Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn. R DENGAN ULKUS KORNEA


DI RUANG RAJAWALI III B RSUP. DR. KARIADI SEMARANG

I. PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 3 Januari 2018
Jam masuk : 19.00 WIB
No RM : C653878
Ruang/Kamar : Rajawali 3B. 3.2
Tanggal pengkajian : 7 januari 2018
Jam pengkajian : 11.00 WIB
Diagnose medis : ulkus kornea
A. Identitas
Identitas klien
Nama : Tn. R
Usia : 49 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Tamat SMTA
Suku bangsa : Jawa Indonesia
Status : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Blora
Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. R
Usia : 48 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : Tamat SMTA
Status : Menikah

1
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Batang
Hubungan : Istri

B. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri.
P : nyeri bertambah jika mata bergerak
Q : nyeri pegel
R : nyeri di mata kiri
S : skala nyeri 3
T : nyeri hilang timbul

C. Riwayat Penyakit Sekarang


Klien mengatakan di kedua mata nya sudah ada benjolan sejak 2 bulan yang
lalu, namun tidak dirasakan oleh pasien sehingga tidak memeriksakan mata
nya ke tempat pelayanan kesehatan. Lama kelamaan benjolan semakin
membesar dan juga mulai terasa nyeri sehingga pasien memeriksakan
kesehatannya di rumah sakit daerah Blora, dan kemudian mendapatkan rjukan
untuk diperiksakan ke Rumah Sakit dr. Kariadi.

D. Riwayat Penyakit Dahulu


Menurut keterangan klien, klien tidak pernah sakit berat sebelumnya. Hanya
batuk dan flu seperti biasa. Selain itu, klien tidak memiliki riwayat alergi obat
ataupun makanan. Klien juga tidak memiliki riwayat hipertensi, DM ataupun
jantung.

2
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Genogram :

Keterangan :

: laki - laki

: perempuan

: klien
: meninggal
: tinggal serumah

3
F. Pengkajian Kebutuhan Dasar Manusia
1. Kebutuhan Aktivitas dan Latihan
No. Pembanding Sebelum sakit Saat sakit Skala

1. Aktivitas Klien bisa Klien masih dapat 0


melakukan melakukan
aktivitasnya aktivitasnya
secara mandiri secara mandiri
2. Mandi Klien mandi Klien mandi ke 2
secara mandiri kamar mandi
dengan bantuan
istrinya
3. Toilleting Klien bisa Jika klien ingin 0
melakukan BAB/BAK, klien
toilleting secara ke kamar mandi
mandiri dapat melakukan
secara mandiri
4 Makan dan Klien makan dan Klien makan 0
minum minum secara secara mandiri
mandiri diatas tempat
tidur atau di kursi

Keterangan:
0 : Mandiri
1 : Membutuhkan bantuan alat
2 : Membutuhkan bantuan orang lain
3 : Membutuhkan bantuan orang lain dan alat
4 : Tergantung penuh

4
2. Kebutuhan Hygiene dan Integritas Kulit
No. Pembanding Sebelum sakit Saat sakit

1. Mandi 2x/ hari 2x/hari

2. Gosok gigi 2x/hari 2x/hari

3. Keramas 2x/minggu Selama sakit pasien


kadang keramas
ketika rambut terasa
sudah sangart kotor

4. Memotong kuku Seminggu sekali Selama sakit belum


pernah memotong
kuku, namun kuku
tampak bersih dan
pendek

5. Mengganti Setiap hari setelah Setiap hari setelah


pakaian mandi mandi, klien selalu
ganti baju dan dibantu
oleh istrinya

3. Kebutuhan Istirahat dan Tidur


No. Pembanding Sebelum sakit Saat sakit

1. Kualitas Klien dapat tidur Klien dapat tidur


dengan nyenyak dengan nyenyak,
terbangun hanya jika
ingin BAK

5
2. Kuantitas
a. Tidur siang a. Jarang
a. Tidur siang selama
1-2 jam
b. Tidur malam b. 6-8 jam
b. Tidur malam
selama ± 8 jam
3. Lingkar hitam di Tidak ada Tidak ada
kelopak mata
4. Keluhan Tidak ada keluhan Hanya saat nyerinya
kambuh, klien susah
tidur

4. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan


No. Pembanding Sebelum sakit Saat sakit

1. Frekuensi makan 3x sehari 3x/hari

2. Porsi makan 1 porsi makan 1 porsi makan (±


(±3000 kalori) 2400 kalori)

3. Jenis makanan Nasi, sayur, lauk Nasi, sayur, lauk pauk


pauk
4. Minum 6-8 gelas/hari 1,5 liter
Jenis air putih Jenis air putih

5. Turgor kulit Tidak terkaji Elastis

6. Tinggi badan Tidak terkaji 167 cm

7. Berat badan Tidak terkaji 64 kg

6
8. Keluhan Tidak ada Tidak ada keluhan

5. Kebutuhan Oksigenasi
Airway : Klien mengatakan tidak mengalami batuk atau
gangguan pernafasan
Breathing : Frekuensi pernafasan 20 x/menit, pengembangan dada
kanan dan
kiri saat bernafas sama, tidak ada nafas cuping hidung
Circulation : Tekanan darah 160/90 mmHg, nadi 89 x/menit, suhu
36°C, CRT
2 detik, akral teraba hangat

6. Kebutuhan Eliminasi
a. Pola Eliminasi BAB
No. Pembanding Sebelum sakit Saat sakit

1. Frekuensi 1x/hari 1x/hari

2. Konsistensi lembek lembek

3. Bau Khas feses Khas feses

4. Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan

5. Darah Tidak ada darah Tidak ada darah

6. Kendala Tidak terdapat Tidak terdapat


kendala kendala

b. Pola Eliminasi BAK

7
No. Pembanding Sebelum sakit Saat sakit

1. Frekuensi ± 5-6 x/hari ± 4-5 x/hari

2. Pancaran Kuat Kuat

3. Bau Khas urin (amonia) Khas urin (amonia)

4. Warna Kuning jernih Kuning pekat

5. Darah Tidak ada Tidak ada

6. Kendala Tidak terdapat Tidak terdapat


kendala kendala

8
7. Kebutuhan Persepsi, Sensori, dan Kognitif
a. Keadaan indra
Indra Fungsi

Penglihatan Visus mata kanan 6/40 sedangkan mata kiri 1/∞

Pendengaran Klien dapat mendengar pembicaraan dengan baik

Penciuman Klien dapat membedakan bau dengan benar

Pengecap Klien dapat membedakan rasa dengan baik

Peraba Indra peraba klien normal, klien dapat merasakan rangsang


sentuhan benda halus dan kasar

b. Keadaan neurosensori
Neurosensori Keterangan

Orientasi Klien sadar dan tahu bahwa sekarang klien berada di rumah
sakit

Penampilan Penampilan klien baik dan rapi

Memori Klien dapat mengingat jangka pendek dan panjang

Perilaku Perilaku klien selama di RS baik

Komunikasi Klien dapat berkomunikasi dengan orang lain secara lancar

Konsentrasi Ketika diajak bicara klien berkonsentrasi penuh

Klien mengatakan cemas karena mau operasi


c. Nyeri

P : nyeri bertambah jika mata bergerak

9
Q : nyeri pegel

R : nyeri di mata kiri

S : skala nyeri 3

T : nyeri hilang timbul

d. Kognitif
Klien mampu mengeluhkan apa yang dirasakan namun klien tidak
mengetahui kondisi kesehatan klien yang sebenarnya. Klien
mengatakan tidak memahami kondisi sakitnya sekarang dan tindakan
apa yang akan dilakukan.

8. Kebutuhan Termoregulasi
Saat dikaji suhu tubuh klien 37 °C. Klien tidak mengalami demam, akral
teraba hangat, warna kulit tidak kemerahan.

