Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkah-Nyalah kami dapat melakukan diskusi tutorial dengan lancar dan
menyusun laporan hasil diskusi tutorial ini dengan tepat waktunya.
Penyusun
1
Bab I
Pendahuluan
1.1 Skenario 1 Blok 16
2
1.2 Mind Map
Anamnesis
Keluhan utama terlambat
haid 2 minggu, mual dan
pusing
Siklus haid teratur
Pemeriksaan fisik
KEHAMILAN
Pemeriksaan
laboratorium Urin (HCG +)
ANC Taksiran
persalinan
3
Bab II
Pembahasan
Anatomi system genitalia wanita
. External female genital organ
Bagian yang menonjol diatas simfisis dan ditutup oleh rambut kemaluan
b) LABIA MAJORA
c) LABIA MINORA
Sangat vaskular
d) VESTIBULUM VAGINA
4
Bermuara ke vagina, urethra, glandula paraurethralis, dan glandula
vestibularis major
e) CLITORIS
f) BULBUS VESTIBULI
5
- a.untuk bulbus
- cab.a.vaginalis anterior
Cairan limfe genitalia externa :
- lnn.inguinales superficiales
Innervasi genitalia externa :
- n.labialis anterior (dari n.ilioinguinalis)
- n.labialis posterior (dari n.pudendalis)
- n.cavernosus clitoridis
- n.dorsalis clitoridis
2. Internal female genital organ
a) OVARIUM
6
Vascularisasi : - a.ovarica, a.uterina, v.ovarica, v.uterina
b) TUBA UTERINA
Jumlah sepasang
Fungsi:
c) UTERUS
• Fundus
7
• Body
• Cervix
Ukuran : 7,5 cm - 5 cm – 3 cm
Posisi: anteversio-anteflexio-dextropositio
Fixasi :
• Lateral : lig.cardinalis/lateralis/cervicalis
Dinding Uterus
• Endometrium
Lapisan terdalam
Vaskular
• Myometrium
8
Cairan limfe : lnn.lumbales, lnn.ilici externi & interna, lnn.sacralis,
lnn.inguinales superficialis
Innervasi : plexus uterovaginalis (sensoris & otonom)
d) VAGINA
Panjang:
Dinding :
9
Perubahan fisiologis pada kehamilan
a. Sistem Respirasi
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga
terdorong ke kranial -> terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat
kompliansi dada (chest compliance) menurun. Volume tidal meningkat.
Volume residu paru (functional residual capacity) menurun. Kapasitas vital
menurun.
b. Sistem gastrointestinal
Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-
muntah, selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering
kembung, konstipasi, lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus
(mengidam), jugaakibat peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik
tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari
(hiperemesis gravidarum).
10
Penambahan curah jantung, volume plasma dan volume cairan ekstraselular,
disertai peningkatan aliran plasma ginjal dan laju filtrasi glomerulus
penambahan / retensi air dan natrium yang dapat ditukar di dalam tubuh,
peningkatan TBW / total body water
akibatnya terjadi aktifasi sistem renin-angiotensin dan penurunan ambang
osmotik untuk pelepasan mediator vasopresin dan stimulasi dahaga.
akibatnya pula terjadi penurunan konsentrasi natrium dalam plasma dan
penurunan osmolalitas plasma, sehingga terjadi edema pada 80% wanita yang
hamil.
Terjadi peningkatan volume plasma sampai 25-45%, dengan jumlah
eritrosit meningkat hanya sedikit (kadar hemoglobin menurun akibat anemia
relatif). Cardiac output meningkat sampai 20-40%. Resistensi perifer juga
menurun, sering tampak sebagai varisces tungkai. Leukosit meningkat sampai
15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antiibodi fisiologik yang terjadi pada
kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi 15.000/mm3. Trombosit
meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting untuk
hemostasis yang baik pada kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga meningkat
350-750 mg/dl (normal 250-350 mg/dl). Laju endap darah meningkat. Protein
total meningkat, namun rasio albumin-globulin menururn karena terjadi
penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan globulin alfa-1,
alfa-2 dan beta. Faktor-faktor pembekuan meningkat.
d. Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi
tiroid. Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan
2800 kal/hari (menyusui). Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang
pertumbuhan janin. Kadar kolesterol plasma meningkat sampai 300 g/100ml.
Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum meningkat. Ferrum
dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin tambahan.
11
Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal,
terjadi kadar glukosa plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :
ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat,
produksi glukosa dari hati menurun
produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun
aktifitas ekskresi ginjal meningkat
efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2
plasenta lainnya, hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth
factors, dsb).
Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino.
Terjadi juga peningkatan aktifitas enzim-enzim metabolisme pada umumnya.
e. Traktus urinarius
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat
pengaruh estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju
filtrasi meningkat sampai 60%-150%. Dinding saluran kemih dapat tertekan
oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis
sementara.
Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun
namun hal ini dianggap normal.
f. Kulit
Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan
berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba (->
linea grisea), striae lividae pada perut, dsb.
Pembahasan Learning Objectives
1. Pengaruh hormone HCG, Progesteron, dan Tiroksin dalam menyebabkan
mual muntah dalam kehamilan.
1. Hormone HCG
12
Hormon ini disekresi bersamaan dengan perkembangan sel-sel trofoblas
dari ovum yang baru dibuahi. Sekresi hCG oleh sel sinsitial trofoblas dan dapat
diukur pertama kali dalam darah pada 8 samapi 9 hari setelah ovulasi, segera
setelah blastokista berimplantasi dalam endometrium. Kecepatan sekresi hCG
meningkat hingga maksimal kira-kira pada 10 hingga 12 hari setelah ovulasi,
kemudian menurun sampai kadar yang lebih rendah menjelang 16 hingga 20
minggu setelah ovulasi dan terus berlanjut pada kadar ini selama sisa masa
kehamilan.
13
pada perempuan yang tak hamil, tidak ada netralisasi antibody sehingga timbul
reaksi aglutinasi
2. Hormone Progesteron
14
3. Hormone Tiroksin
15
Pemeriksaan fisik umum
- Tanda vital: (tekanan darah, suhu badan, frekuensi nadi, frekuensinapas)
- Berat badan
- Tinggi badan
- Lingkar lengan atas (LILA)
- Muka : apakah ada edema atau terlihat pucat
- Status generalis atau pemeriksaan fisik umum lengkap, meliputi:kepala,
mata, higiene mulut dan gigi, karies, tiroid, jantung, paru, payudara (apakah
terdapat benjolan, bekas operasi di daerah areola, bagaimana kondisi puting),
abdomen (terutama bekas operasi terkait uterus), tulang belakang,
ekstremitas (edema, varises, refleks patella), serta kebersihan kulit
. Melakukan Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan laboratorium (rutin
maupun sesuai indikasi) dan pemeriksaan ultrasonografi.
