Anda di halaman 1dari 3

Materi Lari Sprint / Lari Cepat

Pengertian Lari Sprint

Lari sprint atau sering juga disebut dengan lari pendek/ lari cepat adalah salah
satu jenis lari dengan menempu jarak yang pendek. Peserta dituntut untuk
menempuh jarak 100 meter, 200 meter dan 400 meter dengan berlari kecepatan
penuh dari awal sampai akhir. Nomor atletik lari jarak pendek biasa disebut
sprint race. Sedangkan untuk pelari pada jenis lari ini disebut dengan sprinter.
Cabang atletik lari jarak pendek bisa diselenggarakan di dalam ruangan (indoor)
atau di luar ruangan (outdoor). Untuk negara dengan empat musim biasanya
pelaksanaan lari digelar pada musim dingin. Sedangkan untuk outdoor
dilangsungkan ketika musim panas.

Perbedaan Lari Sprint Dengan Lari Jarak Menengah dan Jarak Jauh

Untuk lari pendek, jamak disebut dengan lari sprint. Kenapa jenis lari pendek ini
dinamakan sprint, karena pad lari pendek yang diutamakan adalah kecepatan
dan mengandalkan kecepatan pada otot. Bagian kaki yang diutamakan adalah
pada otot tungkai untuk bisa bekerja dengan tenaga penuh full speed. Hal ini
sangat dibutuhkan pada lari sprint karena pelari dituntut untuk berlari secepat
mungkin pada jarak yang ditentukan tanpa adanya pengaturan ritme atau irama
dalam melangkah untuk mengatur pernafasan.
Disinilah letak perbedaan antara lari jarak pendek dengan lari jarak menengah
dan lari jarak jauh. Dimana pada lari jarak menengah dan jarak jauh dibutuhkan
pengaturan pernafasan untuk menjaga energi dan tenaga. Untuk pelari pada
jarak menengah dan jarak jauh, harus bisa mengatur ritme dalam berlari. Kapan
harus berlari dengan kecepatan penuh dan kapan harus mengatur pernafasan
dan stamina.

Jarak Dalam Lari Sprint


Untuk lari sprint, sebenarnya ada beberapa jarak yang biasa ditempuh. Ada jarak
50 meter, 60 meter, 100 meter, 200 meter dan terakhir 400 meter. Namun untuk
saat ini yang sering dilombakan dalam berbagai ajang kejuaraan resmi adalah
100, 200 dan 400 meter. Sementara untuk nomo2 50 meter dan 60 meter hanya
digunakan untuk perlombaan kelas amatir saja. Lari 100 Meter (Sprint) Lomba
atletik lari jarak pendek 100 meter diselenggarakan di salah satu sisi lintasan
atletik outdoor. NOmor lari pada jarak ini dianggap paling bergengsi diantara
nomor yang lain. Biasanya, pemegang rekor pada nomor ini diberi gelar dengan
sebutan "manusia tercepat".

Lari 100 Meter (Sprint)


Lomba atletik lari jarak pendek 100 meter diselenggarakan di salah satu sisi
lintasan atletik outdoor. Nomor ini dianggap nomor paling bergengsi dalam
cabang olahraga atletik. Pemegang rekor dunia 100 meter sering disebut
“manusia tercepat.

Program Latihan Sprint


Untuk mencapai prestasi puncak dalam Olahraga harus latihan dari umur muda
dan berlangsung 10 – 12 tahun . Dari Pereode yang panjang ini dibagi menjadi 3
tahapan latihan:
1. Tahap Latihan Dasar
2. Tahap Menengah ( Pembagunan )
3. Tahap Lanjut ( Penampilan Puncak )

