NEUROBLASTOMA
Neuroblastoma adalah tumor padat pada sistem saraf yang sering ditemukan
neural dan bisa tumbuh dimana saja di berbagai bagian tubuh. Neuroblastoma
paling sering timbul di abdomen 70%, 50% dari jaringan kelenjar medula adrenal
atau suprarenal di perut dan ganglion simpatis, 20% lainnya timbul di thoraks.
daerah kepala-leher. Tumor ini biasanya segera menyebar ke KGB, hati, tulang,
kulit, dan melibatkan sumsum tulang. Berbeda dengan jenis tumor lainnya,
inguinal.1
kelainan genetik tertentu. Sebanyak 1-2% kasus disertai dengan riwayat keluarga
yang positif, terkait dengan pola autosomal dominan. Sebanyak 80% kasus terjadi
4
kelainan genetik pada lengan panjang kromoson 17q.6 Faktor genetik yang memulai
Patogenesis diduga berkaitan dengan mutasi prenatal dan perinatal, yang dapat
nostik dan akhir-akhir ini telah digunakan bersama dengan faktor klinis untuk
kandungan DNA sel tumor yang hiperdiploid. Maris dkk menduga neuroblastoma
berkaitan dengan adanya lokus di kromosom 6p22,11 terutama pada mereka yang
Gejala awal biasanya tidak spesifik, seperti hilangnya nafsu makan, rasa
lelah, dan nyeri tulang. Gejalanya biasanya berhubungan dengan asal dan
penyebaran tumor:13,14
a. Tumor yang berasal dari perut biasanya gejalanya berupa perut yang
membesar, terasa penuh, nyeri perut, sulit buang air besar dan kecil
5
c. Tumor yang telah menyebar ke sumsum tulang menyebabkan:
Berkurangnya jumlah sel darah putih sehingga anak rentan terhadap penyakit
infeksi
benjolan-benjolan di kulit
berjalan.13,14
Menurut hasil penelitian, keluhan berupa demam (74%) dan pucat (74%)
(68%), nafsu makan menurun (63%), proptosis (47%), massa intraabdomen (44%),
dan limfadenopati (35%).7 Tumor padat (solid) maligna harus dipikirkan pada
setiap anak apabila pada pemeriksaan fisik ditemukannya masa intra abdomen. Usia
anak dapat memberikan petunjuk diagnosis yang penting. Pada masa neonatal
6
umumnya tumor berasal dari ginjal yaitu tumor Wilm’s atau neuroblastoma
sementara pada anak yang lebih besar masa abdomen pada umumnya berhubungan
dengan leukemia dan limfoma yang disertai dengan perbesaran hati dan limpa.1
diagnosis pada 90% kasus dan juga merupakan indikator rekuensi yang
CT Scan untuk mengetahui keadaan tulang pada tengkorak, leher, dada, dan
abdomen.
Pungsi sumsum tulang untuk mengetahui lokasi tumor atau metastase tumor
ke sumsum tulang.13,14
7
Meningkatnya ferritin, Neuron Specific Enolase (NSE), ganglioside (GDZ),
hormon katekolamin. Tekanan darah tinggi yang merupakan penyebab dari tumor
ini jarang menimbulkan keluhan, tetapi dapat berfungsi sebagai penanda tumor
nefroblastoma. Didalam air kemih dapat dilihat hormon yang dikeluarkan, sehingga
diagnosis tumor menjadi jelas. Dengan dapat dipastikan apakah jenis tumornya
biru yang dapat disamakan dengan sel lain baik yang berasal dari tumor primer
cukup kecil, cukup polimorfik, bentuk inti bulat, oval, spindel, hiperkromatis, dan
kalsifikasi yang khas terdapat pada neuroblastoma, meskipun bukan sebagai faktor
8
pada paru jarang ditemukan. Jika dijumpai massa di paraaortici dan para iliaka,
limfe regional.1
radiografi pertama (first line), yang dapat menjaring 90% kasus neuroblastoma,
9
Tabel 2.1 Daftar Rujukan Nilai VMA Dan HVA17
Analisis Usia Rentang Normal (mg/24 jam)
VMA 0-2 minggu 0-0,85
2-8 minggu 0-1,30
2-7 bulan 0-1,50
7-12 bulan 0-1,70
1-6 tahun 0-2,20
6-11 tahun 0-3,60
11-15 tahun 0-4,80
>15 tahun 1,6-73
HVA 0-2 minggu 0-1,50
2-8 minggu 0-2,00
2-7 bulan 0-2,90
7-12 bulan 0-3,40
1-6 tahun 0-4,80
6-11 tahun 0-6,90
11-15 tahun 0-8,80
>15 tahun 1,82-6,92
Sensitivitas dari VMA, HVA, dan DA adalah 80,7, 71,9, dan 61,3%,
sehingga biasanya digunakan untuk skrinning. VMA dan HVA merupakan produk
metabolit dari hormon efinefrin dan norefinefrin, yang dapat digunakan untuk
keberadaan kasus neuroblastoma, maupun tumor lain pada sel saraf.18 Pada hasil
penelitian. sebagian besar pasien memiliki nilai VMA ≤8 (47%).7 Pasien dengan
nilai HVA normal, namun memiliki ratio DA/VMA yang kecil, harus ditunggu atau