9. Kebutuhan Konsep Diri


a. Citra tubuh
Klien tidak merasa minder dengan kondisi kesehatannya saat ini.
b. Identitas diri
Klien seorang ayah dan suami bagi anak dan istrinya
c. Harga diri
Klien tidak pernah merasa malu atas kondisinya saat ini karena klien
selalu diberi motivasi oleh keluarganya
d. Peran diri
Klien menyadari seorang kepala rumah tangga yang mencari nafkah
untuk keluarga sebagai tukang cat (wiraswasta)
e. Ideal diri

10
Klien mengatakan ingin menjadi seorang ayah dan suami yang baik
bagi anak dan istrinya. Selian itu klien juga ingin segera sembuh dan
dapat pulang dari rumah sakit sehingga dapat bekerja kembali

10. Kebutuhan Stres Koping


Sebelum sakit :
Setelah pulang kerja klien biasanya menghabiskan waktunya bersama
keluarga dirumah
Saat sakit :
Klien tampak hanya tiduran di bed sambil bercerita dengan pasien yang
lain. Klien tampak tegang.

11. Kebutuhan Seksual dan Reproduksi


Klien adalah seorang anak laki-laki umur 49 tahun, klien memiliki 1 anak
perempuan dan 2 anak laki-laki dari pernikahannya dengan istrinya

12. Kebutuhan Komunikasi dan Informasi


- Klien mampu berkomunikasi dengan orang disekitarnya dengan
menggunakan bahasa jawa dan bahasa indonesia
- Klien dapat menerima saran dan masukan dari orang lain
- Klien tidak mengetahui tentang kondisinya yang klien ketahui hanyalah
jika nyeri timbul klien hanya istirahat untuk meredakan nyeri

13. Kebutuhan Rekreasi dan Spiritual


Sebelum sakit :
- Klien menghabiskan waktu luangnya untuk berkumpul bersama anak
dan istrinya
- Klien selalu berdoa dan beribadah kepada Tuhan YME
Saat sakit :

11
- Klien hanya bisa bercerita dengan orang-orang yang berada di rumah
sakit terutama pasien yang lain
- Klien selalu ingat terhadap Tuhan dan selalu berserah atas penyakitnya
saat ini
G. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : baik, tampak segar
2. Kesadaran : composmentis, GCS 15 (E4M6V5)
3. Vital sign
Blood preasure : 160/90 mmHg
Suhu : 36 oC
HR : 89 x/menit
RR : 20 x/menit
4. Kepala dan Rambut
Inspeksi : Bentuk kepala klien mesochepal, tidak ada lesi. Rambut klien
terlihat bersih, tidak ada ketombe, warna rambut hitam dan tidak
mudah rontok
Palpasi : Tidak terdapat benjolan, tidak ada nyeri dan pembengkakan
pada daerah kepala
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan di area jantung, terdapat pulsasi
di area
aorta dan apikal
Perkusi : Bunyi redup, tidak ada pembengkakan jantung
(kardiomegali)
Auskultasi : Terdengar bunyi lup dup
5. Punggung
Inspeksi : Tidak ada lesi pada punggung klien. Punggung kanan dan kiri
simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
6. Abdomen

12
Inspeksi : Tidak ada lesi, perut klien cembung, warna kulit sama seperti
warna kulit sekitar, umbilikus tidak menonjol dan tidak ada
pengeluaran zat di area umbilikus
Perkusi : Bunyi timpani
Auskultasi : Bunyi bising usus 15 x/menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
7. Genitalia
Inspeksi : Tidak terdapat lesi, klien tidak terpasang kateter (DC), tidak
ada hemoroid pada anus, tidak terdapat gatal dan kemerahan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
8. Ekstremitas atas
Warna kulit lengan dan tangan sama rata dengan bagian tubuh lainnya.
Kebersihan tangan klien terjaga. Jumlah jari tangan klien normal yaitu 10,
tidak terdapat edema, terpasang infus ditangan kanan, akral teraba hangat,
turgor kulit elastis, CRT < 2 detik, kondisi kuku bersih. Pergerakan kedua
tangan normal, namun agak terbatas karena diinfus, derajat kekuatan otot 5
9. Ekstremitas bawah
Warna kulit paha dan kaki klien sama rata dengan bagian tubuh lainnya,
hanya pada bagian kaki kanan bawah menghitam. Kaki dan kuku bersih,
nampak ada luka pada daerah yang menghitam, jumlah jari kaki 10, terdapat
edema minimal pada kaki kanan, akral teraba hangat, turgor kulit elastis,
CRT 2 detik. Pergerakan kaki kanan normal, dapat di tekuk dan diluruskan
dengan baik, derajat kekuatan otot 5.
Keterangan derajat tonus otot:
Derajat/nilai Keterangan

