Anda di halaman 1dari 35

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkah-Nyalah kami dapat melakukan diskusi tutorial dengan lancar dan
menyusun laporan hasil diskusi tutorial ini dengan tepat waktunya.

Kami mengucapkan terima kasih secara khusus kepada


dr.Januarmansebagai tutor atas bimbingan beliau pada kami dalam
melaksanakan diskusi ini. Kami juga mengucapkan terima kasih pada teman-
teman yang ikut berpartisipasi dan membantu kami dalam proses tutorial ini.

Kami juga ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan-


kekurangan yang ada dalam laporan ini. Hal ini adalah semata-mata karena
kurangnya pengetahuan kami. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun yang harus kami lakukan untuk dapat
menyusun laporan yang lebih baik lagi di kemudian hari.

Mataram, Februari 2017

Penyusun

1
Bab I
Pendahuluan
1.1 Skenario 1 Blok 16

Sepasang suami istri datang berkonsultasi ke dokter tanggal 20 Januari 2017


karena sang istri mengeluhkan terlambat haid 2 minggu dari yang
diperkirakan. Beberapa hari ini si istri sering merasa lemas dan mual. Si istri
memiliki siklus haid yang teratur sejak gadis. Kemudian oleh dokter, si istri
diminta untuk melakukan pemeriksaan urin dan hasil pemeriksaan urin
menunjukkan hCG test positif. Dari hasil pemeriksan tersebut dokter
mengatakan bahwa si istri telah hamil 6 minggu. Pasangan itu sangat bahagia
mendengar berita tersebut, dan tidak sabar untuk menunggu kelahiran anak
pertama mereka.Mereka menanyakan kepada dokter penyebab sering mual
yang dialami oleh istri dan obat apa yang aman untuk diberikan untuk
mengatasi keluhannya. Selain itu mereka juga menanyakan ke dokter
tentangpemeriksaan kehamilan yang dapat dilakukan agar kehamilannya
selalu sehat dan perkiraan tanggal persalinan.

2
1.2 Mind Map

Anamnesis
Keluhan utama terlambat
haid 2 minggu, mual dan
pusing
Siklus haid teratur

Pemeriksaan fisik

KEHAMILAN
Pemeriksaan
laboratorium Urin (HCG +)

ANC Taksiran
persalinan

Taksiran umur Diagnosis


Perubahan patologis
kehamilan kehamilan

1.2 Learning Objective


1. Bagaimana peran HCG, progesterone dan tiroksin sebagai penyebab
keluhan pasien di scenario?
2. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kehamilan?
3. Bagaimana manajemen kehamilan (ANC)?
4. Tatalaksana farmakologi untuk keluhan pada saat kehamilan
5. Bagaimana aturan pemberian nutrisi pada ibu hamil?

3
Bab II
Pembahasan
Anatomi system genitalia wanita
. External female genital organ

a) MONS PUBIS (MONS VENERIS)

Bagian yang menonjol diatas simfisis dan ditutup oleh rambut kemaluan
b) LABIA MAJORA

 Merupakan lipatan tebal jaringan adiposa dan kulit

 Berfungsi melindungi organ reproduksi eksternal lainnya

c) LABIA MINORA

 Merupakan lipatan kulit di antara labia mayora

 Sangat vaskular

 Besatu membentuk tudung di atas klitoris

d) VESTIBULUM VAGINA

 Celah yang ditutup oleh labia minora

4
 Bermuara ke vagina, urethra, glandula paraurethralis, dan glandula
vestibularis major

e) CLITORIS

 Homolog penis kecuali glans penis


 Terletak di anterior meatus urethral
 Tersusun dari jaringan erektil
 Kaya akan serabut saraf sensorik

f) BULBUS VESTIBULI

 Sepasang jaringan erectile yg panjang dan dibungkus


m.bulbocavernosus
 Homolog bulbus penis dan corpus spongiosus penis

g) GLANDULA VESTIBULARIS MAJOR

 Sepasang dan homolog gland.bulbourethralis

Vascularisasi genitalia externa :


- r.labialis anterior a.pudendalis externa
- r.labialis posterior a.pudendalis interna
- a.profunda clitoris
- a.dorsalis clitoris

5
- a.untuk bulbus
- cab.a.vaginalis anterior
Cairan limfe genitalia externa :
- lnn.inguinales superficiales
Innervasi genitalia externa :
- n.labialis anterior (dari n.ilioinguinalis)
- n.labialis posterior (dari n.pudendalis)
- n.cavernosus clitoridis
- n.dorsalis clitoridis
2. Internal female genital organ

a) OVARIUM

 2 glandula kecil berbentuk seperti almond, terletak dalam kavum


abdomen, melekat dengan uterus melalui ligamen

 Terdiri dari bagian korteks dan medula

 Memproduksi oosit (oogenesis)

 Memproduksi hormon : estrogen, progesteron, inhibin, dan sedikit


androgen

 Dilapisi epitel dan jaringan penyokong yang padat

6
 Vascularisasi : - a.ovarica, a.uterina, v.ovarica, v.uterina

 Cairan limfe : lnn.lumbales/aortici

 Innervasi : plexus ovarficus

b) TUBA UTERINA

 Jumlah sepasang

 Panjang sekitar 5 inch

 Melekat dengan bagian paling atas dari uterus

 Terdiri dari 4 bagian: Infundibulum, Ampula (paling lebar), Isthmus


(paling sempit), Pars interstitial.

