2. Epidemiologi
Appendicitis merupakan kasus bedah yang banyak dijumpai, saat ini termasuk
penyakit akut abdomen. Dari laporan Rumah Sakit Sanglah Denpasar pada tahun
2007 menunjukkan angka kejadian yang cukup tinggi( ) .Tingginya angka
kejadian ini ada kaitannya dengan prilaku dan gaya hidup masyarakat kita saat
ini seperti pola makan yang tidak teratur, aktivitas yang kurang dan lainnya.
3. Etiologi
Adanya penyumbatan pada lumen yang dapat disebabkan oleh :
- Hiperplasia dari folikel limfoid
- Adanya leukosit dalam lumen appendiks
- Adanya benda asing seperti cacing ascaris
- Striktur karena fibrosis
4. Patofisiologi
Faktor utama penyebab appendiksitis adalah obstruksi lumen yang diikuti dengan
infeksi oleh bakteri. Bila ada obstruksi yang lebih jarang adalah batu, tumor,
cacing parasit lain, infeksi virus atau benda asing lain yang mengakibatkan
pembengkakan jaringan limfoid, sekret mukus yang terus menerus yang
menyebabkan appendiks teregang dan terbendung menyebabkan dinding
appendiks oedema serta merangsang tunika serosa dan peritoneum visceral. Oleh
karena persarafan appendiks sama dengan usus yaitu torakal maka rangsangan
ini dirasakan sebagai rasa sakit di sekitar umbilikus. Mukus yang terkumpul itu
lalu terinfeksi oleh bakteri dan menjadi nanah yang menyebabkan apendik
semakin meregang kemudian timbul gangguan aliran vena sedangkan arteri
belum terganggu. Peradangan yang meluas dan mengenali peritoneum parietal
setempat sehingga menimbulkan rasa nyeri di kanan bawah.
5. Klasifikasi Appendiksitis
a. Appendiksitis supuratif akut
b. Appendiksitis gangrenosa
c. Appendiksitis perforasi
d. Appendiksitis infiltrat
e. Appendiksitis abses
f. Appendiksitis kronik dan akut
6. Gejala Klinik
- Nyeri samar-samar dan merupakan nyeri viseral di daerah epigastrium di
sekitar umbilikus
- Mual dan kadang muntah
- Nafsu makan menurun
- Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ke kanan bawah ke titik Mc
Burney sehingga nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas berupa nyeri
tekan dan nyeri lepas pada regio iliaka dekstra
- Kadang tidak ada nyeri epigastrium tetapi terdapat konstipasi sehingga
penderita memerlukan obat pencahar
- Demam sekitar 37,5 C – 38,5 C
7. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi :
1. Klien tampak kesakitan dan bertambah berat jika disuruh
menekuk kaki kanan
2. Pergerakan klien yang sangat hati – hati terutama pada yang
akut
3. Bila berbaring kaki kanan sedikit ditekuk
8. Pemeriksan penunjang :
A Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan leukositosis ,untuk menegakkan
diagnose pada perforasi terjadi peningkatan leukosit yang tinggi antara 10.000
– 18.000 /mm3
a. Pemeriksaan urine rutin untuk membedakan appendiksitis
dengan kelainan di saluran kencing
b. Foto Rontgen/ USG ; ditemukan gambaran tumpukan masa di
umbai cacing
9. Kreteria Diagnosis
10. Penatalaksanaan
Pada appendiksitis pengobatan yang paling baik adalah operasi appendiktomy.
Dalam waktu 48 jam operasi harus telah dilakukan atau bila tidak mungkin
maka dilakukan tindakan konservatif. Penderita diobservasi, istirahat total dalam
posisi fowler, beri antibiotik dan beri makanan yang tidak merangsang
peristaltik.
Tindakan pre operatif : penderita dirawat, berikan antibiotik dan kompres untuk
menurunkan suhu tubuh penderita, bila terlihat adanya gangguan keseimbangan
air maka segera diberikan cairan parenteral seperti Na Cl 0,9 % dan Glukosa 5%.
Daerah perut bawah dan pubis dibersihkan dan dicukur. Premedikasi diberikan
30 menit sebelum operasi.