0 (0%) Paralise, tidak ada kontraksi otot


1 (10%)

13
Kontraksi otot yang terjadi hanya berupa
2 (25%) perubahan dari tonus otot yang dapat diketahui
dengan paralise dan tidak menggerakkan sendi.
3 (50%) Otot hanya mampu menggerakkan persendian
tetapi gerakannya tidak mampu melawan gravitasi.
4 (75%) Dapat menggerakkan sendi, otot juga
dapatmelawan pengaruh gravitasi tetapi tidak kuat
5 (100%) dengan tahanan.
Kekuatan otot seperti pada derajat 3 disertai
dengan kemampuan otot terhadap tahanan yang
ringan.
Kekuatan otot normal.

14
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium ( 4 januari 2018)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Satuan Nilai Rujukan

Hematologi

Hematologi Paket

Hemoglobin 14,2 g/dL 13,00 - 16,00

Hematokrit 44,3 % 40 – 54

Eritrosit 5,63 10^6/uL 4,4 - 5,9

MCH 25,4 pg 27,00 - 32,00

MCV 83,5 fL 76 - 96

MCHC 32,8 g/dL 29,00 - 36,00

Leukosit 8,57 10^3/uL 3,8 - 10,6

Trombosit 278 10^3/uL 150 – 400

RDW 13,2 % 11,60 - 14, 80

MPV 9,1 fL 4,00 - 11, 00

Kimia Klinik

Glukosa sewaktu 82 mg/dL 80 – 160 (L)

Ureum 14 mg/dL 15 - 39

Creatinin 0,9 mg/dL 0,60 - 1,30

15
Elektrolit

Natrium 138 mmol/L 136 - 145

Kalium 3,3 mmol/L 3,5 - 5,1

Chlorida 94 mmol/L 98 – 107 (L)

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Satuan Nilai Rujukan

Imunoserologi

HbsAg Negatif Negatif

Koagulasi

Artial 30,3 detik 27,7 – 40,2


Thromboplastin
Time (PTTK)
Waktu
Thromboplastin 29,5 detik
APTT Kontrol

16
I. PROGRAM TERAPI
Jenis terapi Dosis Rute

Chlorampenicol Per 8 jam Topikal

Ringer laktat 500 ml/ 8jam Intravena

17
J. ANALISA DATA
No Hari/tgl Data Fokus Masalah Etiologi TTD

1 Senin, 8 DS : Nyeri akut Agen injury Sury


Januari (00132) o
P : nyeri bertambah jika
2018
mata bergerak

Q : nyeri pegel

R : nyeri di mata kiri

S : skala nyeri 3

T : nyeri hilang timbul

DO :

- TD 160/100 mmHg
- RR 20x/menit
- Klien nampak memegangi
area nyeri (mata kiri)
2 Senin, 8 DS : Cemas Kurang
Januari pengetahuan Sury
Klien mengatakan merasa
2018 tentang prosedur o
cemas karena akan dioperasi
tindakan
DO :

- Pasien tampak cemas


- TD : 160/ 100 mmHg
- Nadi : 86 per menit

18
- Pasien mengatakan tidak
tahu prosedur tindakan
operasi nya.
- Pasien mengatakan baru
pertama kali ini akan
menjalani operasi

K. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN


1. Cemas b.d Kurang pengetahuan tentang prosedur tindakan
2. Nyeri akut b.d Agen injury

19
L. PERENCANAAN KEPERAWATAN
No Hari / No. Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi TTD
Tgl
Keperawatan

1 Senin, 8 1 NOC : Anxiety Reduction (penurunan


kecemasan)
Januari Anxiety control
2018  Gunakan pendekatan yang
Coping menenangkan
 Jelaskan semua prosedur dan apa yang
Setelah dilakukan tindakan dirasakan selama prosedur
keperawatan selama 1x 24 jam  Temani pasien untuk memberikan
diharapkan cemas keamanan dan mengurangi takut
berkurang/hilang dengan  Berikan informasi faktual mengenai
kriteria hasil : diagnosis, tindakan prognosis
 Dorong keluarga untuk menemani
Klien mampu anak
mengidentifikasi dan  Dengarkan dengan penuh perhatian
mengungkapkan gejala cemas  Identifikasi tingkat kecemasan
 Dorong pasien untuk mengungkapkan
Mengidentifikasi, perasaan, ketakutan, persepsi
mengungkapkan dan  Instruksikan pasien menggunakan
menunjukkan tehnik untuk teknik relaksasi
mengontol cemas  ajarkan pasien terapi dzikir
Vital sign dalam batas
normal

20
ekspresi pasien terlihat
lebih rileks

2 Senin, 8 2 Setelah dilakukan tindakan Pain Management Suryo


Januari keperawatan selama 3x24 jam,
- Kaji nyeri secara komprehensif
2018 nyeri yang dialami klien dapat
(lokasi, karakteristik, durasi,
berkurang dengan kriteria hasil
frekuensi, kualitas dan faktor
:
presipitasi)
- Klien melaporkan nyeri - Observasi reaksi non verbal dari
yang timbul dapat ketidaknyamanan
diminimalisir - Gunakan komunikasi terapeutik
- Skala nyeri turun menjadi 1 untuk mengkaji pengalaman nyeri
- Ajarkan teknik distraksi nafas dalam
- Kolaborasi pemberian analgesik (jika
diperlukan)
- -

- -

21
M. IMPLEMENTASI
No Hari, tanggal, Dx Implementasi Respon TTD
dan jam
1 Senin, 8 S: Suryo
Januari 2018 2 - Mengkaji keluhan dan mengobservsi
- Klien mengatakan pada mata
11.15 WIB keadaan umum klien serta skala nyeri
kiri masih terasa nyeri dengan
klien
skala nyeri 3
- Pengukuran tanda vital
O:

- TD: 150/90 mmHg


- HR 85xmenit
- RR 20x/menit
- CRT< 3 detik
- Suhu 36 C

1,2
- Mngajarkan klien distraksi dan relaksasi S: Klien mampu menje;askan
napas dalam untuk mengurangi nyeri kembali mengenai teknik
distraksi. Nyeri sedikit berkurang
dengan napas dalam

O: Tampak lebih rileks

22
Selasa, 9 - Memberikan informasi mengenai S: Klien dan keluarga mengatakan
Januari 2018 kondisi klien kepada klien dan keluarga sebelumnya belum mengetahui
1 kondisi klien saat ini sakit apa,
namun setelah diberi penjelasan,
klien sekarang memahami
kondisinya

O: Klien dan keluarga berdiskusi


secara aktif tentang penyakitnya
dengan perawat

23
2 Rabu, 10 S:
Januari 2018 1,2 - Memonitor keadaan klien Suryo
- Klien mengatakan masih nyeri
08.45 WIB
namun sedikit berkurang
O:

- TD : 130/90 mmHg
- RR 20x/menit
- HR 79X/meit
- CRT < 2 dtk
pasien masih tampak cemas

S: Klien mengatakan akan sering


09.00 WIB 1,2 - Menganhurkan pasien untuk melakukan
melakukannya
dzikir dan berdoa
O: Klien kooperatif

24
N. EVALUASI
No Hari/Tgl Dx Evaluasi TTD

1 Selasa, 9 1 S: Suryo
Januari 2018
- Klien mengatakan akan melakukan teknik relaksasi napas dalam
saat nyeri terasa
- Klien mengatakan belum begitu paham akan kondisiya
O : Skala nyeri perut 3

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjut intervensi pertaankan teknik napas dalam saat nyeri terasa

25
Rabu, 10 S:
Januari 2018
- Klien mampu menjelaskan kembali kondisinya saat ini, penyebab
09.00
nyeri perutnya
- Klien mampu menjelaskan kembali menngenai cara mengatur
pola makan yang benar agar tidak mual
O: Klien dan keluarga aktif berdiskusi