nilai HVA normal memiliki prognosis yang lebih baik, dan parameter lain tidak
GDZ, Kromaganin A, dan LDH. Penanda tumor tersebut berada dalam darah akibat
10
protein yang dikeluarkan oleh tumor dan menunjukkan keberadaan neuroblastoma,
enzim yang dikeluarkan oleh sel neural, sedangkan GDZ merupakan gangliosid
dibentuk oleh tumor neurolastoma, sedangkan LDH kurang spesifik, karena LDH
adalah enzim yang bisa berada dimana saja dari bagian tubuh.19
Sekitar setengah dari tumor neuroblastoma timbul di kelenjar adrenal, dan sebagian
besar sisanya berasal dari ganglia simpatis paraspinal. Metastase ditemukan lebih
sering pada anak pada usia > 1 tahun dari saat di diagnosis, terjadi melalui invasi
lokal, hematogen, atau limfogen. Organ yang paling umum dituju oleh proses
metastasis ini adalah kelenjar getah bening regional atau yang jauh, tulang panjang
dan tengkorak, sumsum tulang, hati, dan kulit. Metastasis ke paru-paru dan otak
tumor dan luasnya penyakit. Proses Metastasis dapat menyebabkan berbagai tanda
dan gejala, termasuk demam, iritabel, kegagalan dalam amsa berkembang, nyeri
11
tulang, sitopeni, nodul kebiruan pada subkutan , proptosis orbital, dan ekimosis
sebagai gejala yang muncul terkait massa, termasuk kompresi sumsum tulang
Menurut Cecily & Linda (2002), gejala dari neuroblastoma yaitu: a) Gejala
1. Massa abdomen tidak teratur,tidak nyeri tekan, keras, yang melintasi garis
tengah.
5. Defisit sensoris
3. Disfungsi pernafasan
4. Sakit kepala
6. Miosis
7. Ptosis
8. Eksoftalmos
9. Anhidrosis
12
Menurut Willie manifestasi klinis dari neuroblastoma berbeda tergantung
o Neuroblastoma retroperitoneal
tidak bergerak, massa tidak nyeri dan sering melewati garis tengah. Pasien stadium
lanjut sering disertai asites, pelebaran vena dinding abdomen, edema dinding
abdomen.
o Neurobalstoma mediastinal
mediastinum superior daripada inferior. Pada awalnya tanpa gejala, namun bila
massa besar dapat menekan dan timbul batuk kering, infeksi saluran nafas, sulit
menelan. Bila penekanan terjadi pada radiks saraf spinal, dapat timbul parastesia
o Neuroblastoma leher
o Neuroblastoma pelvis
13
Terletak di posterior kolon presakral, relative dini menekan organ
sekitarnya sehingga menimbulkan gejala sembelit sulit defekasi, dan retensi urin.
posterior mediastinum, gejala awal biasanya tidak spesifik (malaise umum, berat
hadir sebagai maasa asimptomatik yang terdeteksi secara kebetulan oleh orang tua
14
atau dokter anak selama kunjungan klinik rutin. Tumor panggul dapat
nonspesifik dan terdeteksi sebagai massa insidental pada rontgen dada rutin yang
diambil karena adanya gangguan nafas ringan. Perdarahan spontan dapat terjadi
pada tumor, sehingga onset akut nyeri perut dengan malaise karena anemia. Pada
pemeriksaan, massa yang relatif tetap dalam perut mungkin teraba. Metastasis
Nyeri tulang dengan perubahan yang cepat dalam tingkat aktivitas dapat
trauma. Nyeri lebam dengan warna kebiruan yang berbeda pada bayi yang memiliki
menguntungkan dengan potensi tumor regresi secara spontan.8 Massa serviks yang
kronis pada bayi dan anak, limfadenopati rutin, dapat mewakili primer atau
paraplegia progresif.
Syndromes
Pada kesempatan langka, pasien yang memiliki neuroblastoma dapat hadir dengan
yang menyentak dan cepat, serta gerakan mata yang tak terarah. Gejala-gejala ini
15
secara klasik digambarkan sebagai "mata menari, menari kaki "dan dianggap
sebagai hasil dari respon cerebellar untuk antibodi, sering terlihat di tahap awal
Secara umum, sindrom ini terjadi lebih umum dengan ganglioneuroblastoma dan
II. Stadium II; tumor menyebrang dari organ asli, tetapi tidak menyebrang
III. Stadium III; tumor sudah menyebrang dari garis tengah tubuh;
IV. Stadium IV; tumor sudah menyebar jauh ke tulang, organ parenkim,
jauh satu atau lebih dari organ hati, sumsum tulang atau kulit.1,13,14
16
Tabel 2.2 Klasifikasi Stadium INSS28
Stadium Karakteristik
Stadium 1 Tumor terbatas pada organ primer, secara makroskopik reseksi
utuh, dengan atau tanpa residif mikroskopik. Kelenjar limfe
regional ipsilateral negatif.
