BAB VI
PENAMBAT REL
A. PENGERTIAN UMUM
Penambat rel merupakan suatu komponen yang menambatkan rel pada bantalan
sedemikian sehingga kedudukan rel menjadi kokoh dan kuat. Kedudukan rel dapat
bergeser diakibatkan oleh pergerakan dinamis roda kereta yang bergerak di atas rel.
Pergerakan dinamis roda dapat mengakibatkan gaya lateral yang besar. Oleh karena
itu, kekuatan penambat sangat diperlukan untuk dapat mengeliminasi gaya ini.
Jenis penambat digolongkan berdasarkan karakteristik perkuatan yang dihasilkan
dari sistem penambat yang digunakan. Berikut ini dijelaskan faktor-faktor yang
dipertimbangkan dalam penggunaan penambat, sejarah penggunaan penambat dan
jenis-jenis penambat yang hingga saat ini masih digunakan di Indonesia dan
beberapa negara lainnya.
62
Bab VI Penambat Rel
a. Gaya jepit harus kuat untuk menjamin gaya tahan rel pada bantalan lebih besar
daripada gaya tahan rangkak bantalan pada stabilitas dasar balas.
b. Gaya jepit penambat dapat bertahan lama, meskipun alat jepit tidak dapat
dihindarkan dari adanya kelonggaran dan keausan pada pelat andas maupun
angker akibat dari menahan getaran yang berterusan.
c. Frekuensi getaran alami (natural frequency) penambat pada dasarnya harus lebih
besar dari frekuensi getaran alami rel supaya dapat mencegah setiap kehilangan
kontak antara penambat dengan rel selama lalu lintas melalui jalan rel.
d. Bahan material penambat harus mempunyai kualitas yang baik agar dapat
mempertahankan kekenyalan penambat dalam jangka waktu lama.
e. Teknologi pemasangan rel dan penambat sebaiknya dilakukan secara cepat baik
secara mekanik sederhana maupun manual.
f. Penyetelan penambat sebaiknya dilakukan secara cepat dan mudah, serta
diusahakan dapat dilakukan oleh petugas selain teknisi.
g. Penambat cukup mampu dan kuat sebagai penggabungan susunan isolasi listrik
dan mudah diganti bila rusak.
h. Penambat mempunyai alas karet yang dapat mencegah rangkak rel, meredam
tegangan vertikal yang bekerja ke bawah dan melindungi permukaan bantalan
serta mempunyai tahanan daya tahan listrik yang cukup untuk pemisahan rel
dari bantalan
63
Prasarana Transportasi Jalan Rel
Jurusan Teknik Sipil UMY
D. JENIS PENAMBAT
Saat ini jenis penambat dibedakan menurut sistem perkuatan penambatan yang
diberikan pada rel terhadap bantalan, yaitu:
Penambat Kaku, yang terdiri dari mur dan baut namun dapat juga ditambahkan
pelat andas, biasanya dipasang pada bantalan besi dan kayu. Sistem
perkuatannya terdapat pada klem plat yang kaku.
Penambat Elastik, penggunaannya dibagi dalam dua jenis, yaitu penambat
elastik tunggal yang terdiri dari pelat andas, pelat atau batang jepit elastik,
tirpon, mur dan baut, dimana kekuatan jepitnya terletak pada batang jepit
elastik. Penambat elastik tunggal ini biasanya digunakan pada bantalan besi
atau kayu. Adapun jenis yang kedua adalah penambat elastik ganda yang
terdiri dari pelat andas, pelat atau batang jepit, alas rel, tirpon, mur dan baut,
Kekuatan jepitnya terletak pada batang elastis dan biasanya digunakan pada
64
Bab VI Penambat Rel
65
Prasarana Transportasi Jalan Rel
Jurusan Teknik Sipil UMY
Dalam PD. No.10 Tahun 1986, penggunaan penambat elastis dibagi menurut
kelas jalan (kecepatan maksimum), yaitu :
Kedua jenis penambat (kaku dan elastik) ini mempunyai berbagai hal paten
tersendiri dan metode penjepitan ke bantalan yang dapat berupa gaya tarikan (pull
out) dan bending maupun torsi.