A: Masalah teratasi

P: Lanjut intervensi penguatan pendkes

2 Kamis , 11 2 S : Klien mengatakan nyeri mulai berkurang , karena setiap nyeri terasa
Januari 2018 klien menggunakan teknik relaksasi napas dalam. Skala nyeri 1

O: Tidak tampak meringis kesakitan

A: Masalah teratasi

P: pertahankan intervensi obsevasi respon verbal dan non verbal nyeri

26
27
PEMBAHASAN

Kornea adalah jaringan transparan, yang ukurannya sebanding dengan kristal sebuah jam
tangan kecil. Kornea ini disisipkan ke sklera di limbus, lengkung melingkar pada
persambungan ini disebut sulkus skelaris. Kornea dewasa rata-rata mempunyai tebal 0,54 mm
di tengah, sekitar 0,65 di tepi, dan diameternya sekitar 11,5 mm dari anterior ke posterior,
kornea mempunyai lima lapisan yang berbedabeda: lapisan epitel (yang bersambung dengan
epitel konjungtiva bulbaris), lapisan Bowman, stroma, membran Descement, dan lapisan
endotel. Batas antara sklera dan kornea disebut limbus kornea. Kornea merupakan lensa
cembung dengan kekuatan refraksi sebesar + 43 dioptri. Kalau kornea edem karena suatu
sebab, maka kornea juga bertindak sebagai prisma yang dapat menguraikan sinar sehingga
penderita akan melihat halo (Suharjo, 2014).

Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea,
yang ditandai dengan adanya infiltrat supuratif disertai defek Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung 85 Medula, Volum 1, Nomor 1, September 2013 kornea bergaung, dan diskontinuitas
jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai stroma. Karena kornea avaskuler, maka
pertahanan pada waktu peradangan tidak segera datang, seperti pada jaringan lain yang
mengandung banyak vaskularisasi. Maka badan kornea, wandering cell dan sel-sel lain yang
terdapat dalam stroma kornea, segera bekerja sebagai makrofag, baru kemudian disusul dengan
dilatasi pembuluh darah yang terdapat dilimbus dan tampak sebagai injeksi perikornea.
Sesudahnya baru terjadi infiltrasi dari sel-sel mononuclear, sel plasma, leukosit
polimorfonuklear (PMN), yang mengakibatkan timbulnya infiltrat, yang tampak sebagai
bercak berwarna kelabu, keruh dengan batas-batas tak jelas dan permukaan tidak licin,
kemudian dapat terjadi kerusakan epitel dan timbullah ulkus kornea. Penyakit ini bersifat
progresif, regresif atau membentuk jaringan parut ( Wijaya, 1989)

Pada kasus pasien tn. R mengatakan mata kiri nya sudah sejak satu bulan mulai bengkak dan
lama-lama besar dan mengeluarkan pus. Tn. R berprofesi sebagai seorang tukang cat dinding
yang sering kontak dengan bahan kimia yang terdapat pada cat. Terjadinya ulkus kornea pada
tn. R disebabkan karena pajanan dengan benda kimia, hal itu sesuai dengan review artikel yang
menyebutkan bahwa ulkus kornea dapat disebabkan oleh pajanan dengan benda kimia (Yusi,
2015). Selain itu juga pasien mengaku bahwa selama melakukan pekerjaannya dia tidak pernah
menggunakan alat pelindung mata sehingga mata nya sering terpajan oleh bahan kimia yang
terdapat didalam cat.

28
DAFTAR PUSTAKA

Farida, Yusi.2015. Corneal Ulcers treatment. J MAJORITY.Volume 4 Nomor 1 .119

Suharjo, Fatah widido. Tingkat keparahan Ulkus Kornea di RS Sarjito Sebagai Tempat
Pelayanan Mata Tertier. Dikutip dari www.tempo.co.id. 2014

Wijaya. N. Kornea dalam Ilmu Penyakit Mata, cetakan ke-4, 1989

29
30

Anda mungkin juga menyukai