Kelas :A
NIM : 12030117420080
Dosen Pengampu : Dr. Warsito Kawedar, Ak, CA
1. Mengapa yayasan disebut sebagai entitas hukum privat yang keberadaaannya dalam
lalu lintas hukum di Indonesia sudah diakui serta kaitkan dengan hak dan kewajiban
yang diperoleh oleh yayasan sebagai suatu badan hukum?
Jawaban:
Yayasan merupakan suatu entitas hukum yang keberadaannya dalam lalu lintas
hukum di Indonesia sudah diakui oleh masyarakat berdasarkan realita hukum positif
yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Indonesia. Kecenderungan masyarakat
memiliki bentuk yayasan disebabkan karena :
a. Proses pendiriannya sederhana ;
b. Tanpa memerlukan pengesahan dari pemerintah;
c. Persepsi masyarakat bahwa yayasan bukan subjek pajak
Pengakuan yayasan sebagai badan hukum berarti ada subjek hukum yang mandiri.
Secara teoritis, adanya kekayaan yang terpisah, tidak membagi kekayaan atau
penghasilannya kepada pendiri atau pengurusnya, mempunyai tujuan tertentu,
mempunyai organisasi yang teratur, dan didirikan dengan akta notaris merupakan
karakter yayasan. Ciri tersebut memang cocok dengan ciri – ciri badan hukum pada
umumnya, yaitu adanya kekayaan yang terpisah, adanya tujuan tertentu, adanya
kepentingan sendiri, dan adanya organisasi yang teratur.
Berdasarkan hukum kebiasaan dan asumsi hukum yang berlaku hukum di masyarakat,
ciri – ciri yayasan dapat dirinci sebagai berikut:
Berdasarkan UU No. 16 Tahun 2001, yayasan telah diakui sebagai badan hukum
privat di mana subjek hukum mandiri terlepas dari kedudukan subjek hukum para
pendiri atau pengurusnya. Sebagai subjek hukum mandiri, yayasan dapat menyandang
hak dan kewajiban, menjadi debitor maupun kreditor, dan melakukan hubungan
hukum apa pun dengan pihak ketiga. Legalisasi badan hukum menurut UU Yayasan
adalah saat akta pendiriannya, yang dibuat di hadapan Notaris, disahkan oleh Menteri
Hukum dan Perundang-udangan dan HAM.
Dengan demikian yayasan sebagai suatu badan hukum mampu dan berhak serta
berwenang untuk melakukan tindakan – tindakan perdata. Adapun hak dan kewajiban
yang dimiliki oleh yayasan sebagai berikut:
3. Mengapa yayasan disebut organisasi nirlaba serta dituntut untuk dapat menyajikan
laporan keuangan secara transaparan dan dapat dipertanggungjawabkan serta jelaskan
bagaimana karakteriktik laporan keuangan yayasan?
Jawaban:
Organisasi nirlaba memiliki karakteristik dan sifat diantaranya (1) sumberdaya yang
diperoleh dari sumbangan yang tidak mengharapkan imbalan, (2) menghasilkan
barang/jasa tanpa bertujuan memupuk laba, kalaupun ada laba, maka tidak pernah
dibagikan kepada pendiri/pemilik entitas, (3) kepemilikan tidak dapat dijual,
dialihkan, ditebus kembali, dan (4) kepemilikan tidak mencerminkan proporsi
pembagian sumberdaya saat dilikuidasi. Organisasi nirlaba meliputi gereja, sekolah
negeri, ....rumah sakit dan klinik publik, organisasi politik, bantuan masyarakat dalam
hal perundang – undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi
profesional, institut riset, museum, dan beberapa para petugas pemerintah. Yayasan
dapat dikategorikan sebagai organisasi nirlaba karena memperoleh sumberdaya untuk
melakukan berbagai aktivitas operasinya dari sumbangan para anggota dan para
penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan.
Organisasi nirlaba sebagai wujud dari organisasi masyarakat yang berangkat dari
masyarakat dan kembali kepada masyarakat itu sendiri dituntut untuk dapat
menyajikan laporan keuangannya secara transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan. Kepentingan pengguna laporan adalah untuk menilai jasa
organisasi dan kemampuan goin concern dan menilai cara manajer melaksanakan
tanggungjawab dan aspek kinerja manajer. Selain itu dengan adanya laporan
keuangan yang jelas dan transparan memberikan kemudahan manajer untuk membuat
suatu pertanggungjawaban kepada pengguna laporan.
