Laporan Praktikum Yakult
Laporan Praktikum Yakult
: ERVAN TOGATOROP
NIM
: G311 13 302
KELOMPOK : 6 ( ENAM )
PENDAHULUAN
merupakan
bioteknologi
yang
memanfaatkan
mikroorganisme
untuk
memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan. Bioteknologi modern
merupakan praktik bioteknologi dengan teknik rekayasa genetika.
Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, bioteknologi
juga
mengalami
perkembangan semakin pesat dan prosesnya semakin canggih, misalnya dalam bidang
teknologi pangan yaitu bioteknologi fermentasi yang dapat mengahasilkan biakan
tersendiri
untuk menciptakan suatu produk hasil fermentasi. Produk yang dapat dihasilkan dari
bioteknologi fermentasi yaitu antara lain tape, oncom atau tempe, yakult, nata de
coco,
gamxantan, kecap, keju dan lain-lain salah satunya adalah yougurt.
Yakult merupakan salah satu produk pangan yang memanfaatkan mikroorganisme untuk
menghasilkan komponen tertentu sehingga diperoleh kekhasan tekstur, rasa, warna
maupun
aromanya. Yakult tak hanya memiliki kekhasan fisik saja, kandungan probiotiknya pun
menguntungkan, diantaranyamencegah kanker usus serta berfungsi sebagai pengganti
susu
bagi penderita lactose intolerance. Berdasarkan latar belakang diatas maka di
adakanlah
praktikum ini untuk membuat yakult dari bahan dasar susu skim.
I.2 Tujuan dan kegunaan Praktikum
Tujuan dari pembuatan praktikum yakult adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui cara/metode dalam proses pembuatan yakult yang baik dan benar
2. Untuk mengetahui prinsip pembuatan yoghurt dengan menggunakan Lactobacillus
casei
Kegunaan yang diperoleh dari praktikum pembuatan yakult adalah dapat membuat
yakult dengan menggunakan metode/cara yang tepat serta dapat memberikan perlakuan
tepat
sehingga menghasilkan yoghurt yang bagus.
III.
METODOLOGI PRAKTIKUM
IIII.3.4. Pengukuran pH
Pengukuran pH dilakukan dengan cara mengambil sedikit sampel kemudian dituang
kewadah lalu diukur menggunakan pH meter.
III.4. Perlakuan
Perlakuan yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
Kelompok 1 & 2 :, susu 0%, glukosa 0%
Kelompok 3 & 4 : susu 5%, glukosa 3%
Kelompok 5 & 6 : susu 5%, glukosa 5%
Kelompok 7 & 8 : susu 3%, glukosa 5%
III & IV
V & VI
Warna
Kuning
Aroma
Khas
pH
Asam
Kenampaka
konsistensi
3.85
Laktat
0.9 %
n
tidak
Cair
Yakult
terdapat
Kuning
Khas
endapan
tidak tedapat
Cerah
Yakult
Kuning
Khas
Cerah
Yakult
terdapat
Kuning
Khas
endapan
tidak
cerah
Yakult
3.84
0.45 %
Cair
endapan
4.25
4.34
0.54 %
0.36 %
tidak
Cair
Cair
terdapat
endapan
Sumber : Data Sekunder Praktikum Aplikasi Bioteknologi Pangan, 2015
IV.2 Pembahasan
Susu skim adalah susu tanpa lemak yang mengandung semua komponen gizi dalam
susu yang tidak dipisahkan, kecuali lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam
lemak. Susu
skim mengandung laktosa yang menjadi sumber nutrisi bagi bakteri asam lakatat dalam
pembuatan yoghurt. Hal ini sesuai dengan Buckle (1887) yang menyatakan bahwa susu
skim
merupakan susu tanpa lemak yang dibuat dengna menghilangkan air dan lemak pada
susu.
Yakult merupakan susu fermentasi yang difermentasi oleh bakteri Lactobacillus
casei.
Lactobacillus casei mampu menguraikan ribosa pada susu menjadi asam laktat. Bakteri
Lactobacillus casei merupakan contoh bakteri asam laktat. Yakult memiliki sifat
asam-asam
non-volatil (laktat, piruvat, oksalat), asam-asam mudah menguap (format, asetat,
propionat),
senyawa karbonil (asetaldehida, aseton) dan senyawa lain seperti asam-asam amino.
Hal ini
sesuai dengan pernyataan Suarsana (2005) yang menyatakan bahwa yakult memiliki rasa
asam dikarenakan adanya pengaruh bakteri asam laktat
Mikroba yang berperan dalam pembuatan yoghurt adalah Lactobacillus casei. Bakteri
ini merupakan jenis bakteri asam laktat (BAL).
menyatakan bahwa penambahan K2HPO4 adalah sebagai larutan buffer atau penyeimbang
pH.
