PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN
RUANG
1
Dasar hukum
UUD 1945
Pasal 33 ayat (3)
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.”
2
TUJUAN PENATAAN RUANG
AMAN Spatial resiliency
Masyarakat dapat menjalankan aktivitas kehidupannya
dengan terlindungi dari berbagai ancaman
NYAMAN Spatial comfortability
Memberi kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk
mengartikulasikan nilai-nilai sosial budaya dan fungsinya
sebagai manusia dalam suasana yang tenang dan damai
PRODUKTIF Spatial productivity
Proses produksi dan distribusi berjalan secara efisien
sehingga mampu memberikan nilai tambah ekonomi untuk
kesejahteraan masyarakat sekaligus meningkatkan daya
saing.
Spatial justice
BERKELANJUTAN Spatial sustainability
Kualitas lingkungan fisik dapat dipertahankan bahkan
dapat ditingkatkan, tidak hanya untuk kepentingan
generasi saat ini, namun juga generasi yang akan datang.
3
Penataan Ruang menurut UU No. 26 Tahun 2007
PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG
Tujuan Penataan
PENGATURAN PEMBINAAN Ruang: aman,
nyaman, produktif,
berkelanjutan
PELAKSANAAN PENATAAN
RUANG Dokumen RTRW pada
dasarnya adalah sebuah Pemanfaat‐
gambaran spasial 20 thn an Ruang
y.a.d.di wilayah rencana
Kondisi
setelah
Kondisi Proses Doku‐
Perenca‐ Pelak‐ Kondisi
Awal naan Tata men sanaan yang
(T0) Ruang RTRW Pengenda‐ Penata Diinginkan
lian Peman‐ an (T20)
faatan Ruang
Ruang (T5)
PENGAWASAN
Peninjauan
Kembali
RTRW
4
Isu strategis penyelenggaraan penataan ruang di daerah
5
Pelaksanaan penataan ruang di Indonesia saat ini yang telah mulai memasuki babak
baru, yaitu pemanfaatan ruang berdasarkan rencana tata ruang yang telah
ditetapkan dan pengendalian pemanfaatan melalui penerapan sanksi bidang
penataan ruang ruang agar pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang.
BHP_DJPR_Kem.PU
Permasalahan dan Tantangan Penataan Ruang
PERMASALAHAN
Kemacetan Permukiman Kumuh
Penataan ruang di
diselenggarakan untuk
menyelesaikan
permasalahan
Timbunan Sampah Alih Fungsi Lahan
pemanfaatan ruang
perkotaan
Banjir
BHP_DJPR_Kem. PU
… lanjutan
Pemanfaatan Ruang yang Kesenjangan Pembangunan/Investasi
Disintegrasi NKRI
Merusak Hutan Antar dan di dalam Wilayah
Penyelenggaraan penataan ruang berdasarkan UUPR dilaksanakan untuk mewujudkan kesetaraan
pembangunan Indonesia yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan
BHP_DJPR_Kem. PU
Isu Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Proses penyusunan rencana tata ruang
1 Kualitas
berdasarkan UUPR dilakukan dengan berjenjang
. Rencana Tata Ruang
dan komplementer.
4 Kepastian Hukum
Penerapan instrumen pengendalian pemanfaatan
ruang perlu dilaksanakan dengan konsisten
. Pemanfaatan Ruang
untuk mewujudkan kepastian hukum
BHP_DJPR_Kem. PU
pemanfaatan ruang.