Tindakan operatif : Appendiktomy
Tindakan Post Operatif : observasi tanda vital, penderita dikatakan baik dalam 12
jam tidak terjadi gangguan. Selama itu puasa sampai fungsi usus normal
kemudian berikan minum sedikit, keesokan harinya diberikan makanan saring,
hari berikutnya makanan lunak dan mobilisasi dini dilakukan satu hari pasca
bedah.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Keterbatasan gerak dan aktifitas b/d keadaan umum lemah
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d post appendiktomy
3. Gangguan rasa aman (cemas) b/d pembedahan atau kurangnya
pengetahuan
4. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan cairan kurang dari kebutuhan
b/d intake kurang
5. Resiko terjadi infeksi b/d perawatan luka yang kurang steril
Pohon Masalah :
3. Perencanaan
a Keterbatasan gerak dan aktifitas b/d keadaan umum lemah
Rencana Tindakan :
1. Rubah posisi secara perlahan
2. Anjurkan mobilisasi dini
3. Monitor vital signs
4. Bantu memenhui kebutuhan sehari-hari
b.Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d pre / post appendiktomy
Rencana Tindakan :
1. Evaluasi atau monitor perkembangan nyeri dengan
melihat ekpresi wajah dan skala nyeri
2. Ukur vital sign
3. Atur posisi semi fowler
4. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi
5. Kolabrasi dalam pemberian analgetik
c. Gangguan rasa aman (cemas) b/d pembedahan atau kurangnya pengetahuan
Rencana Tindakan :
1.Beri penjelasan tentang penyakitnya
2.Memberitahukan pasien tentang pengobatan dan
perawatan yang diberikan
3.Beri dorongan secara psikologis
d. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan cairan kurang dari kebutuhan b/d
intake kurang
Rencana Tindakan ;
1.Catat intake dan output
2.Monitor tanda vital
3.Kolaborasi dalam pemberian cairan parenteral
e. Resiko terjadinya infeksi b/d perawatan luka yang kurang steril
Rencana Tindakan :
1.Observasi tanda-tanda infeksi
2.Pertahankan tindakan pencegahan dengan tehnik septik
aseptik
1. Pantau tanda-tanda vital
2. Rawat luka dengan steril
3. Kolaborasi dengan pemberian
antibiotik
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana tindakan yang telah di susun
dalam rencana perawatan. Pelaksanaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
akan pelayanan keperawatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
c. Evaluasi
Evaluasi yang dimaksud adalah evaluasi terhadap keberhasilan dari perencanaan
dan pelaksanaan perawatan yang telah ditetapkan tercapai atau tidak
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada hari Jumat, tanggal 9 Juni 2000 Pk. 12.00 WITA di
Ruang Ratna RSUP Sanglah Denpasar.
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
Pasien Penanggung
Nama : M.Y. : K.S.
Umur : 20 tahun : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan : Laki-laki
Status Perkawinan : Kawin : Kawin
Suku Bangsa : Bali/Indonesia : Bali/Indonesia
Agama : Hindu : Hindu
Pendidikan : SMP : SMU
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga : Wiraswasta
Alamat : Br. Lengkiling Peguyangan Denpasar Barat
b. Alasan Dirawat
1) Keluhan Utama : Nyeri pada luka post operasi
2) Riwayat Penyakit :
Pasien datang tanggal 8 Juni 2000 Pk. 10.30 WITA dengan keadaan
umum lemah, tekanan darah 100/60 mmHg, suhu 36,5 C, nadi 80
x/menit, respirasi 20 x/menit. Sejak tanggal 5 Juni 2000 pasien
merasakan nyeri perut pada bagian kanan bawah yang dirasakan seperti
ditusuk-tusuk. Pasien sempat berobat ke dokter swasta dan diberi obat
tetapi pasien lupa nama obatnya kemudian sejak pagi tanggal 8 Juni 2000
pasien mengatakan nyeri perutnya semakin bertambah, perut terasa
kembung, demam, mual dan muntah sebanyak dua kali, BAB dan BAK
normal. Pasien kembali berobat ke dokter swasta dan pasien dirujuk ke
RSUP Sanglah Denpasar sehingga pada Pk. 07.00 WITA pasien dikirim
ke UGD Triage Medis diantar oleh keluarganya. Setelah dilakukan
pemeriksaan pasien didiagnosa Appendiksitis Akut dan pada Pk. 09.30
WITA pasien menjalani operasi dan selesai pada Pk. 10.30 WITA dan
pasien dipindahkan ke Ruang Ratna untuk mendapatkan perawatan
selanjutnya yaitu perawatan Post Appendiktomy.