LATIHAN SPRINT
Latihan adalah suatau proses penyempurnaan olahraga yang diatur dengan
prinsip-prinsip yang bersifat alamiah. Untuk mencapai suatu tujuan diperlukan
program latihan yang disusun secara sistematis. Sedangkan menurut suharno HP
(1983 : 70) latihan adalah penyempurnaan fisik dan mental organisme atlet
secara sistematis untuk mencapai mutu prestasi dengan diberi beban, beban
fisik, mental yang teratur terarah meningkat.
Ketika kita berlatih dengan kapasitas sprint maka sistim fosfat diaktifkan
sehingga latihan ini disebu latihan anaerogik dan tanpa pembentukan akumulasi
laktat (alakstatid).
Sprint dengan kecepatan maksimal sama sekali menghabiskan gudang energy
fosfat setelah beberapa detik dan sprin ini dapat dilatihkandengan baik dalam
jumlah dengan banyak dengan pemulihan yang cukup.
Berlangsungnya latihan ini antara 6-8 detik dengan intensitas maksimal (50-60
meter) waktu istrahat (pemulihan) yang dibutuhkan harus berlangsung cukup
lama antara 3-5 menit dengan maksud agar terjadi risintesis energy fosfat ATP
DAN KP, karena jika istrahat atau pemulihan dalam waktu singkat maka akan
terjadi aktifitas sisti laktat hal ini sangat tergantung kepada kondisi atlit.

Mengenal Teknik Sprint


Semua orang yang dalam kondisi normal pasti akan mampu berlari. Dengan
demikian, lari sekilas nampak bukan sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Namun
bagi mereka yang sudah menggeluti olahraga ini, tentu akan mengerti
bahwa lari dengan baik tidak semudah seperti yang biasa kita lakukan.
Di dalam olahraga lari, khususnya lari jarak pendek, kita harus bisa mengetahui
dengan baik teknik dalam berlari. Hal ini bertujuan agar tenaga yang dihasilkan
pada otot tungkai bisa optimal. Selain itu, kita bisa menjaga keseimbangan dan
juga meminimalisir hambatan angin yang akan datang pada saat kita berlari.
Namun yang paling utama adalah, dengan mengetahui teknik berlari secara baik
kita bisa mencegah cedera yang mungkin terjadi.
Didalam berlari ada tiga proses yang harus diperhatikan. Ketiga proses tersebut
adalah pada saat bersiap atau start, teknik saat berlari dan yang terakhir adalah
teknik pada saat kita memasuki garis finis. Ketiganya harus bisa dilakukan secara
tepat agar bisa meraih hasil optimal ketika kita melakukan lari jarak pendek.

Secara lebih detail akan dijabarkan seperti berikut ini.


1. Teknik Start
Pada saat start yang perlu diperhatikan adalah posisi atlet di belakang garis
start. Yang harus dilakukan adalah dengan menempatkan badan pada
papan tumpuan. Di sini, atlet lari harus dalam posisi jongkok, dimana
kedua lengan dalam posisi lurus yang vertikal. Sementara kedua tangan
ditumpukan pada bagian tanah yang sejajar dengan garis start.
Seorang wasit akan memberikan aba-aba sebelum peserta berlari. Ketika
wasit meneriakkan kata “Siap” pelari segera mengangkat bagian panggul
sedikit ke bagian atas. Pada posisi ini, bagian panggul akan berada dalam
posisi yang lebih tinggi daripada bahu serta kepala. Yang tidak boleh
dilupakan adalah, pada saat ini konsentrasi harus terpasang penuh untuk
mendengarkan aba-aba lanjutan dari wasit.
Dan ketika wasit sudah meneriakkan kata “Ya” atau dengan menggunakan
alat bantu seperti “pistol”, maka pelari harus langsung menghentakkan
bagian kaki yang berada di papan tolak. Pada saat ini, pelari harus mampu
menghasilkan gerakan eksplosif guna mendorong pelari agar bisa mencapai
garis finish secepat mungkin.

2. Teknik Berlari
Pada saat berlari, atlet harus memperhatikan koordinasi ayunan lengan
dengan gerakan bagian tungkai. Posisi lengan harus terayun dengan posisi
ditekuk 90 derajat. Ayunan harus mencapai bagian depan atau sedikit di
bawah bagian dagu.
Sementara untuk tungkai diayunkan, harus terayun dengan sempurna.
Yaitu ayunan bagian terdepan diangkat hingga bagian paha.

3. Teknik Masuk Finish


Posisi saat masuk finis akan memiliki peran penting mengingat pada lari
jarak pendek selisih antar pelari sangat tipis. Ketika masuk finish, seorang
pelari sebaiknya memosisikan diri dengan badan yang sedikit tegak dan
pada bagian dada dibusungkan. Hal ini sebagai cara agar bagian tubuh
pelari bisa lebih cepat terekam kamera di garis finish yang juga digunakan
sebagai alat bantu untuk menentukan pemenang lomba.

Anda mungkin juga menyukai