0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
63 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang teori adaptasi sosial (AGIL) yang diajukan Talcott Parsons pada tahun 1950. Teori ini menjelaskan empat persyaratan (adaptasi, tujuan, integrasi, latihan) yang harus dipenuhi setiap sistem sosial agar tetap berfungsi dengan baik. Adaptasi mengacu pada kemampuan sistem sosial dalam memperoleh sumber daya lingkungan dan mendistribusikannya secara efektif. Keluarga juga
Dokumen tersebut membahas tentang teori adaptasi sosial (AGIL) yang diajukan Talcott Parsons pada tahun 1950. Teori ini menjelaskan empat persyaratan (adaptasi, tujuan, integrasi, latihan) yang harus dipenuhi setiap sistem sosial agar tetap berfungsi dengan baik. Adaptasi mengacu pada kemampuan sistem sosial dalam memperoleh sumber daya lingkungan dan mendistribusikannya secara efektif. Keluarga juga
Dokumen tersebut membahas tentang teori adaptasi sosial (AGIL) yang diajukan Talcott Parsons pada tahun 1950. Teori ini menjelaskan empat persyaratan (adaptasi, tujuan, integrasi, latihan) yang harus dipenuhi setiap sistem sosial agar tetap berfungsi dengan baik. Adaptasi mengacu pada kemampuan sistem sosial dalam memperoleh sumber daya lingkungan dan mendistribusikannya secara efektif. Keluarga juga
ADAPTASI (ADAPTATION) KOMUNIKASI DAN PENYULUHAN PERTANIAN
Disusun Oleh : Abi Kurnialdi (134170110)
PRORAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN ” YOGYAKARTA 2019 Paradigma AGIL adalah salah satu teori Sosiologi yang dikemukakan oleh ahli sosiologi Amerika, Talcott Parsons pada sekitar tahun 1950. Teori ini adalah lukisan abstraksi yang sistematis mengenai keperluan sosial (kebutuhan fungsional) tertentu, yang mana setiap masyarakat harus memeliharanya untuk memungkinkan pemeliharaan kehidupan sosial yang stabil. Teori AGIL adalah sebagian teori sosial yang dipaparkan oleh Parson mengenai struktur fungsional, diuraikan dalam bukunya The Social System, yangbertujuan untuk membuat persatuan pada keseluruhan system sosial. Teori Parsons dan Paradigma AGIL sebagai elemen utamanya mendominasi teori sosiologi dari tahun 1950 hingga 1970. Pokok pikiran Parsons dalam perkembangan pada tahun 1950 dalam bukunya “The Sosial System” yang diterbitkan tahun 1951 tentang konsep AGIL merupakan pengembangan teori fungsionalisme structural dengan mengemukakan empat prasyarat mutlak yang harus dicukupi oleh setiap masyarakat, kelompok atau organisasi. Bila tidak ada, maka system social tersebut tidak akan dapat bertahan dan harus berakhir. Tiap-tiap sistem sosial mulai dari negara besar, sampai keluarga batin (nuclear family) menghadapi empat masalah yang perlu ditanggulangi agar tidak lenyap. Fungsi dari keempat persyaratan Parsons diartikan sebagai suatu kegiatan yang diarahkan kepada pencapaian kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan dari suatu system. Salah satu persyaratan fungsional tersebut adalah adaptasi (adaptation), yakni supaya masyarakat dapat bertahan mereka harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mungubah lingkungan agar dapat sesuai dengan lingkungan dan mengubah lingkungan agar dapat sesuai dengan masyarakat. Adaptasi menunjuk pada keharusan bagi system-sistem social untuk menghadapi lingkungannya. Adaptasi mengacu pada perolehan sumberdaya atau fasilitas yang cukup dari lingkungan luar sistem, dan kemudian mendistribusikannya di dalam sistem. Adaptasi adalah suatu pilihan tindakan yang bersifat rasional dan efektif sesuai dengan konteks lingkungan sosial ekonomi, serta ekologi dimana penduduk tersebut tinggal. Pemilihan tindakan yang bersifat kontekstual tersebut dimaksudkan untuk mengalokasikan sumberdaya yang tersedia di lingkungan guna mengatasi tekanan-tekanan sosial ekonomi. Tindakan adaptasi bisa dilihat dari dua sudut pandang yaitu sudut pandang