Lakukan pemeriksaan laboratorium rutin (untuk semua ibu hamil)
padakunjungan pertama:
• Kadar hemoglobin
• Golongan darah ABO dan rhesus
• Tes HIV: ditawarkan pada ibu hamil di daerah epidemi meluas dan
terkonsentrasi, sedangkan di daerah epidemi rendah tes HIV ditawarkan pada
ibu hamil dengan IMS dan TB
• Rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk malaria: untuk ibu yang
tinggal di atau memiliki riwayat bepergian kedaerah endemik malaria dalam 2
minggu terakhir
Lakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi:
• Urinalisis (terutama protein urin pada trimester kedua dan ketiga)jika terdapat
hipertensi
• Kadar hemoglobin pada trimester ketiga terutama jika dicurigai anemia
• Pemeriksaan sputum bakteri tahan asam (BTA): untuk ibu dengan riwayat
defisiensi imun, batuk > 2 minggu atau LILA < 23,5 cm
16
• Tes sifilis
• Gula darah puasa (lihat bab 5.14 untuk keterangan lebih lengkap mengenai
waktu dan langkah pemeriksaan)
Lakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG)
• Pemeriksaan USG direkomendasikan:
1. Pada awal kehamilan (idealnya sebelum usia kehamilan 15 minggu) untuk
menentukan usia gestasi, viabilitas janin, letak dan jumlah janin, serta
deteksi abnormalitas janin yang berat
2. Pada usia kehamilan sekitar 20 minggu untuk deteksi anomali janin
3. Pada trimester ketiga untuk perencanaan persalinan
• Lakukan rujukan untuk pemeriksaan USG jika alat atau tenaga kesehatan
tidak tersedia
3. Antenatal Care
17
2) Minimal satu kali pada trimester kedua (K2).
3) Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4).
18
masa calon pengantin, maka TT cukup diberikan satu kali (TT ulang). Untuk menjaga
efektifitas vaksin perlu diperhatikan cara penyimpanan serta dosis pemberian yang
tepat.
b. Dosis dan pemberian 0,5 cc pada lengan atas
2. Pemberian Vitamin Zat Besi
a. Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu
hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhan meningkat.
b. Di mulai dengan memberikan satu sehari sesegera mungkin setelah rasa
mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 Mg (zat besi 60 Mg) dan Asam
Folat 500 Mg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak di
minum bersama teh atau kopi, karena mengganggu penyerapan.
Intervensi Khusus Intervensi khusus adalah melakukan khusus yang diberikan
kepada ibu hamil sesuai dengan faktor resiko dan kelainan yang ditemukan, meliputi:
1. Faktor resiko, meliputi:
a. Umur (1) Terlalu muda, yaitu dibawah 20 tahun
(2) Terlalu tua, yaitu diatas 35 tahun
b. Paritas (1) Paritas 0 (primi gravidarum, belum pernah melahirkan) (2) Paritas > 3
c. Interval Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekurang – kurangnya 2
tahun.
d. Tinggi badan kurang dari 145 cm e. Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm 2.
Komplikasi Kehamilan
a. Komplikasi obstetri langsung
(1) Perdarahan
(2) Preeklamasi/eklamsia
(3) Kelainan letak lintang, sungsang primi gravid
(4) Anak besar, hidramnion, kelainan kembar
(5) Ketuban pecah dini dalam kehamilan.
b. Komplikasi obstetri tidak langsung
(1) Penyakit jantung
(2) Hepatitis
19
(3) TBC (Tuberkolosis)
(4) Anemia
(5) Malaria
(6) Diabetes militus
c. Komplikasi yang berhubungan dengan obstetri, komplikasi akibat kecelakaan
(kendaraan, keracunan, kebakaran).
Rujukan yang paling dipercaya kalangan medis untuk sesuatu obat itu aman atau
tidak untuk wanita hamil adalah Pedoman yang disusun US FDA (Badan POM
Amerika Serikat).
FDA membagi tingkat keaman obat tersebut kedalam 5 kategori:
1. Kategori A
Studi terkontrol pada wanita tidak memperlihatkan adanya resiko bagi
janin pada trimester pertama kehamilan. Dan tidak ada bukti mengenai resiko pada
trimester ke dua dan ketiga. Kemungkinan adanya bahaya terhadap janin sangat
rendah.
Contoh obat kategori A
- Ascorbic acid (vitamin C) *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
- Doxylamine, Ergocalciferol *masuk kategori D jika dosisnya melebihi US RDA*,
- Folic acid *masuk kategori C jika dosisnya melebihi 0,8 mg per hari*,
- Hydroxocobalamine *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
- Liothyronine, Nystatin vaginal sup *masuk kategori C jika digunakan per oral
dan topikal*,
- Pantothenic acid *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
- Potassium chloride, Potassium citrate, Potassium gluconate, Pyridoxine
(vitamin B6), Riboflavin *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
20
- Thiamine (vitamin B1) *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
- Thyroglobulin, Thyroid hormones, Vitamin D *masuk kategori D jika dosisnya
melebihi US RDA*,
- Vitamin E *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*.