 Vascularisasi : rr.tubarius, a.uterina, a.ovarica, vena mengikuti arteri

 Cairan limfe : lnn.lumbales/aortici

 Innervasi : plexus ovarica, plexus hypogastricus

 Fungsi:

o Menggerakkan ovum dari ovarium ke uterus

o Silia dan gerakan peristaltik menjaga pergerakan ovum

o Tempat fertilisasi, bertemunya ovum dengan sperma

c) UTERUS

 Merupakan organ berotot berongga


 Menerima embrio dan menopang perkembangannya
 Terbagi menjadi:

• Fundus

7
• Body

• Cervix

 Ukuran : 7,5 cm - 5 cm – 3 cm

 Posisi: anteversio-anteflexio-dextropositio

 Fixasi :

• Lateral : lig.cardinalis/lateralis/cervicalis

• Anterior : lig.uterovesicalis & lig.pubovesicalis

• Posterior : lig.uterosacralis (lig.rectouterina & lig.rectosacralis)

 Dinding Uterus

• Endometrium

Lapisan terdalam

Vaskular

Tubular glands – mucus

• Myometrium

Bagian tengah, merupakan lapisan otot yang tebal


• Perimetrium

Lapisan tipis yang membungkus myometrium

Mensekresi cairan serous untuk melapisi dan


melindungi uterus

 Vascularisasi : a.uterina, plexus venosus uterina

8
 Cairan limfe : lnn.lumbales, lnn.ilici externi & interna, lnn.sacralis,
lnn.inguinales superficialis
 Innervasi : plexus uterovaginalis (sensoris & otonom)

d) VAGINA

 Lumen penghubung cavum uteri dan

 Vestibulum vagina (berbentuk huruf-H)

 Merupakan organ muskuler berbentuk tubuler

 Meluas dari uterus ke bagian luar tubuh (intoitus vagina)

 Panjang:

dinding anterior : 7,5 cm


dinding posterior: 9 cm
 Terdapat lipatan-lipatan muskuler (rugae)

 Tempat masuknya penis yang ereksi

 Sebagai jalan lahir

 Dinding :

Dalam, Iapisan mukosa


Tengah, lapisan otot
Luar, lapisan fibrosa
 Vascularisasi : r.vaginalis a.uterina, aa.vaginalis, plexus venosus
vaginalis
 Cairan limfe : lnn.ilici externi, lnn.ilici interni, lnn.sacralis,
lnn.inguinalis superficialis

9
Perubahan fisiologis pada kehamilan
a. Sistem Respirasi
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga
terdorong ke kranial -> terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat
kompliansi dada (chest compliance) menurun. Volume tidal meningkat.
Volume residu paru (functional residual capacity) menurun. Kapasitas vital
menurun.

b. Sistem gastrointestinal
Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-
muntah, selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering
kembung, konstipasi, lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus
(mengidam), jugaakibat peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik
tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari
(hiperemesis gravidarum).

c. Sistem Sirkulasi / Kardiovaskular


Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah
perubahan HEMODINAMIK maternal, meliputi :
 retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
 anemia relatif
 akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun
 tekanan darah arterial menurun
 curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai
akhir kehamilan
 volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
 volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian
bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan
Pada trimester pertama, terjadi :

10
Penambahan curah jantung, volume plasma dan volume cairan ekstraselular,
disertai peningkatan aliran plasma ginjal dan laju filtrasi glomerulus
 penambahan / retensi air dan natrium yang dapat ditukar di dalam tubuh,
peningkatan TBW / total body water
 akibatnya terjadi aktifasi sistem renin-angiotensin dan penurunan ambang
osmotik untuk pelepasan mediator vasopresin dan stimulasi dahaga.
 akibatnya pula terjadi penurunan konsentrasi natrium dalam plasma dan
penurunan osmolalitas plasma, sehingga terjadi edema pada 80% wanita yang
hamil.
Terjadi peningkatan volume plasma sampai 25-45%, dengan jumlah
eritrosit meningkat hanya sedikit (kadar hemoglobin menurun akibat anemia
relatif). Cardiac output meningkat sampai 20-40%. Resistensi perifer juga
menurun, sering tampak sebagai varisces tungkai. Leukosit meningkat sampai
15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antiibodi fisiologik yang terjadi pada
kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi 15.000/mm3. Trombosit
meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting untuk
hemostasis yang baik pada kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga meningkat
350-750 mg/dl (normal 250-350 mg/dl). Laju endap darah meningkat. Protein
total meningkat, namun rasio albumin-globulin menururn karena terjadi
penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan globulin alfa-1,
alfa-2 dan beta. Faktor-faktor pembekuan meningkat.

d. Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi
tiroid. Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan
2800 kal/hari (menyusui). Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang
pertumbuhan janin. Kadar kolesterol plasma meningkat sampai 300 g/100ml.
Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum meningkat. Ferrum
dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin tambahan.

11
Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal,
terjadi kadar glukosa plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :
 ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat,
 produksi glukosa dari hati menurun
 produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun
 aktifitas ekskresi ginjal meningkat
 efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2
plasenta lainnya, hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth
factors, dsb).
Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino.
Terjadi juga peningkatan aktifitas enzim-enzim metabolisme pada umumnya.

e. Traktus urinarius
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat
pengaruh estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju
filtrasi meningkat sampai 60%-150%. Dinding saluran kemih dapat tertekan
oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis
sementara.
Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun
namun hal ini dianggap normal.

f. Kulit
Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan
berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba (->
linea grisea), striae lividae pada perut, dsb.
Pembahasan Learning Objectives
1. Pengaruh hormone HCG, Progesteron, dan Tiroksin dalam menyebabkan
mual muntah dalam kehamilan.
1. Hormone HCG

12
Hormon ini disekresi bersamaan dengan perkembangan sel-sel trofoblas
dari ovum yang baru dibuahi. Sekresi hCG oleh sel sinsitial trofoblas dan dapat
diukur pertama kali dalam darah pada 8 samapi 9 hari setelah ovulasi, segera
setelah blastokista berimplantasi dalam endometrium. Kecepatan sekresi hCG
meningkat hingga maksimal kira-kira pada 10 hingga 12 hari setelah ovulasi,
kemudian menurun sampai kadar yang lebih rendah menjelang 16 hingga 20
minggu setelah ovulasi dan terus berlanjut pada kadar ini selama sisa masa
kehamilan.

