Oleh:
AISYAH
P3.73.20.1.16.154
JURUSAN KEPERAWATAN
BEKASI, 2019
BAB I
PENDAHULUAN
Pada Bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
studi kasus, dan manfaat studi kasus.
A. LATAR BELAKANG
Ansietas adalah suatu perasaan takut yang berasal dari eksternal atau internal
sehingga tubuh memiliki respons secara perilaku, emosional, kognitif, dan fisik
(Videbeck, 2011). Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran
yang samar disertai respon otonom (sumber tidak diketahui oleh individu)
sehingga individu akan meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi
(NANDA, 2015).
Salah satu masalah psikososial yang banyak dialami manusia dalam kehidupan
sehari-hari adalah ansietas. Prevalensi ansietas penduduk Amerika sekitar
15%-25%. Tingginya angka kejadian ansietas tersebut, berpengaruh secara
signifikan pada fungsi dan kualitas hidup manusia (Rapaport, 2005 dalam
Stuart, 2005). Di Indonesia prevalensinya belum diketahui secara pasti, namun
diperkirakan sekitar 9%- 12% populasi penduduk mengalami ansisetas
(Mudjadid, 2007 dalam Hunun, 2011). Data diatas, sesuai dengan Riset
kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007 yang menyatakan bahwa masalah
psikososial atau masalah mental emosional memiliki prevalensi 11,6% dari
total populasi penduduk Indonesia. Survei yang dilakukan antara Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan serta Dinas Kesehatan DKI Jakarta, pada
tahun 2006, menunjukkan angka kejadian ansietas penduduk DKI Jakarta
mencapai 39,8% .
Di Indonesia gangguan emosional yang terjadi pada usia 55-64 tahun sebanyak
8%, usia 65-74 tahun sebanyak 10% dan pada usia lebih dari 75 tahun sebanyak
13% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia (Depkes, 2013 dalam
purwatiningsih 2015)
Penggunaan hipnosis lima jari adalah seni komunikasi verbal yang bertujuan
membawa gelombang pikiran subjek menuju trance (gelombang alpha/theta)
(Evangelista dkk, 2016) dikenal juga dengan menghipnosis diri yang bertujuan
untuk pemograman diri, menghilangkan kecemasan dengan melibatkan saraf
parasimpatis dan akan menurunkan peningkatan kerja jantung, pernafasan,
tekanan darah, kelenjar keringat (Kozier, 2010). Hipnosis 5 jari adalah salah
satu bentuk self hipnosis yang dapat menimbulkan efek relaksasi yang tinggi
sehingga akan mengurangi ketegangan dan stres, kecemasan dan pikiran
seseorang Pada dasarnya hipnosis 5 jari ini mirip dengan hipnosis pada
umumnya yaitu dengan menidurkan klien (tidur hipnotik) tetapi teknik lebih
efektif untuk relaksasi diri sendiri dan waktu yang dilakukan bisa kurang dari
10 menit (Jenita, 2008)
Penelitian yang dilakukan Nofrida, Ponaria dan Sutinah tahun 2018 terhadap
efektivitas terapi hipnosis lima jari terhadap ansietas klien hipertensi di
puskesmas rawasari Jambi, menunjukkan adanya perbedaan tingkat ansietas
dan hipertensi sebelum dan sesudah intervensi sehingga penelitian ini dapat
dipergunakan sebagai intervensi keperawatan, sehingga dapat meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan komplementer di masyarakat. Terapi hipnotis
lima jari merupakan terapi generalis keperawatan di mana pasien melakukan
hipnotis diri sendiri dengan cara pasien memikirkan pengalaman yang
menyenangkan, dengan demikian diharapkan tingkat ansietas pasien akan
menurun.
Hal ini yang membuat penulis merasa tertarik untuk melakukan studi kasus
dengan judul penerapan terapi hipnosis lima jari terhadap klien dengan ansietas
dalam konteks keluarga.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana penerapan prosedur hipnotis lima jari terhadap klien dengan
ansietas dalam konteks keluarga?
1. Masyarakat
Menambah pengetahuan dan informasi yang sangat bermanfaat bagi
pasien dan keluarga untuk dapat membudayakan pengelolaan hipnotis
lima jari untuk menurunkan kecemasan.
