Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

DESAIN INSTRUKSIONAL
“Pengertian Desain Instruksional, Tujuan, Fungsi dan
Ruang Lingkup Desain Instruksional”

Dosen : Prof. Dr. H. Mukhtar, M. Pd


Assisten Dosen : Muhammad Nuzli, S. Pd. I

Lokal : E
Semester : V (Lima)
Kelompok : I
1. ALGHAZALI
NIM. 2725243
2. AFIF FUADI
NIM. 2725408
3. ERMAWATI
NIM. 2725247
4. NURHIDAYATI
NIM. 2725435

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


SYEKH MAULANA QORI BANGKO
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ……….…………………………………….. 1


A. Latar Belakang ……………………………………………………. 1
B. Pokok Masalah ……………………………………………………. 1
C. Batasan Masalah ………………………………………………….. 1
D. Tujuan Penulisan ………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………… 3


A. Pengertian Desain Pembelajaran …………………………………. 3
B. Perencanaan Pembelajaran ………………………………………… 4
C. Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran ………….………… 5
D. Fungsi Desain Instruksional ………………………………………… 5
E. Ruang Lingkup Desain Instruksional ……………………………… 8

BAB III PENUTUP …………………………………………………… 11


A. Kesimpulan ……………………………………………………. 11
B. Saran …………………………………………………………….. 12
Daftar Pustaka ………………………………………………………… 13
Lampiran Bahan Dari Internet ……………………………………….. 14

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan pembelajaran merupakan salah satu mata kuliah yang
dikembangkan dilembaga pendidikan tinggi khususnya lembaga keguruan
dan ilmu pendidikan. Dalam perkembangannya mengalami berbagai
perubahan-perubahan tersebut berjalan seiring dengan perkembangan
teknologi pembelajaran yang didorong oleh tuntutan penggunaan berbagai
media dengan maksud untuk menciptakan kemudahan belajar.
Adapun yang melatar belakangi kami dalam menulis makalah kami adalah
menjelaskan pengertian, tujuan, fungsi dan ruang lingkup desain
pembelajaran, dengan harapan seluruh mahasiswa-mahasiswi bisa memahami
secara keseluruhan desain pembelajaran.

B. Pokok Masalah
Seiring dengan dikembangkannya berbagai rancangan pembelajaran teori
belajarpun tetap menjadi perhatian para ilmuwan untuk mengembangkannya
dan belakangan ini muncul teori belajar konstruktivisme yang mulai
mewarnai sistem pembelajaran, sehingga dapat diketahui pengertian,
fungsi, tujuan dan ruang lingkup desain pembelajaran.

C. Batasan Masalah
Dalam penulisan makalah ini masalah-masalah yang kami hadapi tidaklah
rumit, Alhamdulillah kelompok kami dapat mengatasi semua masalah
tersebut sehingga tidak keluar dari pembahasan desain pembelajaran.

D. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa pengertian, tujuan, fungsi dan ruang lingkup
desain pembelajaran
2. Sebagai bahan diskusi
3. Menyiapkan mahasiswa yang mampu dan mempunyai keterampilan dalam
desain pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Desain Pembelajaran


Ada beberapa definisi tentang perencanaanyang rumusan nya berbeda-beda
satu dengan yang lain. Cuningham, misalnya mengemukakan bahwa
perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta,
imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan
memvisualisasi dan memvormulasi hasil yang di inginkan, urutan
kegiatan yang di perlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat
di terima yang akan digunakan dalam penyelesaian. Perencanaan disini
menekankan pada usaha menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan
kepentingan masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya. Apa
wujud yang akan datang itu dan bagaimana usaha untuk mencapainya
merupakan untuk perencanaan.
Definisi yang kedua mengemukakan bahwa perencanaan adalah hubungan
antara apa yang ada sekarang ( what is ) dengan bagaimana seharusnya (
what should be ) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan,
prioritas,program, dan alokasi sumber bagaimana seharusnya adalah
mengacu pada masa yang akan datang. Perencanaan disini menekankan
kepada usaha mengisi kesenjangaan antara keadaan yang akan datang di
sesuaikan dengan apa yang di cita-citakan, ialah menghilangkan jarak
antara keadaan sekarang dengan keadaan mendatang yang di inginkan.
Sementara itu definisi yang lain tentang perencanaan di rumuskan
sangat pendek, perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisifasi dan
menyeimbangkan perubahan. Dalam definisi ini ada asumsi bahwa
perubahan selslu terjadi perutahan lingkungan ini selalu
diantisifasi, dan hasil antisifasi ini di pakai agar perubahan itu
berimbang. Artinya perubahan yang terjadi di luar organisasi
pengajaran tidak jauh berbeda dengan perubahan yang terjadi. Pada
organisasi itu, dengan harapan agar organisasi tidak mengalami
keguncangan. Jadi makna perencanaan disini adalah usaha mengubah
organisasi agar sejalan dengan perubahan lingkungannya.
Ketiga definisi diatas memperlihatkan rumusan dan tekanan yang
berbeda, yang satu mencari wujud yang akan datang serta usaha untuk
mencapainya, yang lain menghilangkan kesenjangan antara keadaan
sekarang dengan keadaan masa mendatang dan yang satu lagi mengubah
keadaan agar sejalan dengan keadaan lingkungan yang juga berubah-ubah.
Meskipun demikian pada hakikatnya ketiga nya bermakna sama, yaitu
sama-sama mencari dan mencapai wujud yang akan datang, tetapi, yang
pertama dan kedua tidak dinyatakan secara eksplisit bahwa wujud yang
di cari itu akibat terjadinya perubahan, termasuk perubahan dalam
citc-cita.
Berdasarkan rumusan diatas, dapat dibuat rumusan baru tentang apa itu
perencanaan, perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat
antisifatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga
kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

