Anda di halaman 1dari 2

AKUNTANSI MANAJEMEN KONTEMPORER DAN KONVENSIONAL

Akuntansi manajemen berkembang dari yang konvesional atau tradisional ke modern


atau yang juga sering dikenal dengan istilah akuntansi manajemen kontemporer.
Perkembangan ini selaras dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin lama
semakin canggih, sehingga dunia bisnis berkembang pesat, yang mengakibatkan persaingan
bisnis juga semakin ketat. Pada tahun 1950an sampai dengan tahun 1980an, akuntansi
manajemen telah kehilangan relevansinya, sebagaimana yang disebutkan oleh Johnson dan
Kaplan (1991) dengan istilah “The Dark Age of Relevance Lost.” Hal ini ditandai dengan
gagalnya bisnis Amerika, yang telah menggunakan hasil-hasil akuntansi top-down untuk
mengendalikan/mengontrol perilaku, dan melemahnya kemampuan perusahaan untuk
menjalankan kecakapan proses fleksibilitas dalam menghadapi dan memenuhi harapan
konsumen. “Top-Down Control Cycle” hanya berfokus pada hasil keuangan saja, dan tidak
dapat menyediakan informasi tentang sumber produktivitas dan kesempatan bersaing di dalam
kondisi ekonomi dewasa ini.
Pada paradigma baru, untuk menjadi unggul dalam persaingan, maka para pelaku bisnis
harus mengubah cara/gaya berfikir (the way of thinking) tentang bisnis. Menurut Johnson
(1992), sejak tahun 1990an akuntansi manajemen telah memperoleh kembali relevansinya,
yang telah hilang di masa lalu. Pada era informasi ini, Johnson (1992) mengkaji bagaimana
informasi pada level proses dapat memungkinkan para karyawan untuk mencapai atau
menjadikan perusahaan, yang mempunyai fleksibilitas dan pertanggungjawaban untuk
bersaing di tingkat bisnis global. “Bottom-Up Empowerment Cycle” berfokus pada konsumen
dan proses, dan bukan pada hasil keuangan saja. Informasi dari konsumen dan proses
digabung/dikumpulkan dan digunakan oleh orang-orang yang terlibat dalam suatu tim kerja
(work force) yang menghadapai konsumen dan menjalankan proses. Para pelaku bisnis
Amerika mulai mengakui adanya pergeseran dari paradigma lama yang menggunakan sistem
atau pola akuntansi manajemen konvensional, ke paradigma baru yang menggunakan
sistem/pola akuntansi manajemen modern atau kontemporer, sebagaimana dilakukan oleh
pelaku bisnis di Jepang. Sebagai pioneer, yang menggunakan sistem akuntansi manajemen
kontemporer, bisnis Jepang telah terbukti unggul dalam persaingan global.
Berikut ini dikaji tentang perubahan yang menunjukkan perbedaan akuntansi
manajemen konvensional ke yang modern atau kontemporer. Untuk melengkapi kajiatersebut,
dikaji pula perkembangan riset dan metoda pengajaran akuntansi manajemen kontemporer.
Akuntansi Manajemen Konvesional Vs Kontemporer
Fokus akuntansi manajemen konvensional adalah pada hasil yang berasal dari informasi
keuangan, sedangkan fokus akuntansi manajemen kontemporer adalah pada proses dan
konsumen. Akuntansi manajemen konvensional berasumsi bahwa: (1) pembelajaran
(learnings) ada pada tataran pimpinan/manajemen tingkat atas (top manager), yang jauh dari
konsumen dan proses, dan (2). ilmu pengetahuan (knowledge) yang baru ditransmisi ke bawah
dalam bentuk instruksi. Bisnis Amerika pada tahun 1950an sampai dengan 1980an
menggunakan hasil akuntansi top-down

Anda mungkin juga menyukai