3. Penulis
Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset keperawatan,
khususnya studi kasus tentang penerapan penerapan prosedur hipnotis
lima jari terhadap klien dengan ansietas dalam konteks keluarga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada Bab ini akan diuraikan tentang konsep dasar prosedur hipnotis lima jari
meliputi: pengertian, tujuan, indikasi, persiapan, dan langkah-langkah. Konsep
dasar gangguan ansietas meliputi: pengertian, penyebab, ciri dan gejala, tingkat
kecemasan dan cara pengukuran kecemasan. Mekanisme kerja hipnotis lima
ari dalam menurunkan kecemasan dan Peran keluarga.
Hipnosis 5 jari adalah salah satu bentuk self hipnosis yang dapat
menimbulkan efek relaksasi yang tinggi sehingga akan mengurangi
ketegangan dan stres, kecemasan dan pikiran seseorang (Jenita, 2008)
2. Tujuan
b. Fase Kerja
3) Latih klien untuk menyentuh keempat jadi dengan ibu jari tangan
2) Ealuasi objektif
5) Salam penutup
2. Penyebab
a. Teori Psikoanalitik
Menurut pandangan psikoanalitik kecemasan terjadi karena adanya
konflik yang terjadi antara emosional elemen kepribadian, yaitu id dan
super ego. Id mewakili insting, super ego mewakili hati nurani,
sedangkan ego berperan menengahi konflik yang tejadi antara dua
elemen yang bertentangan. Timbulnya kecemasan merupakan upaya
meningkatkan ego ada bahaya.
b. Teori Interpersonal
Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut
terhadap adanya penolakan dan tidak adanya penerimaan
interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan
trauma, seperti perpisahandan kehilangan yang menimbulkan
kelemahan fisik.
c. Teori Perilaku (Behavior)
Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan bentuk frustasi
yaitu segala sesutu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk
mencapai tujuan.
d. Teori Prespektif Keluarga
Menunjukkan pola interaksi yang terjadi dalam keluarga. Kecemasan
menunjukan adanya pola interaksi yang mal adaptif atau perilaku mal
adaptif dalam sistem keluarga.
e. Teori Perspektif Biologis
Menunjukan bahwa otak mengandung reseptor khususnya yang
mengatur ansietas, antara lain: benzodiazepines, penghambat
asamamino butirik-gamma neroregulator serta endofirin. Kesehatan
umum seseorang sebagai faktor pendukung terhadap ansieta.
4. Tingkat Kecemasan
Kecemasan (Anxiety) memiliki tingkatan (Gail W. Stuart 2006, dalam
Dona 2016) mengemukakan tingkat ansietas, diantaranya:
a. Ansietas ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari,
ansietas ini menyebabkan individu menjadi waspada dan
meningkatkan pandangan persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi
belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas individu.
b. Ansietas sedang
Memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Ansietas ini mempersempit pandangan
persepsi individu. Dengan demikian, individu mengalami tidak
perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada banyak area jika
diarahkan untuk melakukannya.
c. Ansietas berat
Sangat mengurangi pandangan persepsi individu. Individu cenderung
berfokus pada sesuatu bagian yang kecil dan spesifik serta tidak
berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi
ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk
berfokus pada area lain.
d. Tingkat panik
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Terpecah dari
keseimbangan karena mengalami kehilangan kendali, individu yang
mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan
arahan. Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan
peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk
berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan
kehilangan pemikiran yang rasional.
5. Cara Pengukuran Kecemasan
1. Perasaan cemas: cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri dan
mudah tersinggung.
2. Ketegangan: merasa tegang, lesu, tidak dapat beristirahat dengan
tenang, mudah terkejut, mudah menangis, gemetar dan gelisah.
3. Ketakutan: pada gelap, pada orang asing, ditinggal sendiri, pada
binatang besar, pada keramaian lalu lintas dan pada kerumunan
orang banyak.
4. Gangguan tidur: sukar untuk tidur, terbangun pada malam hari, tidur
tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi, mimpi buruk dan
mimpi yang menakutkan.