Fungsi hCG adalah mencegah involusi normal corpus luteum. Hormone


ini menyebabkan korpus luteum menyekresi estrogen dan progesterone lebih
banyak lagi untuk beberapa bulan berikutnya sehingga mencegah terjadinya
menstruasi, tidak terjadi peluruhan dinding endometrium namun menyebabkan
endometrium terus tumbuh serta menyimpan nutrisi dalam jumlah besar yang
nantinya siap untuk proses implantasi. Fungsi hCG yang juga penting adalah
efeknya terhadap perangsangan sel-sel interstitial testis janin sehingga
mengakibatkan pembentukan testosteron pada fetus pria sampai lahir. Sekresi
dalam jumlah sedikit ini selama kehamilan merupakan factor yang menyebabkan
tumbuhnya organ-organ kelamin pria dan bukan wanita pada fetus. Mendekati
akhir kehamilan, testosterone yang disekresikan oleh testis fetus juga
menyebabkan desensus testis ke dalam skrotum.

Adanya gonadotropin korionik (hCG) di dalam plasma ibu dan


ekskresinya di urin merupakan dasar bagi uji endokrin untuk kehamilan. Hormon
ini dapat ditemukan di dalam cairan tubuh dengan salah satu dari berbagai teknik
bioassay atau immunoassay. Hormon ini hanya diproduksi oleh sinsitiotrofoblas,
dan tidak oleh sitotrofoblas. Produksinya sudah dimulai pada awal kehamilan,
kira-kira pada hari implantasi. Setelah itu, kadar hCG dalam plasma dan urin ibu
meningkat sangat pesat. Dengan uji yang peka, hormon ini dapat dideteksi di
plasma atau urin ibu pada hari ke-8 sampai hari ke-9 setelah ovulasi. Waktu yang
dibutuhkan agar konsentrasi hCG plasma berganda adalah 1,4 sampai 2,0 hari.
Kadarnya meningkat sejak hari implantasi hingga mencapai puncaknya pada
sekitar hari ke-60 sampai 70. Setelah itu, konsentrasinya menurun secara bertahap
sampai titik terendah dicapai pada sekitar hari ke-l00 sampai 130.

Pemeriksaan kuantitatif hCG yang rendah menunjukkan kemungkinan ada


kehamilan ektopik dan abortus iminens, tinggi : kehamilan majemuk, mola
hidatidosa, koriokarsinomaPrinsip pemeriksaan ini adalah dengan mengambil
antiserum hCG (protein antibody hasil stimulasi dengan hCG sebagai antigen) di
mana urin diteteskan ke antiserum. Pada perempuan hamil, hCG akan
menetralisasi antibody dalam antiserum sehingga tidak terjadi aglutinasi, namun

13
pada perempuan yang tak hamil, tidak ada netralisasi antibody sehingga timbul
reaksi aglutinasi

Hasil false negativedapat terjadi jika uji imunologik kehamilan terjadi


pada 2% pengujian dan terjadi akibat pengujian terlalu dini (< 6 minggu HPHT)
atau terlalu lama (> 18-20 minggu kehamilan), s[esimen dengan berat jenis urin
yang rendah. Sedangkan, hasil false positif (5% dari keseluruhan pengujian) dapat
terjadi pada perempuan dengan proteinuria massif menjelang menopause (>>
GnRH dan penurunan fungsi ovarium), bisa juga terjadi pada tumor maternal
(keganasan) dan obat (metadon, prometazine, chlorpromazine). Akurasi atau
sensitivitas pemeriksaan ini sekitar 95-98%

Metode pemeriksaan hCG yang sangat sensitive adalah dengan


radioreseptorassay dan RIA, di mana uji hCG bereaksi silang dengan hormone
LH (karena strukturnya mirip). Pemeriksaan specimen darah dengan RIA
dilakukan untuk glikoprotein subunit beta (khusus) di mana hCG dapat dideteksi
sejak 1 minggu setelah konsepsi. Pengujian hCG subunit beta dilakukan dengan
metode ELISA (enzim linked immuniabsorbent assay) di mana cara kerjanya
ialah mengabsorpsi antibody monoclonal hCG dengan sensitivitas dan
spesifisitas tinggi.

2. Hormone Progesteron

Progesterone merupakan hormone yang disekresi oleh korpus luteum.


Pada keadaan dimana sel telur tidak dibuahi oleh sperma, maka korpus luteum
akan cepat mengalami regresi sehingga progesterone pun turun karena tidak ada
yang menghasilkannya lagi, sehingga dinding uterus akan meluruh karena tidak
ada yang mempertahankan lagi. Sedangkan jika sel telur yang telah dibuahi dan
terbentuk blastokista yang nantinya akan menjadi janin, maka korpus luteum akan
dipertahankan hidupnya sampai usia kehamilan 11 minggu oleh suatu hormone
yang dihasilkan oleh plasenta, atau HCG. Progesterone ini berfungsi dalam
mempertahankan kehamilan, pada usia kehamilan 7-8 minggu maka plasenta akan
memulai untuk memproduksi progesteronnya sendiri, sehingga pada usia 10-11
minggu korpus luteum agak mengaami regresi.
Pada penelitian yang diunggah di jurnal NCBI menunjukkan bahwa
progesterone ini memberikan pengaruh terhadap motilitas gastrointestinal dan
pengosongan lambung. Pada penelitian dengan menggunakan tikus sebagai
hewan coba ini menunjukkan bahwa semakin ditingkatkannya kadar progesterone
dalam tubuh maka motilitas GI dan pengosongan lambung akan terhambat,
sehingga gaster pun akan bereaksi dengan mencoba mengeluarkan makanan
dengan cara muntah atau refluks. Namun hal tersebut tentunya adalah respon
fisiologis yang akan bertahan hingga usia kehamilan 4 bulan, sehingga setelah
waktu tersebut maka ibu hamil tidak akan merasakan mual dan muntah yang
sebelumnya bisa saja sampai mengganggu aktivitas dan nafsu makan ibu hamil.