Fungsi penambahan MgSO4 pada proses pembuatan adalah sebagai sumber magnesium
dan sulfur bagi bakteri. Magnesium dan sulfur merupakan jenis mineral yang
merupakan
penyusun utama ribosom, membran dan dinding sel bakteri. Hal ini sesuai dengan
Anonim
(2014) yang menyatakan bahwa MgSO4. 7H2O merupakan sumber mineral bagi mikroba.
Pada praktikum pembuatan yakult ditambahkan glukosa. Fungsi penambahan glukosa
dalam pembuatan yakult adalah untuk memperbaiki flavor (rasa dan bau) pada yakult
serta
penambahan glukosa juga dapat memperpanjang masa simpan yakult. Hal ini sesuai
dengan
Purnomo (1993) yang menyatakan bahwa glukosa pada makanan berfungsi untuk memberi
rasa manis dan juga sebagai pengawet.
Pada praktikum pembuatan yakult sebelum penambahan starter dilakukan pasteurisasi
60-700C selama 10 menit. Fungsi pasteurisasi pada proses pembuatan yakult adalah
untuk
membunuh mikroba yang tidak diinginkan sehingga bakteri asam laktat dapat tumbuh
dengan
baik. Hal ini sesuai dengan warintek (1996) yang meyatakan bahwa tujuan
pasteurisasi dalam
pembuatan yakult adalah untuk membunuh bakteri kontaminan sehingga bakteri asam
laktat
dapat tumbuh dengan baik.
Pada praktikum pembuatan yakult digunakan shaker sebagai alat pengaduk. Fungsi
pengadukan ini adalah agar nutrientdan mikroba dapat homogen. Pemerataan antara
mikroba
dan nutriennya membuat mikroba tersebut dapat tumbuh dengan baik. Pengadukan dengan
shaker ini dilakukan selama 24 jam. Hal ini sesuai dengan Anonim (2012) yang
menyatakan
bahwa shaker alat digunakan sebagai pengaduk.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada pembuatan yakult adalah pH, nutrien, suhu dan
lama fermentasi. Selain itu , konsentrasi starter juga berpengaruh dalam pembuatan
yakult.
Hal ini sesuai dengan Sutrisno (2009) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang
berpengaruh dalam pembuatan yakult adalah jenis nutrisi, konsentrasi starter, pH,
suhu dan
lama fermentasi.
Pada praktikum pembuatan yakult dilakukan pengukuran pH pada hari ketiga. pH
yoghurt yang diperoleh adalah sebesar 4,25. Dalam proses pembuatan yoghurt terjadi
penurunan pH hal ini dikarenakan produksi asam laktat pada Lactobacillus casei
semakin
tinggi sehingga terbentuk H+ yang akan menyebabkan suasana asam dan penurunan pH.
Hal
ini sesuai dengan wahyu (2002) yang menyatakan bahwa Lactobacillus casei akan
menghasilkan asam laktat dan meningkatkan keasamaan air susu.
Pada praktikum pembuatan yoghurt dilakukan pengukuran kadar asam laktat pada hari
ketiga. Kadar asam laktat pada yakult yang diperoleh sebesar 0.54 %. Asam laktat
terbentuk
karena adanya aktivitas bakteri Lactobacillus casei yang mengubah ribosa atau gula
susu
menjadi asam laktat. Perubahan ini terjadi karena bakteri Lactobacillus casei
menghasilkan
enzim pengurai ribosa yang mampu mengurai ribosa menjadi asam laktat. Hal ini
sesuai
dengan Wahyu (2002) yang menyatakan bahwa Lactobacillus casei menghasilkan enzim
ribose yang mampu mengubah ribosa menjadi asam laktat.
V. PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum yakult adalah sebagai berikut
1. Cara pembuatan yakult adalah dengan mempersiapkan starter yang tealh
dipasteurisasi
kemudian dimasukkan kedalam larutan susu skim yang sudah dipasteurisasi dan di
inkubasi selama 3 hari.
2. Prinsip pembuatan yakult adalah dengan menggunakan bakteri asam laktat
Lactobacillus
casei.
V.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dalam praktikum ini adalah sebaiknya sebelum yoghurt di
inkubasi sebaiknya dilakukan pengamatan. Pengamatan yang dimaksud adalah pengamatan
warna, kenampakan , kadar asam laktat serta pH.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Pengenalan Alat Bioteknologi.
http://mufidah.nag.enrekang.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 12 Oktober 2015. Makassar
Anonim. 2013. Susu skim. http://id.wikipedia.com . Diakses pada tanggal 12 Oktober
2015.
Makassar
Hadiwiyoto, S. 1982. Teknik Uji Mutu Susu. Liberty. Jogjakarta