5. Gangguan kecerdasan: sukar berkonsentrasi, daya ingat menurun
dan daya ingat buruk.
6. Perasaan depresri (murung): hilangnya minat, berkurangnya
kesenangan pada hobi, sedih, terbangun pada saat dini hari dan
perasaan berubah-ubah sepanjang hari.
7. Gejala somatik/ fisik (otot): sakit dan nyeri di otot, kaku, kedutan
otot, gigi gemerutuk dan suara tidak stabil.
8. Gejala somatik/ fisik (sensorik): tinnitus (telinga berdenging),
penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa lemas dan
perasaan ditusuk-tusuk.
9. Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah): takikardi
(denyut jantung cepat), berdebar-debar, nyeri di dada, denyut nadi
mengeras, rasa lesu/ lemas seperti mau pingsan dan detak jantung
menghilang/ berhenti sekejap.
10. Gejala respiratori (pernafasan): rasa tertekan atau sempit di dada,
rasa tercekik, sering menarik nafas pendek/ sesak.
11. Gejala gastrointestinal (pencernaan): sulit menelan, perut melilit,
gangguan pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan
terbakar di perut, rasa penuh atau kembung, mual, muntah, BAB
konsistensinya lembek, sukar BAB (konstipasi) dan kehilangan
berat badan.
12. Gejala urogenital (perekmihan dan kelamin): sering buang air kecil,
tidak dapat menahan BAK, tidak datang bulan (tidak dapat haid),
darah haid berlebihan, darah haid sangat sedikit, masa haid
berkepanjangan, masa haid sangat pendek, haid beberapa kali dalam
sebulan, menjadi dingin,ejakulasi dini, ereksi melemah, ereksi
hilang dan impotensi.
13. Gejala autoimun: mulut kering, muka merah, mudah berkeringat,
kepala pusing, kepala terasa berat, kepala terasa sakit dan bulu-bulu
berdiri.
14. Tingkah laku/ sikap: gelisah, tidak tenang, jari gemetar, kening/ dahi
berkerut, wajah tegang/ mengeras, nafas pendek dan cepat serta
wajah merah.
Mekanisme kedua dari stres yaitu melalui jalur sistem saraf otonom.
Setelah stimulus diterima oleh hipotalamus, maka hipotalamus langsug
mengaktifkan sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Aktivasi sistem saraf
simpatis akan mengakibatkan terjadinya peningkatan frekuensi jantung,
dilatasi arteri koronia, dilatasi pupil, dilatasi bronkus, meningkatkan
aktivasi mental. Perangsangan saraf simpatis juga mengakibatkan aktivasi
dari medula adrenalis sehingga menyebabkan pelepasan sejumlah besar
epineprin dan norepinefrin ke dalam darah, untuk kemudian kedua homon
ini dibawa oleh darah ke semua jaringn tubuh. Epinefrin dan norepinefrin
akan berikatan dengan reseptor ᵝ1 dan ᵅ1 adrenergik dan memperkuat
respon simpatis untuk meningkatkan tekanan darah dan frekuensi nadi.
Aktivasi saraf parasimpatis akan mengakibatkan terlepasnya asetilkolin
dari postganglion n. Vagus, untuk selanjutnya asetilkolin ini akan
berikatan dengan reseptor muskarinik (M3) pada otot polos bronkus dan
mengakibatkan peningkatan frekuensi nafas. Ketika bahaya telah berakhir,
serabut saraf parasimpatis membalik proses ini dan mengembalikan tubuh
pada kondisi normal sampai tanda ancaman berikutnya dan mengaktifkan
kembali respons simpatis (Videbeck 2008, dalam Arlan 2018).
Hipnotis lima jari merupakan salah satu bentuk self hipnosis yang dapat
menimbulkan efek relaksasi yang tinggi, sehingga akan mengurangi
ketegangan san stres dari pikiran seseorang. Hipnotis lima jari
mempengaruhi system limbik seseorang sehingga berpengaruh pada
pengeluaran hormon-hormon yang dapat memacu timbulnya stres.