Esensi Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Waktu
10
Kedudukan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
11
Instrumen pengendalian pemanfaatan ruang
UU No. 26/2007 PENGENDALIAN
Pasal 35 PEMANFAATAN RUANG
1 2 3 4
PEMBERIAN
PERATURAN PENGENAAN
PERIZINAN INSENTIF DAN
ZONASI SANKSI
DISINSENTIF
1 4 Instrumen
Instrumen Penindakan/
2 Pencegahan Penertiban
3 (ex‐ante factum) (post factum)
Upaya untuk mewujudkan
Tertib Tata Ruang
13
Peraturan zonasi/PZ (2)
14
Perizinan
Berdasarkan PP 15 Tahun 2010, Pasal 160 ‐ 167
Dasar
Pemberian Izin
• Diberikan berdasarkan RTRW Kab/Kota
IZIN PRINSIP • Izin Prinsip belum dapat dijadikan dasar untuk
RTRW pelaksanaan kegiatan
Kab/Kota • Izin Lokasi diperlukan untuk pemanfaatan ruang > 1
IZIN LOKASI Ha utk non pertanoan dan > 25 Ha utk pertanian
IZIN
PENGGUNAAN • Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah merupakan
PEMANFAATAN dasar untuk permohonan mendirikan bangunan
TANAH
• Dasar mendirikan bangunan dalam rangka
RDTR Kab/Kota IZIN pemanfaatan ruang
MENDIRIKAN • Diberikan berdasarkan peraturan zonasi
PZ BANGUNAN • Sebagai surat bukti dari Pemda untuk mendirikan
bangunan sesuai fungsi yang telah ditetapkan
IZIN LAIN
BERDASARKAN • Bentuk izin lain yang dikeluarkan oleh masing‐masing
PERATURAN sektor dan/ instansi yang berwenang
PER‐UU‐AN
15
Insentif dan disinsentif
Berdasarkan PP 15 Tahun 2010
INSENTIF DISINSENTIF
Ps. 170 Ps. 176
• Kegiatan pemanfaatan ruang • Kegiatan pemanfaatan ruang pada
pada kawasan yang didorong kawasan yang dibatasi
KRITERIA pengembangannya
pengembangannya
• Menghormati hak orang • Menghormati hak orang
Ps. 171 Ps. 177
Fiskal Non Fiskal Fiskal Non Fiskal
• Kewajiban
• Pemberian
kompensasi memberi
• Pemberian • Subsidi silang kompensasi
• Kemudahan • Persyaratan
BENTUK keringanan perizinan khusus dalam
• Pengenaan
pajak • Imbalan perizinan
• Sewa ruang pajak tinggi • Kewajiban
• Pengurangan • Urun saham memberi imbalan
distribusi • Penyediaan sarpras • Pembatasan
• Pengahargaan
penyediaan
• Publikasi & promosi
sarpras
Pemerintah Pemerintah
TATA CARA Pemda 1 Pemda 1
Pemerintah & Pemda Pemerintah & Pemda
16
Sanksi
17
Kategorisasi obyek pengendalian pemanfaatan ruang
STRUKTUR RUANG Arahan, Koordinasi, Sinkronisasi
Jaringan & Integrasi Kebijakan & Program
Pusat‐pusat Sektor‐sektor Prasarana‐sarana
Publik
PENGENDALIAN
PEMANFAATAN
RUANG
18
IV. … lanjutan
ruang • Kegiatan explorasi dan expoitasi sumber daya alam dalam bumi yang
dalam tidak sesuai dengan penetapan struktur ruang dan pola ruang dalam
RTR
bumi
Bentuk • dll
Pelanggaran
Pemanfaatan
Ruang • Kegiatan pengeboran lepas pantai yang tidak sesuai koordinat
peruntukan ruang di ruang laut
ruang • Kegiatan penangkapan ikan yang menyalahi zona peruntukan kawasan
laut penangkapan ikan
• dll
• Pembangunan bangunan tinggi yang menyalahi ketentuan perizinan
ruang mendirikan bangunan dan peraturan perundang‐undangan
udara • Pembangunan menara‐menara telekomunikasi yang tidak sesuai peruntukan
kawasan dalam RTR
• dll
BHP_DJPR_Kem.PU
Bentuk‐bentuk perubahan pemanfaatan ruang
EKOSISTEM
ALAMI
Kawasan (Natural Ecosystem)
(Fungsi)
Lindung EKOSISTEM
ALAM
TERMODIFIKASI
(Modified Natural
Ecosystem)
EKOSISTEM
Kawasan
ALAM
(Fungsi) DIBUDIDAYAKAN
Budidaya (Cultivated
Ecosystem)
EKOSISTEM
KAWASAN
TERBANGUN
(Built Ecosystem)
Kawasan yang
Perlu EKOSISTEM YANG RUSAK DAN TERDEGRADASI
DIrehabilitasi (Degraded Ecosystem)
20
Tantangan pada tataran kota/kabupaten (mikro)
21
Tantangan pada tataran subnasional/provinsi (meso)
40‐60 % untuk
kawasan
lindung?