14
3. Hormone Tiroksin

Tiroksin merupakan hormone yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid.


Hormone tiroksin ini dapat menembut plasenta, sehingga dapat masuk dan
memenuhi janin untuk metabolism. Fungsi dari hormone tiroid ini adalah untuk
membantu dalam metabolism basal dalam tubuh, sehingga pengaruhnya dalam
menyebabkan mual muntah adalah sebaliknya, yaitu tiroksin justru menyebabkan
motilitas usus meningkat karena peningkatan metabolism tersebut sehingga
pengosongan lambung akan lebih cepat. Sehingga tidak ada pengaruh hormone
tiroksin terhadap mual muntah yang menjadi keluhan pasien dalam skenario.

2. Pemeriksaan penunjang pada kehamilan (diagnosis kehamilan)


A. Anamnesis
 Identifikasi ibu hamil
 Keluhan
 Riyawat haid
 Riwayat perkawinan
 Riwayat kehamilan sekarang
 Riwayat kebidanan yang dulu
 Riwayt penyakit keluarga dan penyakit keturunan
B. Melengkapi Pemeriksaan Fisik Umum

15
 Pemeriksaan fisik umum
- Tanda vital: (tekanan darah, suhu badan, frekuensi nadi, frekuensinapas)
- Berat badan
- Tinggi badan
- Lingkar lengan atas (LILA)
- Muka : apakah ada edema atau terlihat pucat
- Status generalis atau pemeriksaan fisik umum lengkap, meliputi:kepala,
mata, higiene mulut dan gigi, karies, tiroid, jantung, paru, payudara (apakah
terdapat benjolan, bekas operasi di daerah areola, bagaimana kondisi puting),
abdomen (terutama bekas operasi terkait uterus), tulang belakang,
ekstremitas (edema, varises, refleks patella), serta kebersihan kulit
. Melakukan Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan laboratorium (rutin
maupun sesuai indikasi) dan pemeriksaan ultrasonografi.
 Lakukan pemeriksaan laboratorium rutin (untuk semua ibu hamil)
padakunjungan pertama:
• Kadar hemoglobin
• Golongan darah ABO dan rhesus
• Tes HIV: ditawarkan pada ibu hamil di daerah epidemi meluas dan
terkonsentrasi, sedangkan di daerah epidemi rendah tes HIV ditawarkan pada
ibu hamil dengan IMS dan TB
• Rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk malaria: untuk ibu yang
tinggal di atau memiliki riwayat bepergian kedaerah endemik malaria dalam 2
minggu terakhir
 Lakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi:
• Urinalisis (terutama protein urin pada trimester kedua dan ketiga)jika terdapat
hipertensi
• Kadar hemoglobin pada trimester ketiga terutama jika dicurigai anemia
• Pemeriksaan sputum bakteri tahan asam (BTA): untuk ibu dengan riwayat
defisiensi imun, batuk > 2 minggu atau LILA < 23,5 cm

16
• Tes sifilis
• Gula darah puasa (lihat bab 5.14 untuk keterangan lebih lengkap mengenai
waktu dan langkah pemeriksaan)
 Lakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG)
• Pemeriksaan USG direkomendasikan:
1. Pada awal kehamilan (idealnya sebelum usia kehamilan 15 minggu) untuk
menentukan usia gestasi, viabilitas janin, letak dan jumlah janin, serta
deteksi abnormalitas janin yang berat
2. Pada usia kehamilan sekitar 20 minggu untuk deteksi anomali janin
3. Pada trimester ketiga untuk perencanaan persalinan
• Lakukan rujukan untuk pemeriksaan USG jika alat atau tenaga kesehatan
tidak tersedia

3. Antenatal Care

Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan AKI


dan AKB pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar Safe
Motherhood” yaitu meliputi : Keluarga Berencana, ANC, Persalinan Bersih dan
Aman, dan Pelayanan Obstetri Essensial. Pendekatan pelayanan obstetri dan neonatal
kepada setiap ibu hamil ini sesuai dengan pendekatan Making Pregnancy Safer
(MPS), yang mempunyai 3 (tiga) pesan kunci yaitu :
i. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
ii. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat.
iii. Setiap perempuan dalam usia subur mempunyai akses pencegahan dan
penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganannya
komplikasi keguguran.
Kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan frekuensi kunjungan
antenatal sebaiknya minimal 4 (empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) Minimal satu kali pada trimester pertama (K1).

17
2) Minimal satu kali pada trimester kedua (K2).
3) Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4).

Pelayanan antenatal ini hanya dapat di berikan oleh tenaga kesehatan


profesional. Untuk itu perlu kebijakan teknis untuk ibu hamil seara keseluruhan yang
bertujuan untuk mengurangi resiko dan komplikasi kehamilan secara dini. Kebijakan
teknis itu dapat meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
1) Mengupayakan kehamilan yang sehat
2) Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta
rujukan bila diperlukan.
3) Persiapan persalinan yang bersih dan aman
4) Perencanaan antisipstif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika
terjadi komplikasi.
Beberapa kebijakan teknis pelayanan antenatal rutin yang selama ini
dilaksanakan dalam rangka peningkatan cakupan pelayanan antara lain meliputi :
1) Deteksi dini ibu hamil melalui kegiatan P4K dengan stiker dan buku KIA, dengan
melibatkan kader dan perangkar desa serta kegiatan kelompok Kelas Ibu Hamil.
2) Peningkatan kemampuan penjaringan ibu hamil melalui kegiatan kemitraan Bidan
dan Dukun.
3) Peningkatan akses ke pelayanan dengan kunjungan rumah. 4) Peningkatan
akses pelayanan persalinan dengan rumah tunggu.
Intervensi dalam Pelayanan Antenataladalah perlakuan yang diberikan
kepada ibu hamil setelah dibuat diagnosa kehamilan. Adapun intervensi dalam
pelayanan antenatal adalah :
a) Intervensi Dasar
1. Pemberian Tetanus Toxoid
a. Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus
neonatorum, pemberian TT baru menimbulkan efek perlindungan bila diberikan
sekurang-kurangnya 2 kali dengan interval minimal 4 minggu, kecuali bila
sebelumnya ibu telah mendapatkan TT 2 kali pada kehamilan yang lalu atau pada

