Anda di halaman 1dari 33

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN 
RUANG

Dr. Andi Renald, ST., MT.


Direktorat Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Disampaikan pada Rakor Pengawasan Penyelenggaraan Penataan Ruang


Semarang, 27 Juli 2017

1
Dasar hukum

UUD 1945
Pasal 33 ayat (3)
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.”

UU No. 5 Tahun 1960


UU No. 26 Tahun 2007
tentang Peraturan Dasar
tentang Penataan Ruang
Pokok-pokok Agraria (UUPR)
(UUPA)

2
TUJUAN PENATAAN RUANG

AMAN Spatial resiliency
Masyarakat dapat menjalankan aktivitas kehidupannya
dengan terlindungi dari berbagai ancaman

NYAMAN Spatial comfortability
Memberi kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk
mengartikulasikan nilai-nilai sosial budaya dan fungsinya
sebagai manusia dalam suasana yang tenang dan damai

PRODUKTIF Spatial productivity
Proses produksi dan distribusi berjalan secara efisien
sehingga mampu memberikan nilai tambah ekonomi untuk
kesejahteraan masyarakat sekaligus meningkatkan daya
saing.
Spatial justice
BERKELANJUTAN Spatial sustainability
Kualitas lingkungan fisik dapat dipertahankan bahkan
dapat ditingkatkan, tidak hanya untuk kepentingan
generasi saat ini, namun juga generasi yang akan datang.
3
Penataan Ruang menurut UU No. 26 Tahun 2007
PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG 
Tujuan Penataan 
PENGATURAN PEMBINAAN Ruang: aman, 
nyaman, produktif, 
berkelanjutan

PELAKSANAAN PENATAAN 
RUANG Dokumen RTRW pada
dasarnya adalah sebuah Pemanfaat‐
gambaran spasial 20 thn an Ruang 
y.a.d.di wilayah rencana

Kondisi 
setelah 
Kondisi  Proses  Doku‐
Perenca‐ Pelak‐ Kondisi
Awal  naan Tata  men  sanaan  yang 
(T0) Ruang RTRW Pengenda‐ Penata Diinginkan
lian Peman‐ an  (T20)
faatan  Ruang 
Ruang (T5)
PENGAWASAN
Peninjauan 
Kembali 
RTRW
4
Isu strategis penyelenggaraan penataan ruang di daerah

5
Pelaksanaan penataan ruang di Indonesia saat ini yang telah mulai memasuki babak
baru, yaitu pemanfaatan ruang berdasarkan rencana tata ruang yang telah
ditetapkan dan pengendalian pemanfaatan melalui penerapan sanksi bidang
penataan ruang ruang agar pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang.

BHP_DJPR_Kem.PU 
Permasalahan dan Tantangan Penataan Ruang
PERMASALAHAN

Kemacetan Permukiman Kumuh

Penataan ruang  di 
diselenggarakan untuk 
menyelesaikan  
permasalahan 
Timbunan Sampah Alih Fungsi Lahan
pemanfaatan ruang 
perkotaan

Banjir

BHP_DJPR_Kem. PU 
… lanjutan

Pemanfaatan Ruang yang  Kesenjangan Pembangunan/Investasi 
Disintegrasi NKRI
Merusak Hutan Antar  dan di dalam Wilayah

Penyelenggaraan penataan ruang berdasarkan UUPR dilaksanakan untuk  mewujudkan kesetaraan 
pembangunan Indonesia yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan   

BHP_DJPR_Kem. PU 
Isu Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Proses penyusunan rencana tata ruang
1 Kualitas
berdasarkan UUPR dilakukan dengan berjenjang
. Rencana Tata Ruang
dan komplementer.

Pemanfaatan ruang dilakukan terkendali dengan


Kelengkapan mengacu pada fungsi ruang yang ditetapkan
2 Instrumen dalam RTR dan memperhatikan instrumen
. Pengendalian pengendalian pemanfaatan ruang (peraturan
Pemanfaatan Ruang zonasi, perizinan, pemberian insentif dan
disinsentif, serta pengenaan sanksi).

UUPR menjadi landasan untuk menumbuhkan


kesadaran hukum masyarakat melalui pengenaan
3 Kesadaran Hukum
sanksi administratif dan sanksi pidana terhadap
. Masyarakat
pelaku pelanggaran pemanfaatan ruang atas
rencana tata ruang yang berlaku.