2. Kategori B
Studi terhadap reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya
resiko terhadap janin tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil atau sistem
reproduksi binatang percobaan yang menunjukkan efek samping( selain penurunan
tingkat kesuburan), yang juga tidak diperoleh pada studi terkontrol pada trimester 1
dan tidak terdapat bukti adanya resiko pada trimester selanjutnya.
Contoh obat kategori B
- Acetylcysteine, Acyclovir, Amiloride *masuk kategori D jika digunakan untuk
hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan*
- Ammonium chloride, Ammonium lactate *topical*,
- Amoxicillin, Amphotericin B, Ampicillin, Atazanavir, Azatadine, Azelaic acid,
Benzylpenicillin, Bisacodyl, Budesonide *inhalasi, nasal*,
- Buspiron, Caffeine, Carbenicillin, Camitine, Cefaclor, Cefadroxil, Cefalexin,
Cefalotin, Cefamandole, Cefapirin, Cefatrizine, Cefazolin, Cefdinir, Cefditoren,
Cefepime, Cefixime, Cefmetazole, Cefonicid, Cefoperazone, Ceforanide,
Cefotaxime, Cefotetan disodium, Cefoxitin, Cefpodoxime, Cefprozil, Cefradine,
Ceftazidime, Ceftibuten, Ceftizoxime, Ceftriaxone, Cefuroxime, Cetirizine,
Chlorhexidine *mulut dan tenggorokan*,
- Chlorpenamine, Chlortalidone *masuk kategori D jika digunakan untuk
hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan*,
- Ciclacillin, Ciclipirox, Cimetidine, Clemastine, Clindamycin, Clotrimazole,
Cloxacillin, Clozapine, Colestyramine, dan masih banyak lagi.
3. Kategori C
21
Studi pada binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping pada janin
(teratogenik) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita. Atau studi pada wanita
maupun binatang percobaan tidak tersedia. Obat dalam kategori ini hanya boleh
diberikan kepada ibu hamil jika manfaat yang diperoleh lebih besar dari resiko yang
mungkin terjadi pada janin.
Contoh obat kategori C
• Acetazolamide, Acetylcholine chloride, Adenosine, Albendazole, Albumin,
Alclometasone, Allopurinol, Aluminium hydrochloride, Aminophylline,
Amitriptyline, Amlodipine, Antazoline, Astemizole, Atropin, Bacitracin,
Beclometasone, Belladonna, Benzatropine mesilate, Benzocaine, Buclizine,
Butoconazole, Calcitonin, Calcium acetate, Calcium ascorbate, Calcium carbonate,
Calcium chloride, Calcium citrate, Calcium folinate, Calcium glucoheptonade,
Calcium gluconate, Calcium lactate, Calcium phosphate, Calcium polystyrene
sulfonate, Capreomycin, Captopril,
• Carbachol, Carbidopa, Carbinoxamine, Chloral hydrate, Chloramphenicol,
Chloroquine, Chlorothiazide, Chlorpromazine, Choline theophyllinate, Cidofovir,
Cilastatin, Cinnarizine, Cyprofloxacin, Cisapride, Clarithromycin, Clinidium
bromide, Clonidine, Co-trimoxazole, Codeine, Cyanocobalamin, Deserpidine,
Desonide, Desoximetasone, Dexamethasone, Dextromethorphan, Digitoxin, Digoxin,
Diltiazem, Dopamine, Ephedrine, Epinephrine, Fluconazole, Fluocinolone,
Fosinopril, Furosemide, Gemfibrozil, Gentamicin, Glibenclamide, Glimepiride,
Glipizide, Griseofulvin, Hydralazine, Hydrocortisone, Hyoscine, Hyoscyamine,
Isoniazid, Isoprenaline, Isosorbid dinitrate, Ketoconazole, Ketotifen fumarate,
Magaldrate, Mefenamic acid, Methyl prednisolone, dan masih banyak lagi.