eksternal dan internal. Berdasarkan sudut pandang internal, adaptasi dibagi dua yaitu eksistensi interpretasi (existential interpretation) dan kategorisasi moral-evaluasi (moral-evaluation categorization). Tindakan eksistensi interpretasi adalah kemampuan seseorang untuk memandang dirinya agar tetap eksis dalam lingkungannya, sedangkan tindakan moral-evaluasi merupakan tindakan seseorang untuk tetap dapat mengikuti kaidah atau nilai-nilai moral yang ada di lingkungan. Berdasarkan sudut pandang eksternal, tindakan adaptasi seseorang dibagi menjadi dua yaitu simbolisasi kognitif (cognitive symbolization) dan simbolisasi ekspresif (exspressive symbolization). Tindakan kognitif merupakan cara berpikir seseorang dengan memandang berbagai sumberdaya yang ada di lingkungan luar untuk dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada. Dalam upaya mengatasi masalah yang dihadapi, keluarga perlu mengembangkan strategi adaptasi yang memadai, salah satunya adalah coping strategy. Friedman (1998) mendefinisikan coping keluarga sebagai respon positif yang digunakan keluarga dan sistemnya untuk memecahkan masalah atau mengurangi stress yang diakibatkan oleh peristiwa tertentu. Selanjutnya Mc Cubin dan Thompson (1987), diacu oleh Noverina (2006) menyatakan bahwa coping merupakan manajemen dari dimensi-dimensi kehidupan keluarga termasuk memelihara organisasi keluarga (secara internal), mempertahankan keutuhan keluarga, peningkatan hubungan dengan masyarakat dan mengontrol pengaruh kuat dari sumber stres yang menjadi suatu proses pencapaian keseimbangan dalam keluarga. Coping strategy keluarga dibagi menjadi dua yaitu coping internal atau intrafamiliar dan eksternal atau ekstrafamiliar. Coping strategy internal meliputi mengandalkan kemampuan sendiri dari keluarga, penggunaan humor, musyawarah bersama (memelihara ikatan bersama), mengartikan masalah, pemecahan masalah secara bersama, fleksibilitas peran, dan normalisasi. Sedangkan coping strategy eksternal meliputi mencari informasi, memelihara hubungan aktif dengan komunitas, mencari sistem pendukung sosial, mencari dukungan spiritual. Adaptasi yang dilakukan oleh suatu sistem keluarga dalam mempertahankan kelangsungan hidup semua anggota keluarganya berbedabeda menurut derajatnya, mulai dari mempertahankan masalah hidup dan mati sampai dengan mempertahankan hidup agar dapat menjalankan aktivitas seharihari seperti mampu bekerja secara normal sesuai dengan jenis pekerjaannya masing-masing. Selanjutnya dapat menentukan tingkat pendapatan bagi rumahtangga tersebut. Mengenai proses adaptasi ini, sedikit banyak pemikiran Parsons dipengaruhi pemikiran evolusi dalam tatanan social, baik dari Auguste Comte maupun evolusi biologi yang dipelajari langsung dari teori-teori Charles Darwin. Yakni supaya masyarakat dapat bertahan mereka harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mungubah lingkungan agar dapat sesuai dengan lingkungan dan mengubah lingkungan agar dapat sesuai dengan masyarakat. Adaptasi menunjuk pada keharusan bagi system-sistem social untuk menghadapi lingkungannya. Masyarakat sebagai produk dari keluarga-keluarga yang menempati suatu wilayah tertentu mengharuskan untuk beradaptasi, belajar menyesuaikan terhadap lingkungannya. Sebagai contoh tentang urbanisasi, dimana keluarga dari desa yang pindah kekota. Agar mereka tetap hidup dengan kerasnya kehidupan dikota mereka harus belajar kembali tentang bagaimana hidup dilingkungan yang baru, menyesuaikan pola hidup dengan lingkungan tempat tinggal mereka dikota. Jika keluaarga ini tidak mampu menyesuaikan diri maka mereka akan tereliminasi dari kota tersebut.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita
Albert Bandura dan faktor efikasi diri: Sebuah perjalanan ke dalam psikologi potensi manusia melalui pemahaman dan pengembangan efikasi diri dan harga diri