22
Tantangan pada tataran nasional (makro)
23
HASIL KEGIATAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG DI WIL JAWA
24
Pengawasan Teknis Penyelenggaraan Penataan Ruang
T.A. 2016
Keterangan :
>85 : memuaskan
>69-85 : baik
>55-69 : cukup
<55 : kurang
25
Hasil Pengawasan Teknis Provinsi Di Jawa‐Bali T.A. 2016
ASPEK PENILAIAN
ASPEK ASPEK
ASPEK
PENGATURAN PEMBINAAN
NO PROVINSI PELAKSANAAN PERSENTASE KINERJA RANKING
PENATAAN PENATAAN
PENATAAN RUANG
RUANG RUANG
25% 45% 30%
1 Jawa Timur 83,68 94,78 85,89 89,34 Memuaskan 1
2 Jawa Barat 74,67 94,54 90,50 88,36 Memuaskan
Status per 17 November 2
2016
3 DI Yogyakarta 62,04 94,42 97,93 87,38 Memuaskan 3
4 Jawa Tengah 62,98 96,13 88,00 85,40 Memuaskan 4
5 Bali 79,20 95,31 70,14 83,73 Baik 5
6 DKI Jakarta 99,60 62,33 85,54 78,61 Baik 6
7 Banten 53,71 55,79 25,03 46,04 Kurang 7
Keterangan :
>85 : memuaskan >55-69 : cukup
>69-85 : baik <55 : kurang
26
Hasil Pengawasan Teknis Kab/Kota T.A. 2016
Jawa Tengah
27
Rekomendasi Umum Hasil Pengawasan Teknis 2016
1. Terkait SDM dan Teknologi yang terbatas dapat diatasi dengan sosialisasi melalui
workshop untuk melatih SDM yang akan bertugas mengisi dan mengembangkan
SIWASTEK.
2. Perlunya percepatan pengurusan dan pengeluaran peraturan/pedoman terkait
penyelenggaraan penataan ruang oleh pemerintah pusat untuk mendorong kegiatan
terkait penyelenggaraan penataan ruang di daerah seperti yang telah diamanatkan dalam
Rencana Tata Ruang Provinsi.
3. Mendorong percepatan pemrosesan dan pengesahan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
terkait penataan ruang baik dari segi rencana maupun dari segi pengendaliannya seperti
pengenaan sanksi, peraturan zonasi dan mekanisme insesntif disinsentif.
4. Terkait pelaksanaan penataan ruang, pemerintah daerah sebaiknya didorong untuk
melaksanakan rencana ‐ rencana yang telah ditetapkan tentunya melalui koordinasi
dengan sektor terkait.
5. Tersedianya apresiasi kepada pemerintah daerah dengan hasil kinerja terbaik serta
sanksi bagi daerah dengan nilai kinerja dengan nilai terendah, agar pemerintah daerah
termotivasi dalam penyusunan produk produk Tata Ruang di daerahnya.
28
Pemantauan & Evaluasi Pemanfaatan Ruang Prov Jawa
Tengah (2015)
29
Pemantauan & Evaluasi Pemanfaatan Ruang Kab.
Rembang (2015)
30
Pemantauan & Evaluasi Pemanfaatan Ruang di KSN
Borobudur dan Sekitarnya (2015)
31
Pemantauan & Evaluasi Pemanfaatan Ruang di
Kabupaten Kebumen (2016)
32
Terima kasih
33