Anda di halaman 1dari 24

MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA

0 UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR


2 PENDAHULUAN

5 EVALUASI MATERI TEKNIS

12 EVALUASI RAPERDA

15 EVALUASI PETA

24 PEMBENTUKAN TIM UNTUK PENILAIAN


KELENGKAPAN SUBSTANSI

REFERENSI DASAR HUKUM PENILAIAN


25 KELENGKAPAN SUBSTANSI

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS MODUL 6


DESKRIPSI SINGKAT
Penilaian Kelengkapan Substansi Materi Teknis, Raperda, dan Peta adalah salah
satu prosedur dalam proses persetujuan gubernur atas permohonan persetujuan
Perda Rencana Rinci Kabupaten.

TUJUAN
Peserta pelatihan memahami kelengkapan muatan Substansi Materi Teknis,
Raperda, dan Peta RDTR Kabupaten/Kawasan Perkotaan secara rinci, yang
mencakup tingkat kedalaman/ketelitian materi tiap muatan dan contoh-contoh
penyajiannya.

SASARAN
1. Memahami kelengkapan minimal pada substansi muatan Materi Teknis untuk
standar rekomendasi gubernur;
2. Memahami kelengkapan minimal pada substansi muatan Raperda untuk
standar rekomendasi gubernur;
3. Memahami kelengkapan minimal pada substansi muatan Peta untuk standar
rekomendasi gubernur;
4. Memahami metodologi penilaian kelengkapan substansi materi teknis,
raperda, dan peta; dan
5. Memahami dasar hukum penilaian kelengkapan substansi materi teknis,
raperda,
MODUL 6dan peta. KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA
: PENILAIAN
UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR 1
Pada dasarnya, kegiatan penilaian PASAL 9, PERMEN PU NO 11
kelengkapan substansi materi teknis, TAHUN 2009
raperda, dan peta merupakan tahapan Sebelum dilakukan evaluasi terhadap
awal yang dilakukan sebelum materi muatan teknis rancangan Perda
dilakukan evaluasi. tentang rencana tata ruang wilayah
provinsi dilakukan pemeriksaan
Ada dua tahapan utama sebelum
terhadap kelengkapan dokumen
materi teknis, raperda, dan peta
rancangan Perda dimaksud.
diajukan untuk rekomendasi Gubernur Dalam hal terdapat ketidaklengkapan
yakni: tahapan penilaian kelengkapan dokumen rancangan Perda provinsi
substansi dan tahapan evaluasi tentang rencana tata ruang wilayah
(penilaian kesesuaian konteks pada provinsi, pemerintah daerah provinsi
substansi terhadap dokumen di berkewajiban untuk melengkapinya.
atasnya). Setelah dokumen rancangan Perda
provinsi beserta lampirannya
Penilaian kelengkapan substansi dinyatakan lengkap dan memenuhi
materi teknis, raperda, dan peta persyaratan sebagaimana dimaksud
dilakukan berdasarkan pada pedoman dalam Pasal 8 ayat (2), rancangan
yang ada. Pada beberapa daerah masih Perda dimaksud siap untuk dievaluasi.
terkendala dengan belum adanya
kesepakatan format kelengkapan
substansi yang harus dipenuhi, oleh
karena itu sangat diperlukan PELAJARI:
pemahaman terhadap pedoman-  PP NO.8 TAHUN 2013
pedoman yang mengatur substansi  PERMEN PU NO 11 TAHUN 2009
materi teknis, raperda, dan peta.  PERMEN PU NO 20 TAHUN 2011

MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA


2 UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR
TAHAPAN PELAKSANAAN EVALUASI
RENCANA RINCI KABUPATEN

KETERANGAN:
 Matriks sanding  matriks
evaluasi
 Perbaikan materi teknis,
raperda, dan peta dengan
melihat ke catatan (matriks
sanding) dan berdasarkan modul
bimtek yang sudah diberikan.

MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA


UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR 3
Dalam penyusunan rancangan Perda tentang rencana tata ruang,
Ruang lingkup
pemerintah daerah provinsi melakukan penilaian sendiri untuk
Peraturan Menteri menjamin kesiapan materi muatan teknis rancangan Perda yang
Pekerjaan Umum akan diajukan untuk mendapat persetujuan substansi.
Nomor 20 tahun Kesiapan materi muatan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat
2011 tentang (1) bersifat menyeluruh sekurang-kurangnya terdiri atas:
Pedoman
Penyusunan Rencana
Detail Tata Ruang
Materi Muatan Teknis rancangan
dan Peraturan Zonasi Perda yang telah memuat:
kabupaten/Kota 1. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah
diantaranya yaitu Provinsi, yang terdiri atas;
untuk melihat a. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi; dan
proses prosedur b. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi.
penyusunan RDTR 2. Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi, yang memuat:
dan peraturan a. Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan;
zonasi. b. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi;
c. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Energi;
Proses yang d. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Telekomunikasi;
dilakukan di dalam dan
evaluasi Peraturan e. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Sumber Daya Air.
Daerah tentang 3. Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi, yang terdiri atas;
RDTR dibahas dalam a. Rencana Kawasan Lindung; dan
kelengkapan b. Rencana Kawasan Budi Daya.
dokumen RDTR dan 4. Penetapan Kawasan Strategis Provinsi;
5. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi;
peraturan zonasi
6. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang, yang terdiri atas;
yang terdapatdalam a. Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Sistem Provinsi;
lampiran yang tidak b. Arahan Perizinan;
terpisahkan dari c. Arahan Insentif dan Disinsentif; dan
Permen No 20 tahun d. Arahan Sanksi.
2011 ini.

PELAKSANAAN
PENILAIAN:
A. Tahapan penilaian
kelengkapan substansi
B. Tahapan evaluasi (penilaian
kesesuaian konteks pada
substansi terhadap dokumen
di atasnya)

MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA


4 UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR
MATRIK EVALUASI MATERI TEKNIS RDTR KABUPATEN

SUBSTANSI KESESUAIAN
MUATAN MATERI TEKNIS RDTR TERHADAP CATATAN DAN
NO PEDOMAN PENUANGAN ADA
KABUPATEN TIDAK ARAHAN RTRW REKOMENDASI
BELUM KABUPATEN
LENGKAP ADA
LENGKAP

I BAB I PENDAHULUAN
1.1 Dasar Hukum Penyusunan
RDTR
1.2 Tinjauan Terhadap RTRW
Kabupaten
1.3 Tinjauan Terhadap Kebijakan
dan Strategi RTRW Kabupaten
1.4 Tujuan RDTR
II Bab II KETENTUAN UMUM
MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA
UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR 5
SUBSTANSI KESESUAIAN
MUATAN MATERI TEKNIS RDTR TERHADAP CATATAN DAN
NO PEDOMAN PENUANGAN ADA
KABUPATEN TIDAK ARAHAN RTRW REKOMENDASI
BELUM KABUPATEN
LENGKAP ADA
LENGKAP
2.1 Istilah dan Definisi
2.2 Kedudukan RDTR dan
Peraturan Zonasi
2.3 Fungsi dan Manfaat RDTR dan
Peraturan Zonasi
2.4 Kriteria dan Lingkup Wilayah
Perencanaan RDTR dan
Peraturan Zonasi
2.5 Masa Berlaku RDTR
III Bab III TUJUAN PENATAAN BWP
3.1 Profil Singkat Wilayah
perencanaan *
3.2 Isu Strategis Wilayah
perencanaan *
3.3 Tujuan Penataan BWP
3.4 Kebijakan dan Strategi
Penataan BWP *
IV BAB IV RENCANA POLA RUANG
4.1 Konsep Pengembangan Sistem
Pusat-Pusat *
4.2 Rencana Pola Ruang
4.2.1 Rencana Zona Lindung
4.2.1.1 Zona Hutan Lindung
4.2.1.2 Zona Perlindungan
Terhadap Zona di Bawahannya
4.2.1.3 Zona Perlindungan
Setempat
4.2.1.4 Zona Ruang Terbuka
Hijau
4.2.1.5 Zona Suaka Alam dan
Cagar Budaya

MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA


6 UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR
SUBSTANSI KESESUAIAN
MUATAN MATERI TEKNIS RDTR TERHADAP CATATAN DAN
NO PEDOMAN PENUANGAN ADA
KABUPATEN TIDAK ARAHAN RTRW REKOMENDASI
BELUM KABUPATEN
LENGKAP ADA
LENGKAP
4.2.1.6 Zona Rawan Bencana
Alam
4.2.1.7 Zona Lindung Lainnya
(contoh: Zona Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan / LP2B)
4.2.2 Rencana Zona Budidaya
4.2.2.1 Zona Perumahan
4.2.2.2 Zona Perdagangan dan
Jasa
4.2.2.3 Zona Perkantoran
4.2.2.4 Zona Sarana Pelayanan
Umum
4.2.2.5 Zona Industri
4.2.2.6 Zona Khusus
4.2.2.7 Zona Lainnya
4.2.2.8 Zona Campuran
BAB V RENCANA JARINGAN
V
PRASARANA
5.1 Rencana Pengembangan
Jaringan Pergerakan
5.2 Rencana Pengembangan
Jaringan Energi/Kelistrikan
5.3 Rencana Pengembangan
Jaringan Telekomunikasi
5.4 Rencana Pengembangan
Jaringan Air Minum
5.5 Rencana Pengembangan
Jaringan Drainase
5.6 Rencana Pengembangan
Jaringan Air Limbah
5.7 Rencana Pengembangan

MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA


UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR 7
SUBSTANSI KESESUAIAN
MUATAN MATERI TEKNIS RDTR TERHADAP CATATAN DAN
NO PEDOMAN PENUANGAN ADA
KABUPATEN TIDAK ARAHAN RTRW REKOMENDASI
BELUM KABUPATEN
LENGKAP ADA
LENGKAP
Prasarana Lainnya
BAB VI PENETAPAN SUB BWP
VI YANG DIPRIORITASKAN
PENANGANANNYA
BAB VII KETENTUAN
VII
PEMANFAATAN RUANG
7.1 Program Perwujudan Rencana
Pola Ruang
7.2 Program Perwujudan Rencana
Jaringan Prasarana
7.3 Program Perwujudan
Penetapan Sub BWP yang
Diprioritaskan
Penanganannya
7.4 Program Perwujudan Lainnya
(contoh: Program Perwujudan
Ketahanan terhadap
Perubahan Iklim) *
VIII BAB VIII PERATURAN ZONASI
8.1 Ketentuan Kegiatan dan
Penggunaan Lahan
(termasuk matrik ITBX)
8.2 Ketentuan Intensitas
Pemanfaatan Ruang
8.3 Ketentuan Tata Bangunan
8.4 Ketentuan Prasarana dan
Sarana Minimal
8.5 Ketentuan Pelaksanaan
8.6 Ketentuan Tambahan
(opsional)
8.7 Ketentuan Khusus (opsional)

MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA


8 UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR
SUBSTANSI KESESUAIAN
MUATAN MATERI TEKNIS RDTR TERHADAP CATATAN DAN
NO PEDOMAN PENUANGAN ADA
KABUPATEN TIDAK ARAHAN RTRW REKOMENDASI
BELUM KABUPATEN
LENGKAP ADA
LENGKAP
8.8 Standar Teknis (opsional)
8.9 Ketentuan Pengaturan Zonasi
(opsional)
IX ZONING MAP *
Keterangan:
(*) materi opsional, tidak diatur dalam Pedoman RDTR, namun disarankan untuk menyertakan materi tersebut di dalam materi teknis

Bagi Kabupaten yang telah diatur dalam Peraturan Gubernur, dapat


menggunakan format yang berlaku di Kabupaten masing-masing.

MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA


UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR 9
TUJUAN, RENCANA RENCANA POLA PENETAPAN
KEBIJAKAN, DAN STRUKTUR RUANG RUANG KAWASAN STRATEGIS
STRATEGI

MATERI MUATAN TEKNIS


ARAHAN PEMANFAATAN KETENTUAN PENGENDALIAN RANCANGAN PERATURAN
RUANG PEMANFAATAN RUANG DAERAH TENTANG RENCANA
TATA RUANG WILAYAH KOTA

MATERI MUATAN TEKNIS RAPERDA

!
Evaluasi materi muatan teknis Raperda dilakukan dalam rangka
pemberian persetujuan substansi rancangan peraturan daerah
tentang RRTR kabupaten/kota (Ps. 17, Permen PU 1/2013)

Kelengkapan dokumen Perda


RDTR dilihat dari Naskah
perda RDTR yang terdiri dari
Perda yang berisi rumusan
pasal per pasal dari buku
rencana materi teknis RDTR,
serta adanya lampiran yang
dilengkapi dengan peta-peta
dan indikasi program.

MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA


10 UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR
KELENGKAPAN DRAFT RAPERDA RDTR

Naskah Raperda RDTR dan Materi kertas A4 dan untuk album peta
Teknis RDTR merupakan kelengkapan disajikan dalam format A1 dengan
draft RDTR yang akan diperdakan. ketelitian peta minimal 1:5.000.
Naskah Raperda terdiri dari Raperda
Data peta digital haruslah memenuhi
dan Lampirannya.
ketentuan sistem informasi geografis
Raperda merupakan rumusan pasal per (SIG) yang dikeluarkan oleh lembaga
pasal dari buku rencana yang telah yang berwenang, sedangkan terkait
dibuat sebelumnya dan disajikan dalam muatan peta yang harus disajikan
format kertas A4, sedangkan lampiran minimal terdiri dari peta wilayah
terdiri dari peta-peta dan indikasi perencanaan (informasi rupa bumi, dan
program yang disajikan dalam format batas administrasi BWP dan sub BWP
kertas A3. (bila ada)), peta penggunaan lahan
terbaru/saat ini, peta rencana pola
Materi teknis RDTR terdiri dari buku
ruang BWP (rencana alokasi zona dan
data dan analisis, buku rencana, dan
subzona), peta rencana jaringan
album peta. Buku data dan analisis ini
prasarana BWP, serta peta penetapan
harus dilengkapi dengan peta-peta.
sub BWP yang diprioritaskan
Buku rencana disajikan dalam format
penanganannya.

EVALUASI & PENILAIAN RAPERDA

MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA


UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR 11
EVALUASI & PENILAIAN RAPERDA
KELENGKAPAN DOKUMEN PERSUB RAPERDA RDTR

Upaya didalam memperoleh persetujuan substansi raperda RDTR haruslah memiliki


kelngkapan dokumen terlebih dahulu. Dokumen dapat dikatakan lengkap ketika
terdapat dokumen:
1. Raperda RDTR yang telah disetujui bersama oleh Bupati/Walikota dan DPRD,
2. Materi Teknis RDTR
3. Formulir konsep surat persub raperda RDTR Kabupaten/Kota
4. Konsep surat persub raperda RDTR Kabupaten/Kota
5. Lampiran I : surat rekomendasi Gubernur (untuk RDTR Kabupaten/Kota)
6. Lampiran II: tabelpencantumanmaterimuatan teknis raperda tentang
RDTRdengan Undang-Undang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasionalbeserta rencana rincinya, Rencana Tata Ruang Wilayah
kabupaten/kota, kebijakannasional bidang penataan ruang, pedoman
penyusunan rencana tata ruang, danperaturanperundang-
undanganbidangpenataanruanglainnya
7. Lampiran III: Berita acara BKPRN
8. Dokumen pendukung (surat permohonan persub raperda RDTR dari
Bupati/walikota kepada Menteri Pu, Berita acara konsultasi publik, taberl
persandingan materi mutan raperda, berita acara rapat Clearance House,
kronologis persub, dan dokumen KLHS (jika telah diwajibkan).

MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA


12 UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR
MATRIK EVALUASI RAPERDA

SUBSTANSI
STANDAR PENUANGAN
MUATAN SUBSTANSI ADA CATATAN DAN
NO PENYUSUNAN DALAM TIDAK
RAPERDA BELUM REKOMENDASI
RAPERDA RAPERDA LENGKAP ADA
LENGKAP
I BAB I. KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu 1.1 Pengertian
Bagian Wilayah
Bagian Kedua 1.2
Perkotaan
Bagian Ketiga 1.3 Jangka Waktu
II BAB II. TUJUAN PENATAAN BWP
III BAB III. RENCANA POLA RUANG
Bagian Kesatu 3.1 Umum
3.1.1 Zona Lindung
3.1.2 Zona Budidaya
Bagian Kedua 3.2 Zona Lindung
Paragraf 1 3.2.1 Umum
Paragraf 2 3.2.2 Zona Hutan Lindung
Zona yang memberikan
Paragraf 3 3.2.3 perlindungan terhadap
zona dibawahnya.
Zona Perlindungan
Paragraf 4 3.2.4
Setempat
Paragraf 5 3.2.5 Zona RTH Kota
Zona Suaka Alam dan
Paragraf 6 3.2.6
Cagar Budaya
Zona Rawan Bencana
Paragraf 7 3.2.7
Alam
Paragraf 8 3.2.8 Zona Lindung Lainnya
Bagian Ketiga 3.3 Zona Budidaya
Paragraf 1 3.3.1 Umum
Paragraf 2 3.3.2 Zona Perumahan
Paragraf 3 3.3.3 Zona Perdagangan dan

MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA


UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR 13
SUBSTANSI
STANDAR PENUANGAN
MUATAN SUBSTANSI ADA CATATAN DAN
NO PENYUSUNAN DALAM TIDAK
RAPERDA BELUM REKOMENDASI
RAPERDA RAPERDA LENGKAP ADA
LENGKAP
Jasa
Paragraf 4 3.3.4 Zona Perkantoran
Zona Sarana Pelayanan
Paragraf 5 3.3.5
Umum
Paragraf 6 3.3.6 Zona Industri
Paragraf 7 3.3.7 Zona Khusus
Paragraf 8 3.3.8 Zona Lainnya
Paragraf 9 3.3.9 Zona Campuran
IV BAB IV. RENCANA JARINGAN PRASARANA
Bagian Kesatu 4.1 Umum
Rencana Pengembangan Jaringan
Bagian Kedua 4.2
Pergerakan
Rencana Pengembangan Jaringan
Bagian Ketiga 4.3
Energi/Kelistrikan
Rencana Pengembangan Jaringan
Bagian Keempat 4.4
Telekomunikasi
Rencana Pengembangan Jaringan
Bagian Kelima 4.5
Air Minum
Rencana Pengembangan Jaringan
Bagian Keenam 4.6
Drainase
Rencana Pengembangan Jaringan
Bagian Ketujuh 4.7
Air Limbah
Bagian Rencana Pengembangan
4.8
Kedelapan Prasarana Lainnya
BAB V. PENETAPAN SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN
V
PENANGANANNYA
VI BAB VI. KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG
VII BAB VII. PERATURAN ZONASI
VIII BAB VIII. KETENTUAN PIDANA
IX BAB IX. KETENTUAN PERALIHAN
X BAB X. KETENTUAN PENUTUP
Keterangan:
Bagi Kabupaten yang telah diatur dalam Peraturan Gubernur, dapat menggunakan format yang berlaku di Kabupaten masing-masing
MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA
14 UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR
BAB X. KETENTUAN PENUTUP

MATRIK EVALUASI PETA


PENYAJIAN
PEDOMAN SIMBOL PETA WARNA PETA SKALA
GAMBAR PETA TIDAK PEMFOLDERAN CATATAN DAN
NO JUDUL PETA MUATAN
TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK ADA SHP REKOMENDASI
PETA SESUAI SESUAI SESUAI SESUAI
SESUAI SESUAI SESUAI SESUAI
A Peta Profil Wilayah Perencanaan
Peta orientasi
Wilayah
Perencanaan
1 (1:5.000, bila tidak
dapat disajikan secara
utuh, dapat disajikan
dalam beberapa

MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA


UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR 15
PENYAJIAN
PEDOMAN SIMBOL PETA WARNA PETA SKALA
GAMBAR PETA TIDAK PEMFOLDERAN CATATAN DAN
NO JUDUL PETA MUATAN
TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK ADA SHP REKOMENDASI
PETA SESUAI SESUAI SESUAI SESUAI
SESUAI SESUAI SESUAI SESUAI
lembar)
Peta batas
2
administrasi
Peta guna lahan
3
eksisting
4 Peta Rawan bencana
Peta Sebaran
5
penduduk
* Peta Tematik
Lainnya yang
diperlukan, contoh:
- Peta Citra Satelit
- Peta Sebaran
Sarana Umum
dan Sosial
- Peta Jaringan
6 Pergerakan
- Peta Jaringan
Prasarana
(Energi,
Telekomunikasi,
Air Minum, Air
Limbah,
Drainase, dan
lainnya)
B Peta Rencana Detail Tata Ruang
Peta rencana pola
1
ruang
Peta rencana
2 jaringan
prasarana
- Peta Rencana
Pengembangan
MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA
16 UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR
PENYAJIAN
PEDOMAN SIMBOL PETA WARNA PETA SKALA
GAMBAR PETA TIDAK PEMFOLDERAN CATATAN DAN
NO JUDUL PETA MUATAN
TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK ADA SHP REKOMENDASI
PETA SESUAI SESUAI SESUAI SESUAI
SESUAI SESUAI SESUAI SESUAI
Jaringan
Pergerakan
- Peta Rencana
Pengembangan
Jaringan Energi
- Peta Rencana
Pengembangan
Jaringan
Telekomunikasi
- Peta Rencana
Pengembangan
Jaringan Air
Minum
- Peta Rencana
Pengembangan
Jaringan
Drainase
- Peta Rencana
Pengembangan
Jaringan Air
Limbah
- Peta Rencana
Pengembangan
Jaringan
Prasarana
Lainnya (contoh:
Rencana Ruang
dan Jalur
Evakuasi,
Rencana
Pengelolaan
Persampahan,
dsb)

MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA


UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR 17
PENYAJIAN
PEDOMAN SIMBOL PETA WARNA PETA SKALA
GAMBAR PETA TIDAK PEMFOLDERAN CATATAN DAN
NO JUDUL PETA MUATAN
TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK ADA SHP REKOMENDASI
PETA SESUAI SESUAI SESUAI SESUAI
SESUAI SESUAI SESUAI SESUAI
Peta Sub BWP yang
3 diprioritaskan
penanganannya
4 Zoning map *
Keterangan:
(*) Peta opsional, tidak diatur dalam Pedoman RDTR

Bagi Kabupaten yang telah diatur dalam Peraturan Gubernur, dapat


menggunakan format yang berlaku di Kabupaten masing-masing.

MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA


18 UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR
Evaluasi secara menyeluruh dilakukan bersama dengan instansi
pemerintah, anggota BKPRN dan pemerintah daerah terkait melalui
rapat koordinasi, pembahasan rancangan Perda provinsi tentang
rencana tata ruang wilayah provinsi. (Pasal 10 ayat 3 Permen PU No.
11 tahun 2009).

Rapat koordinasi pembahasan rancangan Perda provinsi tentang


rencana tata ruang wilayah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) merupakan forum koordinasi kelompok kerja teknis BKPRN
melalui Tim Evaluasi persetujuan substansi BKPRN. (Pasal 10 ayat 4
Permen PU No. 11 tahun 2009)

PERLUNYA TIM EVALUASI RAPERDA RENCANA RINCI KABUPATEN

TIM PENILAI
TIM PENILAI KELENGKAPAN KELENGKAPAN SUBSTANSI
SUBSTANSI MATERI TEKNIS, BERSIFAT MENGECEK
KELENGKAPAN MATEK,
RAPERDA, DAN PETA RAPERDA DAN PETA.
SEDANGKAN TIM PENILAI
KESESUAIAN KONTEKS
MENJADI TUGAS TIM
TEKNIS BKPRN.

MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA


UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR 19
UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAH
A. DAERAH

UNDANG-UNDANG NO. 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN

B. RUANG

UNDANG-UNDANG NO. 12 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN


C. PERUNDANG-UNDANGAN

PP NO. 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN


D. PENATAAN RUANG

PERMEN PU NO 11 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN


PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN
E. PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG
WILAYAH PROVINSI DAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN/KOTA, BESERTA RENCANA RINCINYA

PERMEN PU NO 20 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN

F. PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN


ZONASI KABUPATEN/KOTA

PERMEN PU NO 1 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN

G.
KEWENANGAN PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM
PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG
RENCANA RINCI TATA RUANG KABUPATEN/KOTA

MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA


20 UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR
MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA
UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR 21

Anda mungkin juga menyukai