Penatalaksanaan Gangguan Dalam Menstruasi
Penatalaksanaan Gangguan Dalam Menstruasi
Penatalaksanaan Gangguan Dalam Menstruasi
b. Disminorea
Terapi :
·Penerangan dan nasihat
Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa disminore adalah gangguan yang tidak
berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup,
pekerjaan, kegiatan, lingkungan penderita. Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat, istirahat
yang cukup, dan olahraga mungkin berguna. Kadang-kadang diperlukan psikoterapi.
Pemberian obat analgesik
Dewasa ini telah banyak beredar obat-obat analgesik yang dapat diberikan sebagai terapi
simptomatik. Jika rasa nyerinya berat, diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas
pada perut bawah untuk mengurangi penderitaan. Obat analgesik yang sering diberikan adalah
preparat kombinasi
aspirin, fenasetin, dan kafein. Obat-obat paten beredar di pasaran ialah antara novalgin, ponstan,
acet-aminophen dan sebagainya.
Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat sementara dengan
maksud untuk membuktikan bahwa gangguan benarbenar disminore primer, atau untuk
memungkinkan penderita melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan.
Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.
Terapi dengan obat nonstreoid antiprostaglandin
Memegang peranan yang makin penting terhadap disminore primer. Termasuk disini
indometasin, ibuprofen, dan naproksen dalam kurang lebih 70% penderita dapat disembuhkan
atau mengalami banyak perbaikan. Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai 1
sampai 3 hari
sebelum haid dan pada hari pertama haid.
2) Amenore
Terapi :
Pengobatan untuk kasus amenore tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebanya
adalah penurunan berat badan yang drastis atau obesitas, penderita dianjurkan untuk menjalani
diet yang tepat. Jika penyebabnya adalah olah raga yang berlebihan, penderita dianjurkan untuk
menguranginya. Jika seorang anak perempuan yang belum pernah mengalami menstruasi (
amenore primer ) dan selama hasil pemeriksaan normal, maka dilakukan pemeriksaan setiap 3 –
6 bulan untuk memantau perkembangan pubertasnya.
Refferensi :
Kadarusman Y, Jacoeb TZ, Baziad A. Perdarahan uterus disfungsional kronis pada masa
reproduksi: Aspek patofisiologi dan pengobatan dengan progesterone. Majalah Obstet Ginekol
Indones 1993;19:67-88