4 Kepastian Hukum
Penerapan instrumen pengendalian pemanfaatan
ruang perlu dilaksanakan dengan konsisten
. Pemanfaatan Ruang
untuk mewujudkan kepastian hukum
BHP_DJPR_Kem. PU 
pemanfaatan ruang.
Esensi Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Kualitas Kondisi Ruang


Pemanfaatan yang diinginkan
Ruang Tekanan-tekanan yang (RTRW t-20)
menyebabkan terjadinya Pelaksanaan
penyimpangan pemanfaatan pengendalian
ruang
pemanfaatan
ruang
Upaya-upaya pengendalian diselenggarakan
pemanfaatan ruang agar
sejalan dengan RTRW
untuk menjamin
terwujudnya tata
Kondisi Ruang Kondisi Ruang ruang sesuai
saat ini (RTRW t-0) yang semakin
buruk dengan rencana
tata ruang

Waktu

10
Kedudukan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

11
Instrumen pengendalian pemanfaatan ruang

UU No. 26/2007 PENGENDALIAN 
Pasal 35 PEMANFAATAN RUANG

1 2 3 4
PEMBERIAN 
PERATURAN  PENGENAAN 
PERIZINAN INSENTIF DAN 
ZONASI SANKSI
DISINSENTIF

1 4 Instrumen
Instrumen Penindakan/ 
2 Pencegahan Penertiban
3 (ex‐ante factum) (post factum)
Upaya untuk mewujudkan
Tertib Tata Ruang

Pengendalian = Pencegahan + Penindakan


12
Peraturan Zonasi/PZ

13
Peraturan zonasi/PZ (2)

14
Perizinan
Berdasarkan PP 15 Tahun 2010, Pasal 160 ‐ 167 
Dasar 
Pemberian Izin

• Diberikan berdasarkan RTRW Kab/Kota
IZIN PRINSIP • Izin Prinsip belum dapat dijadikan dasar untuk 
RTRW  pelaksanaan kegiatan
Kab/Kota • Izin Lokasi diperlukan untuk pemanfaatan ruang > 1 
IZIN LOKASI Ha utk non pertanoan dan > 25 Ha utk pertanian

IZIN 
PENGGUNAAN  • Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah merupakan 
PEMANFAATAN  dasar untuk permohonan mendirikan bangunan
TANAH

• Dasar mendirikan bangunan dalam rangka 
RDTR Kab/Kota IZIN  pemanfaatan ruang
MENDIRIKAN  • Diberikan berdasarkan peraturan zonasi
PZ BANGUNAN • Sebagai surat bukti dari Pemda untuk mendirikan 
bangunan sesuai fungsi yang telah ditetapkan

IZIN LAIN 
BERDASARKAN  • Bentuk izin lain yang dikeluarkan oleh masing‐masing 
PERATURAN  sektor dan/ instansi yang berwenang
PER‐UU‐AN
15
Insentif dan disinsentif
Berdasarkan PP 15 Tahun 2010

INSENTIF DISINSENTIF
Ps. 170 Ps. 176

• Kegiatan pemanfaatan ruang  • Kegiatan pemanfaatan ruang pada 
pada kawasan yang didorong  kawasan yang dibatasi 
KRITERIA pengembangannya
pengembangannya
• Menghormati hak orang • Menghormati hak orang
Ps. 171 Ps. 177
Fiskal Non Fiskal Fiskal Non Fiskal
• Kewajiban 
• Pemberian 
kompensasi memberi 
• Pemberian  • Subsidi silang kompensasi
• Kemudahan  • Persyaratan 
BENTUK keringanan  perizinan khusus dalam 
• Pengenaan 
pajak • Imbalan perizinan
• Sewa ruang pajak tinggi • Kewajiban 
• Pengurangan  • Urun saham memberi imbalan
distribusi • Penyediaan sarpras • Pembatasan 
• Pengahargaan
penyediaan 
• Publikasi & promosi
sarpras

Pemerintah Pemerintah
TATA CARA Pemda 1 Pemda 1
Pemerintah & Pemda Pemerintah & Pemda
16
Sanksi

17
Kategorisasi obyek pengendalian pemanfaatan ruang

STRUKTUR RUANG Arahan, Koordinasi, Sinkronisasi
 Jaringan & Integrasi Kebijakan & Program 
 Pusat‐pusat Sektor‐sektor Prasarana‐sarana
Publik

PENGENDALIAN 
PEMANFAATAN 
RUANG 

POLA RUANG Pengendalian terhadap


 Kawasan budidaya bekerjanya mekanisme pasar
 Kawasan lindung

18
IV. … lanjutan

• Pemanfaatan ruang hutan seperti misalnya penebangan hutan yang tidak


sesuai zona peruntukan hutan maupun yang tidak dilengkapi izin pemanfaatan
ruang bidang kehutanan
• Pertambangan yang  melanggar  izin pemanfaatan ruang maupun tidak sesuai 
ruang  RTR
darat • Penutupan akses jalan umum
• Pembangunan bangunan yang tidak sesuai peruntukan ruang    
• dll

ruang  • Kegiatan explorasi dan expoitasi  sumber daya alam  dalam bumi yang 
dalam  tidak sesuai dengan penetapan struktur ruang dan pola ruang dalam 
RTR
bumi 
Bentuk  • dll
Pelanggaran 
Pemanfaatan 
Ruang • Kegiatan pengeboran lepas pantai yang tidak sesuai koordinat  
peruntukan ruang di ruang laut
ruang  • Kegiatan penangkapan ikan yang menyalahi zona peruntukan kawasan 
laut penangkapan ikan
• dll