4. Kategori D
Terdapat bukti adanya resiko terhadap janin manusia. Obat ini hanya
diberikan bila manfaat pemberian jauh lebih besar dibandingkan resiko yang akan
terjadi. (terjadi situasi yang dapat mengancam jiwa ibu hamil, dalam hal mana obat
lain tidak dapat digunakan/ tidak efektif).
Contoh obat kategori D
22
• Amikacin, Amobarbital, Atenolol, Carbamazepine, Carbimazole, Chlordizepoxide,
Cilazapril, Clonazepam, Diazepam, Doxycycline, Imipramine, Kanamycin,
Lorazepam, Lynestrenol, Meprobamate, Methimazole, Minocycline, Oxazepam,
Oxytetracycline, Tamoxifen, Tetracycline, Uracil, Voriconazole dan masih banyak
lagi.
5. Kategori X
Studi pada binatang percobaan atau manusia telah memperlihatkan adanya
kelainan janin (abnormalitas) atau terbukti beresiko terhadap janin. Resiko
penggunaan obat pada wanita hamil jelas lebih besar dari manfaat yang diperoleh.
Obat kategori X merupakan kontra indikasi bagi wanita hamil atau memiliki
kemungkinan untuk hamil.
Contoh obat kategori X
• Acitretin, Alprotadil *parenteral*, Atorvastatin, Bicalutamide, Bosentan,
Cerivastatin disodium, Cetrorelix, Chenodeoxycholic acid, Chlorotrianisene,
Chorionic gonadotrophin, Clomifen, Coumarin, Danazol, Desogestrel, Dienestrol,
Diethylstilbestrol, Dihydro ergotamin, Dutasteride, Ergometrin, Ergotamin,
Estazolam, Etradiol, Estramustine, Estriol succinate, Estrone, Estropipate, Ethinyl
estradiol, Etretinate, Finasteride, Fluorescein *parenteral*, Flurouracil,
23
3. Dapat meningkatkan sekresi asam lambung sehingga memperburuk gejalanya atau
memperbesar bahaya terjadinya aspirasi lambung.
Contoh obat preparat antasid : Bisodol,andrews antacid,gaviscon.settlers,algico,
infacol.
Interaksi dengan antasid.
Absorbsi kebanyakan obat, termasuk obat-obat kontrapsepsi oral, akan
diganggu oleh antasid dan salut enteriknya akan dirusak.
Kewaspadaan
- Penggunaan antasid apapun dalam waktu yang lama dapat menyebabkan
pembentukan batu ginjal.
- Jika sudah terdapat insufisiensi renal dengan derajat berapapun (seperti pada pre-
eklampsia atau jika ada bukti ISK yang berkali-kali),penggunaan antasid sebaiknya
dihindari karena preparat ini dapat menumpuk dan menyebabakn toksitositas.
- Penggunaan antasid lebih dari tiga bulan dapat disertai dengan cacat lahir.
24
3. Obat pencahar (Laksatit)
Fungsinya sebagai obat yang memfalisitasi evakuasi usus. Obat ini diberikan dalam
bentuk preparat oral, enema, atau supositoria.
Efek sampingnya menimbulkan gangguan fungsi normal gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit, flora colon, motilitas usus.
Contoh obat pencahar : Fybogel, Normacol, Carbalax, Micolette micro-enema.
Interaksi dengan obat pencahar :
• Dapat mengikat obat lain dan mineral sehingga mengganggu absorbsi.
