adalah sodium klorida. Hal ini lalu berdisosiasi dalam
larutan, dan komponennya yaitu Na+ dan Cl- memberikan tekanan osmotic yang berbeda; misalnya Na+
(140mmol/kg) berkontribusi terhadap 140mOsm/kg, dan Cl- (100mmol/kg) memberikan 100mOsm/kg.
Sisanya muncul dari bikarbonat (HCO3-) dan anion lainnya. Pada rongga intraseluler K+ adalah kation
yang paling banyak.

Karena glukosa tidak berdisosiasi dalam larutan, setiap molekul, walaupun lebih besar dari garam,
bersifat sebagai satu kesatuan dalam konsentrasi sebesar 5mmol/kg, dan memberikan kontribusi
sebesar 5mOsm/kg pada osmolalitas total plasma.
Membrane sel dan membrane kapiler keduanya adalah membrane permeabel parsial walau tidak semi
permeabel secara kimiawi. Mereka berfungsi sebagai dinding pemisah rongga cairan ekstraseluler dan
cairan intraseluler, dan rongga intravaskuler dan interstisial. Perpindahan osmotic atau onkotik terjadi
melewati membrane ini, dipengaruhi oleh mekanisme fisiologis maupun patologis.

Anion gap selisih antara konsentrasi plasma dari kation utama Na+ (135-145mmol/l) dan anion utama
Cl- (95-105mmol/l) serta HCO3- (22-30mmol/l), memberikan anion gap normal sekitar 5-11mmol/l. Anion
gap menjadi lebih besar pada asidosis metabolik dikarenakan asam organik seperti pada ketoasidosis
diabetic, asidosis laktat, gagal ginjal, obat-obatan dan toksin.

Anion gap (mmol/l) = [Na+] - [Cl-] + [HCO3-]

Anion gap normal pada asidosis hiperkloromik. Oleh karena itu, nilai ini berguna untuk membedakan
asidosis metabolik, walau pengukuran asam organik lain seperti -hidroksi-butirat atau laktat juga
diperlukan.

Strong ion difference (SID) Stewart telah mendeskripsikan pendekatan matematika untuk
keseimbangan asam-basa di mana selisih ion terkuat ([Na+]+[K+]-[Cl-]) dalam tubuh adalah determinan
untuk konsentrasi ion H+. Penurunan dari SID dikarenakan oleh asidosis metabolik dan peningkatannya
disebabkan oleh alkalosis metabolik. Perubahan konsentrasi klorida adalah kontributor anion terbesar
untuk terjadinya perubahan homeostasis H+. Hiperkloremia akibat infus saline dapat menurunkan SID
dan menyebabkan asidosis metabolik.

Strong ion difference (mmol/l) = [Na+] + [K+] - [Cl-]

Misalnya Na+ adalah 140mmol, K+ adalah 4mmol/l, dan Cl- adalah 100mmol/l, maka SID adalah
44mmol/l. Nilai normalnya adalah 38-46mmol/l.

Kelebihan Basa kelebihan basa didefinisikan sebagai jumlah asam kuat yang perlu ditambahkan ke
dalam setiap liter darah yang teroksigenasi penuh untuk mengembalikan pH ke 7,4 pada suhu 37oC dan
pCO2 pada 40mmHg (5,3kPa). Defisit basa (kelebihan basa negatif) diartikan sebagai jumlah basa kuat
yang perlu ditambahkan.

Asidemia dan alkalemia peningkatan pada konsentrasi ion H+ atau penurunan pH disebut sebagai
asidemia; penurunan dari konsentrasi ion H+ atau peningkatan pH disebut sebagai alkalemia.

Asidosis dan alkalosis proses yang melibatkan peningkatan atau penurunan ion H+ disebut sebagai
asidosis dan alkalosis. Sifatnya bisa respiratorik, metabolik, atau campuran dari keduanya. Retensi CO2
yang menimbulkan peningkatan pCO2 pada gagal napas menimbulkan asidosis respiratorik dan
hiperventilasi yang menurunkan pCO2 menyebabkan alkalosis respiratorik. Akumulasi asam organik
seperti laktat atau -hidroksi-butirat atau ion asam mineral lain seperti klorida menyebabkan asidosis
metabolik di mana pH darah arteri turun di bawah 7,4, bikarbonat turun, dan pCO2 menurun karena
paru-paru berkompensasi dengan membuang lebih banyak CO2. Ini disebut sebagai asidosis metabolik
terkompensasi. Seperti itu pula bila konsumsi alkali seperti bikarbonat atau menurunnya asam lambung
menimbulkan peningkatan pH dan alkalosis metabolik.
Maintenance memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit fisiologis harian

Replacement memenuhi kebutuhan maintenance dan menambahkan cairan serupa untuk kehilangan
garam dan elektrolit

Resusitasi pemberian cairan dan elektrolit untuk mengembalikan volume intravaskular

Anda mungkin juga menyukai