18
masa calon pengantin, maka TT cukup diberikan satu kali (TT ulang). Untuk menjaga
efektifitas vaksin perlu diperhatikan cara penyimpanan serta dosis pemberian yang
tepat.
b. Dosis dan pemberian 0,5 cc pada lengan atas
2. Pemberian Vitamin Zat Besi
a. Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu
hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhan meningkat.
b. Di mulai dengan memberikan satu sehari sesegera mungkin setelah rasa
mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 Mg (zat besi 60 Mg) dan Asam
Folat 500 Mg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak di
minum bersama teh atau kopi, karena mengganggu penyerapan.
Intervensi Khusus Intervensi khusus adalah melakukan khusus yang diberikan
kepada ibu hamil sesuai dengan faktor resiko dan kelainan yang ditemukan, meliputi:
1. Faktor resiko, meliputi:
a. Umur (1) Terlalu muda, yaitu dibawah 20 tahun
(2) Terlalu tua, yaitu diatas 35 tahun
b. Paritas (1) Paritas 0 (primi gravidarum, belum pernah melahirkan) (2) Paritas > 3
c. Interval Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekurang – kurangnya 2
tahun.
d. Tinggi badan kurang dari 145 cm e. Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm 2.
Komplikasi Kehamilan
a. Komplikasi obstetri langsung
(1) Perdarahan
(2) Preeklamasi/eklamsia
(3) Kelainan letak lintang, sungsang primi gravid
(4) Anak besar, hidramnion, kelainan kembar
(5) Ketuban pecah dini dalam kehamilan.
b. Komplikasi obstetri tidak langsung
(1) Penyakit jantung
(2) Hepatitis

19
(3) TBC (Tuberkolosis)
(4) Anemia
(5) Malaria
(6) Diabetes militus
c. Komplikasi yang berhubungan dengan obstetri, komplikasi akibat kecelakaan
(kendaraan, keracunan, kebakaran).

4. Tatalaksana farmakologi keluhan di scenario

Pengklasifikasian Obat Ibu hamil

Rujukan yang paling dipercaya kalangan medis untuk sesuatu obat itu aman atau
tidak untuk wanita hamil adalah Pedoman yang disusun US FDA (Badan POM
Amerika Serikat).
FDA membagi tingkat keaman obat tersebut kedalam 5 kategori:
1. Kategori A
Studi terkontrol pada wanita tidak memperlihatkan adanya resiko bagi
janin pada trimester pertama kehamilan. Dan tidak ada bukti mengenai resiko pada
trimester ke dua dan ketiga. Kemungkinan adanya bahaya terhadap janin sangat
rendah.
Contoh obat kategori A
- Ascorbic acid (vitamin C) *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
- Doxylamine, Ergocalciferol *masuk kategori D jika dosisnya melebihi US RDA*,
- Folic acid *masuk kategori C jika dosisnya melebihi 0,8 mg per hari*,
- Hydroxocobalamine *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
- Liothyronine, Nystatin vaginal sup *masuk kategori C jika digunakan per oral
dan topikal*,
- Pantothenic acid *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
- Potassium chloride, Potassium citrate, Potassium gluconate, Pyridoxine
(vitamin B6), Riboflavin *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,

20
- Thiamine (vitamin B1) *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
- Thyroglobulin, Thyroid hormones, Vitamin D *masuk kategori D jika dosisnya
melebihi US RDA*,
- Vitamin E *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*.

2. Kategori B
Studi terhadap reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya
resiko terhadap janin tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil atau sistem
reproduksi binatang percobaan yang menunjukkan efek samping( selain penurunan
tingkat kesuburan), yang juga tidak diperoleh pada studi terkontrol pada trimester 1
dan tidak terdapat bukti adanya resiko pada trimester selanjutnya.
Contoh obat kategori B
- Acetylcysteine, Acyclovir, Amiloride *masuk kategori D jika digunakan untuk
hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan*
- Ammonium chloride, Ammonium lactate *topical*,
- Amoxicillin, Amphotericin B, Ampicillin, Atazanavir, Azatadine, Azelaic acid,
Benzylpenicillin, Bisacodyl, Budesonide *inhalasi, nasal*,
- Buspiron, Caffeine, Carbenicillin, Camitine, Cefaclor, Cefadroxil, Cefalexin,
Cefalotin, Cefamandole, Cefapirin, Cefatrizine, Cefazolin, Cefdinir, Cefditoren,
Cefepime, Cefixime, Cefmetazole, Cefonicid, Cefoperazone, Ceforanide,
Cefotaxime, Cefotetan disodium, Cefoxitin, Cefpodoxime, Cefprozil, Cefradine,
Ceftazidime, Ceftibuten, Ceftizoxime, Ceftriaxone, Cefuroxime, Cetirizine,
Chlorhexidine *mulut dan tenggorokan*,
- Chlorpenamine, Chlortalidone *masuk kategori D jika digunakan untuk
hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan*,
- Ciclacillin, Ciclipirox, Cimetidine, Clemastine, Clindamycin, Clotrimazole,
Cloxacillin, Clozapine, Colestyramine, dan masih banyak lagi.