Keterbukaan laporan keuangan yayasan sangatlah penting sehingga
pertanggungjawaban keuangan menjadi jelas, dan dapat meningkatkan kepercayaan
donatur. Dampak suatu penyajian pelaporan keuangan yang tidak faktual dan tidak
dapat dipertanggungjawabkan yaitu kehilangan kepercayaan. Hal ini merupakan
kerugian terbesar yang dihadapi sebuah organisasi, baik dalam hal kegiatan di
masyarakat maupun proses pertanggungjawabkan keuangan ke lembaga donor. Oleh
karena itu, dalam rangka penerapan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas pada
masyarakat, manajemen yayasan melakukan pembenahan administrasi, termasuk
publikasi pertanggungjawaban laporan keuangan setiap tahun.
4. Mengapa yayasan bisa berbeda dengan perkumpulan yang berbentuk badan hukum
padahal mempunyai kekuatan hukum yang sama yaitu sebagai subjek hukum dan
dapat melakukan perbuatan hukum?
Jawaban:
Menurut UU No. 16 tahun 2001, sebagai dasar hukum positif Yayasan, pengertian
yayasan adalah badan hukum yang kekayaannya terdiri dari kekayaan yang
dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial,
keagamana, dan kemanusiaan. Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk
menunjang pencapaian maksud dan tujuannya dengan cara mendirikan badan usaha
dan/atau ikut secara dalam suatu badang usaha.
Yayasan berbeda dengan perkumpulan karena perkumpulan memiliki pengertian yang
lebih luas, yaitu meliputi suatu persekutuan, koperasi, dan perkumpulan saling
menanggung. Selanjutnya, perkumpulan terbagi atas 2 jenis, yaitu:
a. Perkumpulan yang berbentuk Badan Hukum, seperti Perseroan Terbatas,
Koperasi, dan Perkumpulan Saling Menanggung;
b. Perkumpulan yang Tidak berbenuk Badan Hukum, seperti Persekutuan Perdata,
CV, dan Firma
Di lain pihak, yayasan merupakan bagian dari perkumpulan yang berbentuk Badan
Hukum dengan pengertian/definisi yang dinyatakan dalam Pasal 1 dan butir 1 Undang
– Undang No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, yaitu suatu Badan Hukum yang
kekayaannya terdiri dari kekayaan yang dipisahkan untuk mencapai tujuan tertentu di
bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan dengan tidak mempunyai anggota.
Perkumpulan Yayasan
- Bersifat dan bertujuan - Bersifat dan bertujuan
komesial sosial, keagamaan, dan
- Mementingkan keuntungan kemanusiaan
(profit oriented) - Tidak semata – mata
- Mempunyai anggota mengutamakan keuntungan
atau mengejar/mencari
Jadi yayasan sebagai organisasi nirbala memiliki perbedaan yang jelas jika dilihat dari
karakteristik dan tujuan dengan organisasi lainnya khususnya berbadan hukum
betujuan untuk mencari keuntungan. Organisasi nirlaba berdiri untuk mewujudkan
perubahan pada individu atau komunitas. Organisasi nirlaba menjadikan sumber daya
manusia sebagai aset yang paling berharga, karena semua aktivitas organisasi ini pada
dasarnya adalah dari, oleh, dan untuk manusia.
7. Mengapa komunikasi internal bisa dikatakan sebagai “darah kehidupan” bagi suatu
organisasi ?
Jawaban:
Komunikasi yang efektif adalah “darah kehidupan” bagi suatu yayasan. Yayasan yang
berhasil pasti memiliki komunikasi yang efektif, sehingga banyak yayasan terus
memperbaiki kualitas komunikasinya. Berikut adalah rincian mengenai dasar – dasar
komunikasi tersebut:
1. Sudahkah semua staf melaporkan kemajuan secara tertulis setiap minggu ke
pengelola?
Laporan tersebut berisi tugas apa yang telah dilakukan minggu kemarin; tugas apa
yang direncanakan minggu ini; serta adakah persoalan – persoalan dan waktu
pelaporan yang tertunda. Laporan – laporan tersebut terlihat seperti suatu tugas
yang membosankan, tetapi staf dan pengelola akan memilih saling pengertian dari
apa yang sedang terjadi saat membahas laporan itu. Apabila pelaporan ini tidak
berjalan, maka pengawas cenderung terus bertanya dan para karyawan akan
merasa terganggu.