Hipnotis lima jari juga dapat mempengaruhi pernafasan, denyut jantung,
denyut nadi, tekanan darah, mengurangi ketegangan otot dan kordinasi
tubuh, memperkuat ingatan, meningkatkan produktivitas suhu tubuh dan
mengatur hormon-hormon yang berkaitan dengan stres (Hastuti 2015,
dalam Arlan 2018). Penggunaan hipnotis lima jari adalah seni komunikasi
verbal yang bertujuan membawa gelombnag pikiran seseorang menuju
gelombang alpha/beta) dikenal juga dengan menghipnotis diri yang
bertujuan untuk pemograman diri,menghilangkan kecemasan dengan
melibatkan saraf parasimpatis dan akan menurunkan peningkatan kerja
jantung, pernafasan, tekanan darah, kelenjar keringat dll (Kozier 2010,
dalam Arlan 2018)
C. FOKUS STUDI
Fokus studi kasus ini adalah penerapan prosedur hipnotis lima jari terhadap
klien dengan ansietas dalam konteks keluarga yang dilakukan selama
D. DEFINISI OPERASIONAL
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan definisi operasional sebagai
berikut:
1. Hipnotis lima jari adalah intervensi keperawatan untuk mengurangi
kecemasan dengan cara membantu klien untuk menghipnotis dirinya
sendiri dengan membayangkan kejadian-kejadian menyenangkan dalam
hidupnya.
2. Ansietas merupakan pengalaman emosi dan subjektif tanpa ada objek yang
spesifik sehingga orang merasakan suatu perasaan was-was (khawatir)
seolah-olah ada sesuatu yang buruk akan terjadi dan pada umumnya
disertai gejala-gejala otonomik yang berlangsung beberapa waktu.
2. Confidentialty
Dimana semua informasi yang didapat dari klien harus dijaga dengan
sedemikian rupa sehingga informasi individual tertentu tidak bisa
langsung dikaitkan dengan klien, dan klien juga harus dijaga kerahasian
atas keterlibatannya dalam studi kasus ini.
3. Justice
Hak terhadap penanganan yang adil yaitu memberikan individu hak yang
sama untuk dipilih atau terlibat tanpa diskriminasi,
4. Beneficience and Non Maleficience
Hak untuk mendapatkan perlindungan diri dari ketidaknyamanan dan
kerugin yaitu mengharuskan agar klien dilindungi dari eksploitasi dan
menjamin bahwa semua usaha dilakukan untuk meminimalkan bahaya
atau kerugian.
5. Informed Consent
Informed consent merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
melakukan studi kasus ini untuk mendapatlan persetujuan dari subjek studi
kasus. Informing adalah penyampaian ide dan isi penting dari peneliti
kepada calon subjek peneliti. Consent adalah persetujuan dari calon subjek
peneliti untuk berperan dalam studi kasus penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, F.D., Ifdil. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia
(Lansia). Konselor, Vol 5 No. 2 hlm 93-99
Banon, E., Ernawati, D., Noorkasiani. (2014). Efektivitas Terapi Hipnotos Lima
Jari Untuk Menurunkan Tingkat Ansietas Pasien Hipertensi. Jkep. Vol. 2
No. 3, hlm 24-33.
Evangelista, T., Dyah, W., Esti, W. (2016). Pengaruh Hipnosis 5 Jari Terhadap
Tingkat Kecemasan Pasien Sirkumsisi Di Tempat Praktik Mandiri
Mulyorejo Sukun Malang. Nursing News Volume 1, Nomor 2 hlm 63-74
Keliat , B.A, & Akemat. (2012). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta: EGC
Nanda. (2015). Diagnosis keperawatan definisi & klasifikasi 2015-2017 Edisi 10
editor T Heather Herdman, Sgihemi Kamitsuru. Jakarta: EGC
Raudhatin. (2013). Konsep dasar teknik relaksasi hipnotis 5 jari. Diakses dari
htttp://www.scribd.com, tanggal 9 April 2019
Saswati, N., Riska, P., Sutinah. (2018). Efektivitas Terapi Hipnosis Lima Jari
Terhadap Ansietas Klien Hipertensi Di Puskesmas Rawasari Jambi Tahun
2018. Riset Informasi Kesehatan, Vol 7 No. 2 hlm 174-179
Stuart, G.W. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC