Klafikasi Hernia
1
B. ETIOLOGI HERNIA INGUINALIS
Hernia Inguinalis dapat terjadi karena anomaly congenital atau karena sebab
yang didapat, ada tiga mekanisme yang dapat mencegah hernia inguinalis yaitu
kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur muskulus oblikus internus
abdominus yang menutup annulus inguinalis internus. Ketika berkontraksi dan adanya
fasia transversal yang kuat yang menutupi trigonum haselback yang umumnya hampir
tidak berotot, gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya hernia
Tekanan intra
Abdomen
Herniasi
2
Cincin hernia
Hernia Inguinalis
Perubahan
nutrisi kerang Resiko tinggi
infeksi Kurang perawatan Gangguan mobilitas
dari kebutuhan
diri fisik
3
E. MANIFESTASI KLINIS
Umumnya penderita mengalami penonjolan di daerah inguinalnya dan
mengatakan adanya benjolan diselangkangan atau kemaluan, benjolan itu bisa
mengecil atau menghilang dan muncul lagi bila menangis, mengejan pada waktu
defikasi atau miksi, mengangkat benda berat, dapat pula ditemukan rasa nyeri pada
benjolan atau gejala mual dan muntah ada komplikasi.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Laboratorium
Rontsgen
EKG
USG
Keadaan umum penderita biasanya baik. bila benjolan tidak tampak maka
penderita disuruh menejan dengan menutup mulut dalam keadaan berdiri. Bila
ada hernia maka akan tampak benjolan. Bila benjolan itu dapat dimasukan
kembali. Penderita dalam posisi tidur, bernafas dengan mulut untuk mengurangi
tekanan intra abdominal, lalu angkat skrotum perlahan-lahan. Bila benjolan itu
dapat masuk, maka diagnosis pasti hernia dapat ditegakan. Diagnosis pasti
hernia juga dapat ditegakan bila terdengar bising usus pada benjolan tersebut.
Keadaan cicin hernia perlu pula diperiksa. Caranya adalah dengan mengikuti
fasikulus spermatikus sampai ke anulus inguinalis interna. Pada keadaan normal,
maka jari tangan tidak dapat masuk, maka penderita disuruh mengejan dan
rasakan apakah ada massa yang menekan. Bila massa itu menekan ujung jari,
maka itu adalah hernia inguinalis lateralis. Sedang bila menekan sisi jari, maka
diagnosisnya adalah hernia ingunalis medialis.
G. PENATALAKSANAAN
Pada hernia inguinalis lateralis responibilis, maka dilakukan tindakan bedah elektif,
karena ditakutkan terjadi komplikasi.
Pada yang ireponibilis, maka diusahakan agar isi hernia dapat dimasukan kembali.
Penderita istirahat baring dan dipuasakan atau mendapat diat halus. Dilakukan
4
tekanan yang kontinyu pada benjolan misalnya dengan bantal pasir. Baik juga
dilakukan kompres untuk mengurangi pembengkakan. Lakukan usaha ini berulang-
ulang sehingga isi hernia masuk utuk kemudian dilakukan bedah elektif dikemudian
hari, atau menjadi inkarserasi. Pada inkarserasi dan strangulasi maka perlu
dilakukan bedah darurat.
Tindaan bedah pada hernia ini disebut herniotomi (memotong hernia) dan hernior
(menjahit kantong hernia).
Pada bedah elektif, maka kanalis dibuka, isi hernia dimasukan, kantong diikat dan
dilakukan “Bassini plasty” untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
Pada bedah darurat, maka prinsipnya seperti bedah elektif. Cincin hernia langsung
dicari dipotong. Usus dilihat apakah vital atau tidak. Bila vital dikembalikan ke
rongga perut dan bila tidak dilakukan reseksi usus anastomosis “End to end”.
Untuk fasilitas dan keahlian terbatas, setelah cin-cin henria dipotong dan usus
dinyatakan vital langsung tutup kulit dan dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
nama : TN. A
umur : 58 thn
suku bangsa : Indonesia
agama : islam
pendidikan : SD
pekerjaan : Petani
Alamat : Waloi
2. Riwayat kesehatan
- Keluhan utama
Mengeluh tidak nyaman
- Keluhan saat pengkajian
Pesien mengeluh tidak nyaman, gelisah, mengeluh sulit tidur, mengeluh
nyeri, pada tempat sayatan, tampak meringis
5
B. Diagnosa Keperawatan
I. Gangguan rasa nyaman b.d efek samping terapi
II. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
III. Resiko pendarahan d.d tindakan pembedahan