3. Kategori C

21
Studi pada binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping pada janin
(teratogenik) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita. Atau studi pada wanita
maupun binatang percobaan tidak tersedia. Obat dalam kategori ini hanya boleh
diberikan kepada ibu hamil jika manfaat yang diperoleh lebih besar dari resiko yang
mungkin terjadi pada janin.
Contoh obat kategori C
• Acetazolamide, Acetylcholine chloride, Adenosine, Albendazole, Albumin,
Alclometasone, Allopurinol, Aluminium hydrochloride, Aminophylline,
Amitriptyline, Amlodipine, Antazoline, Astemizole, Atropin, Bacitracin,
Beclometasone, Belladonna, Benzatropine mesilate, Benzocaine, Buclizine,
Butoconazole, Calcitonin, Calcium acetate, Calcium ascorbate, Calcium carbonate,
Calcium chloride, Calcium citrate, Calcium folinate, Calcium glucoheptonade,
Calcium gluconate, Calcium lactate, Calcium phosphate, Calcium polystyrene
sulfonate, Capreomycin, Captopril,
• Carbachol, Carbidopa, Carbinoxamine, Chloral hydrate, Chloramphenicol,
Chloroquine, Chlorothiazide, Chlorpromazine, Choline theophyllinate, Cidofovir,
Cilastatin, Cinnarizine, Cyprofloxacin, Cisapride, Clarithromycin, Clinidium
bromide, Clonidine, Co-trimoxazole, Codeine, Cyanocobalamin, Deserpidine,
Desonide, Desoximetasone, Dexamethasone, Dextromethorphan, Digitoxin, Digoxin,
Diltiazem, Dopamine, Ephedrine, Epinephrine, Fluconazole, Fluocinolone,
Fosinopril, Furosemide, Gemfibrozil, Gentamicin, Glibenclamide, Glimepiride,
Glipizide, Griseofulvin, Hydralazine, Hydrocortisone, Hyoscine, Hyoscyamine,
Isoniazid, Isoprenaline, Isosorbid dinitrate, Ketoconazole, Ketotifen fumarate,
Magaldrate, Mefenamic acid, Methyl prednisolone, dan masih banyak lagi.
4. Kategori D
Terdapat bukti adanya resiko terhadap janin manusia. Obat ini hanya
diberikan bila manfaat pemberian jauh lebih besar dibandingkan resiko yang akan
terjadi. (terjadi situasi yang dapat mengancam jiwa ibu hamil, dalam hal mana obat
lain tidak dapat digunakan/ tidak efektif).
Contoh obat kategori D

22
• Amikacin, Amobarbital, Atenolol, Carbamazepine, Carbimazole, Chlordizepoxide,
Cilazapril, Clonazepam, Diazepam, Doxycycline, Imipramine, Kanamycin,
Lorazepam, Lynestrenol, Meprobamate, Methimazole, Minocycline, Oxazepam,
Oxytetracycline, Tamoxifen, Tetracycline, Uracil, Voriconazole dan masih banyak
lagi.

5. Kategori X
Studi pada binatang percobaan atau manusia telah memperlihatkan adanya
kelainan janin (abnormalitas) atau terbukti beresiko terhadap janin. Resiko
penggunaan obat pada wanita hamil jelas lebih besar dari manfaat yang diperoleh.
Obat kategori X merupakan kontra indikasi bagi wanita hamil atau memiliki
kemungkinan untuk hamil.
Contoh obat kategori X
• Acitretin, Alprotadil *parenteral*, Atorvastatin, Bicalutamide, Bosentan,
Cerivastatin disodium, Cetrorelix, Chenodeoxycholic acid, Chlorotrianisene,
Chorionic gonadotrophin, Clomifen, Coumarin, Danazol, Desogestrel, Dienestrol,
Diethylstilbestrol, Dihydro ergotamin, Dutasteride, Ergometrin, Ergotamin,
Estazolam, Etradiol, Estramustine, Estriol succinate, Estrone, Estropipate, Ethinyl
estradiol, Etretinate, Finasteride, Fluorescein *parenteral*, Flurouracil,

Obat yang digunakan pada kehamilan


1. Preparat Antasid
Fungsinya untuk meredakan gejala gangguan lambung seperti nyeri uluhati
dan gangguan cerna, tetapi bukan ulkus.
Kerja dan efek samping Antasid
Preparat antasid mengurangi keasaman lambung yang :
1. Menetralkan isi lambung
2. Menurunkan refluks dengan meningkatkan tekanan pada sfingter esoffagus bagian
distal.

23
3. Dapat meningkatkan sekresi asam lambung sehingga memperburuk gejalanya atau
memperbesar bahaya terjadinya aspirasi lambung.
Contoh obat preparat antasid : Bisodol,andrews antacid,gaviscon.settlers,algico,
infacol.
Interaksi dengan antasid.
Absorbsi kebanyakan obat, termasuk obat-obat kontrapsepsi oral, akan
diganggu oleh antasid dan salut enteriknya akan dirusak.
Kewaspadaan
- Penggunaan antasid apapun dalam waktu yang lama dapat menyebabkan
pembentukan batu ginjal.
- Jika sudah terdapat insufisiensi renal dengan derajat berapapun (seperti pada pre-
eklampsia atau jika ada bukti ISK yang berkali-kali),penggunaan antasid sebaiknya
dihindari karena preparat ini dapat menumpuk dan menyebabakn toksitositas.
- Penggunaan antasid lebih dari tiga bulan dapat disertai dengan cacat lahir.

2. Obat antagonis Histamin


Fungsinya untuk meminimalkan kerusakan paru yang disebabkan oleh aspirasi isi
lambung.
Kerja dan efek samping antagonis :
- meningkatkan sekresi gastrin.
- mengurangi pengeluaran asam lambung.
- menyebabkan vertigo, somnolen, dan rasa lelah
- menyebabkan mual, kram lambung, konstipasi, diare.
Conth obat : De-Nol, Losec.
Interaksi dengan antagonis H2 :
- Tidak dapat diserap dengan baik jika diminum dengan antasid, harus berselang 2
jam.
- Kebiasaan merokok akan mengurangi kesembuhan ulkus dan meningkatkan
penguraian obat-obat antagonis H2.