Riwayat kebidanan : pasien post partum dua bulan yang lalu yaitu tanggal
30 Mei 2000, partus spontan di bidan swasta, anak lahir perempuan
dengan BB 3200 gram, menangis spontan, sekarang hidup, saat ini pasien
sedang menyusui, tidak ada perdarahan pervaginam tidak ada, keputihan
tidak ada, panas badan tidak ada, pasien menggunakan KB Suntik,
menarche pada umur 14 tahun, haid teratur, dengan siklus 28 hari, lama
haid 3 – 4 hari, HPHT : 1 Mei 2000.
4) Data Spiritual
Pasien beragama Hindu dan sembahyang pada hari-hari tertentu.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Umum
Kesadaran : compos mentis
Keadaan umum : lemah
Bangun tubuh : sedang
Postur tubuh : tidak dapat dievaluasi
Gerak motorik : baik
Turgor kulit : elastis
Keadaan kulit : tidak ada cyanosis, tidak ada ikterus, tidak ada
oedema
2) Ukuran-ukuran
a) Berat badan sebelum sakit : 56 kg
Berat badan setelah sakit : 54 kg
Tinggi badan : 160 cm
b) Gejala kardinal
Suhu 37 C
Tekanan darah 100/60 mmHg
Nadi 96 x/menit
Respirasi 18 x/menit
3) Khusus
a) Kepala
Bentuk simetris, rambut hitam lurus, kulit kepala bersih, ketombe
tidak ada, rambut tidak rontok, nyeri tekan tidak ada, tidak ada
benjolan.
b) Mata
Bentuk simetris, konjunktiva merah muda, sklera putih, korne
jernih, reflek pupil baik (isokor), pergerakan bola mata baik,
kelopak mata tidak ada benjolan, nyeri tekan tidak ada.
c) Hidung
Bentuk simetris, nyeri tekan tidak ada, benjolan tidak ada, sekret
tidak ada, mukosa hidung merah muda, penciuman baik
d) Telinga
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit wajah, serumen ada
sedikit, nyeri tekan tidak ada, pendengaran baik
e) Mulut
Bibir simetris, gigi lengkap, lidah bersih, mukosa bibir kering,
karies tidak ada, pembesaran tonsil tidak ada, mulut bersih
f) Leher
Pembesaran kelenjar limfe tidak ada, bendungan vena jugularis
tidak ada, nyeri tekan tidak ada
g) Thorak
Pergerakan simetris, nyeri tekan tidak ada, wheezing tidak ada,
ronchi tidak ada, stridor tidak ada
h) Abdomen
Distensi ringan, terdapat luka jaritan + 6 cm, nyeri tekan ada,
nyeri lepas ada, peristaltik normal
i) Ekstremitas
Ekstremitas atas : reflek baik, cyanosis perifer tidak ada,
pergerakan terbatas karena terpasang infus pada tangan kanan,
oedema tidak ada. Ektremitas bawah : reflek baik, cyanosis tidak
ada, oedema tidak ada
j) Genetalia
Terpasang dower kateter, kebersihan cukup
h) Anus
Hemoroid tidak ada, kelainan tidak ada
e. Pemeriksaan Penunjang
Data hasil laboratorium tanggal 8 Juni 2000
Normal
WBC : 6,3 K/UL 4,1 – 109 47,0 – 80,0 % L
LYM : 1,8 RM 29,0 % L 2,5 – 7,5 13,0 – 40,0 % G
GRAN : 4,5 71,0% G 1,0 – 4,0 2,0 – 11,0 % M
RBC : 3,87 m/UL 0,1 – 7,2 0,0 – 5,0 % E
HGB : 10,5 g/dL 0,0 – 0,5 g/dL
HCT : 32,5 % 0,0 – 0,5 %
MCV : 84 fL 4,00 – 5,20 fL
MCH : 2,71 pQ 12,0 – 16,0 pQ
MCHC : 32,3 g/dL 36,0 – 46,0 g/dL
PLT : 280 k/UL 80,0 – 100 K/UL
Data hasil laboratorium Patologi Klinik
Normal
LED : 8 / 40 mm L : 0 – 2 mm, P : 2 – 11 mm
Sedimen
- Leukosit : 7 -8 4,5 – 11,0 UL
- Eritrosit : 2 – 3 L : 4,6 – 6,2 UL, P : 4,2 – 5,4 UL
2. Analisa Data
No. Data Subyektif Data Obyektif Kesimpulan
1. - Pasien mengeluh nyeri - Pasien tampak Gangguan rasa
