Asma Kardiak
Asma Kardiak
PENDAHULUAN
Asma dibedakan jadi dua jenis, yakni asma bronkial dan kardial. Penderita asma bronkial,
hipersensitif dan hiperaktif terhadap rangsangan dari luar, seperti debu rumah, bulu binatang,
asap, dan bahan lain penyebab alergi. Gejala kemunculannya sangat mendadak, sehingga
gangguan asma bisa datang secara tiba-tiba. Jika tidak mendapatkan pertolongan secepatnya,
Gangguan asma bronkial juga bisa muncul lantaran adanya radang yang mengakibatkan
penyempitan saluran pernapasan bagian bawah. Penyempitan ini akibat berkerutnya otot
polos saluran pernapasan, pembengkakan selaput lendir, dan pembentukan timbunan lendir
yang berlebihan.
Sedangkan asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung disebut asma kardial. Gejala
asma kardial biasanya terjadi pada malam hari, disertai sesak napas yang hebat. Kejadian ini
disebut nocturnal paroxymul dyspnea. Biasanya terjadi pada saat penderita sedang tidur.
Untuk mengetahui definisi, etiologi, patofisiologi dan diagnosis pengobatan asma kardial
Pembahasan referat ini dibatasi pada patofisiologi dan diagnosis asma kardial
1.4 Metode Penulisan
Referat ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai
literatur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi
Asma kardial adalah asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung atau disebut juga
2.2 Etiologi
2.3 Patofisiologi
Pada keadaan normal selalu terdapat sisa darah di rongga ventrikel pada akhir sistol. Dengan
berkurangnya curah jantung pada gagal jantung, maka pada saat akhir sistol terdapat sisa
darah yang lebih banyak dari keadaan normal. Pada fase diastole berikutnya maka sisa darah
ini akan bertambah lagi dengan darah yang masuk ke ventrikel kiri, sehingga tekanan akhir
Dengan berjalannya waktu, maka pada suatu saat akan timbul bendungan di daerah atrium
kiri. Tekanan darah di atrium kiri yang berkisar antara 10-12 mmHg meninggi karena
bendungan tersebut. Hal ini akan diikuti peninggian tekanan darah di vena pulmonalis dan di
pembuluh darah kapiler paru-paru. Karena ventrikel kanan yang masih sehat memompa darah
terus sesuai dengan jumlah darah yang masuk ke atrium kanan maka dalam waktu cepat
tekanan hidrostatik di kapiler paru-paru akan menjadi begitu tinggi sehingga melampaui 18
Pada saat tekanan di arteri pulmonalis dan arteri bronchialis meninggi terjadi pula transudasi
di jaringan interstisial bronkus. Jaringan tersebut menjadi edema dan hal ini akan mengurangi
besarnya lumen bronchus, sehingga aliran udara menjadi terganggu. Pada keadaan ini suara
pernafasan menjadi berbunyi pada saat ekspirasi, terdengar bising ekspirasi dan fase ekspirasi
menjadi lebih panjang. Keadaan ini dikenal dengan asma kardial, suatu fase permulaan gagal
jantung. Bila tekanan di kapiler paru makin tinggi, maka cairan transudasi ini akan makin
bertambah banyak. Cairan transudasi ini mula-mula akan masuk ke dalam saluran limfatik
dan kembali ke peredaran darah. Namun bilamana tekanan hidrostatik kapiler paru sudah di
atas 25 mmHg, maka transudasi cairan ini menjadi lebih banyak dan saluran limfatik tidak
cukup untuk menampungnya, cairan tersebut akan tertahan di jaringan interstisial paru dan
Dengan terjadinya edema interstisial, maka pergerakan alveoli akan terganggu sehingga
proses pertukaran udara juga tergangggu. Penderita akan merasa sesak nafas disertai dengan
nadi yang cepat. Bila transudasi sudah masuk ke rongga alveoli, terjadilah edema paru
dengan gejala sesak nafas yang hebat, takikardia, tekanan darah yang menurun, dan kalau
tidak dapat diatasi maka kemudian diikuti oleh syok. Syok in disebut kardiogenik, dimana
tekanan diastol sangat rendah, sehingga tidak mampu lagi memberikan perfusi cukup pada
otot-oto jantung.
2.4 Diagnosis
Untuk mendiagnosis asma kardial kita perlu membedakannya dari asma bronchial dari
lainnya.
1. Anamnesis
– Gejala – gejala berupa sesak nafas yang spesifik pada saat istirahat atau saat
Untuk menilai derajat gangguan kapasitas fungsional dar gagal jantung, New York Heart
– Sesak nafas terjadi pada saat berbaring dan dapat dikurangi dengan sikap duduk atau
berdiri (Ortopnue)
– Serangan sesak nafas terjadi pada malam hari, pasien yang sedang tertidur terbangun
nafasnya terjadi setelah suatu infeksi virus, olah raga, terpapar allergen, atau karena lonjakan
emosi
2. Pemeriksaan fisik
Ditemukannya gejala-gejala :
– Takikardi >120/menit
– Kardiomegali
– Gallop S3
– Ronki paru
– Edema paru
Kadang-kadang suit membedakan edema paru kardiogenik akut dengan Asma Bronkhial
yang berat, karena pada keduanya terdapat sesak nafas yang hebat, pulsus paradoksus, lebih
enak posisi duduk dan wheezing merata yang menyulitkan auskultasi jantung. Pada asma
bronchial terdapat riwayat serangan asma yang sama dan biasanya penderita sudah tau
penyakitnya. Selama serangan akut penderita tidak selalu banyak berkeringat dan hipoksia
arterial kalau ada tidak cukup menimbulkan sianosis. Sebagai tambahan, dada nampak
Wheezing nadanya lebih tinggi dan musika, suara tambahan seperti ronkhi tidak menonjol.
Penderita edema paru akut sering mengeluarkan banyak keringat dan sianotik akibat adanya
desaturasi darah arteri dan penurunan aliran darah ke kulit. Perkusi paru sering redup, tidak
ada hiperekspansi, pemakaian otot pernafasan sekunder juga tidak begitu menonjol dan selain
wheezing terdengar ronkhi basah. Gambaran radiology paru menunjukkan adanya gambaran
edema paru yang membedakan dengan asma bronchial. Setelah penderita sembuh gambaran
edema paru secara radiology menghilang lebih lambat dibandingkan penurunan tekanan
kapiler paru.
2.6 Pengobatan
Aminophyline :
Berguna apabila edema paru disertai bronkhokonstriksi atau pada penderita yang belum jelas
edema paru oleh karena asma bronchial atau asma kardial, karena selain bersifat
bronchodilator juga mempunyai efek inotropik positif, venodilatasi ringan dan diuretic
ringan. Dosis biasanya 5 mg/kgBB intravena dalam 10 menit dan dilanjutkan drip intravena
0,5 mg/kgBB/jam. Dosis dikurangi pada orang tua, penyakit hati dan gangguan fungsi ginjal.