• Pemberian dengan preparat lain harus selang 2 jam, jika tidak akan menimbulkan
motilitas lambung.
b. Gangguan mental
Obat yang digunakan
Anti depresan (fluoksetin, paroksetin),
Efek sampingnya yaitu anoreksia, mual, diare, konstipasi, gangguan cerna,
kecemasan, perubahan frekuensi jantung, perdarahan.
25
Antipsikotik (proklorperazin)
efek sampingnya yaitu kelainan postur dan gerak, produksi prolaktin.
Arisiolitik (benzodiazepin)
efek sampingnya yaitu penurunan tonus otot, pada neonatus dapat menimbulkan
sindrom bayi yang terkulai, depresi pernapasan.
preparat anti mania(senyawa litium, karbamazepin)
efek sampingnya yaitu mual, muntah, diare.
c. Diabetes mellitus
Kelainan metabolisme yang kronis dan terjadi karena defisiensi insulin atau resistensi
insulin. Penanganannya dapat berupa pengaturan makan atau diet dan pemberian
obat-obat hipoglikemi oral atau insulin. Pasien diabetes yang hamil harus
mengkonsumsi 25 gram karbohidrat pada saat makan.
d. Epilepsi
Serangan epilepsi yang menyeluruh berpotensi untuk membahayakan keselamatan
ibu dan janinnya. Serangan kejang tonik-klonik dapat menyebabkan hipoksia janin
serta asidosis. Serangan epilepsi pada kehamilan dini menyebabkan pada embrio dan
mengakibatkan malformasi.
Obat yang digunakan pada epilepsy
Obat antiepilepsi generasi pertama.
- Karbamazepin
Efek sampingnya yaitu akne, hirsutisme, kerusakan sumsum tulang yang dapat
menimbulkan agranulositosis/ anemia aplatik yang fatal.
- Natrium valproat
Efek sampingnya yaitu kelainan hati yang serius dan perdarahan.
- Fenitoin
Efek sampingnya yaitu insomnia, mual, muntah, konstipasi dan anemia.
26
- felbamat
- gabapentin
- lamotrigin
- okskarbazepin
- tiagabin
- topiramat
- vigabatrin
Kategori Risiko
Nama Obat
Kehamilan**
Local anesthetics
Articaine (Septocaine) -
Bupivacaine (Marcaine) C
27
Lidocaine (Xylocaine) C
General anesthetics
Halothane (Fluothane) C
Isoflurane (Forane) -
Ketamine -
Methohexital (Brevital) B
Nitrous oxide -
Sevoflurane (Ultane) B
Thiopental (Pentothal) C
Hydralazine Apresoline C
Labetalol Trandate, Normodyne C
28
Methyldopa Aldomet C
Metoprolol Toprol XL, Lopressor B
Minoxidil Loniten, Minodyl, Rogaine C
Nadolol Corgard, Nadolol C
Nifedipine Adalat, Procardia C
Propranolol Inderol C
Sotalol Betapace B
Timolol Blocadren C
Verapamil Calan, Isoptin, Covera-HS C
Kategori Risiko
Nama Generik Nama Dagang
Kehamilan**
Cardiac stimulants
Digoxin Lanoxin, Lanoxicaps C
Laksan (Pelancar BAB)
Cascara/Cascara Sagrada - C
Danthron - -
Magnesium sulfate Epsom salt B
Senna - -
Obat malaria
Chloroquine Aralen, Novo-chloroquine C
Hydroxychloroquine Plaquenil C
Pyrimethamine Daraprim C
Quinine Quinamm D
Medical Testing
29
Diatrizoate - -
Fluorescein - C
Gadopentetic (Gadolinium) - C
Iohexol Omnipaque B
Iopanoic acid Telepaque D
Metrizamide Amipaque B
Metrizoate Isopaque B
Bromide - D
Secobarbital Seconal D
Obat Tidur
30
Propylthiouracil PTU D
Thiouracil - -
Synthroid, Levothroid,
Levothyroxine A
Thyroid, Levo-T, Levoxyl
31
- Iodium (ug) 150 175 200
- Besi (mg besi fero) 15 30 15
- Magnesium (mg) 280 320 355
- Seng (mg) 12 15 19
Penjelasan
- Kalori
Kalori diperlukan untuk energi dan apabila asupan kalori tidak adekuat, maka
protein akan dimetabolisasi untuk menghasilkan energi dan tidak digunakan
untuk pertumbuhan dan perkembangan janin
- Protein
Kebutuhan dasar protein ditambahkan pada ibu hamil berdasarkan kebutuhan
untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta, uterus dan payudara serrta
peningkatan volume darah ibu.