pada luka operasi meringis sambil nyaman (nyeri)
- Pasien mengeluh nyeri memegangi daerah
bertambah bila operasi
menggerakkan - Terdapat luka operasi
tubuhnya + 6 cm
- Nyeri dirasakan - Pada palpasi terdapat
seperti ditusuk-tusuk nyeri tekan disertai
- nyeri lepas
- Nadi 96 x/menit,
skala nyeri 5
(sedang)
- Distensi ringan
3. Rumusan Masalah
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri)
b. Keterbatasan gerak dan aktifitas
c. Gangguan rasa aman (cemas)
d. Resiko terjadinya infeksi
4. Analisa Masalah
a. P : Gangguan rasa nyaman (nyeri)
E : Luka pada appendiktomy
S : Pasien mengeluh nyeri pada luka operasi, pasien mengeluh nyeri
bertambah bila menggerakkan tubuhnya, pasien tampak meringsi sambil
memegang daerah operasi, terdapat luka operasi sepanjang + 6 cm, pada
palpasi terdapat nyeri tekan disertai nyeri lepas, nyeri dirasakan seperti
ditusuk-tusuk, Nadi 96 x/menit, skala nyeri 5 (sedang), distensi ringan.
Proses terjadinya :
Karena pasien menjalani operasi appendiks yang mana dilakukan sayatan + 6
cm yang menyebabkan saraf di daerah luka post operasi tersebut terangsang
karena jaringan pada kulit terputus dan merusak saraf-saraf perifer.
Rangsangan (stimulus) tersebut diteruskan oleh reseptor ke otak bagian
spinal cord melalui saraf sensori dan jawabannya di transfer kembali ke saraf
perifer melalui saraf motorik sehingga sebagai responnya maka pasien
merasakan nyeri.
5. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d luka post appendiktomy ditandai dengan
pasien mengeluh nyeri pada luka operasi, pasien mengeluh nyeri bertambah
bila menggerakkan tubuhnya, pasien tampak meringsi sambil memegang
daerah operasi, terdapat luka operasi sepanjang + 6 cm, pada palpasi
terdapat nyeri tekan disertai nyeri lepas, nyeri dirasakan seperti ditusuk-
tusuk, Nadi 96 x/menit, skala nyeri 5 (sedang), distensi ringan.
b. Keterbataan gerak dan aktifitas b/d keadaan umum lemah ditandai dengan
pasien mengatakan sebagian kebutuhannya dibantu, kebutuhan sehari-hari
pasien dibantu seperti mandi, membantu mengatur posisi, keadaan umum
lemah, pasien mengatakan badannya lemah, pasien terbaring di tempat tidur,
tangan kanan terpasang infus RL 20 tetes per menit, terpasang dower kateter
c. Gangguan rasa aman (cemas) b/d kurangnya pengetahuan pasien tentang
keadaannya ditandai dengan pasien mengatakan takut pada keadaannya
sekarang, pasien mengatakan takut tidak dapat merawat dan mengurus
bayinya yang brau berumur 2 bulan, pasien mengatakan belum tahu tentang
cara perawatan luka operasinya, pasien bertanya-tanya tentang keadaan
lukanya, pasien bertanya akan kesembuhannya dan berapa lama akan
sembuh, pasien tampak gelisah.
d. Resiko terjadiny infeksi b/d luka operasi appendiks dan terpasang infus dan
dower kateter ditandai dengan luka post operasi hari I sepanjang + 6 cm,
terpasang infus RL 28 tetes/menit dan terpasang dower kateter
B. PERENCANAAN
1. Prioritas Masalah
a. Diagnosa Keperawatan 1
b. Diagnosa Keperawatan 2
c. Diagnosa Keperawatan 3
d. Diagnosa Keperawatan 4
2. Rencana Perawatan
Dapat dilihat pada halaman berikut.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN M.Y.
DENGAN DIAGNOSA POST APPENDIKTOMY HARI I
DI RUANG RATNA RSUP SANGLAH DENPASAR
TANGGAL 9 – 11 JUNI 2000
Hari/Tgl/ Diagnosa Keperawatan Rencana Tujuan Rencana Tindakan Rasional Kriteria Evaluasi
Jam
Gangguan rasa nyaman Setelah diberi - Observasi vital - Akan dapat diketahui Sabtu, 10 Juni
(nyeri) b/d luka post tindakan sign terutama nadi keadaan umum pasien 2000 Pk. 13.00
appendiktomy ditandai keperawatan - Beri posisi yang - Akan dapat WITA nyeri
dengan pasien mengeluh selama 1 x 30 nyaman bagi klien merilekskan otot-otot berkurang
nyeri pada luka operasi, menit nyeri pasien pasien, dimana jika dengan kriteria :
pasien mengeluh nyeri berkurang dengan otot-otot rileks maka - Skala nyeri 2
bertambah bila kriteria : cadangan oksigen akan - Pasien tidak
menggerakkan tubuhnya, - Skala nyeri 2 tetap adekuat sehingga meringis
pasien tampak meringis - Pasien tidak tidak terjadi iskemik - Nyeri tekan
sambil memegang daerah meringis pada jaringan, dengan berkurang
operasi, terdapat luka - Nyeri tekan demikian nyeri tidak - Nadi 70 – 80
operasi sepanjang + 6 cm, berkurang akan terlalu dirasakan x/menit
pada palpasi terdapat - Nadi 70 – 80 oleh pasien
nyeri tekan disertai nyeri x/menit - Ajarkan tehnik - Dengan nafas dalam,
lepas, nyeri dirasakan relaksasi (nafas otot-otot di daerah
seperti ditusuk-tusuk, dalam) abdomen akan relaks
Nadi 96 x/menit, skala dan suplai oksigennya
nyeri 5 (sedang), distensi meningkat sehingga
ringan. nyeri tidak dirasakan
oleh pasien
- Laksanakan tehnik - Dengan berbincang-
distraksi bincang akan dapat
(berbincang- mengalihkan perhatian
bincang) pasien agar tidak
berfokus pada nyeri
- Monitor - Dapat dideteksi apakah
perkembangan nyeri dapat berkurang
nyeri dengan atau malah bertambah
melihat ekpresi
wajah, skala nyeri
- Novalgin merupakan
- Delegatif dalam salah satu obat
pemberian analgetik dan dapat
Novalgin 3 x 1 mempengaruhi kerja
gram (injeksi IV) sistem saraf pusat
sehingga dapat
menghambat
rangsangan nyeri yang
disampaikan dari saraf
perifer
Jumat, 9 Keterbatasan gerak dan Setelah diberi - Kaji kemampuan - Dapat dipantau Sabtu, 10 Juni
Juni 2000 aktifitas b/d keadaan tindakan pasien dalam perkembangan 2000 perawatan
Pk. 13.00 umum lemah ditandai keperawatan memenuhi kemampuan pasien diri pasien
WITA dengan pasien selama 1 x 24 jam kebutuhannya, dalam memenuhi terpenuhi dengan
mengatakan sebagian perawatan diri mana yang perlu kebutuhannya sendiri kriteria :
kebutuhannya dibantu, pasien terpenuhi dibantu dan mana - Keadaan
kebutuhan sehari-hari dengan kriteria : yang dilakukan umum baik
pasien dibantu seperti - Keadaan sendiri - Pasien dapat
mandi, membantu umum baik - Bantu pasien - Kebutuhan pasien memenuhi
mengatur posisi, keadaan - Pasien dapat untuk memenuhi dapat terpenuhi kebutuhannya
umum lemah, pasien memenuhi kebutuhannya sendiri
mengatakan badannya kebutuhannya sehari-hari - Pasien dapat
lemah, pasien terbaring di sendiri - Jelaskan pada - Pasien dapat mengerti mobilisasi
tempat tidur, tangan - Pasien dapat pasien tentang dan mau melaksanakan dini
kanan terpasang infus RL mobilisasi dini pentingnya mobilisasi sehingga
20 tetes per menit, mobilisasi dini dapat mempercepat
terpasang dower kateter proses penyembuhan
- Anjurkan pasien - Dengan mobilisasi dini
untuk mobilisasi dapat dicegah atropi
dini secara otot dan mempercepat
bertahap di tempat penyembuhan luka
tidur (miring kiri pasien
dan miring kanan)
- Libatkan keluarga - Keluarga dapat
dalam memotivasi mengerti dan
pasien untuk dapat memotivasi pasien