24
3. Obat pencahar (Laksatit)
Fungsinya sebagai obat yang memfalisitasi evakuasi usus. Obat ini diberikan dalam
bentuk preparat oral, enema, atau supositoria.
Efek sampingnya menimbulkan gangguan fungsi normal gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit, flora colon, motilitas usus.
Contoh obat pencahar : Fybogel, Normacol, Carbalax, Micolette micro-enema.
Interaksi dengan obat pencahar :
• Dapat mengikat obat lain dan mineral sehingga mengganggu absorbsi.
• Pemberian dengan preparat lain harus selang 2 jam, jika tidak akan menimbulkan
motilitas lambung.

Farmakologi kehamilan pada wanita dengan riwayat penyakit


a. Penyakit asma pada kehamilan
Penyakit asma dapat mengenai hingga 10% dari populasi penduduk di negara
industri, yang meliputi 5% ibu hamil.
Penyakit asma ditandai oleh inflamasi,edema, infiltrasi eosinofil dan remodelin
bronkiolus.
Obat yang digunakan pada asma
•Bronkodilator
agonis adrenoreseptor beta (salbutamol), preparat anti muskarinik (ipratropium),
metilsantin (teofilin).
•Anti-inflamasi
kromon (kromoglikat), kortikosteroid dan glukokortiroid (beklometason,
prednisolon), antagonis reseptor leukotrien (tidak dianjurkan pada kehamilan).

b. Gangguan mental
Obat yang digunakan
Anti depresan (fluoksetin, paroksetin),
Efek sampingnya yaitu anoreksia, mual, diare, konstipasi, gangguan cerna,
kecemasan, perubahan frekuensi jantung, perdarahan.

25
Antipsikotik (proklorperazin)
efek sampingnya yaitu kelainan postur dan gerak, produksi prolaktin.
Arisiolitik (benzodiazepin)
efek sampingnya yaitu penurunan tonus otot, pada neonatus dapat menimbulkan
sindrom bayi yang terkulai, depresi pernapasan.
preparat anti mania(senyawa litium, karbamazepin)
efek sampingnya yaitu mual, muntah, diare.

c. Diabetes mellitus
Kelainan metabolisme yang kronis dan terjadi karena defisiensi insulin atau resistensi
insulin. Penanganannya dapat berupa pengaturan makan atau diet dan pemberian
obat-obat hipoglikemi oral atau insulin. Pasien diabetes yang hamil harus
mengkonsumsi 25 gram karbohidrat pada saat makan.

d. Epilepsi
Serangan epilepsi yang menyeluruh berpotensi untuk membahayakan keselamatan
ibu dan janinnya. Serangan kejang tonik-klonik dapat menyebabkan hipoksia janin
serta asidosis. Serangan epilepsi pada kehamilan dini menyebabkan pada embrio dan
mengakibatkan malformasi.
Obat yang digunakan pada epilepsy
Obat antiepilepsi generasi pertama.
- Karbamazepin
Efek sampingnya yaitu akne, hirsutisme, kerusakan sumsum tulang yang dapat
menimbulkan agranulositosis/ anemia aplatik yang fatal.
- Natrium valproat
Efek sampingnya yaitu kelainan hati yang serius dan perdarahan.
- Fenitoin
Efek sampingnya yaitu insomnia, mual, muntah, konstipasi dan anemia.

Obat antiepilepsi generasi kedua

26
- felbamat
- gabapentin
- lamotrigin
- okskarbazepin
- tiagabin
- topiramat
- vigabatrin

Prinsip penggunaan obat pada kehamilan

- Bila mungkin, penanganan tanpa obat harus dicoba dahulu


- Umumnya obat-obat lama yang sudah terbukti keamanannya lebih disukai
daripada obat-obat yang baru dipasarkan
- Preparat kombinasi sedapat mungkin harus dihindari dan sebaiknya dipilih
preparat yang mengandung sebuah unsur obat saja
- Hindari penggunaan obat bebas pada trimester pertama kecuali alasan yang
mendesak
- Gunakan obat dengan takaran yang paling rendah untuk janhka waktu yang
sesingkat mungkin.

Kategori Risiko
Nama Obat
Kehamilan**

Local anesthetics

Articaine (Septocaine) -

Bupivacaine (Marcaine) C

27
Lidocaine (Xylocaine) C

Mepivacaine (Carbocaine, Polocaine) C

Procaine HCL (Novocaine) C

General anesthetics

Halothane (Fluothane) C

Isoflurane (Forane) -

Ketamine -

Methohexital (Brevital) B

Nitrous oxide -

Sevoflurane (Ultane) B

Thiopental (Pentothal) C

Nama Generik Nama Dagang Kategori Risiko


Kehamilan**
Anti Hipertensi
Captopril Capoten D

Cardizem Sr, Dilacor-XR, Diltiazem,


Diltiazem/Diltiazem HCL C
Cardizem CD

Enalapril/Enalapril C (1st trim.)


Vasotec
Maleate D (2nd, 3rd trim.)

Hydralazine Apresoline C
Labetalol Trandate, Normodyne C

28
Methyldopa Aldomet C
Metoprolol Toprol XL, Lopressor B
Minoxidil Loniten, Minodyl, Rogaine C
Nadolol Corgard, Nadolol C
Nifedipine Adalat, Procardia C

Oxprenolol Apsolox, Slow-Trasicor, Trasicor -

Propranolol Inderol C
Sotalol Betapace B
Timolol Blocadren C
Verapamil Calan, Isoptin, Covera-HS C

Kategori Risiko
Nama Generik Nama Dagang
Kehamilan**
Cardiac stimulants
Digoxin Lanoxin, Lanoxicaps C
Laksan (Pelancar BAB)

Cascara/Cascara Sagrada - C

Danthron - -
Magnesium sulfate Epsom salt B
Senna - -
Obat malaria
Chloroquine Aralen, Novo-chloroquine C
Hydroxychloroquine Plaquenil C
Pyrimethamine Daraprim C
Quinine Quinamm D
Medical Testing