B. Perencanaan Pembelajaran
Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk
membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam
pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan
metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan,
penetapan, dan pengembangan metode ini di dasarkan pada kondisi
pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari
perencanaan pembelajaran. Pembelajaran yang akan di rencanakan
memerlukan berbagai teori untuk merancangnya agar rencana pembelajaran
yang di susun benar-benar dapat memenuhi harapan dan tujuan
pembelajaran. Untuk itu pembelajaran sebagai suatu di siplin ilmu.
Menaruh perhatian pada perbaikan kualitas pembelajaran dengan
menggunakan teori pembelajaran deskriftif, sedangkan rancangan
pembelajaran mendekati tujuan yang sama dengan berpijak pada teori
pembelajaran deskriftif.

C. Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran


Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan diatas
dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan
pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut :
1. Untuk memeperbaiki kualitas pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem.
2. Untuk merancang suatu kualitas pembelajaran perlu diawali dengan
perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain
pembelajaran.
3. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar.
4. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa
secara perorangan.
5. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan
pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran, dan
tujuan pengiring dari pembelajaran.
6. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya
siswa untuk belajar
7. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran
8. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode
pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

D. Fungsi Desain Instruksional


Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan berbagai
fungsi yang beraktivitas misalnya seorang manusia agar dapat hidup dan
menunaikan tugasnya didalam dirinya diperlukan adanya fungsi
koordinasi dan penggerak, fungsi pernapasan, fungsi perencanaan
makanan, fungsi peredaran darah, fungsi penginderaan, fungsi
perlindungan terhadap penyakit dan berbagai bahaya, serta fungsi
pembiakan dll.
Semua komponen dalam sistem pembelajaran haruslah saling berhubungan
satu sama lain. Sebagai misal dalam proses pembelajaran disajikan
penyampaian pesan melalui media OHP, maka diperlukan adanya aliran
listrik untuk membantu memberikan sinar dalam jaringan OHP, jika
aliran listrik tidak berfungsi, akan menimbulkan kesulitan bagi guru
dalam melangsungkan pembelajaran. Dengan dasar inilah desain
pembelajaran memerlukan keterhubungan antara komponen yang satu dengan
yang lain.
1. Perencanaan, Manajemen dan Administrasi
Pada hakikatnya perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan
menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi
(peristiwa,keadaan, suasana dan sebagainya). Dan apa yang akan
dilakukan (intensisfikasi, eksistensisfikasi, revisi, renovasi,
substitusi, kreasi dsb). Rangkaian proses kegiatan itu dilaksanakan
agar harapan tersebut dapat terwujud menjadi kenyataan dimasa yang
akan datang. Kajian tentang perencanaan pada dasarnya selalu terkait
dengan konsep manajemen dan atau administrasi. Hal itu dapat dimaklumi
karena baik dalam konsep manajemen maupun administrasi, perencanaan
merupakan unsur dan fungsinya yang pertama dan utama.
2. Konsep Dasar Perencanaan
Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi
manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya karena
hanya manusia yang dapat dididik dan mendidik. Pendidikan dapat