mandiri dalam untuk dapat segera
memenuhi mandiri dalam
kebutuhannya memenuhi
sehari-hari kebutuhannya sehari-
hari
Jumat, 9 Gangguan rasa aman Setelah diberi - Beri penjelasan - Agar pasien dapat Jumat, 9 Juni
Juni 2000 (cemas) b/d kurangnya tindakan tentang penyakit mengerti dan bisa 2000 Pk. 14.00
Pk. 13.00 pengetahuan pasien keperawatan dan tindakan yang menerima keadaannya WITA cemas
WITA tentang keadaannya selama 1 x 60 telah dilaksanakan dan bisa bersabar pasien berkurang
ditandai dengan pasien menit, cemas pada pasien menunggu dengan kriteria :
mengatakan takut pada pasien berkurang kesembuhannya - Pasien dapat
keadaannya sekarang, dengan kriteria : mengerti
pasien mengatakan takut - Pasien dapat - Beri penjelasan - Dengan penjelasan tentang
tidak dapat merawat dan mengerti tentang cara tentang cara merawat penyakitnya
mengurus bayinya yang tentang merawat luka luka pasien dapat dan tindakan
baru berumur 2 bulan, penyakitnya mengerti tentang cara operasi yang
pasien mengatakan belum dan tindakan merawat luka sehingga telah
tahu tentang cara operasi yang dapat melakukannya di dilakukan
perawatan luka telah dilakukan rumah pada dirinya
operasinya, pasien pada dirinya - Pasien dapat
bertanya-tanya tentang - Pasien dapat bersabar dan
keadaan lukanya, pasien bersabar dan sampai
bertanya akan sampai - Anjurkan pasien - Dengan memberi sembuh dan
kesembuhannya dan sembuh dan untuk berdoa dorongan untuk berdoa dapat
berapa lama akan sembuh, dapat merawat maka pasien akan merawat
pasien tampak gelisah. bayinya merasa lebih dekat bayinya
- Pasien dengan Tuhan sehingga - Pasien
mengerti cara merasa lebih tenang mengerti cara
merawat luka merawat luka
operasinya operasinya
- Pasien tidak - Pasien tidak
gelisah gelisah
Jumat, 9 Resiko terjadinya infeksi Setelah diberikan - Observasi tanda- - Dengan mengobservasi Minggu, 11 Juni
Juni 2000 b/d luka operasi tindakan tanda infeksi tanda-tanda infeksi 2000 Pk. 13.00
Pk. 13.00 appendiks dan terpasang keperawatan - Rawat luka dapat diketahui apakah WITA infeksi
WITA infus dan dower kateter selama 3 x 24 jam dengan tehnik terjadi infeksi atau tidak terjadi
ditandai dengan luka post infeksi tidak septik dan aseptik tidak dengan kriteria :
operasi hari I sepanjang + terjadi dengan - Rawat dower - Agar kuman yang akan - Luka kering
6 cm, terpasang infus RL kriteria : kateter dan infus menginfeksi dan bersih
28 tetes/menit dan - Luka kering - Delegatif dalam kemungkinan akan mati - Tanda-tanda
terpasang dower kateter dan bersih pemberian dan luka akan cepat infeksi tidak
- Tanda-tanda antibiotika sembuh ada
infeksi tidak Ceradolan 3 x 1 - Akan dapat mencegah - Dower
ada gram kemungkinan terjadi kateter dan
- Dower kateter infeksi melalui selang infus terawat
dan infus infus dan dower kateter
terawat - Dengan pemberian
Ceradolan yang adekuat
maka perkembangan
bakteri tidak terjadi
sehingga luka terbebas
dari kuman dan tetap
kering
C. PELAKSANAAN
Nama : M.Y. Ruang : Ratna
Umur : 20 tahun Nomor CM : 451798
Hari/Tgl/Jam Pelaksanaan Evaluasi Nama /
Paraf
Jumat, 9 Juni - Mengukur vital sign Suhu 36,2 C, nadi 96
2000 x/menit, respirasi 20
Pk. 14.00 x/menit, tekanan darah
WITA 110/70 mmHg
Sabtu 10
Juni 2000
Pk. 07.00 - Memandikan pasien Pasien rapi dan bersih
WITA
- Merapikan tempat tidur Tempat tidur dan
dan lingkungan lingkungan rapi dan bersih
D. EVALUASI
Setelah mendapatkan tindakan keperawatan, maka perkembangan perawatan pasien
dapat dilihat sebagai berikut :
BAB IV
PEMBAHASAN