66
Bab VI Penambat Rel
67
Prasarana Transportasi Jalan Rel
Jurusan Teknik Sipil UMY
68
Bab VI Penambat Rel
Alat penambat Doorken dibedakan menjadi dua yaitu Jenis Tunggal (Single Rail
Spike) dan Jenis Ganda (Double Rail Spike), dengan nilai clamping force masing-
masing sebesar 475 kgf (tunggal) dan 850 kgf (ganda).
69
Prasarana Transportasi Jalan Rel
Jurusan Teknik Sipil UMY
Gambar 6.11 Alat penambat DE clips yang dipasang pada bantalan beton
Gambar 6.12 Penambat DE pada bantalan besi Gambar 6.13 Clamping Force DE.
70
Bab VI Penambat Rel
Gaya lateral yang merusak penambat rel dapat melalui tiga mekanisme yaitu :
Push out, dimana gaya mendorong alat penambat ke arah lateral yang
menyebabkan melebarnya lebar sepur,
Pergeseran struktur di atas balas,
Pull out, dimana alat penambat tercabut dan tertarik/terangkat ke luar.
Gaya push out pada sistem penambat rel dapat diperhitungkan berdasarkan
persamaan berikut ini.
F1 γ 1 2Sn
H = 2 W (6.1)
φ 1 ξγ 1 φ 1 ξγ 1 F1 γ * 1
F1 γ 1
H + H' = W W ' T (6.2)
φ 1 ξγ 1 φ 1 ξγ 1
6EI X
= (6.3)
D a3
ε a3 W
= (6.4)
6EI y
6EI y
* = (6.5)
k * a *
dimana :
71
Prasarana Transportasi Jalan Rel
Jurusan Teknik Sipil UMY
= 4,5 - 5 cm-1
= 0,6 – 0,72 (biasanya dipakai 0,6)
= 0,65 – 0,88 (dipakai 0,65)
D = 20.000 kg/cm
k* = 400.000 – 1.000.000 kg/cm (dipakai 500.000 kg/cm)
Sn = 260 – 1700 kg/buah (dipakai 700 kg/buah)
F1 (1) = Gunakan koefisien dari Tabel F1 terhadap 1
1()1 = Gunakan koefisien dari Grafik 1 terhadap dan 1
Batas gaya lateral yang menyebabkan terlepasnya tirpon dari bantalan dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Batas Primer : gaya lateral bekerja hanya seketika keadaan jalan masih baik (lebar
sepur masih baik dan belum terdapat pergeseran jalan rel).
2. Batas Sekunder : gaya yang bekerja terjadi setelah lebar sepur berubah atau jalan
telah bergeser.
72
Bab VI Penambat Rel
Mulai
Tentukan Nilai Q
Selesai
G. LATIHAN SOAL
1. Jika diketahui struktur jalan rel menggunakan bantalan kayu dengan kelas kuat I
( = 100 kg/cm2), dengan penambat Tirpon yang berdiameter 1,8 cm dan
panjang 12 cm, beban roda kendaraan diketahui sebesar 9000 kg dan tipe rel
yang digunakan R-54 dengan jarak bantalan 60 cm. Tentukan apakah tirpon
perlu penambahan pelat andas atau tidak perlu !
2. Buatlah essay yang memuat perbandingan jenis-jenis penambat rel yang pernah
dan yang saat ini sedang digunakan di Indonesia, mulai dari penambat kaku
hingga berelastik ganda. Berilah ulasan keunggulan dan batasan pemakaian
pada masing-masing penambat !
73
Prasarana Transportasi Jalan Rel
Jurusan Teknik Sipil UMY
H. DAFTAR PUSTAKA
74