mempengaruhi perkembangan fisik, mental, emosional, moral serta
keimanan dan ketaqwaan manusia. Proses dimana seorang mengembangkan
kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya dalam
masyarakat dimana dia hidup, proses sosial dimana orang dihadapkan
pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol sehingga mereka
dapat memperoleh dan mengalami perkembangan kemampuan sosial dan
kemampuan individual yang optimum.
Penggunaan analisis yang bersifat nasional dan sistematik dalam
perencanaan pendidikan. Perencanaan dewasa ini telah berkembang dengan
berbagai pendekatan dan metodologinya yang cukup kompleks dan rumit.
Perencanaan itu dilakukan dalam rangka reformasi pendidikan, yaitu
suatu proses dari status sekarang menuju ke status perkembangan
pendidikan yang dicita-citakan. Perencanaan merupakan suatu momen
kegiatan dalam proses yang kontinyu. Prinsip efektifitas dan
efisiensi, artinya dalam perencanaan secara ekonomis sangat menonjol
dan mencakup aspek internal dan eksternal dari keorganisasian sistem
pembelajaran itu sendiri.
Menyusun kerangka materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
instruksional dan pencapaiannya sesuai dengan indikator-indikator yang
telah ditetapkan, jadi dalam penentuan kebijakan sampai kepada
pelaksanaan desain instruksional ada beberapa hal yang harus
diperhatikan siapa yang memegang kekuasaan (penguasa), siapa yang
menentukan keputusan, dan faktor-faktor apa saja yang perlu
diperhatikan dalam pengambilan keputusan, terutama dalam hal pemegang
kekuasaan sebagai sumber lahirnya keputusan, perlu memperoleh
perhatian misalnya mengenai sistem kenegaraan yang merupakan bentuk
dan sistem manajemennya, bagaimana dan siapa atau kepada siapa
dibebankan tugas-tugas yang terkandung dalam kebijakan itu. Juga
masalah bobot untuk jaminan dapat terlaksananya desain instruksional.
Hal-hal tadi dapat diketahui melalui output atau hasil sistem dari
pelaksanaan perencanaan pembelajaran itu sendiri, ialah dokumen desain
instruksional. Selanjutnya dalam masalah persiapan perencanaan ada
beberapa hal yang harus diperhatikan :
a) Desain instruksional itu kegiatan untuk masa yang akan datang
b) Suatu masalah kuncinya adalah bentuk dan isi strategis dan hal ini
yang harus mendapatkan perhatian.
c) Desain instruksional bukan masalah kira-kira, manipulasi atau
teoritis tanpa fakta atau data yang kongkrit, maka dalam prinsipnya
harus telah benar-benar diperhatikan hal-hal tersebut.

E. Ruang Lingkup Desain Instruksional


1. Kebutuhan Akan Desain Instruksional
Kebutuhan akan perencanaan muncul sebagai akibat semakin insentif dan
kompleksnya permasalahan yang muncul dalam masyarakat modern. Suatu
masalah terjadi apabila suatu aktivitas atau kejadian menyimpang dari
yang seharusnya terjadi. Untuk mengatasi desain instruksional yang
saat ini masih belum memadai maka berikut ini usulan format aktifitas
desain instruksional dengan dipandang dari berbagai segi antara lain :
a) Dari segi umum, desain instruksional adalah suatu penelitian,
pengembanganteori dan teknik, penggambaran rencana pada tingkat lokal,
regional maupun nasional dan global.
b) Dari segi fisik, desain instruksional adalah perencanaan jangka
panjang, jangka menengah dan jangk pendek.
c) Dari segi sosial, desain instruksional adalah tinjauan yang
merefleksikan orang, perencanaan kurikulum, strategi instruksional
d) Dari segi administrasi, adalah kontrol pengembangan.
2. Pengertian Permasalahan Desain Instruksional
Terdapat 3 (tiga) hal pokok yang harus diketahui dan diperhatikan,
untuk memberikan pemahaman tentang pengertian desain instruksional
yang meliputi :
• Karakteristik desain instruksional
• Dimensi desain instruksional
• Hambatan desain instruksional