Sebagian besar protein dianjurkan berasal dari sumber hewani, misalnya
daging, susu, telur, keju, ikan karena makanan-makanan ini mengandung
kombinasi asam amino yang optimal
- Mineral
o Besi Kebutuhan besi selama kehamilan meningkat (normal sekitar 1000
mg). sekitar 300 mg secara aktif ditransfer ke janin dan plasenta dan sekitar
200 mg hilang sepanjang berbagai jalur eksresi normal. Praktis hampir semua
digunakan selama paruh terakhir kehamilan. Karena selama 4 bulan pertama
kehamilan kebutuhan besi tidak banyak, maka selama masa ini tidak
diperlukan suplementasi besi.
o Kalsium wanita hamil meretensi sekitar 30 g kalsium, yang sebagian besar
mengendap di janin pada akhir kehamilan dan terjadi peningkatan penyerapan
kalsium oelh usus dan retensi progresif selama kehamilan.
o Fosfor distribusi fosfor yang meluas memastikan bahwa asupan mineral ini
adekuat sepanjang kehamilan
32
o Seng defisiensi seng yang parah dapat menyebabkan penurunan nafsu
makan, pertumbuhan suboptimal dan gangguan penyembuhan luka. Asupan
harian yang dianjurkan selama kehamilan adalah 15 mg
o Yodium semua wanita hamil dianjurkan memakai garam beryodium untuk
memenuhi kebutuhan bayi dan mengatasi meningkatnya pengeluaran yodium
melalui urin ibu.
- Vitamin
Peningkatan kebutuhan akan vitamin selama kehamilan diperlihatkan pada
tabel di atas. Pengecualiannya adalah asam folat pada saat-sat ketika kebutuhan
menjadi tidak lazim, misalnya kehamilan yang dipersulit oleh muntah berlebihan,
anemia hemolitik atau janin multipel.
33
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang
tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan
pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode
menstruasi terakhir sampai melahirkan. Kehamilan merupakan suatu proses
reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik
kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin. Resiko kehamilan ini
bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba
dapat menjadi berisiko tinggi. Tanda dan gejala pada masing-masing wanita hamil
berbeda-beda. Ada yang mengalami gejala-gejala kehamilan sejak awal, ada yang
beberapa minggu kemudian, atau bahkan tidak memiliki gejala kehamilan dini.
Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Pelayanan antenatal atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah
pelayanan yang di berikan oleh tenaga profesional yaitu dokter spesialisasi bidan,
dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan. Untuk itu selama masa
kehamilannya ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan
asuhan antenatal.
34
Daftar Pustaka
Cunningham, F. G.et al, 2004. Obstetri Williams, edisi 21. EGC : Jakarta.
Dipiro.J. T., 2009. Pharmacoterapy: A Pathophysiologic Approach 7th edition. New
York: Mc Graw Hill.
Guyton, A.C. and Hall, J.E., 2006. Textbook of Medical Physiology. 11th ed.
Philadelphia, PA, USA: Elsevier Saunders.
Jordan, Sue. 2004. Farmakologi Kebidanan. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, Hanifa., Saifuddin, Abdul Bari., Rachimhadhi, Trijatmo. 2008. Ilmu
Kebidanan, edisi 4. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.
35