Stadium 4S Usia <1 tahun, tumor metastasis ke kulit,hati, sumsum tulang, tapi
tanpa metastasis tulang
Menurut hasil penelitian, sebagian besar pasien datang dalam stadium yang
II.6 Penatalaksanaan
17
Tumor yang terlokalisasi dibagi menjadi tahap I, II, III, tergantung cirri
tumor primer dan status limfonodus regional. Penyakit yang telah mengalami
adanya keterlibatan tulang kortikal yang jauh, luasnya penyakit sumsum tulang dan
pengobatan minimal, atau banyak reseksi. Reseksi dengan tumor tahap I. Untuk
tahap II pembedahan saja mungkin sudah cukup, tetapi kemoterapi juga banyak
mungkin hanya terbatas pada kemoterapi dosis rendah dan observasi ketat.
bergantian.
transkripsi DNA.
asam nukleat.
18
Jenis terapi :
dengan ketat).
c) Operasi diikuti oleh kemoterapi, jika kurang dari separuh dari tumor yang
operasi.
a) Kemoterapi.
pada kemoterapi.
19
b) Terapi radiasi pada tempat tumor dan, jika diperlukan, pada bagian-
g) Percobaan klinik dari stem cell transplant yang diikuti oleh 13-cis
retinoic acid.
berdasarkan stadium penyakit dan umur pasien pada presentasi digunakan untuk
neuroblastoma.
Bedah
Tujuan dari intervensi bedah adalah reseksi lengkap dari tumor. Jika reseksi
lengkap tidak layak, maka tujuannya adalah untuk melakukan biopsi tumor.
Untuk tahap 1, 2A atau penyakit 2B, eksisi lengkap merupakan tujuan terapi utama,
namun, ahli bedah harus menggunakan penilaian bedah suara untuk menghindari
komplikasi yang dapat dicegah seperti cedera pada struktur yang berdekatan atau
20
mungkin lebih baik dikelola bertahap, dengan kemoterapi adjuvan atau
Untuk tahap lanjutan 3 dan 4, intervensi bedah awal harus dibatasi biopsi
mengakibatkan penurunan morbiditas dan tingkat reseksi lengkap. Untuk bayi yang
telah stadium penyakit 4S, reseksi bedah dari tumor primer tidak menunjukkan
tumor ini sering ditemukan menunjukkan diferensiasi dan regresi spontan bahkan
Kemoterapi
Ketika digunakan dalam kombinasi dan berdasarkan sinergi obat, mekanisme kerja,
dan resistensi obat potensi tumor, pengobatan kemoterapi telah efektif untuk pasien
kelangsungan hidup jangka panjang dicatat dengan lebih intens pada terapi
Terapi dengan iradiasi total tubuh atau melphalan diikuti oleh transplantasi sumsum
Radioterapi
21
Secara umum, neuroblastoma dianggap radiosensitive. Ada sedikit manfaat
neuroblastomas resiko tinggi. Iradiasi lokal ke hati ditunjukkan pada bayi yang
hepatomegali.
radioterapi dan kemoterapi telah digunakan baru-baru ini untuk stadium lanjut
radiasi total tubuh, untuk mencapai ablasi sumsum tulang sebelum transplantasi
modalitas pengobatan gabungan dan tetap sulit bagi kelompok tumor untuk
mencapai kontrol lokal. Baru-baru ini, agresif bedah pengobatan dengan iradiasi
II.7 Komplikasi
panjang dan tengkorak, sumsum tulang, hati, kelejar limfe, dan kulit. Metastasis ke
22
paru jarang terjadi (<3% kasus) pada penelitian kami ditemukan pada 1 (2%) anak.
tersering adalah sepsis (44%), diikuti oleh penyebab kematian lainnya yaitu
mediastinum (4%).7
II.8 Prognosis
penyebaran tumor. Pada anak yang berumur kurang dari 1 tahun dan tumornya kecil
Pada kasus lainnya, tumor dapat menyebar dengan cepat ke organ tubuh lainnya.13
Angka harapan hidup selama 2 tahun pada anak usia 2 tahun dengan stadium
I, II, III dan IV berturut-turut 95%, 85%, 60%, dan 20%. Diagnosis neuroblastoma
ditegakkan pada usia yang lebih muda mempunyai prognosis yang lebih baik dan
sebaliknya diagnosis pada usia lebih tua mempunyai prognosis lebih buruk. Sebagai
contoh pada anak usia 6 bulan dengan stadium II mempunyai nilai prognosis 95%
23
sementara pada anak usia 4 tahun dengan stadium yang sama mempunyai prognosis
tumor menyebar dan rutin dilakukan, maka hasilnya dapat lebih memuaskan.13
4. Pasien stadium I/II dan IVS tanpa ampifilikasi enkogen N-Myc dapat
24