3. Karakteristik Desain Instruksional


• Suatu proses rasional, dikarakteristrikkan sebagai pengembangan yang
terorganisasi dari kegiatan pembelajaran.
• Menyangkut tujuan sosial, cara dan tujuan, proses-proses dan kontrol
• Merupakan rancangan konseptual dimana kebijakan dan tindakan dibuat
oleh kelompok.
• Konsep dinamis yang menjamin suatu rencana dikonstruksikan dengan
lentur sehingga tidak mungkin terjadi penyimpangan.
Perencanaan pendidikan harus memiliki bidang pengetahuan khusus yaitu meliputi :
a) Metode ilmiah yang komprehensif dan kemampuan menggunakannya dengan
fasilitas yang ada.
b) Pengetahuan akan nilai-nilai perbandingan dan sistem nilai dengan
maksud dapat memfasilitasi keputusan rasional dan tujuan.
c) Pemahaman akan berkelanjutan dan tidak berkelanjutan kecenderungan
dan arah dari segala urusan manusia sehingga dapat memahami
kemungkinan-kemungkinan yang muncul.
Pengertian desain instruksional melibatkan beberapa komponen proses
seperti tujuan yang akan dicapai, prosedur efiisien untuk mencapainya,
alokasi sumber daya yang tepat yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Desain instruksional hanya dapat mengacu kepada persiapan kedalam oleh
kelompok dan individu, yang biasa disebut dengan pembelajaran.
Intisari dari desain instruksional adalah kepedulian terhadap
pendidikan, oleh karena itu seorang desain harus mengetahui
nilai-nilai, tujuan dan struktur sosial dari komunitas dengan tujuan
untuk melayaninya secara memadai.
Ada sembilan dimensi yang terkait dengan proses desain instruksional yakni :
1) Significante, yaitu tingkat kebermaknaan dari tujuan desain instruksional
2) Feasibility, yaitu kelayakan teknis dan perkiraan
3) Relevance, yaitu konsep relevan mutlak perlu bagi implementasi
desain instruksional
4) Definitivenees, yaitu untuk meminimumkan dari tujuan yang direncanakan.
5) Parsimaniousness, yaitu desain haruslah digambarkan secara sederhana
6) Adaptability, yaitu desain instruksional haruslah dinamis dan dapat
berubah sebagai informasi sebagai umpan balik sistem.
7) Time, yaitu siklus alamiah pokok bahasan pada perencanaan
8) Monitoring, yaitu melibatkan penegakkan criteria pendidikan untuk
menjamin berbagai komponen desain insruksional.
9) Subject matter, yaitu pokok-pokok bahasan yang akan direncanakan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan
pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut. Berbagai model
dapat dikembangkan dalam mengorganisisr pengajaran satu diantara model
itu adalah model Dick and Carrey (1985) dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Mengidentifikasi tujuan umum pengajaran
2) Melaksanakan analisis pengajaran
3) Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
4) Merumuskan tujuan ferformansi
5) Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan
6) Mengembangkan strategi pengajaran
7) Mengembangkan dan memilih material pengajaran
8) Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
9) Merevisi bahan pembelajaran
10) Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif
Rumusan tujuan umum pembelajaran menurut Dick and Carrey (1985) harus
jelas dan dapat diukur, berbentuk tingkah laku. Pandangan lain seperti
(Uno Hamzah) mengemukakan rumusan pembelajaran yang baik adalah :
a) Menggunakan istilah yang operasional
b) Berbentuk hasil belajar
c) Berbentuk tingkah laku
d) Hanya mengukur satu tingkah laku
Pembelajaran yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori untuk
merancangnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat
memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran, oleh karena itu pembelajaran
sebagaimana disebut oleg Degeng (1989) sebagai suatu disiplin ilmu
menaruh perhatian pada perbaikan kualitas pembelajaran dengan
menggunakan teori pembelajaran deskriftif, sedangkan rancangan
pembelajaran mendekati tujuan yang sama dengan berpijak pada teori
pembelajaran deskriftif.
B. Saran
Didalam penulisan makalah ini permasalahan-permasalahan yang kami
hadapi sangatlah rumit, oleh sebab itu, tentunya makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, tetapi kami masih berusaha untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan tersebut, dan kami sangat mengharapkan masukan
dan saran dari dosen/asisten dosen demi kesempurnaan
penulisan-penulisan makalah kami berikutnya.
Kepada seluruh mahasiswa kami juga sangat mengharapkan kritiknya demi
tercapainya study kita. Hendaknya kita semua berada didalam
kesuksesan.
Mudah-mudahan kita semua diberikan oleh Allah SWT, kekuatan dan
kesabaran didalam menyelesaikan study kita.

Wassalam,

Penulis

DAFTAR PUSTAKA

M. Pd, B. Uno Hamzah, Dr. Perencanaan Pembelajaran. PT. Bumi Aksara : 2006.
Ph.D, M.Ed, Sdud Syaefudin Udin, MA, Makmun Syamsudin Abin, Dr.
Prof, Perencanaan Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya: 2005.
M. Pd, Yamin Martini, H, Drs. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik.
Gaung Persada Press. Jakarta : 2008
Tambahan dari materi-materi yang menyangkut desain instruksional
dari internet.

Anda mungkin juga menyukai