2. Usahakan rapat bulanan dengan seluruh staf secara bersama – sama! Tinjaulah
seluruh kondisi yayasan dan keberhasilannya. Pertimbangkan untuk melakukan
pelatihan “in service”. Di mana para staf akan kembali menggambarkan
peranannya. Untuk kejelasan, fokus, dan dukungan moril, hal itu perlu dipastikan
dalam agenda tindak lanjut rapat. Pertimbangkan pendapat para klien tentang
seberapa besar yayasan telah membantu! Rapat ini harus tetap berjalan untuk
membangun kerja tim di antara staf.
3. Usahakan rapat mingguan atau dua mingguan dengan seluruh staf secara
bersama-sama jika yayasan tersebut berukuran kecil (misalnya, di bawah 10
orang); dan libatkan para pelaksana. Jika tidak ada masalah spesifik yang perlu
dipecahkan, maka rapat cukup singkat saja. Lakukan rapat ketika ada masalah –
masalah yang perlu dipecahkan. Lakukan rapat secara rutin untuk memberkan
evaluasi atas apa yang telah dilakukan tiap minggu! Permudahlah rapat dengan
mengadakan sesi pertukaran ide dan pertanyaan – pertanyaan. Untuk kejelasan,
8. Mengapa partisipasi aktif dari pengurus masjid dalam kegiatan penggalangan dana
dapat meningkatkan kinerja manajemen keuangan masjid?
Jawaban:
Manajemen keuangan dapat dipahami sebagai usaha memperoleh dana dengan biaya
murah pada saat kita memerlukan dana dan usaha menempatkan dana dengan hasil
yang tinggi pada saat kita memiliki dana. Pengertian manajemen keuangan dalam
organisasi masjid adalah perencanaan, pengolahan, dan pengendalian dana untuk
memenuhi ketentuan syar’i serta terwujudnya efisiensi dan efektivitas dana. Dengan
kata lain, manajemen keuangan masjid berkaitan dengan strategi pengurus masjid
dalam menghimpun dana dan mengelola dana tersebut untuk kepentingan umat yang
dijalankan secara terencana, terukur, serta terkontrol. Ruang lingkup manajemen
keuangan dapat diklasifikasikan menjadi tiga fungsi, yaitu:
1) Membuat perencanaan atau menyusun rencana kegiatan dan anggaran tahunan
(RKAT) atau budgeting yang meliputi berapa dana yang diharapkan terhimpun
beserta sumber dan strategi memperolehnya, berapa jumlah dana yang akan
disalurkan, dan jumlah orang atau lembaga yang akan menerimanya, serta saldo
minimum yang harus tersedia sebagai cadangan untuk paling tidak setiap
bulannya
2) Membuat panduan berupa kebijakan umum dan petunjuk teknis terkait dengan
pengelolaan dana yang akan dilaksanakan di lembaga. Panduan ini mencakup
penghimpunan, penyaluran, dan saldo dana.
3) Melakukan pengendalian dalam penghimpunan, penyaluran, dan saldo dana
10. Mengapa variabel pengelolaan keuangan dan administrasi merupakan hal yang sangat
penting dalam mengelola masjid?
Jawaban:
Pengelolaan keuangan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam
menggerakkan bawahannya yang bertugas dalam bidang keuangan untuk
menggunakan fungsi - fungsi manajemen, meliputi perencanaan atau pengganggaran,
pencatatan, pengeluaran serta pertanggungjawaban. Dari pengertian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pengelolaan keuangan adalah tindakan administratif yang
berhubungan dengan pencatatan sumber penerimaan kas, pengeluaran, serta
pertanggungjawaban penggunaan sumber penerimaan dalam hal ini sumber
penerimaan masjid.
Umumnya, dana merupakan sumber pasokan untuk semua organisasi, baik laba atau
nirlaba. Berdasarkan konsep akuntansi, sistem akuntansi menekankan akuntabilitas
daripada profitabilitas. Biasanya praktik oleh organisasi nirlaba atau lembaga
pemerintah dalam menyiapkan laporan keuangan dan pelaporan didasarkan pada
transaksi harian daripada laba yang diperoleh. Jadi, ini disebut akuntansi dana.
Namun, dalam konteks Islam, dana harus digunakan sesuai dengan hukum Islam.
Sumber – sumber penerimaan masjid berasal dari sumbangan dari masyarakat dan
jamaah dalam bentuk infaq dan sedekah. Selain itu, masjid juga memperoleh