29
Diatrizoate - -
Fluorescein - C

Gadopentetic (Gadolinium) - C

Iohexol Omnipaque B
Iopanoic acid Telepaque D
Metrizamide Amipaque B
Metrizoate Isopaque B

Nama Generik Nama Dagang Kategori Risiko


Kehamilan**
Obat Migren
Sumatriptan Imitrex C
Obat Sedativ
Chloral hydrate Aquachloral, Noctec C

Methyprylon (withdrawn from use


- -
in US & Canada)

Bromide - D
Secobarbital Seconal D
Obat Tidur

Zolpidem/Zolpidem Tartrate Ambien B

Obat Anti Tiroid


Carbimazole - D

Methimazole (active metabolite of


Tapazole D
carbimazole)

30
Propylthiouracil PTU D
Thiouracil - -
Synthroid, Levothroid,
Levothyroxine A
Thyroid, Levo-T, Levoxyl

5. Pemberian nutrisi pada ibu hamil

Zat Gizi Tidak Hamil Menyusui


Hamil
Kilokalori 2200 2500 2600
Protein (g) 55 60 65
Vitamin larut -lemak
- A (ug RE) 800 800 1300
- D (ug) 10 10 12
- E (mg TE) 8 10 12
- K (ug) 55 65 65
Vitamin larut-air
- C (mg) 60 70 95
- Folat (ug) 180 400 280
- Niasin (mg) 15 17 20
- Riboflavin ( mg) 1,3 1,6 1,8
- Tiamin (mg) 1,1 1,5 1,6
- Piridoksin B6 1,6 2,2 2,1
(mg) 2,0 2,2 2,6
- Kobalamin B12
(ug)
Mineral
- Kalsium (mg) 1200 1200 1200
- Fosfor (mg) 1200 1200 1200

31
- Iodium (ug) 150 175 200
- Besi (mg besi fero) 15 30 15
- Magnesium (mg) 280 320 355
- Seng (mg) 12 15 19

Penjelasan
- Kalori
Kalori diperlukan untuk energi dan apabila asupan kalori tidak adekuat, maka
protein akan dimetabolisasi untuk menghasilkan energi dan tidak digunakan
untuk pertumbuhan dan perkembangan janin
- Protein
Kebutuhan dasar protein ditambahkan pada ibu hamil berdasarkan kebutuhan
untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta, uterus dan payudara serrta
peningkatan volume darah ibu.
Sebagian besar protein dianjurkan berasal dari sumber hewani, misalnya
daging, susu, telur, keju, ikan karena makanan-makanan ini mengandung
kombinasi asam amino yang optimal
- Mineral
o Besi  Kebutuhan besi selama kehamilan meningkat (normal sekitar 1000
mg). sekitar 300 mg secara aktif ditransfer ke janin dan plasenta dan sekitar
200 mg hilang sepanjang berbagai jalur eksresi normal. Praktis hampir semua
digunakan selama paruh terakhir kehamilan. Karena selama 4 bulan pertama
kehamilan kebutuhan besi tidak banyak, maka selama masa ini tidak
diperlukan suplementasi besi.
o Kalsium  wanita hamil meretensi sekitar 30 g kalsium, yang sebagian besar
mengendap di janin pada akhir kehamilan dan terjadi peningkatan penyerapan
kalsium oelh usus dan retensi progresif selama kehamilan.
o Fosfor  distribusi fosfor yang meluas memastikan bahwa asupan mineral ini
adekuat sepanjang kehamilan

32
o Seng  defisiensi seng yang parah dapat menyebabkan penurunan nafsu
makan, pertumbuhan suboptimal dan gangguan penyembuhan luka. Asupan
harian yang dianjurkan selama kehamilan adalah 15 mg
o Yodium  semua wanita hamil dianjurkan memakai garam beryodium untuk
memenuhi kebutuhan bayi dan mengatasi meningkatnya pengeluaran yodium
melalui urin ibu.
- Vitamin
Peningkatan kebutuhan akan vitamin selama kehamilan diperlihatkan pada
tabel di atas. Pengecualiannya adalah asam folat pada saat-sat ketika kebutuhan
menjadi tidak lazim, misalnya kehamilan yang dipersulit oleh muntah berlebihan,
anemia hemolitik atau janin multipel.

33
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang
tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan
pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode
menstruasi terakhir sampai melahirkan. Kehamilan merupakan suatu proses
reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik
kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin. Resiko kehamilan ini
bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba
dapat menjadi berisiko tinggi. Tanda dan gejala pada masing-masing wanita hamil
berbeda-beda. Ada yang mengalami gejala-gejala kehamilan sejak awal, ada yang
beberapa minggu kemudian, atau bahkan tidak memiliki gejala kehamilan dini.
Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Pelayanan antenatal atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah
pelayanan yang di berikan oleh tenaga profesional yaitu dokter spesialisasi bidan,
dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan. Untuk itu selama masa
kehamilannya ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan
asuhan antenatal.

34
Daftar Pustaka

Cunningham, F. G.et al, 2004. Obstetri Williams, edisi 21. EGC : Jakarta.
Dipiro.J. T., 2009. Pharmacoterapy: A Pathophysiologic Approach 7th edition. New
York: Mc Graw Hill.

Guyton, A.C. and Hall, J.E., 2006. Textbook of Medical Physiology. 11th ed.
Philadelphia, PA, USA: Elsevier Saunders.
Jordan, Sue. 2004. Farmakologi Kebidanan. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, Hanifa., Saifuddin, Abdul Bari., Rachimhadhi, Trijatmo. 2008. Ilmu
Kebidanan, edisi 4. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan


Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan : Pedoman bagi Tenaga
Kesehatan. Edisi Pertama. Jakarta: WHO Country Office for Indonesia.

35

Anda mungkin juga menyukai