• Pembangunan bangunan tinggi yang menyalahi ketentuan perizinan 
ruang  mendirikan bangunan dan peraturan perundang‐undangan
udara • Pembangunan menara‐menara telekomunikasi yang tidak sesuai peruntukan 
kawasan dalam RTR
• dll
BHP_DJPR_Kem.PU 
Bentuk‐bentuk perubahan pemanfaatan ruang

EKOSISTEM
ALAMI
Kawasan (Natural Ecosystem)
(Fungsi)
Lindung EKOSISTEM
ALAM
TERMODIFIKASI
(Modified Natural
Ecosystem)

EKOSISTEM
Kawasan
ALAM 
(Fungsi) DIBUDIDAYAKAN
Budidaya (Cultivated 
Ecosystem)
EKOSISTEM
KAWASAN
TERBANGUN
(Built Ecosystem)

Kawasan yang
Perlu EKOSISTEM YANG RUSAK DAN TERDEGRADASI
DIrehabilitasi (Degraded Ecosystem)

20
Tantangan pada tataran kota/kabupaten (mikro)

Keseimbangan dari berbagai fungsi‐fungsi hunian, non‐hunian, serta kawasan


lindung setempat (sempadan jalan, bangunan, sungai, danau, pantai)

21
Tantangan pada tataran subnasional/provinsi (meso)

Keseimbangan antara wilayah hulu


dan hilir, dengan menetapakan
kawasan hulu sebagai kawasan
lindung

40‐60 % untuk
kawasan
lindung?

22
Tantangan pada tataran nasional (makro)

Keseimbangan antara pembangunan antarwilayah

23
HASIL KEGIATAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN 
PEMANFAATAN RUANG DI WIL JAWA

24
Pengawasan Teknis Penyelenggaraan Penataan Ruang
T.A. 2016
Keterangan :
>85 : memuaskan
>69-85 : baik
>55-69 : cukup
<55 : kurang

25
Hasil Pengawasan Teknis Provinsi Di Jawa‐Bali T.A. 2016

ASPEK PENILAIAN
ASPEK  ASPEK 
ASPEK 
PENGATURAN  PEMBINAAN 
NO PROVINSI PELAKSANAAN  PERSENTASE KINERJA RANKING
PENATAAN  PENATAAN 
PENATAAN RUANG
RUANG RUANG
25% 45% 30%
1 Jawa Timur 83,68 94,78 85,89 89,34 Memuaskan  1
2 Jawa Barat  74,67 94,54 90,50 88,36 Memuaskan
Status per 17 November 2
2016
3 DI Yogyakarta 62,04 94,42 97,93 87,38 Memuaskan  3
4 Jawa Tengah 62,98 96,13 88,00 85,40 Memuaskan 4
5 Bali 79,20 95,31 70,14 83,73 Baik 5
6 DKI Jakarta 99,60 62,33 85,54 78,61 Baik 6
7 Banten 53,71 55,79 25,03 46,04 Kurang 7
Keterangan :
>85 : memuaskan >55-69 : cukup
>69-85 : baik <55 : kurang

26
Hasil Pengawasan Teknis Kab/Kota T.A. 2016
Jawa Tengah

27
Rekomendasi Umum Hasil Pengawasan Teknis 2016

1. Terkait SDM dan Teknologi yang terbatas dapat diatasi dengan sosialisasi melalui 
workshop untuk melatih SDM yang akan bertugas mengisi dan mengembangkan 
SIWASTEK.
2. Perlunya percepatan pengurusan dan pengeluaran peraturan/pedoman terkait 
penyelenggaraan penataan ruang oleh pemerintah pusat untuk mendorong kegiatan 
terkait penyelenggaraan penataan ruang di daerah seperti yang telah diamanatkan dalam 
Rencana Tata Ruang Provinsi.
3. Mendorong percepatan pemrosesan dan pengesahan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota 
terkait penataan ruang baik dari segi rencana maupun dari segi pengendaliannya seperti 
pengenaan sanksi, peraturan zonasi dan mekanisme insesntif disinsentif.
4. Terkait pelaksanaan penataan ruang, pemerintah daerah sebaiknya didorong untuk 
melaksanakan rencana ‐ rencana yang telah ditetapkan tentunya melalui koordinasi 
dengan sektor terkait.
5. Tersedianya apresiasi kepada pemerintah daerah dengan hasil kinerja terbaik serta 
sanksi bagi daerah dengan nilai kinerja dengan nilai terendah, agar pemerintah daerah 
termotivasi dalam penyusunan produk produk Tata Ruang di daerahnya.

28
Pemantauan & Evaluasi Pemanfaatan Ruang Prov Jawa
Tengah (2015)

29
Pemantauan & Evaluasi Pemanfaatan Ruang Kab. 
Rembang (2015)

30
Pemantauan & Evaluasi Pemanfaatan Ruang di KSN 
Borobudur dan Sekitarnya (2015)

31
Pemantauan & Evaluasi Pemanfaatan Ruang di 
Kabupaten Kebumen (2016)

32
Terima kasih

33

Anda mungkin juga menyukai